15

4K 606 179
                                    

Masih di hari yang sama...

"Han laper ga?" tanya Hangyul ke Yohan yang rebahan di sofa.

"Laper."

"Keluar yuk cari makan sekalian beli keperluan yang lain."

Yohan mendongak ngeliatin Hangyul yang lagi pake jaket. "Tapi gue ga ada duit."

"Kata siapa lo yang bayar? Ayo bangun keburu malem."

Yohan masih rada mager gitu, maklum tadi baru mau tidur di sofa eh malah ga jadi gara-gara Hangyul nanya laper apa ngga.

"Ck, malah ga bangun-bangun."

Karena gemes Hangyul pun bungkuk buat ngecup bibir Yohan beberapa kali. Yohan jadi malu dan langsung nahan wajah Hangyul pake kedua tangannya.

"Iya iya ini bangun!" Yohan akhirnya berdiri tapi sambil cemberut. "Jangan cium lagi tadi kan udah lama."

Hangyul cuma berdeham, ga nyangka Yohan bisa malu juga.

"Eh masa gue masih pake seragam?"

"Di lemari ada baju bang Lino, pake itu dulu untuk sementara."


×××


Saat ini mereka sedang berada di supermarket, shopping beli keperluan sehari-hari. Tadi Pak Shin nelpon Hangyul, katanya tuan dan nyonya Lee ga ada di rumah. Kesempatan itu dipake pak Shin untuk bawa barang-barang Yohan dan Hangyul ke apartemen Minho. Orang tua Hangyul udah tau kalo mereka tinggal bareng. Anehnya ga ada protes apa-apa. Hangyul sih ga ambil pusing, pokoknya sekarang nikmati dulu waktu bersama Yohan.

Awalnya Yohan bertanya-tanya darimana Hangyul dapet uang untuk nraktir dia makan. Jangan salah, Hangyul ga pake kartu kredit dari orang tuanya kok. Hangyul mau nunjukkin kalo dia juga bisa mandiri tanpa uang dari mereka. Jadi tuh sebenernya Hangyul punya tabungan pribadi. Dari SD dia udah belajar nabung ditambah uang hasil taruhan, hadiah menang balap liar itu ditabung semua. Keren kan si Hangyul?

Yohan bengong ngeliat Hangyul masukin banyak barang ke troli. Ga penting banget yang dia ambil. Karena kesel Yohan balikin lagi barang-barang itu ke tempatnya.

"Kenapa dibalikin?"

"Iyalah buat apa lo beli lampu tidur?"

"Penting supaya lebih romantis ada remang-remangnya."

"Pikiran lo mesum mulu. Ini juga apaan? Ga ada gunanya Gyul."

Hangyul mendengus karena sandal pijatnya dibalikin ke tempat semula.

"Udah mending beli yang bener-bener kita butuhin. Kasihan uang lo dipake beli yang ga penting."

Hangyul senyum denger ucapan Yohan. Emang dia ga salah milih calon pasangan. Meskipun cintanya belum diterima tapi Yohan udah bilang suka ke Hangyul, jadi tinggal nunggu waktu sampe mereka resmi pacaran.

"Han beli mug dong, yang couple gitu biar kayak pasangan lain."

"Emang kita pasangan?" tanya Yohan tanpa ngeliat Hangyul.

Kesel sih tapi Hangyul ga bisa marah soalnya udah terlalu bucin.

"Gue pengen beli samyang."

"Beli aja," sahut Hangyul.

Mereka pun meluncur ke rak tempat mie instan. Ga lupa Yohan ngambil banyak cemilan dan bahan makanan lain. Biarpun ga jago masak tapi setidaknya Yohan bisa dikit-dikit. Maklum dulu kan dia pernah hidup melarat.

Dari belakang Hangyul terus ngeliatin Yohan. Dia pun kepikiran ngambil foto Yohan yang lagi sibuk milih-milih sayuran. Saat ini rasa senang Hangyul ga bisa diungkapin dengan kata-kata.

Shine on Me | yohangyul ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang