Lukisan

By hnxfbry

888 87 15

___________•°•___________ Lukisan pembawa sial(?) ___________•°•___________ 『Terinspirasi dari : The Amazing... More

-Chapter 2-
-Chapter 3-
-Chapter 4-
-Chapter 5-
-Chapter 6-

-Lukisan-

311 22 1
By hnxfbry

"Sebaiknya kalian tidak melihat lukisan-lukisan nya!!!"

Degh!

"Kau kenapa teroris?" Seorang penyembah Jashin bernama Hidan itu, bertanya kepada temannya yang tiba-tiba saja berhenti berjalan

"Tidak, un. Rasanya ada seseorang yang berkata kita tidak boleh melihat-lihat...." jawab Deidara—teman Hidan tersebut—tetapi ia malah tidak meneruskan kalimat nya

"Ah! Lupakan, un. Hanya perasaan saja" lanjutnya

"Kau memang aneh" komentar Hidan

"Memangnya ada orang yang melakukan ritual di kamar mandi, un?" Deidara berusaha membalas Hidan

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan seni? Orang gila mana yang menganggap seni itu ledakan??"

"Ngajak gelud?!"

"Skuy!"

Bruk!

Tiba-tiba saja ada seorang gadis berambut pink yang terjatuh. Barang-barang yang dibeli nya di pameran tersebut pun berserakan(?)

Deidara juga Hidan yang awalnya akan berantem pun akhirnya menolong gadis tersebut. Barang-barang gadis itu mereka ambil satu persatu, kemudian di masukkan kedalam tas(?) yang sudah gadis itu siapkan(?)

Tetapi, ada satu barang gadis tersebut yang membuat mereka merasakan hal yang ganjil (bukan genap?)

"Terimakasih banyak! Maaf merepotkan!!" Ucap gadis itu sembari menunduk, ciri orang-orang Jepang saat meminta maaf

"A-anu, un. Sebelumnya boleh aku bertanya? Darimana kau mendapat kan lukisan itu?" Celetuk Deidara sebelum gadis itu menjawab pertanyaan nya. Takutnya, ia dikira bertanya tentang no telepon nya (gk ak ijinin! #plak!)

"Ohh, lukisan ini? Aku beli di sana" gadis itu menunjuk kearah yang di maksud

"Baiklah, terimakasih un!"

"Hm! Terimakasih kembali!!"

"Tempat yang ditunjuk gadis itu... Tempat yang akan kita datangi kan?" Celetuk Hidan

"Datangi? Kau kira hantu, un?! Oh iya, kau kan memang hantu" canda Deidara

"Sialan!"

Mereka berdua pun berjalan menyusuri pasar, pameran, atau apalah itu. Hingga akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka ingin tuju

"Wahh, banyakan juga ya?" Celetuk Hidan saat melihat tempat tersebut dipenuhi banyak orang

"Bagaimana jika kita menerobos?" Lanjutnya

"Kau ingin kena amuk yang lainnya, un?!" Ucap Deidara yang maksudnya tidak setuju dengan ide teman laknat nya itu

"Oh ayolah! Kita kan hanya di beri waktu sampai matahari tenggelam! Itupun belum perjalanan kita!!"

"Terserah, lagian tumben sekali sih kau ingin melihat-lihat lukisan, un?"

"Aku hanya sedang mood" jawab Hidan yang sebenarnya tidak memuaskan Deidara

"Bodo ah! Aku akan menerobos saja!" Ucap Hidan yang benar-benar melakukan niat nya tersebut

Sementara itu, Deidara hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan teman laknat nya tersebut

//Plak!!!//

Bugh!

"Huh, makanya jangan suka aneh-aneh, un!" Ucap Deidara saat Hidan di tampar oleh salah satu pengunjung sampai jatuh

"Eh? Hei, un! Bolehkah aku melihat lukisan yang kau beli itu??" Deidara tiba-tiba saja menghentikan seorang pemuda yang sedang berjalan sembari memegang sebuah lukisan

"Oh... Tentu, ini" pemuda tersebut menyerahkan lukisan yang ia beli di toko tadi pada Deidara

"Napa sih?!" Tanya Hidan yang tingkat penasaran nya selalu tinggi

"Lukisan ini, un... Rasanya mirip dengan..."

