Desired by The Don

By LonelySelena

4.9M 156K 4.2K

Warning: adult and explicit sensual content. Juan Pedro Silas datang dari Kolombia atas utusan Salazar Silas... More

PRELUDE
The Arrangement (1)
Selena (2)
Don Pedro (3)
15K (4)
The Don (5)
Buena Niña (6)
Malam Panjang (7)
Lo Siento (8)
Por Favor (9)
O Dios Mio (10)
Mi Amor (11)
El Patron (12)
Te extraño (13)
Amarah Sang Don (14)
Proposal (15)
Carlos Javier Luna (16)
Senorita (17)
Presente (18)
Don Juan (19)
Mannequin (20)
Peligro (21)
Te Echo de Menos (22)
La Grandaze de Colombia (23)
The Special Agent (24)
Boyd Matthew Williams O'Connor
Two Pieced Red Bikini (25)
Dame un Abrazo (26)
La Cocaína (27)
Sad Girl (28)
Miami Beach (29)
Si, Senor (30)
El Cielo Rojo (31)
Mac Club Deuce (32)
Sexy (33)
Joshua Dalton (34)
Shane Dalton (35)
Tranquilla (36)
Dignity (38)
Bonita (39)
Te Quiero (40)
La Familia (41)
Manuela (42)
Love Birds (43)
Hope (44)
Tu Eres Muy Hermosa (45)
EXTRA PART II. MIGUEL ANGEL
PENGUMUMAN UNTUK PEMBACA DBTD LEWAT STORIAL/ EBOOK VERSI AWAL
DOWNLOAD EBOOK LENGKAP

Pequeña Perra (37)

54.8K 3.1K 201
By LonelySelena

Vote dan komen jangan lupa, ya he~

***

Manuela menandaskan anggur di gelasnya.

Memutuskan untuk tidak berdiam diri di kamar melewatkan malam, gadis itu mendandani wajah cantiknya, mengenakan salah satu gaun dari sekian banyak yang belum pernah sempat dikenakannya, dan duduk di restoran hotel untuk menikmati makan malam. Ditimangnya secarik kertas berisi nomor telepon tanpa nama pemberian Boyd-Matthew Williams. Senyumnya selalu gagal ia tahan setiap kali mengingat kegigihan pria itu.

Namun, bagaimanapun ia berusaha mengingkarinya, hatinya sudah terisi oleh pria lain. Lelaki yang membuatnya berharap saat segalanya berakhir, mampu ia lupakan sesegera mungkin, dan ia anggap sebagai bagian kecil dari noda masa lalu yang terkubur sangat dalam hingga tak bisa ia gali kembali selamanya.

Malam telah beranjak sangat larut, angin yang menerpa kulitnya mulai terasa dingin menusuk. Manuela beringsut mundur dari tepi balkon restoran yang sangat luas berhias air kolam renang berkilau kebiruan dan hamparan kerlip lampu-lampu kota. Usai menyetujui tagihan makan malamnya dibebankan pada satu nama, gadis itu masuk ke sebuah lift, kembali ke kamarnya.

Carlos baru saja menutup pintu kamarnya saat ia muncul dari lift. Debar jantungnya bertambah cepat seiring mendekatnya mereka berdua satu sama lain.

"Dia datang sendiri untuk berpamitan." Manuela mengambil inisiatif sebelum Carlos menyerang, ia yakin benar Carlos pasti sudah mendengarnya.

"Apa kau tidak meladeninya?" tanya Carlos.

"Oh ayolah, kami hanya bicara di lobi, aku bahkan tidak mengajaknya duduk—" Manuela belum sempat menyelesaikan kalimatnya saat pintu kamarnya kembali dibuka dari dalam dan wajah sang Don melongok memanggil Carlos kembali.

"Si, Senor?" tanya Carlos cepat.

Manuela mematung dengan mata membelalak.

