Trending Love [COMPLETED]

By MrsLee03

180K 7.6K 1K

"Aku hamil, Jimmy" - Selgina "Aku akan segera menikahimu" - Jimmy ^ Jimmy Lazuardi ^ Selgina Safina More

1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21 (END)

15

6.3K 333 44
By MrsLee03

"Kemarin nangis-nangis alay, sekarang sok Romantis" Sindiran Yogi membuat Selgina yang sedang menyuapi Jimmy makan pun terhenti. Ia tersenyum malu-malu.

"Makanya Kak, cepat nikah. Biar nggak ngenes" Sindir Jimmy balik. Emang cuma suami Selgina yang tidak ada takut-takutnya sama manusia.

"Gua belum mapan, loe pikir istri nggak perlu dikasih makan. Emangnya loe, masih bocah nekat punya anak bini"

"Nah loh gua yang masih bocah dan belum mapan aja mampu kok ngasih istri makan. Masa situ yang udah tua dan seorang Dokter belum mampu membina rumah tangga"

"Gua mah nggak mau istri anak gua tinggal dirumah kecil, dan makan seadanya. Gua harus bangun istana dulu buat istri gua, biar dia ngerasa beruntung punya suami kaya gua"

"Loe nggak tahu sih, nikmatnya berjuang dari nol"

"Dengar ya bocah. Selagi gua masih bisa berjuang sendiri, gua mah ogah ngebiarin Bidadari gua ikut-ikutan susah"

"Kalau kaya gitu, jatuhnya loe cuma pesuruhnya si Bidadari"

"Sembarangan mulut loe"

Prang

Baik Yogi maupun Jimmy berhenti berdebat. Mereka menatap satu-satunya perempuan di rumah, Selgina.

Perempuan itu membanting sendok. Mengangkat semua makanan ke Wastafel.

"Loh Sayang, kan belum selesai makan"

"Kan Kakak belum selesai makan"

Selgina mengacuhkan dua orang itu. Fokusnya hanya pada pria paruh baya didepannya.
"Ayah, ayo Selgina antar kedepan. Ayah harus ke Kampus kan?"

Temmi mengangguk. Merangkul putrinya. Ia tersenyum penuh kemenangan pada Jimmy dan Yogi.

"Istri gua" Tunjuk Jimmy pada Selgina yang melewatinya begitu saja.

"Itu Adek gua" Ucap Yogi.

Sedangkan Temmi yang sudah meninggalkan meja makan. Berteriak lantang di depan rumah.
"Berisik, Selgina putri Saya"

Tiga menit berlalu, Selgina pun kembali lagi ke meja makan. "Jim, kamu cepat berangkat sekolah" suruhnya.

"Lah kan hari ini Adek gua yang dari Surabaya mau datang ke Jakarta"

"Nanti Yeri, aku yang jemput"

"Emang tahu muka Yeri?"

"Nggak sih, ya udah nanti Yeri disuruh langsung datang ke rumah aja"

"Ribet. Biar gua aja yang jemput"

"Nggak boleh, ingat ya Jim Senin depan kamu itu Unbk"

"Justru itu, otak gua butuh Refreshing"

"Nggak ada Refreshing refreshingan, sekarang berangkat sekolah atau kamu mau aku tetap tinggal di sini sama Abi?"

"Kalau loe tinggal di sini, ya gua juga di sini lah"

"Ihh Jimmy, buruan berangkat sekolah nggak"

"Sayang, loe nggak lihat gua masih pake boxer? lupa semalam kita ke sini cuma bawa badan beserta pakaian yang nyangkut, lupa penyebab kita datang kesini karena apa? atau perlu diperjelas lagi?"

"Bacot lah kamu. Bilang aja males sekolah"

"Bukan males, kan nggak ada seragamnya Sayang"

"Yaudah terserah kamu Sayang"

"Sayang, jangan manggil gua Sayang. Kasihan yang masih jomblo" Sindiran Jimmy tepat untuk Yogi yang masih berada ditengah mereka, menikmati secangkir teh hangat miliknya yang belum habis.

Mendengar sindiran dari Adik iparnya itu, Yogi hanya mendengus kesal. Lalu selanjutnya, berjalan kearah Selgina yang sedang mencuci piring di Wastafel.

"Kakak berangkat kerja" katanya. Membiarkan punggung tangannya dicium oleh Selgina. Ia pun mencium dahi Selgina sekilas. Membuat Jimmy yang menyaksikan drama antara kakak beradik itu membulatkan matanya.

