Desired by The Don

By LonelySelena

4.9M 156K 4.2K

Warning: adult and explicit sensual content. Juan Pedro Silas datang dari Kolombia atas utusan Salazar Silas... More

PRELUDE
The Arrangement (1)
Selena (2)
Don Pedro (3)
15K (4)
The Don (5)
Buena Niña (6)
Malam Panjang (7)
Lo Siento (8)
Por Favor (9)
O Dios Mio (10)
Mi Amor (11)
El Patron (12)
Te extraño (13)
Amarah Sang Don (14)
Proposal (15)
Carlos Javier Luna (16)
Senorita (17)
Presente (18)
Don Juan (19)
Mannequin (20)
Peligro (21)
Te Echo de Menos (22)
La Grandaze de Colombia (23)
The Special Agent (24)
Boyd Matthew Williams O'Connor
Two Pieced Red Bikini (25)
Dame un Abrazo (26)
La Cocaína (27)
Sad Girl (28)
Miami Beach (29)
Si, Senor (30)
El Cielo Rojo (31)
Mac Club Deuce (32)
Sexy (33)
Joshua Dalton (34)
Shane Dalton (35)
Tranquilla (36)
Pequeña Perra (37)
Dignity (38)
Bonita (39)
Te Quiero (40)
La Familia (41)
Manuela (42)
Love Birds (43)
Hope (44)
EXTRA PART II. MIGUEL ANGEL
PENGUMUMAN UNTUK PEMBACA DBTD LEWAT STORIAL/ EBOOK VERSI AWAL
DOWNLOAD EBOOK LENGKAP

Tu Eres Muy Hermosa (45)

65.6K 3K 87
By LonelySelena

Vote dulu sebelum baca. Ditunggu komennya ^^

***

Sang Don menindih samar tubuh mungil yang dibaringkan di atas flat foredeck beralaskan matras tipis untuk berjemur. Setelah lepas dari gendongannya, gadis itu seakan tak berdaya karena janji manisnya. Seluruh tubuhnya ia serahkan, berikut hati dan jiwanya. Kaki Manuela membuka lebar-lebar, menerima pinggang sang Don yang menekannya sedemikian rupa meski permainan mereka sama sekali belum dimulai.

Jika Juan Pedro Silas selalu mengingkari keinginannya membawa Manuela pergi di depan Carlos adalah karena ia tak yakin kehidupan gadis itu nanti akan membaik bersamanya, atau sebaliknya. Tak ada yang bisa memberi harga untuk sebuah kebebasan, sebanyak apapun uang yang dimilikinya. Selama ini dia bisa bergerak bebas karena selalu sendiri dan dengan alasan itu pula ia tak pernah ingin menikah dan berkeluarga. Salazar nyaris tak bergerak karena alasan serupa, ia selalu bersama keluarganya, dan menyerahkan semua pekerjaan lapangan kepada adiknya.

Namun, Manuela mungkin akan mengubah pendiriannya. Gadis itu mencairkan hatinya yang membeku, dan membelokkan tekadnya. Dari gadis itu sang Don menyadari bahwa tak seorang pun benar-benar ingin sendiri jika tak terpaksa, dan bahwa tak seorang pun bisa menghindar dari perasaan cinta jika hatinya telah terbidik. Sama dengan kebebasan, tak ada yang bisa memasang harga kepada hati seseorang.

Don Pedro bisa saja melakukan apapun supaya dapat memeluk Manuela lebih lama jika ia mau, selain mengecewakan Salazar Silas, tentu saja. Untuk pertama kalinya ia berharap dirinya adalah pria biasa yang bebas mencintai seorang gadis tanpa khawatir akan mencelakainya. Tanpa Manuela sendiri tahu, pria itu sering menghabiskan malam memandangi wajah tidurnya, membelai rambutnya, bermimpi memilikinya sepenuhnya.

Manuela menarik napas panjang lewat mulut begitu sang Don membebaskan bibirnya. Pria itu menanggalkan kemeja yang butiran kancingnya sengaja tak dikaitkan dan membuangnya sembarangan hingga angin menerbangkannya ke atas lautan. Ia menatap wajah Manuela sekilas sebelum kembali merunduk menciumi wajah cantiknya.