Sang Don juga sama terkejutnya mendapati Manuela sudah hampir mencapai pintu. "Tidak apa-apa, sudah kutemukan apa yang kucari," jawab sang Don sambil menutup pintu kembali.

"Oh aku akan sangat berhati-hati kalau jadi kau, Senorita, dia sangat kesal," bisik Carlos.

Dengan tekad bulat, Manuela mengabaikan bisikan Carlos yang provokatif. Manuela masih sempat melempar tatapan penuh kesumat yang lantas ditertawakan Carlos sebelum mereka sama-sama menghilang ditelan pintu. Napas gadis itu terembus berat, langkahnya terayun pelan menuju kamar tidur. Sang Don sedang menanggalkan jas dan melonggarkan kancing lengannya saat ia mengintip di ambang pintu.

Manuela menunduk saat sang Don menyadari keberadaannya dan menoleh.

"Kurasa aku dan Carlos sudah cukup jelas memperingatkanmu," buka sang Don dingin. "Apa kau mau dipulangkan ke New York?"

"Dia hanya datang untuk berpamitan," ucap Manuela pelan.

Rupanya, hal itu membuat telinga sang Don semakin panas, "Kau apanya? Kenapa dia berpamitan segala kepadamu? Jadi maksudmu dia masuk lobi hotel ini, tanpa tahu di mana tepatnya kau menginap, menunggumu, dan bicara denganmu untuk sekadar pamit, padahal kalian tidak punya hubungan apa-apa?"

"Kami memang tak punya hubungan apa-apa," sergah Manuela. "Apa yang harus kukatakan? Setahuku memang hanya itu. Dia tahu-tahu ada di lobi, memanggil namaku, dan mengatakan siapa tahu aku mau menemuinya lagi di New York."

"Apa yang kaukatakan?"

"Kubilang lebih baik tidak usah. Dia sudah tahu untuk apa aku di sini, dan kukatakan padanya mungkin klien-klienku di New York tak akan suka kalau aku berteman dengan anggota kepolisian—"

"Klien-klienmu di New York?" sambar sang Don tak percaya.

"Aku hanya meyakinkannya supaya dia tidak menemuiku lagi di sana, bukannya benar-benar akan mendapat klien di New York!" Manuela mulai kesal dan meninggikan nada suaranya, ia berjalan cepat melintasi sang Don yang tengah melonggarkan dasi sambil menggerutu, "Ya Tuhan, kupikir kau pintar. Begitu saja harus kujelaskan."

Tentu saja, sang Don menyambar lengan Manuela. "Apa katamu?"

"Kau berpikir aku akan kembali melacur di New York, kan, karenanya kau meragukanku meski harusnya kau tahu kenapa aku mengatakan hal itu kepada Boyd. Kau sama saja dengan Shane Dalton dan kawan-kawannya. Lepaskan!"

"Apa kau tak paham juga bahwa aku juga menyelamatkanmu di depan Shane dan kawan-kawan gilanya? Kenapa kau bersikap menyebalkan kepadaku?" Sang Don menggoyangkan lengan Manuela dengan cukup kasar sampai gadis itu meringis. "Bukannya menungguku, kemana saja kau dengan gaun sebagus ini?"

Hidung Manuela mendengkus menahan amarah yang entah sejak kapan menggumpal di kepalanya seakan mau meledak, ia merasa tak terima diperlakukan seperti ini, selain itu sepertinya dia terlalu banyak minum anggur. "Oh, kupikir kau yang menyuruhku mengenakan gaun-gaun mahal itu supaya aku tampak representatif berada di sisimu. Kau juga yang menyuruhku jalan-jalan, bersenang-senang, karena kau hampir tak pernah bisa meluangkan waktu selain untuk meniduriku, iya, kan?"

