DREAM [Markri+Jungri]✔

By skangawr

8.8K 1.7K 78

🚴[C O M P L E T E D]🏇 Wa®ning⚠ Bahasa non baku, kasar, nakal, agak senonoh, adu tinju area. . Cast NCT, EXO... More

PROLOG
1% MOS
2% MOS & Temon
3% MOS pt 2
4% MOS (end) + Club
5% Dream & Naintyseven
6% kembali.
7% Malam Mingguan Dream
8% Ribut
9% Koma
11% Jisung Tahu
13% Mau
15% New York? Why?
17% Camping
19% Camping pt.2
20% Berubah Nembak
22% Next korban + Ungkapan
28% Mision Gagal+Masalah Baru
35% Terpaksa + Start The Plan
47% So Sweet
55% Boomerang + Chenle Skenario
68% Keputusan Marklee
74% Kena Kau
92% Pergi
99% POV
99½ % Persidangan - Masalah
100% Patah hati kedua
Epilog

86% Alasan

194 55 1
By skangawr

Mark sama Yeri sampai di rumah Yeri sekitar jam 4 sore. Mark berniat mampir sebentar untuk sekedar ngobrol sama Yeri atau mama Yeri yang biasanya nimbrung. Jangan lupa juga mereka pulang pake sragam. Biar keliatan kayak dari sekolahan, padahal dari Jakarta.

Mereka berdua masuk, Mark duduk di sofa sedangkan Yeri mencari mamanya ke belakang. Ah itu mama Yeri lagi membuat sesuatu. Yeri mendekat lalu memeluk mamanya dari belakang.

"Lagi buat apa ma?"

"Eihh kamu ngagetin mama aja, kok baru pulang?"

"Tadi mampir kerumah temen dulu ma ambil baju"

"Ohh dianter siapa? Jungkook?"

"Bukan, dianter sama Marklee. Jungkook nganter temennya pulang, jadi Yeri nebeng Mark"

"Ohh, yaudah itu makaron sama brownies greentea yang ada di meja kamu ambil trus suguhin gih"

"Kok tumben mama buat ginian? Ada acara apa?"

"Nanti malem ada tahlilan di rumah embah"

"Oh, embah udah mendingan belum ma? Seminggu gak kesana kok aku jadi ngerasa bersalah"

"Gapapa sayang, kamu kan masih sibuk sama sekolah. Ya kalo bisa setiap hari minggu aja kesananya, itupun kalo kamu gak sibuk, atau sabtu sore gitu"

"Siap mama, kalo gitu aku ke depan lagi ya"

Ny. Kim mengangguk, ia kembali fokus dengan adonannya. Sedangkan Yeri mengambil piring untuk kue dan gelas untuk minumannya. Setelah itu ia kembali ke ruang tamu.

"Mama kamu mana?" tanya Mark.

"Sibuk buat kue, buat acara tahlilan dirumah simbah"

"Oh, oiyaa besok sekolah aku jemput ya"

"Tapi Jungkook?"

"Bilang aja nebeng temen gitu"

"Dia pasti tau kalo aku bareng kamu"

"Ya udah sih biarin aja, toh Jungkook gak akan bisa marah sama kamu"

"Tapi aku takut dipukul kayak dulu lagi"

"Aku jamin gak akan marah dia"

"Yaudah"

Karena hari mulai gelap, Mark pun pamit untuk pulang. Lagipula, Yeri sama mamanya mau kerumah simbahnya.

Sampai dirumah, Mark melihat kakak sama mamanya ada diruang tamu. Ada yang aneh sama ekspresi mereka berdua.

"Assalamualaikum" ucap Mark saat masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam" jawab Minseok dan Ny. Lee.

"Mark, coba sini mama mau bicara"

Mark dengan wajah polosnya menghampiri mamanya dan duduk disampingnya.

"Mark, mama mau tanya. Kenapa kamu tiba-tiba pengen nyusul papa ke Kanada sama sekolah disana?" tanya Ny. Lee.

Mark tau, pasti papanya sudah menelfon mamanya soal hal itu.

"Mark kangen sama papa aja"

"Jangan bohong Mark" ucap Minseok.

Jika abangnya yang berbicara, Mark tidak bisa menyembunyikan apapun.

"Aku rasa abang udah tau"

"Arin?"

Mark hanya mengangguk.

"Mark coba pikirin lagi lah, papa bulan depan mau pulang tapi kamu malah kesana"

"Papa biar pulang, aku mau tetep kesana. Papa pulang juga cuma sebulan kan abis itu balik ke Kanada lagi"

"Tapi Mark.."

Mark langsung memeluk mamanya, "Mark janji hanya sampai lulus SMA. Aku juga bakal sering pulang buat ngikutin sidangnya Mina. Ya maa, ya ya ya" rengek Mark.

Ny. Lee menghela nafas pasrah, "Yaudah"

Ny. Lee akhirnya mengalah dengan putra bungsunya itu. Jika itu bisa membuat Mark bahagia, apapun akan dia lakukan. Lagi pula Mark tidak sendiri disana, ada suaminya disana.

"Abang masih gak nyangka, gadis semanis Mina bisa bunuh orang" kata Minseok.

