Who You? [HAECHAN]

By fullsunvaa

7.3K 904 187

[ON GOING] ❛❛Chan, aku rindu kamu. Aku rindu dimana kita sedang menghabiskan waktu bersama seharian❜❜ #27 in... More

⚠WARNING
[0.0] start
[0.1] new student
[0.2] canada boy
[0.3] your smile
[0.4] the day we meet
[0.5] mad dog
[0.6] nervous
[0.7] cafe
[0.8] when the rain
[0.9] regret
[1.0] warn
[1.1] because
[1.2] one fact
[1.3] knock on
[1.5] 밤
[1.6] 미안해
[1.7] han gang
[1.8] heart breaker
[1.9] child
[2.0] haechan
[2.1] hyunjin
[2.2] where are you?
[2.3] 女性の絵
[2.4] Face Cover
[2.5] Face Cover2

[1.4] don't like

168 27 9
By fullsunvaa

©ldhcklhcn

Akhirnya aku berangkat juga ke sekolah setelah di izinin kak Jinhyuk tadi malem, bosen banget di rumah gak ngapa-ngapain cuman nafas.

Kemarin pada jenguk, tapi Haechan nggak, sekalian mau tanya kemarin kenapa nggak ikut.

Sekarang aku berada di parkiran bersama Mark, si bule kalo kata kak Jinhyuk mah, iya sekolah bareng dia naik motor, mobil nya lagi di bengkel. Nggak tau napa tuh.

"Sekolah yang bener" Mark mengusak rambutku menjadi berantakan dan membuatku kesal.

"Iya ih bawel" dengusku pada Mark kemudian ia membenarkan lagi rambutku, dan menyelipkan rambut yang menghalangi wajahku ke belakang kuping.

"Cantik banget sih pacarku ini" aku meronta-ronta saat Mark tiba-tiba memelukku erat, hey ini parkiran gila kali dia.

"Mark, nanti ada yang lihat!" masih dalam pelukannya.

"Gapapa, biar sekalian mereka semua tau bahwa kamu itu milikku" Mark melepaskan pelukkannya. Dan wajahku memerah kehabisan oksigen.

"Ya udah gih ke kelas" aku tersenyum mengangguk kemudian berjalan membelakanginya.

Mark tiba-tiba menahanku dan sukses membuat badanku berbalik padanya.

Chup-

"Markk!" aku kaget saat Mark tiba-tiba menciumku sekilas membuat semburat merah di wajahku terlihat.

"Cie cie malu cie~" aku semakin jengkel saat Mark tertawa karena melihat wajahku yang berubah.

"Bukan gitu ih, nanti kalo ad-"

Chup-

"Banyak ngomong kamu. Aku duluan ya. Semangat pacarku!!" teriak Mark meninggalkanku yang mematung di tempat parkiran.

"Sialan kau Markkkk!!" bodo amat, untung parkirannya masih sepi karna ini pagi banget.

-

Aku masuk ke dalam kelas, tapi tak ada siapa-siapa, bahkan Yuqi pun belum datang. Hanya ada beberapa tas tanpa pemilik, entah kemana mereka.

Kemudian aku berjalan ke arah mejaku, menyimpan tas gendong yang ku bawa setiap ke sekolah. Dan duduk.

Sepi banget, hening. Aku melihat ke sudut ruangan di mana tempat Haechan duduk. Bahkan dia juga belum datang.

Apakah aku berangkat terlalu pagi?

Kulihat jam dinding yang tertera di antara foto presiden, menunjukan pukul enam lebih sepuluh menit. Tapi mengapa belum pada datang.

Aku tidak sabar ingin bertemu dengan Haechan.

Tunggu, apa itu?

Setelah melihat sesuatu berwarna pink di atas meja Haechan, akhirnya aku mengambilnya. Apa ini? Surat?

Penasaran dengan isinya karena pada surat itu terdapat tulisan J, akhirnya aku membukanya. Maaf Haechan.

Dari: J
Untuk: Anak laki laki yang memiliki tatapan hangat.

Haechan, itukah namamu?
Nama yang indah seperti pemiliknya. Takdir mempertemukan kita berdua, untuk pertama kalinya aku melihat dirimu
Dan untuk pertama kalinya hatiku merasa tak tenang sepanjang malam karena memikirkanmu.

