MADE FOR SIN [a #jboyfriend B...

By ChristianSimamora

54.2K 4.4K 444

*update setiap Sabtu atau Minggu (mulai 1 Juni 2019) - - HE'S THE DEVIL WHO SENDS ME TO HEAVEN... - Helen ber... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
polling cover JADI KITA INI APA?
16

15

3K 235 37
By ChristianSimamora


Part 15 dipersembahkan untuk @krisnapancali 

Thanks for reading (dan ceritamu tentang abusif yang pernah kamu saksikan).

Nggak banyak yang berani bertindak di situasi kayak gitu. 


XS

--



"So, how's the life after divorce?"

"Awalnya sih capek," aku Isti. "Tapi orangtuaku benar-benar suportif sejak aku memutuskan untuk jadi single mother. Kalo aku kerja, Klaus dititipkan di rumah mereka. Kakek dan Neneknya bener-bener manjain dia sampai aku yang jelas-jelas anak kandung mereka iri ngeliatnya."

"Aku denger tadi dari Fendi, kamu lagi deket sama seseorang?"

"Yeah. Well, sort of." Wajah cewek itu tersipu malu. "Orangnya baik dan dia juga dah aku kenalin sama Klaus. Sejauh ini, hubungan kami baik-baik aja—tapi aku nggak mau buru-buru mikirin pernikahan. Setelah bercerai dengan Rakan, aku merasa perlu lebih berhati-hati saat memilih pasangan. Nggak hanya demi kebaikanku, demi Klaus juga."

"Aku ikut bahagia buat kamu."

"Ngomong-ngomong, aku udah pernah cerita belum, Rakan pernah bela-belain nyamperin aku di tempat kerjaku yang baru?"

Tanpa diduga, suara Jonan meninggi. "Shit! Gimana ceritanya dia tahu kamu kerja di situ?"

"Tauk deh. Bisa jadi ada temen atau sodara yang cerita. Takut dia bikin ribut di lobi, akhirnya aku mau ketemu. Tapi aku nggak mau sendirian. Aku minta ditemenin sama beberapa temen satu divisiku—mereka mengawasi dari meja seberang sementara aku dan dia ngobrol berdua."

"Ada urusan apa dia ketemu sama kamu? Harusnya kamu lapor sama aku—"

"Setelah pisah cukup lama dan resmi bercerai nggak hanya ngembaliin kewarasan aku, juga kemampuan untuk mendeteksi kalo Rakan bukan laki-laki yang baik. Dan alasannya pengen ketemu karena kangen Klaus itu bullshit banget. Dia bilang dia menyesal dan udah berubah. Dia ikut terapi rutin selama beberapa bulan terakhir dan, bla, bla, bla, aku nggak terlalu dengerin. Karena sepanjang pertemuan itu, aku mengantisipasi ketakutan terbesarku: saat dia minta balik. Dan memang terbukti beberapa belas menit kemudian."

Napas Jonan tercekat. "Kamu bilang nggak kan?" tanyanya dengan nada waspada.

"Of course! Aku sadar, adalah tanggung jawabku sepenuhnya ketika bertahun-tahun bertahan terus stay dengan Rakan. Tapi aku nggak akan membiarkan Klaus sampai ngerasain nasib yang sama. Itu juga alasanku bersikeras membatasi akses Rakan ke Klaus. Aku nggak mau dia sampai ditololin, digoblokin juga kayak ke aku dulu. Enough is enough."

Jonan mengangguk setuju. Pernikahan nggak akan bisa memperbaiki perangai laki-laki berengsek jadi suami bertanggung jawab. Kecuali karena keinginannya sendiri, laki-laki nggak akan berubah.

Wajah cowok itu berubah masam. Believe me, I know.

*


Tiga puluh dua maneken diletakkan berjejer di ruang rapat yang lengang, semuanya mengenakan koleksi perdana HEY! Deluxe lengkap—termasuk aksesori mewah, tas, dan nggak lupa sepatunya juga. Semuanya dirasa sesuai dengan Women on the Move, yang dipilih helen sebagai tema besar koleksinya itu. Maneken pertama misalnya—atau 'Audrey Hepburn as a Book Editor' menurut visi Helen—terlihat anggun dalam balutan trench coat berbahan ringan, piama sutra (yes, pajama set is acceptable as a daily wear now), dan kalung mutiara model tumpuk. Maneken kedua—yang nantinya akan dikenakan oleh model ternama, Cindy Tan—malah tampak berani karena mengenakan pakaian yang menggabungkan motif leopard dan floral sekaligus.

