Shine on Me | yohangyul ✔

By hwangsoul

86K 12.7K 2.7K

Hangyul punya misi untuk membuat Yohan keluar dari rumahnya. Kira-kira berhasil ga ya? 30 August 2019... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19 (end)

14

3.8K 661 107
By hwangsoul

Yohan merasa ada yang aneh pada sikap sang mama. Padahal tadi banyak senyum tapi begitu makan malam di mulai jadi jutek ga ada gairah. Hangyul juga ga tau pergi kemana. Yohan udah chat tapi ga dibales, telpon ga diangkat. Makanya sekarang mereka cuma bertiga di meja makan.

"Yohan, kamu udah mutusin mau kuliah jurusan apa nanti?" tanya Tuan Lee membuat lamunan Yohan buyar.

"B-belum pa, aku masih bingung."

"Apapun itu yang penting kamu suka, jangan kayak Hangyul yang kerjanya main terus."

Yohan hanya tersenyum lalu kembali melirik mamanya. Lagi, ga ada respon apa-apa dari beliau. Hal itu semakin membuat Yohan bingung.

Makan malam pun berakhir. Karena lelah, Nyonya Lee bilang mau pergi ke kamar duluan sedangkan Tuan Lee ke ruang kerja. Yohan duduk sendirian di ruang tengah, memperhatikan chatnya ke Hangyul yang ga dibales sama sekali.

"Tuan muda, apa ada yang anda pikirkan?"

"Ngga pak."

"Lalu kenapa anda melamun?"

"Gapapa kok. Aku balik ke kamar aja deh."

Pak Shin membungkuk dan Yohan mulai melangkah meninggalkan beliau. Saat melewati ruang kerja Tuan Lee, Yohan ga sengaja denger suara Nyonya Lee dari dalam. Bukan bermaksud nguping tapi Yohan denger namanya disebut. Makanya dia jadi penasaran.

"Terus sekarang gimana? Kita ga bisa biarin Hangyul suka sama Yohan."

"Lanjutkan saja adopsinya. Dengan begitu Hangyul tidak akan bisa apa-apa," kata Tuan Lee dengan tenang.

"Tapi Hangyul tidak akan menyerah semudah itu! Kita harus pisahkan mereka."

Yohan kaget denger ucapan sang mama. Maksudnya apa? Yohan masih belum paham. Mamanya kini mulai bersuara lagi.

"Sayang, kita batalkan saja adopsinya setelah itu kita mulai pikirkan tentang menjodohkan Hangyul dengan Yeri."

Lagi-lagi Yohan dibikin kaget. Secepat itukah mamanya mengambil keputusan?

"Yohan sudah terlanjur tinggal bersama kita," sahut Tuan Lee.

"Pokoknya aku tidak mau tau! Aku tidak bisa melihat mereka hidup bersama di rumah ini! Bisa-bisanya mereka saling jatuh cinta dan membuatku kecewa?!"

Yohan mundur beberapa langkah hingga dia memaksakan kakinya untuk menaiki anak tangga. Yohan tidak menyangka dirinya akan mendengar hal semenyakitkan itu. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah mengurung diri di kamar dan...menangis.



×××



Pagi ini Yohan berangkat sekolah dengan wajah murung. Papanya udah ke kantor sedangkan mamanya pergi entah kemana. Mungkin emang bener proses adopsi Yohan batal secara dia ga dapet kabar apa-apa dari Nyonya Lee sejak semalam. Rasanya tinggal nunggu waktu sampe beliau ngusir Yohan dari rumah.

Bohong kalo Yohan ga sakit hati semisal dia beneran diusir. Bukannya Yohan terlalu berharap jadi orang kaya, dia cuma sedih karena ada banyak kenangan di rumah itu. Yohan ga tau harus gimana kedepannya kalo dia diusir. Mungkin hidupnya bakal mulai dari nol lagi.

Mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Yohan belum juga turun padahal udah nyampe. Dia cuma mau mandangin pak supir karena siapa tau ini adalah kesempatan terakhir Yohan naik mobil bersamanya.

"Makasi pak."

"Iya tuan muda. Semoga hari anda menyenangkan."

Yohan cuma senyum sampe dia bener-bener keluar dari mobil. Langkahnya lemes banget karena tau hari-harinya di sekolah ini tinggal sebentar lagi.

Seharian di sekolah justru bikin Yohan sedih. Yuvin beberapa kali nanya ada apa tapi Yohan berusaha untuk ga berterus terang. Hangyul juga bolos sekolah dan sampe sekarang chat Yohan belum dibales.

Saat Yohan ingin memasukkan hp ke saku celana, tiba-tiba ada notif chat masuk. Itu dari Hangyul yang menyuruhnya untuk pergi ke gang belakang sekolah saat pulang nanti. Kayaknya ada hal penting yang mau Hangyul omongin.