"Mina yang temennya Arin itu?" sahut Ny. Lee.

Mark mengangguk, "Iya, Mina yang dulu sering kesini"

"Kok bisa sih, untung mama gak jadi ke rumah Mina"

"Mama ngapain kerumah Mina?" Mark mengernyit menatap mamanya.

"Mina ngundang mama sama abang kamu buat makan malam disana, tapi mama gak bisa karena ada urusan sama maminya Haechan yang mama pergi ke luar kota sebulan yang lalu itu. Trus abang kamu juga sering lembur kan waktu itu"

"Kok mama sama abang gak bilang sama aku? Trus kenapa cuma mama sama abang yang diundang?"

"La wong gak jadi kok, ngapin bilang ke kamu"

"Iya sih, tapi paling gak mama bilang lah sama aku"

"Yaudah lah gak usah dibahas, udah lewat juga. Udah sekarang kamu mandi, dari kemaren gak pulang, pulang-pulang eh malah bawa kabar mau minggat ke Kanada"

Mark cengengesan lalu kembali memeluk mamanya, "Maaf maa"

"Yaudah sana mandi"

Mark beranjak pergi ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju.

"Yer..Yerim.."

Jungkook mengejar Yeri yang dari pagi menghindarinya. Yeri berlari sekuat tenaga, sampai ia bersembunyi didalam sebuah ruangan disamping toilet.

Dirasa Jungkook sudah pergi, Yeri bernafas lega. Kata Mark, dia harus menghindari Jungkook hari ini. Entah apa alasan Mark, Yeri hanya menuruti ucapan pacarnya itu.

Saat Yeri akan membuka pintu untuk keluar, seseorang menahan tangannya. Yeri menoleh.

Mampus Chanwoo - Yeri

Yeri takut sama Chanwoo, karena beberapa kali Yeri melihat Chanwoo menatapnya aneh. Itu membuatnya takut dan tidak berani menatap lelaki itu, tapi karena dia selalu dikelilingi sama Naintyseven sama Dream dia jadi gak takut.

Yeri cengengesan, "Hehehe gue salah masuk kayaknya. G-gue pergi dulu. Bhaiiy"

Yeri mau pergi tapi Chanwoo mendorong Yeri menjauh dan mengunci ruangan tersebut.

Chanwoo mendekat ke Yeri, Yeri mundur sampai punggungnya menatap dinding.

"L-lo mau ngapain?" Yeri takut.

Chanwoo mendekat dan memperhatikan wajah Yeri dari dekat. Sedetik kemudian lelaki itu tersenyum manis.

"Gue Jung Chanwoo"

Yeri tertawa renyah, "G-gue Kim- Kim Yerim"

Lalu Chanwoo menjauh, ia kembali ke kursi dan memakan pop mienya.

Lah gue kira mau ngapa-ngapain gue - Yeri

"Ngapain? Sini duduk"

Chanwoo menepuk kursi disampingnya. Yeri yang takut, ragu untuk duduk disitu.

"Gak usah takut, gue tau kali lo siapa. Dan gue gak mau nyari masalah sama si level 6, apalagi si level 1"

Yeri tau siapa yang Chanwoo maksud, pasti Jungkook sama Marklee. Kemudian Yeri duduk disamping lelaki itu.

"Lo ngapain masuk kesini?"

"G-gue ngumpet dari Jungkook"

"Kenapa?" Chanwoo menatap Yeri sambil mengunyah mie yang ada dimulutnya.

"Ya ngehindar aja"

"Oh, pasti karena lo lebih milih si level 1 daripada level 6"

"Ehh enggak kok"

"Trus?"

"Eee gue cuma pengen ngehindar aja"

"Kalo lo milih si level 1 juga gapapa lah, seenggaknya dia gak ada riwayat mukulin cewek. Kalo si level 6 udah gak usah ditanya, lo pernah dipukul juga kan"

"Iya sih, tapi sebenernya Jungkook itu baik kok"

"Iya baik, cuma sama lo sama temen-temennya doang, kalo sama yang lain juga pasti dipukulin" Chanwoo kembali menyeruput mienya.

Yeri diam.

"Lo sendirian?" tanya Yeri mengalihkan pembicaraan.

Chanwoo mengangguk.

"Temen lo?"

"Gue gak ada temen"

"Kenapa?"

"Ya gak suka punya temen aja"

"Padahal enak lo punya temen"

Chanwoo menggeleng, "Gue gak minat"

Pantes kemana-mana sendirian, gue kira psiko atau gak malah homo - Yeri

"Kalo temenan sama gue?" Yeri tersenyum sambil mengangkat tanganya 💁🏻.

Chanwoo menatap Yeri beberapa detik, lalu membuang muka untuk meminum air mineralnya.

"Gue gak mau nyari masalah, mending lo pergi dari sini!" usir Chanwoo.

"Tapi gue mau jadi temen lo"

"Gue gak"

"Gue bakal ngikutin lo sampe lo mau jadi temen gue"

"Lo mau bikin gue jadi bulan-bulanan naintyseven sama dream?!"

