Shine on Me | yohangyul ✔

By hwangsoul

86K 12.7K 2.6K

Hangyul punya misi untuk membuat Yohan keluar dari rumahnya. Kira-kira berhasil ga ya? 30 August 2019... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19 (end)

11

3.8K 636 152
By hwangsoul

Pagi ini Yohan sedang merhatiin pantulan dirinya di cermin. Dia kesel banget karena di lehernya ada merah-merah. Semua ini ulah Hangyul yang semalem lepas kendali. Untung Yohan bisa nahan nafsu Hangyul sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Iya, semalem Yohan nendang Hangyul sampe nyungsep ke lantai gara-gara Hangyul maksa mau buka celana Yohan. Kalo ga dikasarin ga bakal berhenti si Hangyul. Lagian ngapain sih ngegas banget? Habis ciuman aja udah bikin Yohan panas dingin apalagi naena.

"Hangyul tolol," umpat Yohan kemudian segera mencuci mukanya.

Keluar dari kamar mandi Yohan kaget karena Hangyul ada di kamarnya. Kebiasaan ini anak suka nyelonong masuk. Tapi salah Yohan juga sih ga pernah ngunci pintu kamar. Maksudnya selalu kelupaan.

"Ngapain lo kesini?" tanya Yohan sambil jalan ke lemari untuk ngambil seragamnya.

Hangyul ga nyahut melainkan ngikutin Yohan terus dipeluk aja gitu dari belakang.

"Ck Gyul lepas. Gue mau pake seragam."

Percuma. Hangyul pura-pura ga denger dan sekarang mulai berani nyentuh dada Yohan.

"Gue bilang berhenti!" teriak Yohan sambil menyiku perut Hangyul.

"Akhh perut gue!" rintih Hangyul memegangi perutnya yang sakit.

"Gue ga suka ya lo kayak gitu. Kita ini mau jadi saudara."

Wajah Hangyul mendadak murung. Dia sangat sangat tidak suka kata saudara itu.

"Lo ga suka sama gue?" tanya Hangyul sedikit memelas.

"Nggak. Kita saudara," ulang Yohan.

"Bahkan sedikitpun?" Hangyul makin memelas.

Yohan berdeham. Hangyul kelihatan sedih. Dengan perlahan dia keluar dari kamar Yohan, tapi sebelum itu Hangyul mengatakan sesuatu.

"Lo ga usah sekolah. Bilang ke Yuvin lo sakit. Leher lo masih merah."

Melihat Hangyul yang seperti itu otomatis bikin Yohan ngerasa ga enak. Ya tapi salah Hangyul juga pagi-pagi ga bisa ngontrol nafsu.

"Apa gue terlalu keras ke dia?"


×××


"Hangyuuul~"

Hangyul baru nyampe di kelas udah disambut sama Sihoon. Seperti biasa Sihoon meluk Hangyul dengan manja bikin orang-orang pada iri.

"Semalem kenapa ga jawab telpon gue?"

"Ah itu—gue ketiduran."

Ga tau aja si Sihoon kalo semalem Hangyul lagi asik sama Yohan. Sihoon cemberut gitu tapi Hangyul ga peka.

"Nanti lo dateng kan?"

"Kemana?"

"Ih masa lupa. Ke party-nya Kak Yuri dong. Pasti seru, denger-denger dia mau nembak kak Baek Jin."

Hangyul sebenernya males. Maunya dia diem di rumah terus godain Yohan. Gapapa deh ditendang atau dipukul asalkan sama Yohan udah bikin dia seneng.

Tiba-tiba Hangyul merenung. Kenapa dia jadi mikirin Yohan? Kenapa dia pengen cepet-cepet pulang cuma untuk ketemu Yohan? Kenapa dia kangen sama Yohan?

"Gyul? Hangyul!"

"Ah—kenapa Hoon?" Hangyul kelihatan linglung bikin Sihoon kesel. Daritadi omongannya ga ditanggepi terus.

"Jawab dong, lo ikut kan? Ga mau tau pokoknya harus ikut. Kita ga pernah have fun berdua akhir-akhir ini."

"Iya iya ikut."

Mungkin Hangyul butuh penyegaran supaya ga mikirin Yohan. Nanti malem dia bakal pergi ke party bareng Sihoon. Hangyul harus balikin akal sehatnya sesegera mungkin.

'Gue ga boleh lupa sama rencana yang udah gue pikirin matang-matang,' batinnya.


×××


Hangyul beneran bingung. Dia ga tau apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Malem ini dia beneran dateng ke party sayangnya mood Hangyul ngilang entah kemana.

Party yang dimaksud diadakan di sebuah villa.  Cuma orang-orang tertentu yang diundang dan kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Hangyul sama Sihoon bisa diundang karena mereka temen deket. Wooseok juga diundang, sekarang dia lagi berduaan dengan laki-laki bernama Lee Jinhyuk.

Villa mewah itu benar-benar disulap menjadi klub. Maklum, Yuri selaku penyelenggara pesta adalah pecinta dunia malam. Alunan musik DJ dan orang-orang yang menari di lantai dansa membuat suasana menjadi lebih meriah.

Hangyul duduk sendirian di sebuah sofa. Tadinya bareng Sihoon tapi karena Hangyul ga mau ikut turun ke dance floor, dia pun ditinggal sendirian.

Kalo boleh jujur Hangyul sebenernya kepikiran Yohan. Tadi waktu mau berangkat, Hangyul ga sengaja ngelihat Yohan lagi duduk depan piano dan nyoba menekan tuts-tutsnya. Yohan nyengir sendiri karena melodi ngawur yang dia buat. Makin gemes lagi karena Yohan pake sweater hijau muda kebesaran yang bikin tangannya ga keliatan. Jangan lupa sama celana kain pendek yang membuat pahanya terekspos. Hangyul pengen banget meluk Yohan makanya sekarang dia kayak terpaksa berada di sini.

Musik tiba-tiba berhenti karena Yuri membuat sebuah pengumuman. Ternyata bener, malam ini dia mau nembak Baek Jin yang udah lama disuka. Suasana makin heboh disaat Yuri berlutut dan menyerahkan sebuket mawar untuk Baek Jin. Hangyul cuma ngeliatin dari jauh dan ikut tersenyum saat Baek Jin menerima cinta Yuri.

Sesi pengakuan cinta yang dramatis itu pun berakhir. Pesta kembali berlangsung. Wooseok dan Jinhyuk sekarang pindah duduk ke sofa tempat Hangyul melamun. Kesel banget si Hangyul waktu ngeliat mereka ciuman.

"Kalian pindah ke kamar sana. Jangan bikin gue emosi."

"Lebih menantang di sofa," jawab Jinhyuk kemudian kembali melumat bibir Wooseok.

"Ck." Hangyul meneguk alkohol dengan cepat, tambah terus sampe dia ngerasa pusing. Mungkin kalo mabuk dia bakal berhenti mikirin Yohan.

Tatapan Hangyul mulai ga fokus. Bisa dibilang dia dalam kondisi mabuk sekarang.

"Hangyul, lo gapapa?" tanya Sihoon yang baru balik dari dance floor.

"Wah mabuk dia. Ajak ke kamar gih," kata Yuri yang menghampiri mereka kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Sihoon, memberi kode bahwa ini saatnya bermain bersama Hangyul.

Sihoon terlihat malu-malu, "Ah kakak ini."

Setelah Yuri pergi, Sihoon segera duduk di sebelah Hangyul. Diusapnya pipi Hangyul hingga pemuda itu membuka matanya.

"Hangyul... Lo gapapa?"

Sumpah, yang dilihat Hangyul sekarang ini Yohan bukan Sihoon. Dia tiba-tiba senyum seneng gitu karena ada Yohan di sampingnya.

"Hangyul?"