"Istri gua!" suara Jimmy sudah keluar beberapa Oktav. Menempatkan dirinya disamping Selgina, tak ketinggalan tangannya bertengger di pinggang Selgina. Memeluk istrinya dengan sangat posesif.

"Dihh lebay, yang loe peluk itu Adek gua"

"Ehh Jones yang loe cium tadi itu istri gua"

"Apa salahnya nyium Adek sendiri? Waktu dia kecil aja, gua kok yang mandiin"

"Begonya ke akar-akar ini Om-om, mau sekalipun loe kakaknya, gua nggak Ridho Istri gua dicium sama loe"

"Gini ya Bocah, Selgina itu halal sama gua, bebaslah gua mau nyium dia kek, mau meluk kek"

"Dasar om-om kurang belaian, nggak ada cewek yang mau, Istri gua jadi sasaran dengan alasan Halal"

"Diperjelas lagi, Istri loe itu Adek kandung gua"

"Perlu diketahui, Selgina itu istri Sah gua"

"ASTAGFIRULLAH" Perdebatan keduanya terhenti, begitu Selgina berteriak dengan nada keras kali tinggi.

"Kakak, berangkat kerja sana. Pulangnya beliin Selgina martabak manis di pertigaan komplek. Dan Jimmy, nonton Spongebob sana, film kartun kesukaan kamu udah mulai dari tadi"

"Siap" Ucap keduanya patuh dengan perintah Selgina. Yogi yang langsung berangkat bekerja. Dan Jimmy langsung ke ruang keluarga untuk menonton kartun.

Setelah selesai dengan urusan rumahnya. Selgina duduk di samping Jimmy yang masih fokus pada layar televisi. Menyadari kehadiran Istrinya, Jimmy menghentikan aktivitas menontonnya, tatapannya lekat pada Selgina.

"Loe mau ikut ke Bandara?" Pertanyaan Jimmy dibalas dengan anggukan girang oleh Selgina, ia sudah bersemangat akan bertemu dengan Adik iparnya.

Jimmy pun mengangguk yang artinya mengizinkan Selgina untuk ikut bersamanya. Ia bangkit dari posisinya, menepuk pelan kepala Selgina.

"Yaudah gua ganti baju dulu"

"Aku juga mau make up dulu"

"Nggak usah make up, kalau loe make up nanti cowok-cowok diluar sana jatuh cinta sama loe. Cukup menjadi buluk di depan orang lain, dan cantiknya di depan suami doang"

"Emang nggak malu jalan sama cewek buluk?"

"Ya nggak lah, selagi cewek buluknya Istri sendiri"

"Yaudah aku pake daster aja"

"Daster lebih baik"

"Kalau Aku pake daster terus jalan sama kamu, yang ada aku disebut pembantu kamu lagi"

"Peduli setan sama bacotan orang"

"Yaudah kamu jangan banyak bacot, cepat ganti baju sana. Jangan cakep-cakep nanti tante-tante kecantol sama kamu"

"Iya sayang, gua tau loe pasti cemburu"

"Amit-amit. Udah sana."

Satu kedipan mata dari Jimmy sebagai penutup perdebatan kecil di antara mereka. Setelahnya, Jimmy memasuki kamar tidur milik Selgina untuk mengganti pakaiannya.

*****

Dua jam menunggu di Bandara, akhirnya sosok gadis kecil terlihat juga di tengah Jimmy dan Selgina. Ia melambaikan tangannya pada Jimmy, lalu selang beberapa detik telah masuk kedalam pelukan hangat Jimmy.

"Aku kangen" ucapanya dengan nada manja, menghentakan kakinya pada lantai. Yang diberi respon kekehan keras dari kakaknya.

"Uhhh sayangnya Aku" gumam Jimmy menepuk-nepuk kepala Yeri. Di tengah kegiatannya, Jimmy melirik Selgina yang tampak kesal karena merasa diacuhkan oleh Jimmy. Seringai jahanam pun tercetak dibibir Jimmy.
"Yer, udah meluk Aku nya. Ini Kakak ipar kamu cemburu" Sontak Yeri melepaskan pelukannya. Mengamati Selgina yang cantik walau memakai kacamata.

"Ini yang namanya Selgina?" Tanya Yeri sedikit ketus.