Bener aja, sekarang Yohan menuju gang yang dimaksud. Dia keluar lewat pagar belakang karena jika lewat pagar depan pasti ketahuan pak supir.

"Hangyul?"

Hangyul langsung noleh dan berjalan cepat ke arah Yohan. Dipeluknya Yohan dengan erat, begitu erat sampe Yohan merasa tenggelam dipelukan hangat itu.

"Gue kangen banget sama lo."

Yohan ga bisa ngomong apa-apa. Jantungnya mulai berdegup kencang hingga Hangyul melepas pelukan itu dan menyerahkan helm untuk Yohan.

"Pake."

"Kita mau kemana?"

"Udah ikut aja," kata Hangyul sambil menaiki motornya.

Yohan pun nurut kemudian ikut naik ke motor Hangyul. Ada sedikit perasaan lega saat dirinya bertemu Hangyul. Yohan pikir Hangyul udah lupain dia. Selama perjalanan itu Yohan ga bicara apa-apa dan cuma meluk pinggang Hangyul dengan erat. Hal kecil seperti ini aja bisa bikin Yohan senyum. Ga terlambat kan kalo Yohan bilang dia juga kangen Hangyul?

Mereka berhenti di sebuah coffee shop yang tidak begitu ramai. Yohan pikir Hangyul mau ngajak ngopi ternyata begitu masuk Yohan diajak ke ruangan pemilik tempat itu.

"Kebiasaan ga ketuk pintu dulu," omel laki-laki itu yang ga ditanggepin sama Hangyul. Sekarang Hangyul malah duduk dengan santai di sofa.

"Sini duduk," kata Hangyul pada Yohan yang masih berdiri.

"Oh jadi ini yang namanya Kim Yohan?"

Yohan yang udah duduk cuma membungkuk sedikit kemudian natap Hangyul dengan bingung.

"Kenalin dia bang Lino, sepupu gue sekaligus yang punya coffee shop ini."

"Nama gue Lee Minho tapi biasa dipanggil Lino. Bukan Lee Minho yang main di BBF ya." Minho mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan ga lupa sedikit bercanda untuk mencairkan suasana.

"Kim Yohan."

Iya mereka jabat tangan sih cuma kok tangan Yohan ga dilepas-lepas ya?

"Ck kelamaan!" protes Hangyul sambil memisahkan tangan mereka.

"Santai aja sama gue ya. Anggep kakak sendiri," lanjut Minho diikuti cengirannya.

Yohan cuma mengangguk mengerti.

"Jadi bang, lo beneran ijinin kita tinggal di apartemen lo kan?" tanya Hangyul to the point.

Yohan langsung natap Hangyul penuh tanda tanya. "Kita? Maksud lo apa Gyul?"

"Gue udah denger semua dari Pak Shin. Lo ga jadi diadopsi dan kita bakal dipisahin. Gue ga mau itu terjadi makanya sekarang gue ngajak lo tinggal bareng."

"Iya bener. Kapan sih gue bohongin lo?" Minho senyum lalu kembali bicara, "Gue ga nyangka lo bisa sejauh ini berjuang buat Yohan. Gue penasaran ke depannya perubahan apa lagi yang bakal lo alami setelah kena masalah kayak gini."

Tunggu tunggu, jadi singkatnya Pak Shin udah tau dan bilang semua itu ke Hangyul. Hangyul yang ga terima dengan keputusan mamanya memilih untuk tinggal berdua sama Yohan. Minho yang mana punya apartemen ganggur ngasi mereka tinggal gratis di sana. Itu berarti mereka kabur dari rumah trus tinggal berdua?!

"Gyul lo ga lagi bercanda kan? Kenapa harus sejauh ini cuma karena gue?" tanya Yohan sambil mengguncang lengan Hangyul.

"Gue ga mau balik ke rumah kalo ga ada lo di sana. Lo rumah gue Han, gue ga mau lo pergi," ucap Hangyul setengah berbisik kemudian mengusap pipi Yohan dengan lembut.

"Aduuh, ngeliat kalian kayak gini bikin gue kangen Jisung. Tupaiku kapan pulang dari les? Kakak kangen pengen ndusel ndusel," kata Minho pada wallpaper hpnya yang mana adalah foto Jisung.

Sepulang dari coffee shop, Hangyul membawa Yohan ke sebuah gedung apartemen mewah di pusat kota. Yohan pikir apartemennya sederhana ternyata ini kelasnya terlalu tinggi dan satu unit apartemen itu dibeli Minho dengan lunas bukan sewa perbulan.

"Lo yakin kita ga salah tempat?" tanya Yohan sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Gue udah sering ke sini."