"Kalo itu bikin lo mau jadi temen gue ya gue sih oke aja"

"Ah anjing!"

"Gimana?"

"Terserah dah, suka-suka lo"

"Yaudah, fix kita temenan. Jadi gak ada kata lo gak punya temen, karena gue sekarang temen lo"

"Ya, mending lo pergi sekarang"

Yeri menggeleng dengan cepat, "Gue gak mau ketemu Jungkook, gue disini sampe bel masuk gapapa kan?"

"Silahkan"

Chanwoo beranjak, ia menata kardus di lantai, lalu menggunakannya untuk alas tidur. Baru saja Chanwoo memejam kan mata, dia mendengar suara perut berbunyi. Ia membuka matanya lagi menatap Yeri yang duduk sambil memegang perutnya. Entah bisikan dari mana Chanwoo beranjak dan pergi dari sana. Beberapa menit kemudian dia kembali membawa satu cup popmie dan satu botoh air minum.

"Makan nih" Chanwoo menaruh mie dan air itu ke meja.

"Lo kok baik sih?"

"Gak usah Ge Er lu, tidur gue keganggu sama suara perut lo"

Yeri diam mengulum bibirnya sambil menatap lelaki itu balik ke tempatnya semula, tidur beralaskan kardus. Tanpa basa-basi, Yeri memakan pop mie itu. Dia gak brani main hp karena dia tau jika MAPSnya di pantau oleh Jungkook.

Kemudian ia beralih memperhatikan Chanwoo yang sudah terbang ke alam mimpinya.

Kalo diliat-liat, garis wajah tu cowok mirip sama garis wajah Jungkook, ganteng hehehe - Yeri

Sementara itu, Mark sama Renjun lagi di perpustakaan. Sekedar baca doang, Mark pengen suasana tenang. Kalau di kantin pasti rame.

"Bang, lo yakin mau ke Kanada?" tanya Renjun.

Mark hanya ngangguk, matanya tidak beralih dari buku yang dia baca.

"Kalo gue kangen sama lo gimana?"

Mark menatap Renjun mengernyit. Lalu balik membaca bukunya.

"Bang, gak ada lo nanti pasti ada yang kurang"

"Gue pasti balik, gue cuma butuh waktu buat lupain Arin"

"Bukannya lo udah ada Yerim, gue liat lo adem ayem aja sama dia. Beban pikiran lo juga udah-" Renjun menghentikan ucapannya, "Sorry bang gue lupa sama perjanjian lo sama Jungkook"

"Yerim sama Jungkook udah dijodohin dan mereka bakal menikah setelah Yerim lulus. Jadi gue bakal lupain Yerim juga dan balik setelah mereka menikah"

Renjun menatap leadernya dengan tatapan iba, mau nolong juga dia gak tau mau nolong apa. Kalo dibiarin, kasihan juga. Akhirnya Renjun diam, ia kembali membaca bukunya.

"Marklee?"

Marklee sama Renjun noleh, aneh padahal yang dipanggil cuma Mark. Mark mengernyit melihat siapa yang memanggilnya.

"Marklee? Si level 1 kan?" tanya Eunseo.

Mark hanya diam, sedangkan Renjun sudah tau siapa gadis itu. Renjun mendekat ke samping telinga Mark dan membisikkan sesuatu.

"Itu cewek yang ada difoto kemaren bang, yang sama Jungkook" bisik Renjun.

Mark mengangguk paham. Lalu Mark balik baca bukunya, seakan mengabaikan Eunseo.

"Ada apaan?" tanya Renjun ke Eunseo.

"Enggak, cuma pengen tau aja gimana wajah si level 1, ternyata ganteng dan berkharisma ya"

"Duduk lu" kata Mark. Eunseo pun duduk didepan Mark.

"Lo siapanya Jungkook?"

"Gue sahabat kecilnya, kenapa?"

"Gapapa, cuma pengen tau aja. Gue kira lo pacarnya"

"Bukan lah"

"Lo gak suka kan sama Jungkook?"

"Enggak, kenapa emangnya?"

"Cuma nanya"

"Kalo gitu gue pergi dulu ya, laper" kata Eunseo yang diabaikan oleh Mark sama Renjun.

Seenggaknya kalo gue pergi, gak ada yang ganggu hubungan Jungkook sama Yerim - Marklee

Lagi dan lagi, sepulang sekolah Yeri jadi buronan Jungkook lagi. Dan sialnya kali ini dia tertangkap.

"Lo kenapa sih ngehindar terus dari gue? Gue salah apa? Ngomong Yer gue salah apa, biar gue tau apa salah gue"

Yeri hanya diam, dia bingung mau jawab apa. Tiba-tiba Eunseo datang dan merangkul lengan Jungkook.

"Kook pulang yuk, gue traktir makan. Gue lagi seneng nih, akhirnya gue tadi ketemu sama si level 1, dan dia ganteng banget tau gak ehh-"

Eunseo baru sadar jika Jungkook bersama seseorang. Eunseo melepaskan tangan Jungkook. Gadis itu tau jika yang bersama Jungkook ini adalah pacar sahabatnya itu.

"Lo pikir aja sendiri!" Yeri menghempaskan tangan Jungkook dan berlari pergi.

