Baekhyun dan Sehun adalah sepasang kekasih sejak Baekhyun menginjak kelas 11 dan Sehun berada di kelas 12, mereka adalah adik dan kaka kelas, dan sebenarnya Baekhyun tak pernah merasakan jatuh cinta.
Saat itu, Sehun membantunya yang waktu itu ketakutan dikerubungi alpha-alpha liar pengikut inting hewan disebuah gang.
Baekhyun berterima kasih sambil menangis. Saat ia akan masuk kedalam rumah, Sehun menahan tangannya.
"Kau manis, bolehkah aku meminta nomormu? aku ingin dekat denganmu." Sehun menatap Baekhyun berharap dan ketika mendapat anggukan Sehun tersenyum bahagia.
Sehun terus mendekatinya tanpa kenal lelah, hingga Baekhyun merasakan hatinya menghangat dan pipinya memerah karena mendapat tatapan menggoda dari teman-temannya, saat Sehun berlaku romantis padanya.
Sehun mengajaknya ke taman belakang sekolahannya, "Baek, aku mencintaimu. Aku yakin kau takdirku dari wangimu aku bisa merasakannya."
Sehun membawa tangan Baekhyun pada genggamannya. Baekhyun terdiam, ia juga merasakan hal yang sama dan hatinya menghangat dan hanya Sehun satu-satunya orang yang membuatnya seperti ini, membuatnya jatuh cinta. Bukankah itu artinya mereka takdir? mereka sama-sama merasakan jatuh cinta.
"Aku mau, Sehun."
Baekhyun terlihat malu-malu saat mengatakannya, pipinya memerah merona dan hatinya terasa penuh juga terus bergetar. Sehun langsung membawa Baekhyun ke dalam ciumannya, Baekhyun terlihat kaget dan kaku pada awalnya, tapi Baekhyun ternyahut dalam ciuman itu membuat ia ikut menutup matanya.
Singkat cerita mereka berpacaran, Sehun selalu merayunya untuk mau melakukan sex dengannya, tapi dasarnya Baekhyun orang yang sangat kolot dan akan menyerahkannya ketika ia heat, membuat Sehun tak kenal menyerah akhirnya menyerah juga. ia akan menunggunya sampai Baekhyun jadi miliknya ketika heat itu.
Awal Sehun telah memasuki universitas Sehun mencoba merayu kembali, "Baek, aku kan takdirmu. Kenapa kau tak mau? Ayolah sayang ne? Teman-temanku banyak yang telah melakukannya."
"Sehun, aku tak suka kamu terus membahas ini. Keputusanku sudah bulat. Aku tahu kau takdirku, aku yakin juga, tapi tak bisakah kau mengerti keputusanku?."
Baekhyun mulai marah ketika Sehun tak pernah mengerti apa yang ia katakan tentang tidak melakukan hal itu sampai heatnya datang, Sehun hanya terus memikirkan apa yang temannya ucapkan.
Sehun frustasi, teman di universitasnya terus memanas-manasi bahwa mereka sudah mating dengan kekasihnya, mereka melakukan sex kapanpun Alphanya ingin.
"Sial."
Sejak itu, mereka tak pernah membahas kembali Sehun hanya akan mencium leher Baekhyun dan mencium bibirnya sampai Baekhyun kewalahan sendiri. Baekhyun membiarkannya asal mereka tak melewati batas.
...
"Baek, kau yakin dengan keputusanmu?" Kyungsoo mengintrupsi,
"Akun akan bilang pada Sehun, kalau aku akan pindah sekolah dan tinggal dengan nenek beberapa bulan disana." baekhyun menjelaskan pada kyungsoo.
"Kamu yakin, Baek? Kau tak akan menyesalkan dengan keputusanmu. Bagaimanapun dia bayimu sendiri dan biasanya jika kalian mate yang ditakdirkan, keputusanmu akan fatal Mate mu akan kesakitan saat ia kehilangan pasangannya yang berkhianat atau mendapat mate baru atau jika kau memutus-." Jelas Jongdae, tapi Baekhyun langsung memotongnya.
"Aku yakin aku bukan mate yang ditakdirkan untuknya, takdirku hanya Sehun."
Mereka saat ini berada di dalam kelas, keadaan sepi karena siswa lain tengah menikmati jam istirahat di kantin.
Kyungsoo menghela nafas melihat Baekhyun yang keras kepala. Ia harap Baekhyun tak menyesali keputusannya dan ia harap Baekhyun berubah pikiran nanti. Mungkin ia jahat karena ia tak memikirkan Sehun, tapi akan lebih jahat kepada bayi itu yang akan ditinggalkan papanya.
To: Sehun sarang
Hunnie, ada sesuatu yang akan aku bicarakan. Bisakah kita bertemu:((
From: Sehun sarang
Kenapa Baby? Baiklah. Kau bisa ke apartemenku sepulang sekolah? Saat ini aku tengah mengerjakan tugas kuliah.
To: Sehun sarang
Okeee, love
From: Sehun sarang
Love u more, baby .
Baekhyunpun tersenyum menatap balasan sehun.
Tengg tenggg tengg*
"Aish.. sekarang kita belajar fisika. Aku benci itu" Baekhyun mengerang malas saat tanda bell berbunyi.
"Sebentar lagi kau tidak akan menikmatinya lagi, tenanglah." Balas kyungsoo santai.
Baekhyun mengangguk, "Tapi aku akan menjadi orang hutan." Ucapnya dengan dramatis.
"Kau yakin dia tinggal dihutan? Bisa sajakan dia hanya kebetulan disana." Kyungsoo mulai bertanya.
"Aku yakin, karena tampilannya yang aneh. Sangat menggambarkan." Ucap Baekhyun.
"Hey kalian, berisik sekali. Nanti saja menggosipnya." Teriak jongdae yang tengah tertidur menikmati sisa waktunya sebelum belajar fisika.
Mereka saat ini tengah menunggu guru kim masuk, kebiasaanya guru itu selalu telat, membuat para siswa dan siswi senang bukan main karena waktu belajar menjadi sedikit.
...
"Kyung, aku pulang lebih dulu. Aku akan ke apartemen Sehunie untuk memberi tahu rencanaku." Ucap Baekhyun sambil membereskan peralatan sekolah. Saat ini pembelajaran telah usai.
"Iya Baek, hati-hati." Balas Kyungsoo di angguki oleh Baekhyun.
"Siap." Baekhyun langsung bergestur hormat pada kyungsoo, membuat kyungsoo sebal.
"Kenapa kau selalu main-main denganku sih?!" Ucap Kyungsoo dibalas dengan cengiran kuda Baekhyun.
.
.
.
Baekhyun dan Sehun tengah duduk di sofa sambil berpelukan, dengan Baekhyun bersandar pada dada Sehun.
"Kenapa kau terlihat gelisah?." Tanya sehun sambil mengusap rambut Baekhyun sayang.
"Aku akan pindah, eomma dan appaku ingin aku menemani nenek untuk sementara disana." Mata Baekhyun berkaca-kaca menatap Sehun, membuat sehun gemas mengecup bibir Baekhyun.
"Berapa lama?" Sehun sebenarnya tak rela ia akan berjauhan tapi kalo itu satu bulan tak apa.
"Satu tahun? Mungkin kurang, aku tak tahu sehunie. Tapi appa menargetkan ku 1 tahun." bibirnya ia kerucutkan kesal.
"Apaaa? aku harus bagaimana? Gila saja baek satu tahun? Itu lama sekali." sehun tak percaya, apa apaan itu satu tahun. Bagaimana kalau baekhyun heat dan di tandai orang lain? Bagaimana jika baekhyun berpaling?. Ia tak akan rela kalo itu terjadi.
"Tenang saja, hunnie. Aku sudah mengatakan akan menikah dengan mu setelah aku kembali dan aku tak akan berpaling. Aku bersumpah hunnie, bisa pegang janji ku." setelah mengucapkan itu baekhyun mengecup bibir sehun.
"Bagaimana kalau kamu Heat disana? Aku tak ada disana, kau akan kesakitan." Sehun menatap sendu begitu pula Baekhyun.
"T-tak akan, aku akan memakan obat hiks." Baekhyun langsung memeluk Sehun erat dan menangis.
"Baiklah"
Mereka saling memeluk dan tak rela untuk berpisah dan baekhyun telah bersumpah.
"Kapan kau berangkat? Biar aku antar." Sehun menatap Baekhyun.
"Besok."
Sehun hanya bisa menghela nafasnya saat mendengarnya. Sangat tiba-tiba sekali.
...
Baekhyun tengah mengepak baju miliknya dibantu oleh eommanya.
Saat dirasa selesai Baekhyun turun pergi kedapur. Ia merasa lapar padahal ia baru saja menghabiskan dua buah puding besar.
"Aish dasar tukang makan, kkk." Balas eomma Byun.
"Ish eomma, aku menjadi cepat lapar sekali."
"Itu wajar sayang, itu keinginan baby. Babynya lapar terus ya?." Eommanya mengusap perut datar sedikit menonjol Baekhyun. Membuat mereka tertawa karena eommanya menggunakan bahasa yang diimutkan.
Mereka terus mengobrol dan tak terasa hari sudah semakin larut, Baekhyun yang merasa mengantuk mulai pergi untuk tidur.
"Hah... Selamat tinggal kamarku."
...
Pagi sekali, Baekhyun dan ayahnya tengah mengobrol. Ayahnya juga mengatakan akan mengantar Baekhyun, tapi Baekhyun menolak dengan tegas.
"Baek, apa kamu yakin nak? Bagaimana kalo dia sebenarnya takdirmu?" Ayahnya coba memastikan.
"Tak mungkin appa, takdirku hanya sehun!." Baekhyun merenggut.
"Kau ini? Emang kau tahu darimana Sehun takdirmu?." Tanya appanya kesal.
"Hatiku yang mengatakan."
"Haish... jangan hanya terpikat dengan hatimu, tanda bahwa kau matenya itu, ia bisa menyembuhkan mu saat kau tak berdaya atau berdarah dengan ludahnya atau jilatannya, apakah sehun melakukan itu? Appa yakin tak pernahkan." Jelas ayahnya,
"Appa akan menerima ia sebagai menantuku, jika kau mau menikah dengan dia. Pikirkan bayimu Baek, ia akan kehilangan kasih sayang orangtuanya terutama papanya sejak bayi." Tambah ayahnya panjang lebar.
"Aku yakin Sehunie. Appa dan bayi ini memang tak diharapkan. Kenapa bayi ini hadir? Itu salahnya dan ayahnya!."
"Itu salahmu juga karena heat dimana-mana." Membuat Baekhyun menatap appanya kesal.
"Aku tidak tahu akan heat disana."
"Makanya kamu diam dirumah!."
"Ih appaaa!!."
"Dan ciri lain kalian mate ada tanda di pinggulmu."
"Sudahlah appa, aku tahu sekarang dan itu tak ada disana."
Ayah Baekhyun tertawa dan mengusap sayang kepala anaknya. "Hati-hatilah disana. Appa yakin dia akan melindungimu."
"hmmm.." balas Baekhyun malas karena appanya terlihat antusias dengan alpha tak sengajanya. Cih padahal ayahnya belum lihat, bisa saja sifat dan sikap pria itu jelek.
.
.
.
.
Baekhyun sudah sampai di pinggir sungai dengan koper beroda anti air dan tas dipunggung persediaan makanannya yang eommanya siapkan. Di dalam koper juga terdapat baju-baju bayi baru lahir. Eommanya benar-benar menyiapkannya, takut cucunya benar-benar lahir di hutan dan kedinginan.
Baekhyun meminta agar sehun kuliah, ia tak perlu mengantarnya. Alasan Baekhyun tak mau diantar ayah atau Sehun di khawatirkan mereka akan menyusul dan tahu tempat ia tinggal.
"Dimana orang aneh itu." Baekhyun bergumam, karena ia tak tahu rumah orang itu, jadi ia hanya diam di atas batu besar sambil menatap hutan di sebrang sana.
"Padahalkan aku sudah bilang, akan datang kesini untuk mengurus bayi ini, eh apa aku mengatakan akan tinggal disini? Haish aku lupa memberi tahunya, tapi ini tetap salahnya!." baekhyun duduk dibatu menunggu pria itu ke sungai, sambil terus berdumel kesal.
Baekhyun mengusap perutnya pelan
"Apa? Kau lapar? Aih ini karena ayahmu lama, iyakan? Salahkan saja dia!." Baekhyun berbicara dengan babynya, karena hanya bayi itu temannya disini dan mengerucutkan bibirnya lucu.
Baekhyun mulai membuka persediaan makanannya yang bukan main banyak, sambil menunggu pria itu datang.
20 menit berlalu dirasa tak ada tanda-tanda seseorang kemari.
"Kemana sebenarnya dia? Ih." Baekhyun mulai kesal. Dan ia mulai berdiri apakah ia harus menyebrang sungai agar mencari pria itu disana?
"Huftt.. semangat baek!!." Baekhyun mulai turun, membuat celananya bagian bawahnya basah. "Awas aja.. dia itu bagaimana sih, jika tak mau tanggung harusnya ia bilang."
"Yakk.. yak aih." Baekhyun teriak saat ia akan terbawa ia kemudian mulai memegang batu sedangkan salah satu tangannya memegang koper yang mengambang dipermukaan.
"Untung-untung, jika aku terbawa akan mati konyol berada dihutan tak pernah ditemukan."
Baekhyun terus berbicara dan terus menggerutu sepanjang menyebrang sungai kadang ia memekik ketika ia sedikit terbawa arus atau hampir terpeleset.
Saat ia akan sampai ia melemparkan kopernya kedaratan, "Akhirnyaaa..." dia mengusap dada ketika ia berhasil menyebrangi sungai dengan selamat ia membalikan badannya.
"Hihh.. nekat juga." Baekhyun bergidik ngeri tas berisi makanannya dipunggungnya basah tapi tak apa, itu semua terbungkus dengan plastik-plastik.
Baekhyun lantas melanjutkan perjalanannya tapi ia terdiam saat menyadari sesuatu, "Kearah mana lagi? Aish."
Ia kebingungan harus kemana ia menatap banyak jalan setapak yang penuh dengan rumput tinggi. Akhirnya, ia mengambil jalur lurus sambil melihat-lihat keadaan sekitar. Tapi di pertengahan jalan ia melihat pria itu sedang mengikat buah-buahan yang ia dapatkan.
"HEII!!" Baekhyun berteriak kencang saat melihat pria itu.
.
.
.
.
.
.
TBC