"Lo disini?" tanya Hangyul dengan lembut kemudian langsung memeluk Sihoon. "Gue sayang banget sama lo..."

Sihoon kaget sekaligus seneng. Biasanya Hangyul ga pernah bilang sayang duluan. Udah geer dong Sihoon, ga tau aja kalo yang Hangyul maksud itu Yohan.

"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Hangyul sambil menangkup pipi Sihoon. "Tiap hari gue selalu mikirin lo. Iya gue salah nganggep lo remeh. Nyatanya lo berhasil ngambil hati gue. Please, jangan tinggalin gue."

Sihoon ga bisa berkata apa-apa sementara Hangyul yang udah mabuk ini malah mencium bibirnya. Langsung dibales aja sama Sihoon secara udah lama mereka ga ciuman. Lagi-lagi, yang Hangyul lihat adalah Yohan. Yohan yang membalas ciumannya, Yohan yang dengan senang hati disentuh dan Yohan yang menuntunnya ke kamar untuk melakukan hal lebih.


×××


Keesokan harinya, Yohan ga ngeliat gelagat Hangyul di rumah. Dia yang udah siap mau ke sekolah pun bertanya pada Pak Shin.

"Hangyul mana pak?"

"Tuan muda Hangyul belum kembali. Katanya menginap di rumah Sihoon."

Yohan mengangkat satu alisnya, "Bukannya dia ke pesta? Kenapa bisa ke rumah Sihoon?"

"Kalau soal itu saya kurang tau. Sebaiknya anda berangkat sekarang sebelum jalanan macet."

"Ah iya. Aku berangkat dulu pak Shin!" seru Yohan sambil berlari keluar dari rumah.

Nyampe di sekolah, Yohan malah kebelet pipis. Langsung aja deh dia pergi ke toilet masih pake tas. Ternyata di toilet ada Sihoon sama Wooseok lagi ngaca depan cermin. Awalnya Yohan ga mau denger pembicaraan mereka tapi akhirnya nguping juga.

"Jinhyuk kampret, gue suruh berhenti malah main sampe jam 3. Lihat nih kantong mata gue. Ga cantik lagi kan," kesal Wooseok yang membuat Sihoon mendesis.

"Lo juga pasti keenakan."

"Eh tapi lo ga main sama Hangyul?" tanya Wooseok mengganti topik.

"Ngga."

"Kenapa?"

"Dia malah ketiduran nyampe kamar."

"Ckck. Dia bilang apa sama lo?"

"Hmmm katanya dia suka banget sama gue. Ga mau gue pergi gitu lah."

"Dih bucin banget. Mending kalian jadian aja. Jangan kayak gini terus."

"Iya sih tapi dia ga nembak-nembak. Gue kan maunya biar romantis kayak kak Yuri."

Yohan mematung. Bahkan saat Sihoon dan Wooseok pergi, Yohan masih mematung. Akhirnya dia sadar setelah mendengar bunyi bel. Buru-buru dia menarik resletingnya dan keluar dari toilet.

Selama jam pelajaran Yohan ga bisa fokus. Dia terus kepikiran Hangyul. Bukan karena suka tapi karena merasa dipermainkan oleh Hangyul.

'Kalo emang suka sama Sihoon ngapain bilang suka gue juga?! Bangsat!' umpat Yohan dalam hatinya.

Yohan berusaha fokus meskipun sangat kentara bahwa dirinya terlihat gelisah. Dia merasa hina dan kotor. Bisa-bisanya dengan mudah diperdaya oleh seorang Lee Hangyul.

Begitu jam pulang, Yuvin langsung nyamperin Yohan. Niatnya mau ngajak jalan dan ternyata Yohan mau. Seneng banget dong si Yuvin.

Mereka pergi ke cafe deket sekolah. Setelah minum ice americano, Yohan baru merasa lebih baik.

"Kenapa Han?"

"Gapapa. Lega aja habis minum yang dingin."