"Seo, kapan-kapan aja ya. Gue ada urusan" Jungkook berlari mengejar Yeri dan meninggalkan Eunseo.

"Yer pliss"

Jungkook kembali meraih tangan Yeri dan langsung membawa gadis itu kepelukannya.

"Plis dengerin gue, cewek itu sahabat gue. Lo marah gara-gara itu? Gue minta maaf, harusnya gue lebih bisa jaga perasaan lo"

Yahh Jungkook bucin, padahal Yeri yang pergi sama Mark kemaren. 😬

"Udah ya ngambeknya, gue gak mau tuan putriku cemberut terus"

"Baksuu~" ucap Yeri.

"Yaudah yuk beli, asal jangan cemberut sama marah lagi"

Yeri hanya mengangguk dipelukan Jungkook. Salah gak sih Yeri seperti ini? Dia sayang sama Mark tapi memberi harapan ke Jungkook. Tapi kan emang Jungkook sama Yeri akan menikah karena perjodohan mereka.

Akhirnya Jungkook sama Yeri pun pulang bersama dan mampir ke warung bakso tempat langganan mereka.

Saat mereka lagi makan, hp Yeri berdenting, ada pesan masuk. Ia melihat siapa yang mengiriminya pesan.

"Jisung" gumam Yeri tanpa bersuara. Lalu ia membukanya.

Jisungie
Yer nanti malem gue kerumah lo ya, ada yang mau gue omongin penting.

Yeri
Oke
Read

"Siapa?" tanya Jungkook.

"808"

"Ooh, eem nanti gue mampir ya"

"Oke" Yeri melahap lagi pentol baksonya.

"Oh iya, gue ada sesuatu buat lo"

Jungkook mengambil sesuatu dari tasnya lalu menunjukkannya ke Yeri. Mata Yeri langsung berbinar lalu mengambil benda yang ada ditangan Jungkook.

"Ihh ini DVD film yang gue cari"

"Nanti nonton bareng gimana?"

Yeri mengangguk dengan cepat. Melihat wajah gadis itu yang kembali ceria, membuat Jungkook senang sendiri. Seperti ada bunga bermekaran di hatinya.

Sampai di rumah, Yeri sama Jungkook langsung menuju kamar. Jungkook mempersiapkan laptop dan kaset DVD, sedangkan Yeri berganti baju di kamar mandi.

"Jungkook"

Ny. Kim berdiri didepan pintu kamar putrinya yang terbuka dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman. Jungkook segera beranjak dan mengambil alih nampan Ny. Kim.

"Aduh tante kok repot-repot"

"Enggak kok, yaudah tante tinggal ke bawah dulu ya, jangan lupa dimakan"

"Siap tante"

Ny. Kim pun pergi kembali melanjutkan aktifitasnya, sedangkan Jungkook kembali ke meja kecil tempat laptopnya. Ia menaruh makanan disamping laptop.

"Mama ngapain?" tanya Yeri yang baru keluar dari kamar mandi.

"Nganter makanan sama minuman"

"Oh"

Yeri menaruh seragamnya dilemari lalu duduk disamping Jungkook. Tapi tiba-tiba lelaki itu beranjak.

"Kemana?"

"Ganti baju, gerah"

"Emang bawa?"

"Bawa"

Jungkook menghampiri tasnya, ia mengambil kaos berwarna putih yang sudah dia siapkan dari rumah. Jungkook melepas jas, dasi, lalu kemejanya. Yeri sedikit melirik ke Jungkook, dan dia melongo takjub melihat tubuh lelaki itu yang proporsional dan memiliki perut sixpack, Yeri berasumsi jika Jungkook sering olahraga.

Yeri mengalihkan pandangannya dan memakan snack yang ada didepannya ketika melihat Jungkook akan kembali ketempatnya semula duduk.

Sepanjang film diputar, Yeri sering mendelik dibelakang punggung Jungkook karena takut dan tegang karena teror badut di Film IT. Dan saat Film selesai, Yeri baru sadar jika dia ada dipelukan Jungkook. Seketika dia malu dan salah tingkah karena hal itu. Padahal Jungkook mah seneng aja dapet rejeki meluk-meluk.

Sekitar jam 5 sore, Jungkook pulang. Yeri segera mandi lalu membantu mamanya memasak makan malam.

Hari semakin malam, jam menunjukkan pukul 19.30 malam. Yeri terus saja mondar-mandir menatap jendela kamarnya. Sebenarnya Yeri menunggu Jisung, sudah jam segini tapi Jisung belum datang.

Jam menunjukkan jam 20.00 malam, saat ia melihat ke jendela, ada sebuah motor yang berhenti di depan pagar rumahnya dan ingin membuka gerbang. Yeri tau itu Jisung, jadi ia segera berlari turun dari kamarnya ke bawah.

Ia membuka pintu, dilihatnya Jisung tersenyum kearahnya.

"Hehehe gue lama yaa Yer, tadi motor gue pakek acara mogok segala sih, jadi gue benerin dulu"

"Gapapa lah, yuk masuk" ajak Yeri.

"Nyokap lo?"

