Bitterlove

By carameluv

109K 11.9K 3.6K

[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah... More

01 : Male Friends
03 : Lie
04 : Heart Attack
05 : A Little Hurt
06 : Don't Leave
07 : Always By Your Side
08 : Argue
09 : We Just Friends
10 : Anger
11 : We Never Broke Up
12 : Whipped
13 : When We Meet And Be Together
14 : Mr. Ice Cream
15 : Shy
16 : Under A Million Stars
17 : Behind The Cuddle
18 : How Hard
19 : Almost
20 : Suddenly
21 : Silent Hurt
22 : Heartbreak Boy
23 : Stay or Leave
24 : At The End of The Night
25 : Now, We're Strangers
26 : Pieces of Memories
27 : Stuck on You
28 : Under The Moonlight
29 : Colder Than Winter
30 : 1 4 3 [END]

02 : Dirty Video

5.2K 592 122
By carameluv

Seokjin mengentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah pacarnya. Ia meraih ponsel di dashboard, membuka ruang obrolannya dengan Jisoo, lalu mulai mengabari gadis itu kalau dirinya sudah sampai di depan rumah.

Choo💦

Beb, aku udah di depan

Tak sampai dua menit, balasan muncul.

Tunggu bentar

Seokjin kembali menaruh ponselnya di dashboard, sedikit melemparnya seperti orang yang tidak butuh dengan barang tersebut. Padahal lelaki itu baru saja membeli ponselnya seminggu yang lalu. Sebuah ponsel keluaran terbaru yang kameranya hampir terlihat seperti trypophobia kalau kata Seokjin sendiri.

Lelaki itu menyandarkan punggung tegapnya ke sandaran jok dengan kedua tangan yang di letakkan di belakang kepala. Sesekali ia melirik pintu pagar rumah Jisoo, lalu melirik jam tangannya dan pada akhirnya berdecak. Sudah lebih dari lima menit --oh tidak, bahkan hampir sepuluh menit dirinya menunggu Jisoo keluar dari rumah.

Kata tunggu sebentar dari perempuan memang kebohongan yang luar biasa. Atau mungkin, arti kata sebentar dari perempuan adalah sebaliknya. Aduh, bahkan sekarang hampir dua puluh menit Seokjin menunggu di dalam mobil.

Memangnya sedang apa sih sampai lama? Dandan? Memangnya mau kondangan sampai-sampai merias wajah di depan kaca begitu lama? Lagi pula mereka hanya akan pergi menonton dan mungkin setelahnya makan.

Pintu sebelah kiri terbuka, mendapati Jisoo yang masuk ke dalam dan kembali menutup pintu mobil.

Sumpah demi apapun, Jisoo benar-benar wangi sampai mengalahkan aroma pengharum mobilnya. Rasanya Seokjin seperti baru saja memasuki taman bunga saking segar dan wanginya. Ia curiga kalau Jisoo berendam dengan tujuh macam bunga. Atau, apakah mungkin Jisoo memakai parfum dengan sekali pakai? Mengguyurkan semua parfumnya ke baju?

Astaga, pikirannya jadi aneh hanya karena betapa wanginya aroma sang pacar. Makin sayang dan makin betah dekat lama-lama kan jadinya kalau begini.

"Katanya tunggu sebentar. Tapi kok aku nunggu lama?" oh tentu saja Seokjin tidak akan melupakan persoalan itu.

Jisoo menoleh dari semula fokus pada ponsel. "Kenapa? Kamu kesel nungguin aku?"

"Enggak."

"Ngomong enggaknya ragu gitu kedengerannya." balas Jisoo.

"Jujur salah, bohong apalagi."

"Yaudah ngomong aja sih kalau kamu kesel nungguin aku." ujarnya.

Seokjin menghela nafas. "Emangnya ngapain aja sih? Aku sampe nunggu dua puluh menit."

"Ya emangnya apalagi? Masa gak ngerti sih kalau cewek lama itu ngapain aja." balasnya.

"Tapi gak sampe dua puluh menit juga kan? Lebih malah."

Jisoo membuang nafas. "Hei, kamu cuma nunggu aku dua puluh menitan doang ya. Aku yang nunggu seharian balesan chat dari kamu aja gak pernah protes!"

Harap bersabar, Seokjin. Kata Bunda kalau sabar gantengnya nambah.

Seokjin menghela nafas pasrah. "Iya, maaf. Maaf juga kalau aku bales chatnya slow respon. Nanti gak gitu lagi, tapi gak janji."

"Tuh, berarti masih ragu."

"Dari pada aku ngomong janji tapi akhirnya gak berjalan? Yang dosa kan aku sendiri," balas Seokjin. "Udah skip. Sekarang kita nau nonton apa dulu?"

"Terserah deh." Jisoo menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran mobil.

"Kan kamu yang ngajak, Ji."

"Yaudah aku pinjem hape kamu. Paket data aku habis barusan," katanya seraya meraih ponsel Seokjin di dashboard. "Aku searching dulu film baru di internet."