Yuvin tersenyum, kayaknya ada yang mau diomongin tapi masih ragu.

"Vin, rumah lo dimana?"

"Kenapa? Mau mampir?"

"Ngga sekarang sih. Masa kita udah akrab tapi gue ga tau rumah lo."

"Gue juga ga tau rumah lo Han."

"Hehe bener juga." Bisa gawat kalo Yuvin tau dia serumah sama Hangyul.

"Nah, udah gue share alamat rumah gue."

Yohan pun mengecek LINE-nya.

"Kalo rumah lo di mana?" tanya Yuvin lagi.

Belum sempat Yohan menjawab tiba-tiba ada Wooseok dan Sihoon yang menghampiri mereka.

"Cie cie ada yang lagi nge-date nih," goda Wooseok.

"Lucu banget nama kalian kalo disingkat jadi Yuyo," lanjut Sihoon.

"Ih gemes Yuyo."

"Udah udah jangan ganggu dong," kata Yuvin sementara Yohan kelihatan malu.

"Dasar. Yah tapi gue ikut seneng, semoga kalian langgeng." Setelah bilang gitu Sihoon dan Wooseok langsung keluar dari cafe membawa minuman masing-masing.

Yohan hampir keselek karena Sihoon bilang semoga kalian langgeng. Jadian aja ngga gimana mau langgeng.

"Han."

"Kenapa Gyul?"

Gyul?! Kok jadi Gyul sih?! Yohan tuh udah ngutuk dirinya sendiri karena salah nyebut nama Yuvin jadi Hangyul.

"M-maksud gue kenapa Vin?" lanjutnya diikuti cengiran bodoh.

"Kapan lo mau ngasi jawaban?"

"Eh?"

"Kita udah terlalu lama tanpa status yang jelas."

Yohan mendadak blank.


×××


Pukul 8 malam Yohan baru pulang ke rumah. Yuvin pengen nganterin tapi lagi-lagi Yohan menolak. Dia melangkah dari pagar ke arah rumah dengan perlahan. Bisa dibilang pikiran Yohan sedang kosong sekarang.

"Hei."

Yohan ga denger Hangyul manggil dari arah kolam air mancur.

"Kim Yohan!"

Masih ga didenger. Karena gemes Hangyul pun berlari nyamperin Yohan dan meluk dia dari belakang.

"Aish kenapa harus meluk gue?!" protes Yohan sambil meronta.

Awalnya Hangyul ga niat lepasin pelukannya tapi karena sadar ada yang beda dari ekspresi Yohan, pelukan itu akhirnya lepas.

"Lo kenapa?"

"Jangan deket-deket gue lagi."

Hangyul kaget. "Apaan sih kenapa ngomong kayak gitu?"

"Gue ga suka lo nyentuh apalagi nyium gue."

"Yohan," ucap Hangyul lalu meraih tangan Yohan tapi segera ditepis.

"Mending lo sama Sihoon aja sana! Kita ini saudara!"

"A-apa? Kenapa bawa-bawa Sihoon?"

"Gue ga suka sama lo."

Hangyul terdiam.

"Dan gue udah jadian sama Yuvin."

Setelah ngomong gitu Yohan segera pergi ninggalin Hangyul. Semoga dengan begini ga ada lagi perasaan aneh yang mengganggu Yohan.




bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

14.6K 1.8K 14
Ahn Seongmin. Siapa coba yang nggak gemas dengan bayi satu ini? Setiap hari pasti kelakuannya bikin gemas orang-orang. ©2413vb
11.2K 2K 26
[COMPLETED] Tiba-tiba lima anak ini harus ia rawat selama sebulan?! "Mau mamam." "Ya ampun, Chan ganteng banget hari ini." "Kangmin buku membaca Gye...
168 50 10
pria yang selalu di jelek jelekan di setiap saat tapi masih bisa tersenyum
10K 1.9K 41
Semua orang akan menjadi antagonis di cerita orang lain. ⚠bxb HwangMini