Selgina pun tersenyum kikuk, dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Kenapa mau sama Jimmy? Udah jelek, pecandu Rokok dan Alkohol, Sekolah nggak benar, gembel, dekil, Cita-citanya pengen jadi Orang sukses, gimana nggak gobloknya coba kakak gua ini" tutur Yeri, yang langsung mendapat jitakan keras dari sang kakak.

"Alah kakak bangsat loe"

"Yeri, Aku-kamu ya. Anak kecil nggak pantas ngomong kasar"

"Gue udah 15 tahun kali"

"Aku 18 tahun ya"

"Iya Sayang. Kakak ipar, ayo. Jangan lama-lama dekat sama orang ini, bisa-bisa ketularan sableng"

Mau tak mau, Selgina menurut saat lengannya ditarik paksa oleh Yeri untuk menjauhi Jimmy yang masih mematung di tempatnya.

*****

"Jimmy enggak boleh nonton!"

"Jimmy belajar!"

"Jimmy hp-nya masih aku sita"

"Jimmy jangan tidur sebelum belajar"

"Sebelum berangkat, sarapan dulu"

"Jangan lupa berdoa"

"Jangan nyontek"

"Nanti langsung pulang"

"Jangan kerja"

"Jangan nongkrong"

"Semangat sayang"

Empat hari menjalani Ujian. Selama empat hari itu pun Selgina menjadi lebih posesif pada Jimmy. Memaksa Suaminya itu untuk belajar setiap saat. Menyita paksa ponsel Jimmy. Membiarkan Televisi mati untuk empat hari. Menemani Jimmy belajar hingga larut. Terkadang untuk makanpun, Selgina harus menyuapi Jimmy sedangkan suaminya itu harus tetap membaca buku.

Dan Finally, penderitaan Jimmy berakhir hari ini. Ia terbebas dari Ujian. Terlepas dari ke posesifan Istrinya.

Setelah menyelesaikan ujiannya. Ia segera bergegas pulang. Ingin mengambil kembali ponselnya yang menjadi tawanan Selgina.

"Assalamualaikum" Ia mendorong pintu rumah. Di mana Istrinya itu sedang menonton televisi.

"Walaikumsalam" Jawab Selgina.

"Hp gua mana" Tanpa basa basi, Jimin pun menyodorkan tangannya pada Selgina.

"Kangen chatan sama gebetan?"

"Nah itu tahu. Cepetan hp" Kali ini ia sedikit memaksa. Bukan bermaksud apa-apa, Jimmy hanya ingin secepatnya bekerja. Menjalankan tugasnya sebagai driver Ojek online. Sudah cukup empat hari ini, ia berdiam diri di rumah.

Sebuah benda persegi panjang itu pun diletakkan Selgina di atas meja. "Aku udah hapus semua kontak cewek" Terangnya tanpa merasa bersalah.

"Iya gpp, supaya loe nggak curiga terus sama gua" Jawab Jimmy pasrah. Ia melangkah masuk kedalam kamar, mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai. Menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, shalat. Lalu selanjutnya meraih jaket khas driver ojek.

"Makan dulu" Tegur Selgina begitu suaminya itu meraih knop pintu, ingin pergi.

Walau berdecak kesal, Jimmy tetap menuruti perintah Selgina. Meraih piring nasi yang telah Selgina siapkan untuknya di atas meja.

"Udah shalat?" Tanya Jimmy di tengah mengunyah makanannya. Mendapat anggukan dari sang Istri, Ia kembali melanjutkan makannya.

"Makan?" Tanyanya lagi.

"Belum"

Refleks Jimmy menghentikan aktivitasnya makannya. "Kenapa belum makan?" Tanyanya dengan tegas. Jika biasanya Selgina yang bersikap otoriter, kali ini Jimmy keterbalikannya.

"Nanti" Ucap Selgina.

"Nanti nanti, mau kapan? Duduk di sini. Gua ambilin"

"Ehh jangan" Ucap Selgina setengah berteriak. Menahan Jimmy yang sudah melangkahkan kaki ke dapur. Dengan terpaksa, Selgina mengekor dari belakang. Menatap nanar punggung besar suaminya.

"Nasinya abis?" Tanya Jimmy, diberi anggukan kecil oleh Selgina.

Laki-laki itu tidak tinggal diam, ia membuka lemari penyimpanan beras. Kosong. Tidak ada sebutir pun beras disana. Tidak hanya disitu, Jimmy pun membuka lemari es. Hanya ada satu botol air mineral.

Tatapannya jatuh pada gadis di belakangnya.
"Kenapa nggak bilang?" Pertanyaannya sedikit ketus.