Setelah duduk manis di depan maneken-maneken itu, Helen memasang earphone yang sudah dihubungkan dengan handphone. Cewek itu memejamkan mata sambil mendengarkan playlist lagu pengiring fashion show nanti—terdiri dari sejumlah lagu dengan nada mengentak; What You're Worth-nya Mandisa feat. Britt Nicole, Some Kinda Wonderful-nya Betty Who, It's Your Birthday (Happy Birthday)-nya Robyn the Bank adalah beberapa di antaranya—mencoba membayangkan para model satu per satu muncul di atas catwalk dengan pakaian rancangannya.

Lamunannya terusik suara ringtone yang terdengar lebih jelas karena kedua telinganya disumbat oleh earphone.

Bunda?! Ihhhh, males bangetttt!

Tapi, Helen terlalu takut jadi anak durhaka, jadi mau nggak mau harus menerima panggilan telepon dari beliau.

"Cuman mau konfirmasi, hari ini jadi kan?"

"Tentu aja jadi, Bun."

"Kenapa nggak ketemu di apartemen kamu aja?"

"Di sana berantakan, Bun. Mending ketemu di restoran hotelnya Bunda aja."

"Beneran cuman karena itu atau karena takut kecurigaan Bunda selama ini akhirnya terbukti?"

Helen menggeram kesal. "For God's sake, Bun!"

"It's okay, Sayang. Bunda memang nggak sepenuhnya paham dengan gaya hidup, euh, 'alternatif' kalian. Tapi kalo ternyata itu adalah jalan yang kamu pilih, Bunda bisa apa. Seenggaknya kamu punya seseorang yang bisa diandalkan untuk terus bersama sampai maut memisahkan."

"Sori karena terpaksa ngecewain Bunda untuk kesejuta kalinya, tapi aku dan Kiki bukan pasangan lesbian."

Saking seringnya dicurigain begitu, Helen sampai menanyakan hal yang sama ke Kiki. Tapi dengan cepat sahabat sintingnya itu menjawab, "Don't get me wrong, you are perfect and beautiful. But being a lesbian is impossible for me because, well, I love dick. Terlalu suka sampai jadi bego, bisa nggak sadar disakitin berkali-kali sama yang punya."

"Terus, kenapa kamu betah banget hidup single sampai sekarang?" cecar Bunda. "Jangan-jangan ada yang kamu tutup-tutupin dari Bunda selama ini? Cerita aja, nggak usah sungkan. Kamu frigid? Ada masalah dengan alat reproduksi? Atau apa?"

Sebelum mood bekerjanya benar-benar terganggu, Helen merasa harus segera mengakhiri percakapan mereka itu. "Aku masih stuck sama persiapan show sampai pukul tiga nanti. Jadi, kira-kira pukul lima atau lebih dikit aku sampainya di hotel Bunda."

Beliau menarik napas panjang. "Bunda tunggu," balasnya singkat dan nyaris tanpa emosi.

Klik.

*


Selama berabad-abad lamanya, keinginan untuk menggiring pasangan dalam hubungan serius hingga berakhir di depan altar adalah hasrat utama para cewek matang. Majalah-majalah pernikahan menyasar pembaca cewek sebagai target utama—bukan cowok. Bahkan istilah yang populer terkait dengan pernikahan adalah bridezilla—bukan groomzilla. Pernikahan dibayangkan sebagai momen spesial seorang cewek untuk menjadi 'ratu sehari.' Nggak heran pakaian pengantin dipatok dengan rentang harga jutaan sampai ratusan juta rupiah—kebalikan dari stelan jas mempelai pria yang dari dulu 'segitu-segitu aja' harganya.

Sebaliknya, cowok-cowok selalu digambarkan sebagai sosok yang takut banget sama komitmen pernikahan. Ya di novel, ya di film, sampai nasihat para tante di acara arisan keluarga. Saking alerginya, mereka harus dibujuk, dipaksa, bahkan di beberapa kasus ditipu supaya mau mengakhiri masa lajangnya. Bahkan setelah menikah pun, perjuangan para cewek nggak lantas selesai. Cowok-cowok itu masih mungkin untuk kembali ke kebiasaan lamanya semasa lajang dulu: jelalatan. Malah, para suami yang konon 'lemah terhadap godaan' itu dengan tega membuang istri yang sudah bersamanya dalam suka duka selama bertahun-tahun demi cewek yang lebih muda dan cantik.