Menatap matamu dari dekat membuatku dapat melihat isi semesta yang sesungguhnya. Kelam, sejuk nan indah yang kupandang. Kedua obsidian itu mengakibatkan rasa candu pada rasa yang mendalam.

Kak, aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi. Sungguh. Kakak itu matahari pertama yang baru aku temui selain yang di atas.

Maka dari itu, bolehkan aku memilikimu?

J

Begitulah yang kubaca dari surat pink tersebut. Tapi siapa J itu? Apakah kemarin terjadi sesuatu yang tak kuketahui? Aku akan bertanya pada Haechan.

Aku melipat kembali surat pink itu perlahan seolah belum ada yang membukanya. Dan tak lama kemudian Haechan datang.

"Haechan!!" aku lantas berteriak saat melihatnya di ambang pintu dengan wajah polosnya itu, yang di panggil mendongakkan wajahnya ke depan.

"Ini, aku menemukannya di atas meja kamu tadi." ucapku menyodorkan surat itu padanya. Nampak nya Haechan kebingungan.

"Ini apa?"

"Udah buka aja terus baca"

Haechan menggangguk kemudian membukanya dan membaca isi surat tersebut, tak bersuara namun dapat kulihat gimik mulutnya.

"Ini kamu yang menulis?" tanya Haechan setelah selesai membaca surat tersebut.

"Ya bukan lah! Itu jelas tertulis nama J du atas dan di bawahnya, dan itu untukmu."

"Cie cie~" godaku menyenggol bahunya.

Dahi Haechan berkerut, sepertinya ia bingung.

Dia menyimpan tas nya terlebih dahulu kemudian mengambil bolpoin di dalamnya dan mulai menuliskan sesuatu di surat itu.

"Kamu lagi ngapain?" tanyaku penasaran pada tulisannya.

"Aku sedang membalasnya"

Hah?

Aku membaca tulisan Haechan yang katanya itu balasan dari dia.

Maaf, tapi aku sudah memiliki seseorang yang kucintai.
Dan kamu tidak boleh memilikiku, aku sudah milik orang lain.

"Haechan! Apa-apaan kamu, nanti dia sakit hati bacanya. Dan setahuku kamu belum memiliki pacar?"

"Kamu"

"Hah?"

"Tidak. Aku hanya tidak ingin memberinya harapan. Lebih baik berhenti dari sekarang dari pada dia merasakan sakit yang lebih." ucapnya membuatku tak bisa berkata-kata.

Haechan ada benarnya juga.

"Ya udah terserah kamu aja"

Aneh, ini benar-benar aneh. Aku baru tahu haechan memiliki seseorang, tapi kenapa ia tak mau menceritakannya padaku?

-

Aku sedang berada di taman kota malam ini, Dan aku tidak sendiri, aku bersama Mark. Kami berdua sedang berkencan sehabis pulang sekolah, tapi tetap pulang dulu untuk mengganti pakaian.

Berjalan bersama Mark sangat seru bagiku. Kami menghambiskan waktu dengan berbagai kegiatan.

Bahkan Mark memberiku boneka yang ia dapatkan di mesin capit boneka di toko pinggir jalan. Seketika aku ingat bantalan leher pemberian Haechan yang selalu kupakai setiap tidur, karena warnanya sama. Biru.

Kami memutuskan untuk duduk terlebih dahulu di bangku taman karena lelah bermain.

"Kamu mau minum?" aku mengangguk karena memang merasa haus.

"Tunggu sini, biar aku cariin. Jangan kemana-mana"

"Iya ih, emangnya aku anak kecil!"

"Iya, kamu anak gadis yang menggemaskan bagiku" sebelum pergi Mark mencubit pipiku pelan.

"Dasar anak itu"

Aku bersantai menunggu Mark sambil memainkan tangan boneka yang sedang kupeluk.

Tidak, aku bukan anak kecil. Hanya saja aku cepat bosan jika disuruh menunggu.

Aku melihat sekeliling, kemudian mendapati sepeda yang keranjangnya penuh dengan bunga, sepertinya itu penjual bunga, aku mau membelikkannya untuk Mark, dia suka banget bunga.