"Kenapa?" Tanya Selgina seolah tak paham.

"Ini alasan nggak mau makan?"

"Hmm"

Jimmy berjalan lebih dekat. "Apa perlu diperjelas lagi, gua ini siapa? gua suami loe. Gua bertanggung jawab atas loe dan anak kita. Sekarang, tanpa sepengetahuan gua, gua melalaikan tanggung jawab gua. Gua masih bisa makan, padahal anak istri gua nggak makan. Jahat ya gua?" Ia tertawa miris. Sudut matanya berair, Seorang yang tidak takut pada apapun dan siapapun, menangis karena Istrinya menahan lapar karena kondisi ekonominya.

"Jim"

"Loe pasti nyesel kan married sama gua? "

"Nyesel" Gumam Selgina pelan. Tak munafik, selama dua bulan pernikahannya. Selgina memang menyesal terikat dengan takdir ini, meninggalkan kehidupannya yang jauh dari kata layak demi hidup susah dengan Jimmy.

"Sorry" Gumam Jimmy. Ia Tidak berani menatap Selgina.

Selgina pun menarik leher Jimmy, memaksa Jimmy untuk mensejajarkan tinggi badannya dengan Selgina. Ia menghapus kasar air mata suaminya itu. "Jangan alay, aku baik-baik aja" Ucapnya.

"Maafin gua ya, belum bisa ngasih materi yang banyak buat kalian"

"Sedikit atau banyak, harus tetap disyukuri" Ralat Selgina. Wanita itu kembali menghapus sisa air mata pada pelupuk mata suaminya. "Hari ini jangan kerja dulu, kita jalan-jalan aja ya? Kamu juga kan baru ujian pasti butuh refreshing otak"

Jimmy mengangguk setuju. "Sekalian kita belanja"

"Emang ada uang?" Tanya Selgina.

Jimmy meraih dompetnya, memberikannya pada Selgina "Masih ada walau sedikit. Sekarang dompet gua, loe yang pegang"

Beberapa detik kemudian, Jimmy mengingat sesuatu.
"Hari ini Temen-temen gua mau nongkrong di cafe mama Juan. Gpp kan kalau refreshing nya sama mereka?"

"Bagus, sekalian kita numpang makan" Ucap Selgina, tanpa malu. Yang dibalas anggukan setuju oleh suaminya.

"Nanti disana pesan makanan yang enak-enak. Bilang aja, lagi ngidam"

"Eh Astagfirullah"

****

Dengan bermodal motor matic hasil meminjam dari Taedy. Jimmy mengajak istrinya itu untuk berkeliling kota Jakarta. Menikmati semilir angin di malam hari.

"Yang peluk dong" Pintanya disela-sela fokus dengan jalanan.

Mendapat permintaan suaminya, Selgina merapatkan tubuhnya dengan Jimmy. Menghapus celah diantara mereka. Kedua tangannya melingkar pada perut Suaminya. Sedangkan kepalanya bersandar di punggung Jimmy.

"Makannya udah kenyang kan tadi?" Tanya Jimmy. Memastikan agar istrinya itu tidak merasakan kelaparan lagi.

"Udah" Jawab Selgina.

Mengingat persediaan makanannya telah habis, Jimmy pun berinisiatif untuk mampir terlebih dahulu di Supermarket. Tanpa berbicara terlebih dahulu pada Istrinya.

"Belanja dulu" Katanya begitu motor maticnya telah terparkir rapi di depan Supermarket. Ia menepuk pelan tangan Selgina.

Keduanya pun berjalan beriringan. Memilih bahan makanan, beserta kebutuhan rumah lainnya.

"Jangan naik ke troli" Jimmy memperingati terlebih dahulu sebelum Selgina bertingkah konyol. pasalnya takut kejadian Selgina jatuh dari atas Troli akan terulang kembali.

Selgina berjalan lebih dulu, memilih susu hamil untuk dirinya. Sedangkan Jimmy mengekor dengan mendorong Troli.

"Biasanya kan Strawberry"

"Sekali-kali nyoba Vanilla"

"Kalau udah suka sama satu rasa jangan ganti-ganti, nggak usah labil"

"Jangan terpaku sama satu rasa"

"Harus dong. Kaya cinta aja, loe cuma boleh cinta sama gua. Jangan coba-coba jatuh cinta sama yang lain" Ancam Jimmy.