Seokjin tidak merespon apapun, ia fokus pada kemudi dan jalan raya yang lenggang di akhir pekan. Membiarkan pacarnya yang dengan leluasa memainkan ponselnya.

"Ini aja ya?" tanya Jisoo seraya menunjukan sebuah judul film beserta sinopsis dan posternya di bagian atas.

Seokjin menoleh dan seketika matanya melotot. "Enggak enggak."

"Lah, kenapa?"

"Film apa aja terserah, asal jangan horror oke?"

Jisoo tertawa ringan. Lalu tangannya mencubit keras pipi Seokjin dengan rasa gemas. "Dasar, ganteng-ganteng penakut."

"Dulu waktu masih pdkt, kamu setuju aja diajak nonton horror." kata Jisoo seraya masih mencari film yang cocok untuk mereka tonton.

Seketika Seokjin mengingat hal itu. Masa-masa pendekatan dengan Jisoo benar-benar menguji dirinya. Salah satunya, ia terpaksa menyetujui keinginan Jisoo menonton film dengan genre horror. Tidak keren sekali kan dirinya tiba-tiba menolak dengan wajah bodoh ketakukan? Bisa-bisa Jisoo ilfeel duluan sebelum hubungannya resmi.

"Ya aku takut kamu ilfeel lah." jujur Seokjin.

Jisoo hanya terkekeh-kekeh sambil lanjut mencari film untuk mereka tonton hari ini melalui ponsel Seokjin.

"Nih, nonton ini aja ya?" tanya Jisoo seraya menunjukan ponselnya pada Seokjin.

Selagi menunggu lampu merah berubah menjadi warna hijau, Seokjin menoleh dan sedikit menggulir ponselnya yang masih di genggam Jisoo untuk melihat genre serta membaca sinopsis dari film tersebut.

"Yaudah." katanya, menyetujui.

Jisoo menarik ponselnya kembali dan beralih melihat-lihat yang lain di ponselnya Seokjin.

"Ji." panggil Seokjin.

"Apa?" sahut Jisoo yang tak melirik pacarnya sedikitpun.

"Kamu mengguyur diri pake parfum ya?"

Jisoo menoleh. "Hah? Enggak lah. Kenapa emangnya?"

"Kamu harum banget sekarang." ucapnya terus terang.

"Terus selama ini aku bau gitu menurut kamu?"

Yaelah, salah paham terus.

"Astaga bukan gitu, beb. Kamu lebih wangi dari biasanya," jelas Seokjin setenang mungkin. "Pake parfum baru ya?"

"Iya. Di beliin selingkuhan." jawab Jisoo asal-asalan.

"Bagus deh, duit aku jadi hemat kan jadinya," katanya. "Nanti kalau mau makan atau mau belanja, minta anter selingkuhan aja ya."

Jisoo memukul lengan Seokjin. "Ish!"

"Kapan-kapan kenalin dong, aku pengin minum kopi sama dia "

"Apaansih! Aku kan bercanda."

"Beneran juga gak apa-apa."

Jisoo terkekeh. "Serius? Ada yang deketin aku loh."

"Ya siap-siap aja aku culik kamu ke hotel." balasnya dengan nada santai.

Satu pukulan kembali mendarat di lengan Seokjin. "Kenapa hotel sih? Aku ngeri tahu dengernya!"

Seokjin meringis seraya mengusap lengannya yang menjadi korban pukulan Jisoo. Benar-benar ya, pukulan cewek emang gak main-main. Sakitnya sampe ke sel kulit.

"Kenapa ngeri? Kita cuma mau berenang aja. Kamu aja mikirnya yang aneh."

Jisoo mendengus. Lalu kembali memainkan ponsel Seokjin seakan benda itu memang miliknya sendiri. Membuka beberapa aplikasi dan menjelajahinya.

"Bikin insta story yuk?" ajak Jisoo.

"Enggak ah, jangan. Lagi burik banget ni muka." tolak Seokjin.

"Bodo." katanya. Jisoo langsung memposisikan kamera ponselnya menyorot ke arahnya dan juga ke arah Seokjin yang fokus menyetir.

Setelah selesai, Jisoo mengunggah hasil bidikannya ke akun sosial media miliknya. Seperti biasa, akunnya selalu ramai oleh notifikasi karena Jisoo memang terkenal di dunia maya maupun di dunia nyata. Tak jarang juga ia mendapat puluhan bahkan ratusan pesan masuk.

Berbeda dengan Seokjin yang jarang aktif di sosial media. Ketampanannya sempat tersembunyi sebelum dirinya tak sengaja muncul di sebuah konten video di akun youtube milik sepupunya, Taehyung.

Akun sepupunya seketika di banjiri komentar yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki yang hanya muncul di video selama kurang dari lima puluh detik itu. Dan hal itu membuat Taehyung mengajaknya untuk muncul di konten video selanjutnya demi menghapus rasa penasaran penggemarnya.