"Ada dibelakang sama bokap"

"Oh, tapi mending kita keluar aja ke taman komplek lo. Gue gak enak sama orangtua lo kalo ngomong ini disini "

"Oh, oke. Gue pamit dulu ya"

Beberapa saat Yeri balik dengan jaket yang sudah dia pakai. Mereka ke taman komplek jalan kaki, katanya biar keluar keringet, padahal enggak.
Sampai disana, mereka duduk dibangku taman.

"Lo mau ngomong apa?" tanya Yeri.

"Eee tapi gue minta lo jangan marah sama bang Mark, atau marah sama dream. Gue kasih tau ini supaya lo gak nyesel aja nantinya"

Yeri mengernyit mendengar ucapan Jisung, kenapa dia membawa-bawa Mark sama drean dalam ucapannya.

"Maksudnya?"

"Gini..-"

Jisung menjelaskan semuanya ke Yeri, tentang Mina yang sudah masuk penjara, bagaimana Mina bisa tertangkap, Mark yang datang kerumah Jungkook meminta bukti pembunuhan Arin dan rencana Mark yang akan pergi ke Kanada diam-diam tanpa sepengetahuan Yeri.

Raut wajah Yeri berubah bahkan menangis mendengar ucapan terakhir Jisung yang mengetahui jika Mark akan pergi tanpa pamit darinya.

"Gue mohon jangan benci bang Mark, dia punya alasan sendiri ngelakuin hal itu. Dia sayang sama lo Yer, tapi dia terpaksa ngelakuin itu. Selain karena itu syarat dapet barang bukti dari Jungkook, bang Mark juga mikir kalo hubungan kalian gak bakal berhasil karena emang dari awal lo udah dijodohin sama Jungkook. Jujur, sebenernya gue atau dream yang lain gak boleh ngomong ini ke lo. Tapi karena lo temen gue dan lo orang yang disayang bang Mark, gue gak bisa liat lo sakit hati dan menyesal, lebih baik lo tau ini dari awal"

"Mark jahat banget sih sama gue Jis, kenapa dia setega ini sama gue?" Yeri sudah menangis saat pertama mendengar cerita Jisung.

"Yer coba lo fikir lagi, apakah hubungan kalian nantinya bisa berhasil? Sedangkan lo sudah dijodohin sama nenek lo, apa lo bisa nolak beliau? Bang Mark mikir, mumpung ini hubungan kalian masih awal dan belum begitu dalam, dia coba ngalah dengan keadaan. Bukan maksud dia gak sayang, tapi dia mikir untuk kedepannya. Kalo nangis, dia juga nangis Yer dengan keadaan yang harus mau gak mau nerima kenyataan orang yang dia sayangi harus pergi dari hidupnya lagi"

Yeri masih sesenggukan disamping Jisung, bahkan jaketnya sudah basah dengan air mata dan air hidung.

"Bukan gue ngebela bang Mark, gue coba ikut mikir, dan gue pikir apa yang dilakukan bang Mark benar. Kalo aja lo sama Jungkook gak dijodohin mungkin bang Mark akan ngelanggar ucapannya ke Jungkook dan milih lo. Tapi ini beda Yer, dia gak bisa kalo harus egois milih lo dan nyakitin hati orangtua lo sama orangtua Jungkook, terlebih lagi sama nenek lo yang sakit"

Yeri berfikir, kenapa setiap Jisung memiliki pendapat selalu masuk akal, akan tetapi selalu bertolak belakang dengan jalan fikiran Yeri.

Jisung menggenggam tangan Yeri, "Gue mohon, coba lo fikirin lagi ucapan gue. Dan gue mohon bersikap biasa aja ke bang Mark sama Jungkook"

Yeri mendongak, ia menatap Jisung dengan senyum yang ia paksa.

"Gue ngerti Jis, ucapan lo terlalu masuk akal untuk gue fikirin lagi. Mau gak mau gue memang harus sama Jungkook karena perjodohan. Jis, gue boleh minta tolong?"

Jisung mengangguk yakin, "Apapun itu pasti akan gue bantu"

"Gue mohon, waktu Mark berangkat, tolong kasih tau gue, gue mau liat dia terakhir kali sebelum dia pergi"

Jisung mengangguk, lalu tangan besarnya mengusap air mata temannya yang menangis itu. Jisung juga membawa tisu basah dan air botol untuk membasah wajah Yeri agar matanya tidak sembab keesokan harinya.

Entah kenapa Jisung tiba-tiba membawa Yeri kepelukannya, "Hidup kadang harus sepahit pare, tapi yakin aja suatu saat pasti akan semanis gula. Hanya tinggal tunggu waktu aja, gue yakin lo bisa lewatin semua ini. Jika memang lo berjodoh sama bang Mark, dan bukan sama Jungkook, gue yakin sejauh apapun kalian, pasti akan bersatu. Gue yakin"

"Udah siap?"

"Udah"

Jungkook pun melajukan motornya menuju sekolah bersama Yeri. Karena saran Jisung untuk membasuh wajah sehabis menangis, mata Yeri tidak sembab hari ini. Jungkook pun tidak curiga jika semalam Yeri menangis.