Ada nggak sih yang pernah sepikiran kayak dirinya, kalo pernikahan itu adalah surganya cowok dan nerakanya cewek? Artikel dalam jurnal National Council on Family Relations memuat hasil penelitian Robert H. Coombs membuktikan kalo cowok yang sudah menikah mengalami peningkatan dalam hal kesehatan (iyalah, makannya jauh lebih teratur karena selalu disediakan istri), finansial (jarang keluar rumah, party, dan sebagainya—makin rajin nabung juga), dan kebahagiaan. Yes, this is so true: married men are more happy than single men.

Berita buruknya, cewek yang udah menikah nggak lebih baik daripada yang belum menikah.

Nggak percaya? Lihat orang-orang di sekitarmu. Cowok-cowok berperut six packs nggak keberatan jadi chubby setelah menikah. Sebaliknya, cewek-cewek yang sudah menikah—apalagi setelah punya anak—malah terlihat 'kurang terawat'. Jarang dandan dan beli baju baru juga.

Dan oh, satu lagi: juga berdasarkan hasil penelitian, dua per tiga perceraian diprakarsai oleh cewek.

Tahu kenapa? Kebalikan dari ilusi pernikahan yang katanya impian para cewek itu, terbukti kalo sebenarnya yang lebih merasakan manfaatnya justru para cowok. Simpelnya, tinggal lihat perbandingan job description suami dan istri. Tugas suami: mencari nafkah dan jadi pemimpin dalam keluarga. Tugas istri: jago masak, pintar bersih-bersih, telaten merawat anak-anak, menjaga hubungan baik dengan mertua dan para ipar, dan masih banyak lagi.

Tapi tetap saja, saat menyodorkan data ini ke Bunda, dengan cepat beliau mengabaikannya.

"Ah, itu bisa-bisanya kamu ngarang aja," begitu kata Bunda.

"Tapi ada data validnya lho, Bun. Penelitinya pun diakui ahli di bidangnya."

"Terus kenapa? Bunda punya bukti sendiri—menikah dengan mendiang Ayah kamu adalah keputusan paling tepat yang pernah Bunda ambil seumur hidup. Pernikahan bikin Bunda bahagia, Helen, dan itu benar adanya."

Pernyataan itu mengingatkan Helen pada testimoni Betty dulu. Sekali ini, Helen nggak diam saja. Dia memutuskan untuk balas bertanya, "Berarti, sebelum menikah, Bunda nggak pernah bahagia dong?"

Bunda nggak menjawab—malah mengalihkan topik pembicaraan.

Tapi besok-besoknya, dan besok-besoknya lagi, Bunda kembali menyinggung status single-nya lagi. Kemungkinan besar, lunch date mereka juga akan end up begitu. Nggak perlu kemampuan cenayang untuk tahu itu—percakapan di telepon tadi aja bisa dibilang adalah preview duka nestapa macam apa yang akan Helen rasakan saat beneran ketemu langsung dengan Bunda sore nanti.

*sigh*



--

Hulahallooowwww! Babang baru update minggu ini karena minggu lalu Babang atit gitu. But now I'm good! Hihiwww~ 

By the way, kamu setuju nggak sama pendapat Helen? Pernikahan itu lebih menguntungkan cowok ketimbang cewek. 

Drop your opinion, y'all. Nggak ada pendapat yang salah.

Babang undur diri dulu. Sekian dan terima kasih.


Kalau ada pepperoni di ladang, bolehlah kita makan pizza lagi,

CHRISTIAN SIMAMORA




Continue Reading

You'll Also Like

458K 26K 44
The story continues to unfold, with secrets unraveling and new dangers lurking in the shadows. The Chauhan family must stay united and face the chall...
835K 26.9K 68
"Real lifeမှာ စကေးကြမ်းလွန်းတဲ့ စနိုက်ကြော်ဆိုတာမရှိဘူး ပျော်ဝင်သွားတဲ့ယောကျာ်းဆိုတာပဲရှိတယ်" "ခေါင်းလေးပဲညိတ်ပေး Bae မင်းငြီးငွေ့ရလောက်အောင်အထိ ငါချ...
174K 13.6K 35
Her marriage was fixed which was an arranged marriage but she moved to London to pursue her career and dreams and after that, she would marry. But in...
4.4M 279K 104
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...