Manuela mampu melepaskan diri. Ia bergegas menuju pintu kamar mandi, tapi sang Don menggapainya lagi dan kali ini membantingnya ke atas tempat tidur. Manuela menjerit saat sang Don menimpa tubuhnya. Ia tolehkan kepalanya ke segala arah untuk menghindari ciuman sang Don. Gadis itu menangis,menolak, dan sampai pada satu titik, sang Don menyadari ia sungguh-sungguh tak menginginkannya. Dia menyukai tolakan-tolakan manis Manuela, tapi kali ini gadis itu serius. Ia tak mau diajak menyelesaikan masalah dengan berhubungan seksual.

Manuela menarik tubuhnya ke sisi tempat tidur yang paling jauh dari sang Don.

"Kau ... ada di sini ... karena sewaktu-waktu aku membutuhkanmu untuk memuaskanku. Kau tahu itu, kan?" tanya Don Pedro, seolah bukan dirinya yang berbicara. Ia berdiri dengan kedua lututnya di atas permukaan tempat tidur, jari telunjuknya menunjuk wajah Manuela. Tajam dan bengis. "Aku tidak membutuhkanmu untuk hal-hal yang sentimental."

"Kau yang membuatku merasa boleh menjadi pasanganmu selama di Miami," balas Manuela seperti tak kenal takut. "Kau menyayangiku, kau membiarkanku menganggap aku istimewa buatmu, kau merindukanku, tapi kemudian kau merusak harapanku seenaknya. Kalau kau ingin aku memperlakukan diriku seperti pelacur di hadapanmu, jangan perlakukan aku lebih daripada itu."

Sang Don mengetatkan rahang.

"Kau bilang kau menyelamatkanku di hadapan Shane Dalton? Kau menyelamatkan dirimu sendiri di depan Shane Dalton, kau menyelamatkan pesta temanmu yang sangat berharga dari keberengsekan Shane Dalton, kau tidak melakukannya untukku!"

"Aku melakukannya untukmu."

"Kau terus membohongiku."

"Kau bisa tanyakan kepada Carlos, aku sama sekali tak tahu Shane Dalton ada di sini. Kau juga bisa tanyakan padanya, apa aku memintanya mencari sewaan yatch sesuai janjiku padamu, atau tidak. Beberapa hal terjadi di luar kendaliku. Manuela—"

Manuela menghindar saat sang Don mendekat.

"Manuela, aku tak punya waktu untuk ini," bujuk sang Don. "Kemarilah ... aku membutuhkanmu. Tanggalkan pakaianmu dan pijatlah aku di jacuzzi, okay?"

Namun, gadis itu bersikeras menggeleng.

"Apa maumu?" tanya sang Don letih. "Kau mau dipulangkan ke New York? Aku bisa memulangkanmu besok, dan mencari perempuan lain yang lebih patuh, lebih pintar memuaskanku, tidak banyak menuntut, dan tidak berteman dengan DEA!"

"Kalau begitu cari saja yang lain," tukas Manuela sama kesalnya. Suaranya bergetar, tapi dengan dagu terangkat dia menantang. "Kau tanya apa aku mau dipulangkan? Ya, aku mau dipulangkan ke New York malam ini juga."

Sang Don menatapnya tanpa emosi, suaranya datar saat—untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu—menghina Manuela, "Kau pikir dengan bersikap begitu kau menang? Kau pikir dengan bersikap begitu kau menunjukkan padaku bahwa kau punya harga diri? Aku sudah membeli harga dirimu lebih besar dari yang sanggup dibayar pria manapun di dunia ini. Tiga ratus ribu dolar. Kau sudah tidak memiliki harga dirimu lagi, pequeña perra, pelacur kecil!"

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 31.3K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.2M 132K 50
17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan...
6.7K 556 27
Pertama kali publish : 7 November 2021 #SERIES KEDUA ASSISTANT FOR A YEAR# . Keduanya sudah terikat, tak terelakkan perdebatan kecil, keraguan, hingg...
2.8M 197K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...