Mereka masuk ke dalam lift kemudian Hangyul menekan lantai 15. Selama di dalam lift Yohan tiba-tiba oleng, langsung aja deh dipegangin sama Hangyul.

"Lo gapapa?"

Yohan menggeleng, "Gapapa. Mungkin karena terlalu banyak pikiran."

Hangyul pun menggenggam erat tangan Yohan.

Ting

Mereka akhirnya tiba di lantai 15. Hangyul mengajak Yohan melangkah ke arah apartemen nomor 234.

"Lo tau passwordnya?"

"Gampang."

Hangyul pun menekan angka 6969. Emang ya Minho sama Hangyul ga jauh beda kalo urusan ginian.

"Apaan tuh. Nanti harus diganti," protes Yohan.

Hangyul cuma ketawa kemudian mempersilakan Yohan masuk duluan.

Yohan masih ga percaya kalo dirinya bakal tinggal di apartemen semewah ini. Dia ga bisa berhenti kagum apalagi ngeliat pemandangan dari lantai 15, bener-bener bikin dia rileks.


Saat Yohan asik ngeliatin pemandangan, Hangyul malah mengalungkan lengannya ke pinggang Yohan. Ga lupa dia nempelin dagunya ke pundak Yohan. Sehari ga ketemu udah bikin dia sekangen ini apalagi setahun?

"Kenapa lo ga marah gue peluk gini?"

"Gue ga punya tenaga buat marah," sahut Yohan apa adanya.

Hangyul malah senyum, "Gue udah tau kok, lo bohong soal jadian sama Yuvin kan?"

"A-apa?? Tau dari siapa?"

"Yuvin sendiri yang bilang."

Yohan mendesis.

"Dia juga bilang kalo sebenernya lo suka sama gue."

"Ngarang lo!"

"Dasar tsundere," ledek Hangyul yang bikin wajah Yohan memerah.

"Terus kalo gue suka sama lo kenapa?"

"Gapapa sih, berarti usaha gue ga sia-sia. Sekarang kita punya perasaan yang sama."

Yohan diem karena tiba-tiba teringat kejadian kemarin.

"Kenapa lo nekat banget sih? Kasihan mama kalo kita terus-terusan kayak gini."

"Gue bakal pulang kalo hubungan kita direstui."

Yohan lalu melepas lengan Hangyul dari pinggangnya dan memutar badan menghadap Hangyul.

"Gue hargai kebaikan lo tapi kita ga bisa terus-terusan kayak gini. Mama udah nyiapin jodoh buat lo. Kalo inget itu rasanya kayak nunggu bom yang siap meledak Gyul..."

Suara Yohan tercekat bersamaan dengan air matanya yang mulai mengalir. Sungguh, perasaan Hangyul benar-benar hancur melihat Yohan menangis. Yohan terlalu baik untuk mengeluarkan air matanya bahkan untuk sesuatu yang belum pasti terjadi.

"Sstt, jangan pikirin yang ngga-ngga. Lo lupa gue siapa? Gue Lee Hangyul, orang yang ga semudah itu nyerah sama keadaan. Gue bakal berjuang gimanapun caranya supaya kita bisa hidup bahagia." Hangyul lalu mengusap air mata Yohan dengan lembut, "Lo bisa bergantung sama gue, bersandar sama gue, manfaatin gue karena gue akan lakuin apapun untuk lo Kim Yohan."

Tangisan Yohan makin menjadi setelah mendengar ucapan Hangyul. Seriusan deh ini Hangyul udah panik karena ga tega liat orang yang disayang nangis sesenggukan. Akhirnya dia ngelakuin pilihan terakhir supaya Yohan berhenti nangis.

Dengan cepat Hangyul memajukan badannya lalu mencium bibir Yohan. Awalnya hanya ciuman biasa sampai Hangyul mulai memberi lumatan yang sukses membuat Yohan berhenti nangis. Yohan memejamkan mata kemudian berusaha mengimbangi ciuman itu. Ga tau sampe kapan mereka bakal ciuman, Yohan cuma bisa pasrah karena dia juga kangen bibir Hangyul.




Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

1K 96 10
Orang kaya gabut nge-fanboy boy band, awalnya cuma ngisi waktu tapi lama-lama ngisi hati.
186K 17.3K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
1K 162 7
Sepuluh tahun lamanya akhirnya Hanbin dan Zhang Hao bertemu lagi. Sung Hanbin ♡ Zhang Hao ♡Binhao♡ ZEROBASEONE ZB1🪐 • Start : 22.04.2024 • Finish :...
19.5K 2.4K 35
Sequel story dari 'Mahar Surah Ar-Rahman Untukmu'. Azura Zamira atau yang sering disapa dengan Rara, sama sekali tak menyangka bahwa dia akan ditakdi...