Kamu dan Bandung

By kutuaer_

37.4K 3K 84

Ini tentang dia yang datang bersama Bandung, kotanya. Bandung, aku suka kamu. Seperti kata Pidi Baiq," Dan Ba... More

1 : Anak baru
3 : Akhirnya
4 : Dia
5 : Malu
6 : Puisi
7 : Psikologi
8: Tes
9 : Sekilas Nakula
10 : Kenyataan
11 : Trouble
12 : Ruang BP
13 : Ngobrol
14 : Sate Padang
15 : Alasan
16 : Ceroboh
17 : Hilang
18 : Takut
19 : Dia everywhere
20 : Ketemu
21 : Permen Karet
22 : Kelas
23 : Sakit
24 : Pulang
25 : Sakit II
26 : Tak hadir
27 : Ijin
28 : Klinik
29 : Masih
30 : Rumah
31 : Bandung
32 : Jauh
33 : Kenyataan Pahit
34 : "Rain, let's play with me"
35 : Hujan
36 : Malam biasa
37 : Pangeran Anonim
38 : Selalu salah
39 : "My birthday is my bad day?"
40 : Menunggu
41 : Dot bayi
42 : Telepon
43 : Rokok!
44 : Surat
45 : Ujian Akhir Semester
46 : Pengakuan
47 : Malam tahun baru
48 : "Emakkkkkkk!"
49 : Hari pertama setelah liburan
50 : Kecewa?
51 : "Jangan berhenti"
52 : Liburan
53 : Sembuh

2 : Whatsapp

3.2K 200 8
By kutuaer_

Namaku Jenbin Niken Pena. Terdengar sedikit aneh bukan? Maksudku terdengar sangat aneh. Sekarang aku duduk di kelas 12, yang artinya tak akan lama lagi aku menjalankan kewajiban sebagai pelajar. Ketahuilah ini bukan kabar gembira. Aku senang disini, sangat senang.

Terkadang aku bisa jadi seorang yang sangat berani dan terkadang bisa jadi seorang yang sangat pemalu. Tergantung keadaan dan kondisi hati.

"Gilaaaa ganteng banget woy inii."

"Adek lemes bang!"

"Aaaahhhhh...."

"Saaaayaaanggggg!" teriak Dini

"Kira-kira kelas berapa yak?" tanyaku pada yang lainnya.

"Kayanya kelas 11 deh, tuh liat mereka lagi jalan ke arah tangga. Diatas kan koridor kelas 11," jawab Discha

"Yahhhh adik gemes," cercah Lail tiba-tiba dengan wajah yang cemberut.

Sumpah demi apapun, ini kenapa teman-temanku mendadak lebay semua? Aku akuin pria kacamata itu tampan dan terlihat menggoda. Tapi apa pantas dia dijadiin 'pujaan' ? Penampilannya oke, tapi bagaimana hatinya?

Tiba-tiba saja ingatan itu terlintas dipikiranku. Kembali membuatku untuk dengan tegas membatukan hati. Aku kembali duduk di bangkuku membiarkan mereka semua berbincang soal ketampanan pria kacamata itu.

"Kalian semua kenapa berdiri? Mau saya keluarkan?"

Suara bariton itu membuat kaku semua teman-temanku termasuk aku. Tapi tiba-tiba saja pikiran jahilku kembali muncul.

"Mereka tadi ngerencanain mau ngunci pintu biar Bapak ga masuk ke kelas Pak," ucapku dengan serius.

Semua menatapku tajam dan aku kembali sok serius menyalin soal dari buku.

***

"Yuk kantin, gangguin orang makan," ajakku pada Moza, Discha, Lail.

Pletak

"Aw.. sakit bego!"

"Gue ngecek otak lo doang Je," tangkas Discha saat aku melotot ke arahnya.

"Baru tau gue ngecek otak bisa digeplak doang. Entar gue coba dah." ujar Moza tiba-tiba.

Seketika kami bertiga memandang datar Moza yang sudah memasang wajah polosnya. "Ini anak polos apa goblok ya," batinku

Lail menarik tangan kiriku dan tangan kanan Discha. Kelihatan dari wajah Discha dan Lail kalau mereka kesal dengan kepolosan Moza.

"Eh kok pada ninggalin gue?" tanya Moza sedikit berteriak.

Sementara itu kami bertiga sudah berjalan dahulu ke kantin. Meninggalkan Moza dan kegoblokannya di kelas. Kami harus melewati koridor yang sudah pasti sangat ramai, tapi kami tak punya pilihan lain.

Mataku lagi-lagi tak sengaja menangkap sosok itu lagi. Ia tengah duduk di bangku panjang dengan gaya angkuhnya. Dengan satu kaki di atas tumpuan kaki lainnya ia berbincang dengan.. entahlah siapa itu.

Sialnya aku harus melewati pria kacamata itu. Tapi mau tidak mau, aku harus mengikuti kemana temanku membawa. Aku juga tidak mau sikapku ini menimbulkan kecurigaan bagi teman-temanku.

Saat aku tepat berada dekat dengan si pria kacamata itu, rasa itu timbul.

Rasa jijik..

Yang aku rasakan hanya keangkuhan, songong. Matanya saat menatap siapapun bukanlah mata yang aku cari selama ini, matanya cukup menyeramkan.

***

Hari ini akan ada sosialisasi dari sebuah lembaga sosial daerahku. Sekolahku mendapat kunjungan, itu membuatku yang notabenenya seorang anggota OSIS harus sibuk mempersiapkan tempat dan segalanya.