Gadis di bawah tubuh sang Don itu mengangkat wajahnya, membiarkan rahangnya basah oleh lidah sang pria. Napas hangat Don Pedro mengembusi lehernya, membuatnya menggigit bibir memperkirakan hal apa lagi yang akan mengejutkannya. Ia tak mampu menahan erangan lolos dari bibirnya saat sang Don mengisap kuat di atas tulang selangkanya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Sambil terus merangkak turun di atas tubuh Manuela, sang Don menyelipkan jemarinya di balik penutup dada perempuan itu dan menanggalkannya sekaligus.

"Tu eres muy hermosa, kau sangat cantik," puji Don Pedro saat matanya terpaku menatap kedua belah buah dada Manuela yang seakan membalasnya. Ia sudah melihat semua bagian tubuh gadis itu setiap malam, tapi tak pernah sekalipun berhenti mengaguminya.

Manuela tersipu. Gadis itu tertawa manis sambil menutup wajahnya, dan menjerit saat sang Don menggelitik bagian sensitif itu dengan ujung lidahnya, mengulum, dan mencumbunya. Manuela hampir tak tahan, ia meronta dan menarik rambut sang Don, tapi pria itu terus menyerang karena tahu gadis itu tak sungguh-sungguh ingin menghentikannya.

"Jangan, kumohon, Don Pedro. Mereka melihat kita," cegah Manuela sebelum sang Don menanggalkan helai terakhir busana yang ia kenakan. Sang Don sendiri sudah tak mengenakan apapun. Sinar mentari menjilat langsung kulit kecokelatannya, tapi ia tak merasakan panas selain dari dalam dirinya.

Bercinta di udara terbuka jelas bukan pengalaman pertamanya, tapi adalah pengalaman pertama Manuela. Gadis itu tak sebebas dan seekspresif biasanya mengingat ia sudah nyaris tak menyisakan rasa malu lagi di hadapan sang Don. Wajahnya kini memerah, alisnya bertautan. Dia takut, dan malu.

Namun, sang Don meyakinkannya, "Mereka tidak ada di sini, Mi amor. Hanya kau dan aku di sini, saat ini, jangan takut ...."

Manuela masih berusaha mempertahankan diri.

"Kau tak ingin melanjutkannya?" tanya sang Don kecewa.

"Tak bisakah kita ke kabin saja?" pelas gadis itu.

"Tentu saja bisa," ujar sang Don tenang, tapi kali ini alisnya yang mengumpul di tengah. "Tapi sejujurnya ... apa bedanya bercinta di kabin dengan di hotel kita, Mi amor? Bukankah untuk ini kita berlayar?"

Wajah Manuela ditekuk, sementara sang Don masih menahan tubuhnya sendiri di atasnya dengan kedua siku. Pria itu menyatukan bibir mereka dalam ciuman manis, menyundulkan batang hidungnya ke puncak hidung Manuela untuk membujuk, dan mencium pipinya lembut sebagai usaha terakhir. Manuela mendesah. Perlahan tangannya yang menahan potongan bikini terakhir yang menempel di tubuhnya mengendur.

Sang Don tersenyum penuh arti. Sambil mengulum bibir Manuela, ia menurunkan bagian bawah bikini gadis itu hingga pahanya. Saat ciumannya merambat turun, kedua tangannya menanggalkan bikini itu sama sekali hingga lepas dari kedua kaki Manuela.

Jantung Manuela berdegup sangat cepat, dadanya bergemuruh. Ia menengadah ke langit. Kedua tangannya mencengkeram matras. Wajah Don Pedro terbenam di antara kakinya. Ia memohon ampun, tapi hal itu hanya membuat sang Don ingin menaklukannya lebih keras lagi.