Sampai disekolah, Jungkook sama Yeri bersikap biasa. Sepertinya Yeri sudah memikirkan ucapan Jisung semalam. Bahkan mereka bersenda gurau sambil jalan menuju kelas Yeri, oh iya Jungkook mengantar Yeri sampai kelas. Kan sudah ku bilang kalo Jungkook bucin.

Saat Yeri masuk kelas, Jungkook pergi ke kelasnya. Saat dijalan, dia bersimpangan dengan Mark. Tapi mereka tidak menoleh bahkan melirik pun enggak. Seperti orang yang tidak saling kenal.

Saat Mark masuk kelas, Yeri tersenyum lebar sampai Mark duduk disampingnya.

"Markeuyaa~" sapa Yeri.

Mark terkekeh, "Kamu kenapa sih ha? Kayaknya lagi bahagia banget"

"Aku semalam mimpi indah sama kamu, makanya aku sekarang seneng banget"

"Ah masaa?"

"Dihh dibilangin, oh iya aku punya sesuatu buat kamu" Yeri mengambil sesuatu dari saku jasnya.

Yeri meraih tangan kiri Mark dan memakaikan sesuatu di jari manis Mark. Ia memasang cincin berwarna hitam dijari Mark.

"Wahh~ its so beautiful" ujar Mark yang melihat cincin yang pas dengan jarinya itu.

"Waktu kerumah nenek kemaren, aku gak sengaja nemuin ini di laci meja. Trus aku nanya ini cincin siapa, nenek bilang cincin aku"

"Kok cincin kamu?"

"Iya, sebelum nenek sakit, dia beli itu buat aku, pengennya sih sebagai kado ulang tahun aku. Karena gak boleh beli satu karena ini sepasang, jadi nenek belinya dua"

"Oh begitu, coba sini yang satu lagi biar aku pasangin ke kamu"

Yeri memberikan cincin itu ke Mark, lalu Mark memasangkan ke jari Yeri.

"Cantik kan?" tanya Yeri.

"Kamu emang cantik sayang"

"Hihh bukan aku, tapi cincinnya"

"Kamu sama cincinnya sama-sama cantik"

"Hilih bucin" cibir Haechan yang sengaja lewat disamping meja mereka.

"Sirik aja lu jadi orang" cibir Jaemin ke Haechan.

"Efek kagak dikasih jatah sama Hina tuh" tawa Renjun.

"Kesian" lanjut Jeno.

"Brengsek lu bertiga!" kesal Haechan. "Monggo dilanjutkan membucin leadernim" lanjutnya.

"Bucin katanya hahahaha" tawa Yeri.

"Abaikan para setan sayang. Oh iya nanti kamu jadi kerumah aku kan?" tanya Mark sambil membelai rambut Yeri.

"Jadi dong"

"Yaudah nanti aku tunggu ya"

Beberapa saat guru datang dan pelajaran dimulai. Masih ada 3 hari lagi, Mark ingin menggunakan sisa waktunya untuk bersama Yeri sebelum dia berangkat.

Malam harinya.

Katanya belajar, Mark sama Yeri malah duduk di gazebo rumah Mark. Kepala Yeri bersandar dipundak Mark sambil ngelus bulu Monte yang duduk dipangkuan Yeri. Mereka berdua diam dengan fikiran mereka masing-masing.

Minseok yang gak sengaja melihat mereka seperti ayam bengong itupun nyamperin. Minseok melambaikan tangannya didepan wajah Mark sama Yeri bersamaan. Mereka berdua langsung sadar.

"Ini kenapa pada bengong? Malem-malem bengong ntar kesambet loh"

Mark sama Yeri cengengesan.

"Enggak kok bang" "Enggak kok kak"

Jawab mereka barengan. Lalu mereka saling tatap.

"Eh" "Eh"

"Kok" "Kok"

"Mark" "Yer"

"Ha" "Ha"

Minseok tertawa melihat jawaban Mark sama Yeri yang terus saja bersamaan.

"Kalian itu lo kenapa? Coba cerita"

Yeri membungkam mulut Mark, "Aku gapapa kak hehe, lagi suntuk aja"

"Wah pas kalo gitu, besok lusa kan minggu, gimana kalo kita jalan-jalan?" ajak Minseok.

"Boleh-boleh, kemana kak?" mata Yeri berbinar.

Tangan Minseok mengusap dagunya, "Gampang lah, nanti biar kakak yang nyari. Eh Mark, ngapain kamu"

Minseok menatap Mark yang senyum-senyum sendiri dibelakang tangan Yeri yang masih membungkamnya. Yeri melepas bungkamannya dari Mark.

"Tangan Yerim wangi banget bang hehehe"

Minseok sama Yeri memutar bola matanya jengah melihat kelakuan Mark.

Tiba-tiba pembantu rumah Mark datang. Menghampiri mereka bertiga.

"Maaf tuan muda, ada tamu nyariin mbak Yerim" katanya.

"Siapa bik?" tanya Minseok.

"Saya nggak tau tuan muda"

"Kok aneh sih? Ini kan rumah kamu kok yang dicari aku" bingung Yeri.