"Jatuh cinta sama yang lain boleh kok. Supaya loe tau rasanya dicintai oleh beberapa laki-laki, jangan cuma terpaku pada satu laki-laki yang cintanya belum terbukti nyata"

Jimmy mengepalkan tangannya, begitu suara berat dari seorang pemuda seolah mencemari otak Selgina. Sekaligus mencampuri pembicaraan diantara ia dan Selgina.

"Jatuh cinta itu cuma satu kali. Selebihnya bukan jatuh cinta, tapi khilaf" Ucap Jimmy.

"Ngapain ngebahas cinta sih?" Selgina menengahi keduanya. Ia tersenyum ramah pada pemuda yang terlibat adu argumen dengan Jimmy.

"Jino kesini sama siapa?" Tanya Selgina.

"Sama Jessi" Ucap Jino malu-malu. Tangannya melambai pada mantan kekasihnya yang tak lama lagi akan kembali menyandang status sebagai Kekasihnya lagi. Masa pendekatan kembali.

"Jimmy, loe kenapa bisa sama si cewek ini?" Tanya Jessi menatap Selgina dan Jimmy secara bergantian.

"Nggak takut di marahin suaminya?" Lanjut Jessi masih bertanya.

Jimmy tersenyum sinis bukan pada Jessi melainkan pada pemuda disamping Jessi. "Takut? Suaminya Selgina, gua kali" Ucap Jimmy cengengesan tanpa beban.

"Hah? Serius? Jadi Loe? " Jessi masih shock mendengar penuturan Jimmy.

Selgina sudah bisa menebak, setelah ini pernikahannya dengan Jimmy akan menyebar luas. Dan sebentar lagi, Selgina akan menjadi bahan bully dari gebetan-gebetan Jimmy.

"Kurang jelas? Gua suaminya. Kenapa? Ada masalah?"

Jino tidak berpengaruh sedikit pun dengan pengakuan dari Jimmy. Pasalnya, ia sudah tahu hal ini. Karena dulu saat di acara ulang tahun Jessi, Jino mengikuti Jimmy yang membawa Selgina menjauh dari pesta. Namun Jino tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka, sekalipun ia tertarik pada Selgina saat itu. Dan akhirnya, ia diam merahasiakan hal ini pada orang lain.

"Selgina, kalau udah cerai. Nomor gua masih yang lama kok" Ucap Jino berniat menggoda Jimmy yang dilanda cemburu.

"Sialan" Benar saja feeling Jino. Jimmy sudah terpancing karena hal sepele. Kerah kemejanya sudah menjadi sasaran empuk Jimmy, bersiap mendaratkan tinjauan pada wajah Jino.

"Posesif" Tawa Jino. Malah membuat Jimmy semakin murka.

"Apaan sih loe, Jim. Cemburu sama Jino? Dia nggak akan mungkin mau sama Selgina, dia punya gua" Jessi menepis cengkraman Jimmy. Menjadi tembok pelindung untuk Jino.

"Balikan?" Tanya Selgina antusias.

"Bukan urusan loe" Ketus Jessi, Ia menyeret Jino untuk menjauh. Tangan Jino masih sempat melambai, yang dibalas oleh Selgina.

"Jadi masih ngesave nomor Jino? Bagus main api di belakang suami. Mulai sekarang, Jangan ngesave nomor cowok, sekalipun itu teman-teman gua. Jangan ngerespon cowok manapun! kecuali suami! "

Selgina mendengus kesal. "Posesif!" gumanya.

"Posesif tandanya Sayang"

"Rasa sayangnya jangan terlalu ditunjukkan. Cukup dibuktikan!"

"Dirasakan juga. Supaya peka perasaan sayang suami itu kaya gimana"

Selgina yang sudah jengkel pun melempar Jimmy dengan kardus susu hamil miliknya.

Plak

Tepat sasaran, kotak susu itu melayang dan mendarat sempurna pada dahi Jimmy.




::
:
::

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

31.4K 2.8K 12
[COMPLETED] [2nd of short story collections] Bucin setelah menikah itu nikmat dan menyenangkan. (17+) Copyright © 2021 by carameluv.
9.6K 774 21
Kisah cinta yang bersemi di lokasi syuting Rayensyah Pratama Hidayah, Aktor muda dan model tampan yang terkenal playboy dipertemukan dengan Aktris ca...
715K 2.5K 13
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
5.8K 909 20
menceritakan seorang aktris cantik bernama kim jisoo yg terus menerus terjebak di dalam dunia komik hingga dirinya jatuh cinta pada karakter utama da...