Kubentang tikar memanjang mengikuti bentuk asli tikar itu, kemudian aku berdiri tegak mengukur untuk memastikan tikar yang aku bentang sudah benar atau tidak.

"Aw.."

Aku meringis ketika lenganku tak sengaja terdorong oleh sebuah tas. Pastinya tas itu memiliki tuan, dan benar saja. Kulihat lagi untuk memastikan bahwa penglihatanku sedang baik-baik saja.

Lagi-lagi aku harus bertemu dengannya, ini hal yang pastinya tidak aku rencanain. Aku sama sekali tak mau mengenalnya, bahkan tak pernah aku pikirkan.

Aku menatapnya yang berjalan semakin menjauh dengan menggendong ranselnya. Dia terlihat sama sekali tak merasa bersalah. Ah sudahlah, aku akan mengabaikannya.

***

Sosialisasi di sekolahku telah selesai, ini tandanya semua siswa diperbolehkan untuk pulang. Tapi tidak untukku, aku harus kembali menjadi babu. Aku melakukan hal sebaliknya dari yang aku kerjakan tadi, sebelum acara ini berlangsung.

Aku menggulung tikar dengan acuh. Bagaimana pun sekarang aku merasa sangat lelah. Selesai menggulung kulanjutkan dengan mengangkat tikar ini ke ruangan penyimpanan.

Ketika berjalan menuju ruangan lagi-lagi aku melihat dia. Namun kali ini sedikit berbeda, dia sedang bersama perempuan. Perempuan itu adalah adik kelasku, aku mengenalnya.

"Perkiraan gue bener, dasar fakboy," aku membatin.

Kulihat dia tertawa genit dengan perempuan itu, berjalan menuju gerbang sekolah berduaan. Rasa itu kembali datang, sekarang aku membencinya.

Entahlah, aku menjadi seseorang yang sangat random sekarang. Hal ini masih aku sembunyikan dari teman-teman atau siapa pun.

Aku melanjutkan pekerjaanku menjadi babu yang tadinya sempat tertunda. Aku berjalan ke arah ruang penyimpanan dan menyusun semuanya.

Setelah selesai melakukan tugas sebagai babu, aku berjalan ke arah gerbang. Aku akan memesan ojek online untuk pulang. Selagi aku menunggu abang ojek, aku sedikit berbincang dengan bapak penjual es. Ini hal yang selalu aku lakukan setiap pulang sekolahnya.

Terkadang bapak penjual es juga aku jadiin tempat curhat. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan 'uwak'. Beliau tak keberatan jika aku bercerita, beliau senang. Usianya kira-kira lima puluh tahun-an.

Tak harus menunggu lama, ojekku sudah datang. Aku pamit dengan bapak penjual es.

"Daahhh wak," pamitku sambil melambaikan tangan ketika motor yang aku naiki kian menjauhi kawasan sekolah.

Tapi tunggu..

Aku melihat sesuatu, oh seseorang. Kenapa harus lagi? Si pria kacamata itu sedang duduk di tempat itu, parkiran.

Namun ini parkiran yang isinya anak brandalan semua. Yang berkuasa di tempat itu adalah sebuah geng motor. Terlihat jelas di tembok yang penuh dengan mural, tapi aku akuin itu indah, bagaimana pun aku tak bisa menolak seni. Di parkiran ini juga terdapat palang besar bertuliskan '567 MC'. Ini adalah salah satu geng motor besar. Komunitas ini juga memiliki anggota di setiap daerahnya, tersebar di Indonesia.

Melihatnya di tempat itu membuat rasa yang sudah ada sebelumnya semakin besar. Tapi ah sudahlah, aku tak mau mempedulikan itu.

***

Malam ini, 2 Agustus 2019. Aku melakukan rutinitasku seperti biasa, yaitu rebahan. Ketahuilah ini sangat nikmat, walaupun banyak dampak buruknya.

Aku memainkan ponselku, membuka aplikasi Whatsapp dan sibuk membalas pesan dengan temanku. Sesekali aku tertawa ketika membaca lelucon yang diberikan temanku.

Drrrtt

Ada pesan masuk dari nomor yang tak aku kenal. Dengan tak sabar aku membuka dan membacanya.

0823xxxxxxxx : Jejen ya?

Aku bingung, bagaimana orang ini bisa tau panggilan itu? Teman-teman dekatku biasa memanggilku seperti ini. Tak hanya teman-temanku, ada satu orang yang memanggilku seperti ini. Bahkan panggilan ini memang dari orang itu. Ingatan itu kembali datang saat aku hampir berhasil melupakan luka masa lalu itu.

Jejen : siapa?

Aku rasa ini adalah balasan yang tepat. Dan tak butuh waktu lama untuk menunggu balasan selanjutnya.

0823xxxxxxxx : Ini Alfa

Seketika duniaku runtuh, aku mematung dan menatap lekat-lekat ponselku. Aku menarik panjang napasku untuk menetralkan perasaanku sekarang.

Kenapa orang itu datang lagi?

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 97.4K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
Saga By pitsansi

Teen Fiction

287K 6.1K 33
Selin ingin Saga kembali menyukai dunia robot dengan mengikuti ekskul robotik. Namun, Saga, yang sakit hati atas rahasia yang disimpan sang papa, ing...
3.7M 94.6K 68
Qoutes dilan dari 1990 - 1991 sampai milea suara dari dilan
589K 12.3K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...