Mark hanya menaikkan bahunya sekilas.

"Daripada penasaran mending kalian temuin"

Mark sama Yeri saling pandang, lalu mereka ke ruangtamu. Tidak lupa, Mark menggendong Monte karena kucing itu tidak mau ditinggal.

Sampe di ruangtamu, Mark sama Yeri terkejut siapa yang datang kerumahnya.

"Jungkook" ucap Yeri lalu menatap Mark.

Tiba-tiba Monte melompat dari gendongan Mark dan mendekati Jungkook, mendusel ke lelaki itu. Tanpa disangka Jungkook malah mengelus kucing Mark.

"Jung, kok lo kesini?" Yeri nyamperin Jungkook. Sedangkan Mark duduk di sofa lain samping Yeri sama Jungkook duduk.

"Gue jemput lo, ini jam berapa? Cewek kok jam 9 belum pulang"

Yeri seketika ingat jika MAPS hpnya terhubung ke MAPS Jungkook.

"Ya ini mau pulang"

"Lagian ngapain sih kesini segala?"

"Ngerjain tugas kelompok"

"Udah selesai kan? Yaudah ayok pulang"

Mark diam aja, karena dia emang gak berkutik sekarang sama Jungkook jika itu menyangkut Yeri.

"Iyaa"

Yeri kembali masuk untuk mengambil tasnya yang ada di gazebo belakang rumah Mark, sekalian pamit pulang sama Tn&Ny. Lee dan juga Minseok.

"Namanya siapa?" tanya Jungkook yang masih mengelus Monte dipangkuannya.

"Monte" jawab Mark.

"Cowok?"

"Cewek"

"Norak banget namanya"

"Arin yang kasih nama"

Jungkook langsung diam ketika tau siapa yang namain kucing itu. Mereka kembali diam, lebih tepatnya sih Mark aja, sedangkan Jungkook masih mengelus bulu halus Monte.

"Ayok" ajak Yeri.

Jungkook menaruh Monte ke sofa, tapi Monte terus mengeong seperti menahan Jungkook pergi, bahkan terus mendusel kaki.

"Kucing lo kenapa sih?!" tanya Jungkook.

"Ya gitu kalo suka sama orang"

Mark beranjak, ia menggendong Monte tapi kucing itu gak mau, melompat terus mendusel kaki Jungkook lagi.

"Kok tumben sih Monte kek gitu" kata Mark.

"Gimana?" tanya Yeri.

"Ya lengket sama orang asing"

"Trus ini gimana?" tanya Jungkook.

"Ya gimana lagi, lo ajak main lah, ntar kalo bosen juga pergi sendiri"

"Keburu kemaleman njer"

"Yaudah Jung lo main aja dulu sama Monte, paling setengah jam juga udah bosen" kata Yeri.

Jungkook pun mengalah, dan bermain dengan kucing Mark. Lalu Mark pergi ke belakang, beberapa saat dia balik bawa hpnya. Tapi beberapa saat juga pembantu Mark datang bawain minum sama makanan kecil.

Sementara Jungkook main sama Monte, Mark sama Yeri bertukar chat.

Mark
Kok Jungkook tau rumah aku sih?

Yeri
Mungkin karena maps aku kesambung dihpnya.
Kayak dipantau gitu.

Mark
Sampe segitunya?

Yeri
Iya, aku taunya juga pas lihat maps, ada profil dia, pas aku cek ternyata aku berbagi lokasi sama dia.

Mark
Yaudahlah, ada gunanya juga nanti mapsnya.
Kalo kamu kenapa-napa trus aku gak ada disamping kamu, paling gak Jungkook tau lah kamu dimana.
Read

Yeri menatap Mark, ia tahu apa yang Mark maksud. Alih-alih membalas, Yeri mendekati Jungkook dan ikut bermain dengan Monte.

Jam 09.45 akhirnya Jungkook sama Yeri pulang, karena Minseok datang dan Monte beralih mengikuti ke lelaki itu.

"Ngapain coba kerumah tu orang?" tanya Jungkook lagi.

Mereka lagi dijalan, dan Yeri akan pura-pura gak denger.

"Yer"

"Iya besok gue anterin"

Jungkook mengernyit, "Anter kemana?"

"Jung gak usah mampir lah, keburu malem"

"Lo ngomong apa sih Yer?"

"Besok aja kalo mau ngajak makan, gue takut gendut kalo sekarang"

Jungkook akhirnya diam, dia berfikir mungkin Yeri gak dengar. Padahal Yeri denger trus dijawab ngawur.

Keesokan harinya..

Yeri menunggu Jungkook, tapi lelaki itu belum datang juga. Padahal udah jam 06.40 pagi.

Akhirnya Yeri jalan ke depan kompleknya, dia berniat naik angkutan umum. Jam udah nunjukin 06.55, tapi Yeri masih ada di depan kompleknya, sudah dipastikan dia telat.

Tiba-tiba sebuah motor supra 125 berhelm fullface berhenti. Yeri menatap orang itu, sragamnya sama seperti sragam sekolahnya, sepertinya dia gak masuk level. Lelaki itu melepas helmnya.

"Lu ngapain disini?"