Tapi memang pada dasarnya Seokjin itu tertutup dan anti sosial, ia tidak suka menjadi sorotan. Jadi, dia menolak tanpa ragu permintaan sepupunya.

"YA AMPUN!"

Seokjin kaget bukan main ketika tiba-tiba Jisoo menjerit. Tapi meski kaget, ia masih bisa menjalankan mobilnya dengan baik walau sedikit menginjak rem.

"Kenapa sih?"

Jisoo menatap Seokjin dengan tatapan tajamnya, matanya melotot seolah akan keluar dari tempatnya dan menggelinding ke bawah. Kemudian Jisoo memukul pacarnya bertubi-tubi tanpa ampun.

"Aduh, kamu kenapa sih?!" Seokjin mencoba sebaik mungkin untuk tetap menjalankan mobilnya dengan benar seraya menepis setiap pukulan yang Jisoo berikan. "Berhenti dong ah, sakit tahu!"

"Sejak kapan kamu nyimpen yang begituan, hah?!" Jisoo berhenti memukul Seokjin.

"Apaansih? Ngomong yang jelas dulu."

Jisoo kembali memukul Seokjin, namun hanya satu kali tetapi rasanya luar biasa sekali.

"Maksud kamu apa nyimpen video yang begituan, hah? Ya ampun, ingin nangis!"

Seokjin seketika menelan ludahnya. Mampus ketahuan!

Jisoo melempar ponsel ke arah Seokjin. Ponsel keluaran terbaru itu terbentur hingga jatuh ke bawah kakinya. Astaga, jangan sampai ponsel baru Seokjin rusak gara-gara di lempar pacar karena melihat koleksi video dewasa di galeri ponselnya.

Sukur deh kalau hanya tergores sedikit karena benturan dan sedikit gesekan di pinggiran ponselnya, hal itu bisa di tutupi sengan case ponsel. Tapi jika ponselnya benar-benar tidak hidup sama sekali? Mampus!

"Beb..." Seokjin menyentuh pundak Jisoo dan langsung di tepis dengan kasar oleh gadis itu. "I-itu bukan aku yang download, serius. Kemarin hape aku di pinjem Tae."

"Terus menurut kamu dia gitu yang download?"

"I-iya."

"Jangan nuduh orang lain!"

"Ya-yaudah, itu video gak sengaja ke download, beneran."

Jisoo menatap Seokjin tajam, masih kesal dan marah. "Yaudah kalo gak sengaja ke download, hapus sekarang juga!"

"Eh, ya ja-jangan-- eh, maksudnya iya nanti aku hapus. Tau sendiri aku lagi nyetir sekarang."

"Yaudah, sama aku hapusnya." Jisoo mengambil ponsel yang masih tergeletak di dekat kaki Seokjin.

Seokjin menelan ludahnya, melirik Jisoo yang kini memegang penuh ponsel miliknya. Sialan, kenapa pake lupa segala mindahin ke komputer.

Jisoo kembali melempar ponsel tersebut setelah berhasil melakukan tugasnya. Namun kini beruntung ponsel itu mendarat tepat di paha Seokjin. Yah, sedikit menyentuh asetnya hingga lelaki itu terlonjak kecil.

Ia mengambil ponselnya, membukanya dan memastikan isi dari ponselnya. Seketika matanya membulat sempurna saat mendapati semua data ponselnya hilang.

"Kok malah di format sih? Ini semua data aku jadi hilang!" protes Seokjin.

"Rasain! Biar kapok!"

"Tapi kan disini datanya penting semua!"

"Paling cuma data game!"

"Ya itu juga pen--"

"Diem, bentar lagi kita sampe."

Seokjin sedikit meremas ponselnya, lalu membuang nafas kasar. Benar-benar ya, menghadapi pacar yang tipenya kayak Jisoo itu menguras tenaga batin.

Awalnya saja Jisoo itu malu-malu manis gemas minta di cium. Tapi sekarang ketahuan aslinya gimana.

Huft! Untung rasa sayang Seokjin terlalu besar, jadi hal yang seperti itu masih bisa termaafkan oleh dirinya yang memang budak cintanya Jisoo sejak awal.

▫️▫️▫️

Ini apaan anjir:') mon maap karena ketidakjelasan ceritaku yang satu ini wkwk

Seperti biasa, tinggalkan vommentnya. Thxu!

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 356K 46
[Part lengkap + Tersedia di Gramedia] *MY LITTLE HUSBAND* Tentang Nazra Safaniera Afghiazka seorang Mahasiswi yang kini juga berstatus s...
151K 7.3K 27
Sebaiknya Lo gak usah berharap lebih sama gua "Kenapa? Emng salah kalo aku suka sama kamu wajar kan namanya juga manusia!"ucap gadis cantik itu "Poko...
7.4K 316 10
"Gue pastiin lo bakalan angkat kaki dari sekolah ini" -Yafizzan savian altezza- "Gue gaakan takut sama kaka kelas kaya lo!" ...
219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...