Beberapa menit kemudian, ketika Manuela nyaris kehilangan daya, wajah mereka kembali bertemu. Sang Don membisikkan kata cinta di depan wajahnya, dan pada saat bersamaan mengayun pinggulnya ke depan perlahan, namun pasti. Manuela menahan napas. Bagian bawah tubuhnya yang seolah tersengat mengalirkan sensasi yang mendesirkan darah di sekujur tubuhnya. Ia mencengkeram bahu sang Don, menanamkan kuku-kukunya di kulit pria itu setiap kali tubuhnya didesak tanpa ampun.

Mereka bergerak seirama, beberapa kali mengubah posisi yang menimbulkan sensasi berbeda-beda hingga puncak pelepasan yang dramatis tercapai dan menghempaskan keduanya bersimbah peluh penuh kepuasan.

"Mi amor," panggil sang Don saat napasnya mulai teratur kembali.

"Que?"

"Kalau aku membawamu ke Kolombia ... bagaimana kalau adikmu kita bawa serta?"

Manuela terdiam, perlahan ia menoleh dan menatap sang Don yang berbaring telentang di sisinya. Seluruh tubuhnya berkilauan oleh tetesan keringat yang tertimpa teriknya sinar mentari, sama seperti dirinya sendiri.

"Apa dia akan mau?" tanya sang Don lagi.

Manuela memberanikan diri bertanya, "Apa kau serius?"

"Si," angguk sang Don. "Aku sudah jatuh cinta kepadamu, aku akan membawamu ke Kolombia bersamaku, tapi nanti—"

Manuela mengesah.

"Tunggu dulu," cegah sang Don. "Aku serius. Nanti yang kumaksud ada batas waktunya, bukan janji kosong. Nanti kalau aku sudah menyelesaikan urusanku dengan Shane, aku akan bilang ke Salazar bahwa aku ingin menikahimu di Kolombia, kemudian aku akan menjemput kalian bedua. Aku akan membayar dokter terbaik, kita akan menyembuhkan adikmu. Tapi sementara itu ... sembunyilah, Mi amor...."

"Sembunyi?"

"Si."

"Apa ini ada kaitannya dengan Dalton?" tanya Manuela cemas.

Sang Don dengan gesit menggamit tangan Manuela sebelum makhluk cantik itu meragu, lalu mengecupi buku-buku jarinya demi membujuk rayu. "Dengar, kau tak perlu tahu apapun. Anggaplah kau tak tahu apa-apa, demi keselamatanmu. Untuk saat ini, Carlos sudah menyiapkan tempat untukmu dan Rod bersembunyi sampai aku kembali untuk menjemput kalian. Ingat, MI amor, ini demi keselamatan kalian berdua. Mengertilah, meskipun tak ada yang lebih kunginkan selain memastikan keselamatanmu, tapi di sisi lain aku juga harus menunaikan pekerjaanku. Berjanjilah, Manuela...."

"Entahlah," gumam Manuela.

Saat ini gadis itu tak tahu apa yang ia inginkan. Ia memang mencintai pria itu, tetapi cinta ini adalah pengalaman pertamanya, dan untuk hidup bersamanya, menunggunya di rumah sementara dia melakukan kejahatan di luar sana seperti dua minggu ini untuk seumur hidupnya... ia tak seyakin perasaannya. 

Desired By The Don tidak akan diupdate lagi. DBTD berakhir di part 100 dengan tambahan extra parts.
Silakan baca ebook lengkapnya ke KaryaKarsa.com/lonelyselena
Atau silakan inbox wattpad kalau berminat dengan bukunya.

Continue Reading

You'll Also Like

25.9K 2.2K 100
"Mama selalu suka perbedaan, karena menurut dia perbedaan itu unik. Sama kayak kamu, tapi kamu yang buat perbedaan kita jadi unik. Kamu rela tinggali...
2.8M 197K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.4K 282 14
Kim Doyoung ; Spiker andalan Neo 27 University. Dengan ketenangannya saat bermain membuatnya dengan mudah mencetak poin dan orang-orang kagum padanya...
25K 2.4K 54
Venus are back! "Only us who can say RED" Bercerita tentang keempat wanita muda yang masih sekolah; Hera Louiza Vourou, Ariadne Helena Alexandras, In...