Ohh Chanwoo - Yeri

Tanpa aba-aba Yeri naik ke jok penumpang motor Chanwoo.

"Nunggu angkutan umum, tapi berhubung lo nebengin gue, kuy berangkat" kata Yeri.

"Gue kagak ke sekolah njer, gue mau bolos main PS dibelakang pom bensin!"

"Halaaahh~ 😞, udah yuk sekolah aja. Lo tega apa sama orangtua lo, dia kerja banting tulang buat biayain lo sekolah, tapi lo malah bolos kayak gini. Lagian sekolah kita kan mahal"

"Gue pake beasiswa btw, alias gratis"

Yeri mengerjabkan matanya, tapi dia gak kehabisan akal. Dengan wajah memelas, dia menatap Chanwoo.

"Yaudah, kalo gitu lo gak kasian sama orangtua gue, dia kerja banting tulang buat biayain gue sekolah di sekolahan elit itu, tapi lo malah ngajak gue bolos, lo-"

Chanwoo mendecih, "Argh brisik! Pake nih helm, gue anterin lo sampe depan sekolahan"

"Dih sama lo lah, masa gue sendirian. Pliss"

"Ya Ya!"

Merekapun berangkat ke sekolah, jam 07.20 mereka baru sampai di sekolah. Tapi walaupun sekolah mereka elit, peraturan tetap peraturan, kalo telat juga pasti dihukum.

Hukuman pertama mereka harus hormat didepan tiang bendera sampai jam 9. Setelah itu mereka harus ngepel toilet seluruh sekolah.

Kurang 15 menit hukuman mereka hormat ke bendera akan berakhir, tapi wajah Yeri makin pucet.

"Lo udahan aja, wajah lo makin pucet itu" kata Chanwoo

Yeri melihat jam tangannya, "Gapapa, kurang 15 menit lagi, gue kuat kok"

"Pliss lo turutin gue, biar gue aja yang nerusin hukumannya"

"Gue gak mau ngrepotin lo, udah santuy aja, gue kuat kok 😬" Yeri menyenggol lengan Chanwoo sambil memaksa senyumnya.

Chanwoo berharap Yeri beneran kuat sampe waktu mereka hormat berakhir. Tapi baru saja Chanwoo kembali menoleh ke bendera, Yeri pingsan terhuyung kearahnya hingga mereka terjatuh.

"Yer" Chanwoo langsung menggendong Yeri menuju uks.

Marklee yang baru saja dari ruang kepala sekolah gak sengaja liat Yeri digendong oleh seorang murid laki-laki dengan tergesa-gesa. Mark yang melihat itu langsung berlari mengejar mereka ke uks.

Chanwoo menurunkan Yeri ke brangkar uks.

"Kenapa ini?" tanya petugas uks.

"Pingsan mbak, tolongin"

Petugas uks memeriksa Yeri, sedangkan Chanwoo mundur memberi ruang petugas uks memeriksa gadis itu.

Mark yang baru datang langsung memegang lengan Chanwoo sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Chanwoo menelan ludahnya susah karena tangannya dipegang oleh Mark.

"Ye-Yerim kenapa?" tanya Mark dengan nafas ngos-ngosan.

"P-pingsan"

"Kok bisa?"

"Gara-gara dihukum hormat ke bendera"

"Gimana ceritanya kok bisa dihukum?"

"Tadi gue sama dia telat masuk sekolah, trus kita dihukum hormat ke bendera sama bersihin toilet. Sebelum pingsan gue udah nyuruh dia neduh, tapi dia gak mau, trus gue balik natap bendera, tiba-tiba dia pingsan"

"Kok bisa lo sama Yerim?"

"Gue tadi liat dia dipinggir jalan, gue samperin katanya nunggu angkutan umum. Tapi karena udah mempet jam masuk, dia nebeng ke gue"

"Bajingan itu!" Mark menggertakkan giginya. Tangannya mengepal pertanada amarah Mark memuncak. Dia menatap Chanwoo.

"Lo jagain Yerim, masalah hukuman kalian gak usah dilanjutin, biar gue yang urus!"

Mark pergi dengan wajah mengerikan, dia berjalan ke kelas Jungkook. Amarah Mark memuncak karena tadi pagi Jungkook datang sama Eunseo, dan yang bikin dia sakit hati adalah Yeri bahkan menolak jemputannya karena Jungkook akan menjemputnya. Tapi kenyataannya?

"Awas aja lo anjeng!" gumam Mark dengan nada menggertak.





















































































.....Bersambung.....

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 228 10
Keseharian keluarga Choi dan keluarga lainnya di komplek berflower. Dipenuhi dengan beragam species, mulai dari yang agak waras, kurang waras, sampai...
23.1K 616 6
Book ini adalah kumpulan cerita dewasa 18-21+ •Pastikan sudah berusia 18+ saat membaca buku ini •Jika terdapat adegan radikal/mature, saya harap pem...
1.2K 161 8
Cerita ini tentang pasangan gila yang hobinya berantem gasrak gusruk mulu. Cowo sama cewenya sama-sama gesreknya. Dery Wawan Anggoro yang sukanya jai...
153K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...