"AKH! KEJADIAN SAAT AKU TERJATUH KARENA DI TAMPAR!!!!" Hidan tiba-tiba saja berteriak

"Hee... Memang kejadian itu benar-benar terjadi ya?" Tanya si pemuda

"Ini, un. Terimakasih banyak" ucap Deidara mengembalikan lukisan tersebut, tanpa menjawab pertanyaan si pemuda itu

"Ayo, un! Kita harus segera masuk ke tempat itu!!!" Deidara menarik tangan Hidan dengan paksa sembari berlari menuju tempat dijualnya lukisan tersebut

......

"Woahh, banyak sekali lukisannya!!" Hidan takjub

Sementara Hidan melihat-lihat lukisan lukisan tersebut, Deidara malah seperti sedang menganalisa(?)

Ia memperhatikan—hampir—seluruh lukisan yang ada disana

"Sepertinya terlalu banyak lukisan yang cantik, ya? Mau saya bantu untuk memilih mana lukisan yang pas untuk dijadikan pajangan?" Ucap seseorang yang pastinya penjaga tempat itu

"Ahh.. T-tidak usah, un" jawab Deidara

"Wahh!! Boleh juga! Aku kesulitan mencari lukisan yang bagus!!" Celetuk Hidan, yang pastinya membuat Deidara ingin melempar nya ke sungai Amazon(?)

"Ahh.. Anda Jashinistis?"

"Bagaimana kau mengetahui nya??" Tanya Hidan kaget, matanya sampai terbelalak. Ia pikir si penjaga tempat itu memiliki suatu hal(?)

"BODOH! Kalung mu itu kan terlihat jelas bahwa kau itu pengikut terbodoh nya Jashin!!!" Ucap Deidara emosi

"Hah?! Apa kau bilang?!?! Justru kau lah yang bodohhhh!!!!!!" Hidan tidak terima

"A...." Deidara menghentikan ucapan nya. Walaupun sering berdebat dengan kawan berambut perak itu, baru kali ini ia—lebih baik—menghentikan adu mulut ini

"Heee... Ada apa dengan mu, teroris? Tidak biasanya kau yang cerewet dan tak mau kalah, tiba-tiba berhenti berbicara seperti itu?" Entah nada khawatir atau malah mengejek yang terdengar dari ucapan Hidan barusan

"Terserah... Aku mau keluar dulu, un. Aku ingin mencari minuman segar" Deidara pun keluar dari tempat tersebut. Sementara Hidan tetap berada di tempat tersebut, dan melanjutkan aktivitas nya—melihat-lihat lukisan

......

"Ughhh!! Sudah kuduga, un! Ada yang aneh, sebenarnya, dari lukisan-lukisan itu!! Tapi... Apa..?" Deidara bergumam sembari memegang minuman segar yang barusan ia beli

"Lagipula, sebenarnya ada hawa apa tiba-tiba si sesat itu ingin melihat-lihat lukisan, un?! Padahal dia paling berisik—dalam urusan mencaci maki—jika ada yang membicarakan soal seni, un!" Deidara berbicara entah pada siapa

......

"Lho? Kenapa aku tiba-tiba ada di disini, un??"

Deidara yang tak sadar, karena terus saja memikirkan ada sesuatu yang—menurutnya—ganjil saat di tempat tadi, tiba-tiba saja ia sudah berada di markas Akatsuki lagi

"Selamat datang kembali, senpai!!!!" Seru anggota salah satu Akatsuki yang autis

"Deidara? Bukannya tadi kau bersama dengan Hidan, ya?" Seorang anggota Akatsuki yang satu-satunya perempuan—walaupun bukan berarti dia satu-satunya yang waras)—bertanya-tanya

"Kau ini! Sudah kuberi waktu sampai matahari tenggelam, lihat sekarang! Matahari sudah tenggelam!! Dan bahkan kau melewatkan rekan mu!!!" Leader Akatsuki a.k.a Pain pun muncul

"Un!! A-aku tidak sadar jika Hidan masih di tempat itu!!!!" Teriak Deidara

"Memangnya saat kalian di pameran itu, kalian pergi ke tempat apa??" Tanya partner Deidara, Sasori

"Sebuah tempat dijual nya lukisan-lukisan yang unik, un! Hidan tiba-tiba saja malah mengajak ku kesana" jawab Deidara

"A-AAAAPPPPAAAA?!?!?!?!?!?"

~Lanjut ke chapter 2~

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.9K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
303K 9K 30
[Geminifourth area ✔️🔞] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
105K 10.1K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...