Aku berjalan menghampiri sepeda itu, tapi tak ada penjualnya. Sembari menunggu sang penjual, aku memilih bunga yang akan aku belikan untuk Mark dan bunganya bagus-bagus banget.

"Mau bunganya mbak?"

Aku menoleh saat seseorang berada di belakangku, kupikir itu penjual bunganya.

"Loh?! Haechan?"

Anak laki-laki itu nampaknya sama kagetnya sepertiku saat melihat satu sama lain.

"Kamu jualan bunga?"

"Iya, aku kerja paruh waktu"

"Kamu nggak cape?"

"Aku sudah biasa seperti ini" dengan senyum manisnya ia menutupi rasa lelahnya itu.

"Biar aku bantu" aku mulai membawa beberapa bunga dari keranjang sepeda Haechan kemudian berteriak layaknya penjual bunga yang menawarkan dagangannya pada orang-orang.

"Jangan, aku tidak mau kamu lelah"

Haechan berusaha menghentikanku tapi aku tetap bersikeras untuk menjualnya dan sesekali menyetop orang-orang untuk membelinya.

Haechan merebut bunga itu dariku kemudian menyimpan nya pada keranjang sepeda.

"Ih Haechan! Biarin kenapa sih, aku cuman mau bantu"

"Sudah kubilang tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu"

"Annata!!" Mark menghampiriku dengan dua gelas minuman kaleng di tangannya.

"Kamu lagi ngapain disini? Aku udah nyari kamu kemana-mana. Man--kamu ngapain sama dia?!" Nada Mark berubah saat mengetahui keberadaan Haechan, dan dia menarikku paksa agar menjauh dari Haechan.

"Ngapain lu deketin cewe gue?" tanya Mark dengan nada tidak suka.

Aku bahkan belum bilang pada Haechan bahwa aku pacaran dengan Mark, tapi Laki-laki Kanada ini malah memberitahunya duluan.

"Nggak cukup lu nyakitin cewe gue?!"

"Mark!! Cukup! Bukan salah dia" aku membentak Mark tidak sengaja, membuat laki-laki itu memijat pelipisnya.

"Jadi kamu belain dia? Setelah apa yang dia lakuin ke kamu?"

"MARK! KUBILANG CUKUP! KAMU TIDAK TAHU APAPUN TENTANG APA YANG TERJADI"

Aku tidak bisa menahan emosiku pada Mark, aku tak mau Haechan merasa bersalah lagi padaku seperti waktu itu. Aku menangis setelah meneriaki Mark, dan bagusnya Mark malah semakin kehilangan emosinya.

"Bagus! Aku emang gak tahu apa-apa tentang kamu, dan DIA lebih tahu segalanya tentang pacar orang!" Mark pergi meninggalkanku, sebelumnya ia membuang dua kaleng minuman itu ke tong sampah.

Haechan berusaha menenagkanku yang sulit menahan tangis.

Apa-apaan ini, aku hanya berniat membantu Haechan, tapi kenapa Mark sampai segitunya padaku. Apa yang harus kulakukan. Aku benci dia! Aku benci ke egoisannya!

"Haechan..hiks"

"Sudah jangan menangis, nanti aku belikan kamu balon terbang itu.."

©sunflwr_full6

Continue Reading

You'll Also Like

56.2K 4.1K 51
REVISI SETELAH CERITA SELESAI ❗❗❗ **** Askara Harsa Adirandra seorang remaja yang haus akan kasih sayang kedua orang tuanya. Hidup selama 17 tahun t...
1M 78.1K 30
#1in-FANTASI [08-12-2018] #2 in-ALICE [01-09-2018] #1 in-WEREWOLF [03-07-2020] #1 in -GREYSON [06-07-2020] [Completed] cerita ini udah tamat;) ATTENT...
1.1M 67.1K 43
Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah tersebut. Saat ini ia berusia sembilan be...
4K 202 19
warning!!!cerita ini hanya sebuah fiksi,murni dari pikiran author,jika ada kesamaan itu ketidaksengajaan. kalian percaya gak sih sama dunia fantasi...