The Dominant

By fsfara_

392K 22.5K 497

Ana Macklemore tidak menyangka bertemu dengan Takahiro Ryou di salah satu kasino yang berada di Las Vegas, al... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Character
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24 (1)
Part 24 (2)
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40 (ENDING)

Part 11

15K 950 12
By fsfara_

"Aku tidak khawatir sama sekali," Ana menggembungkan pipinya, namun beberapa saat kemudian dia tersenyum. Tangan Ana yang semula tidak bergerak sama sekali kini terangkat menyentuh punggung Ryou dengan perlahan.

"Aku hanya tidak suka melihat seseorang sakit di dekatku maka dari itu aku akan berusaha merawatmu hingga sembuh, monster brengsek"

The Dominant - Part 11

--------

Ana terjaga dari tidur ketika merasa ada pergerakan didekatnya, dengan perlahan dia membuka matanya kemudian mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang terang di ruangan ini.

"Maaf jika aku membangunkanmu."

Dahi Ana berkerut mengingat kapan dia tidur di ranjang. Seingatnya Ana tadi sedang duduk di sebelah Ryou, memastikan jika bayi besar ini beristirahat dengan cukup.

Jangan katakan dia tertidur ketika sedang mengawasi Ryou? Oh tidak, rasanya ingin sekali Ana mengantukkan kepala ke dinding saat matanya melihat dengan jelas Ryou tengah berbaring di sebelahnya sembari membaca sebuah majalah.

Bahkan kini pria itu tidak seperti Ryou yang beberapa jam yang lalu terbaring lemas di ranjang.

"Kau sudah sembuh?" tanya Ana, tangannya tergerak menyentuh dahi Ryou.

Hangat layaknya suhu normal manusia.

"Kepalaku sedikit nyeri, mungkin efek dari obat yang diberikan Yamada."

"Yamada?"

"Pria yang menyambutmu dengan senyuman saat rapat barusan, dia adalah seorang dokter"

Ana mengangguk paham, enggan menanyakan lebih jauh. Lagipula tidak ada untungnya dia bertanya mengenai kehidupan Yakuza jika nyatanya novel buatan Ana sendiri sudah di coret dari list terbit tahun ini.

Ana menghela nafas frustasi karena kembali mengingat hal yang memilukan tersebut. Jika Ana tidak diculik oleh si brengsek yang satu ini pasti novelnya sudah tersusun rapi di rak toko buku sekarang.

Ana merasakan sentuhan ringan di pipinya yang berangsur menjadi elusan lembut, "Wajahmu terlihat kesal sekarang."

"Jangan dipikirkan, bukan urusanmu untuk mengetahui alasan mengapa aku sangat kesal sekarang" dengan sekali tepis tangan Ryou kini menjauh dari wajah Ana, "Sekarang tugasku merawatmu sudah selesai, aku ingin imbalan," pinta Ana.

"Imbalan?"

An mengangguk, "Aku ingin kau memulangkanku ke Las Vegas segera."

Ryou tampak tersenyum, tanpa di duga oleh Ana pria itu menarik tubuhnya hingga membuat mereka saling pandang sekarang.

"Aku tidak bisa mengabulkan permintaan yang satu itu karena sejak kau menginjakkan kaki di rumah besar Black Rose kau sudah sepenuhnya terikat denganku. Tidak ada yang bisa memutuskan ikatan tersebut selain aku dan juga kematian"

Ana terpaku pada manik mata Ryou. Biru laut namun begitu gelap hingga membuat Ana sesak karena melihatnya.

"Aku tidak akan segan-segan membunuhmu kalau kau mencoba untuk kabur" lanjut Ryou kemudian.

Ryou tersenyum kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Ana yang terlihat menegang hingga dahi mereka saling bersentuhan.

"Aku memberi waktu untukmu berfikir mengenai imbalan yang kau inginkan"

"Tidak perlu, aku akan memberitahu apa yang kuinginkan sekarang."

Ryou menaikkan sebelah alisnya, merasa gemas dengan raut wajah Ana yang sok berani, padahal dengan jelas dia merasakan detak jantung Ana yang berdegup kian kerasnya.

Gadisnya takut, tentu saja dan hal ini membuat Ryou sangat terhibur.

"Aku ingin--"

"Ingin?" tangan Ryou tidak tinggal diam, pria itu dengan perlahan menyentuh bahu Ana terus naik hingga tengkuk.

"Aku ingin makan yang banyak."

Gerakan Ryou terhenti, pria itu sedikit membulatkan matanya.

"Kau hanya ingin makan?"

Ana mengangguk, "Aku ingin berbagai makanan yang lezat tersaji sekarang juga."

Tunggu sebentar, telinga Ryou yang mengalami gangguan atau Ana yang terlalu bodoh. Sungguh, Ana adalah seorang perempuan dan bukannya perempuan biasanya selalu makan sedikit untuk mengontrol berat badan agar tetap ideal?

"Kau sanggup 'kan? Hanya menyediakan makanan untukku tidak akan banyak menghabiskan pundi uangmu, Bos Yakuza."

"Kau merencanakan sesuatu?"

Dengan cepat Ana menggeleng, gadis itu menjauhkan diri dari Ryou kemudian beranjak duduk membelakangi Ryou yang masih berbaring.

Memang benar dia merencanakan sesuatu dan entah mengapa Ana ragu untuk melakukannya. Seumur hidup dia tidak pernah makan berlebihan walaupun hobinya adalah makan.

"Siapkan segera, aku ingin mandi." Ana bergerak perlahan menuju kamar mandi, selepas dirinya sampai di depan pintu Ana melihat sekilas kearah Ryou.

Pria itu menyeringai padanya sembari menaikkan sebelah alisnya bagaikan menantang Ana untuk melakukan hal yang tengah gadis itu rencanakan sekarang.

Sialan, sekarang Ana mulai ragu untuk melakukannya atau mengajukan permintaan lain.

"Ryou, aku berubah pikiran."

"Tidak, permintaanmu sudah kuterima. Tidak ada aturan untuk membatalkannya."

-+-

Ana menatap dengan nanar makanan yang tersaji di depannya. Rasa menyesal langsung melandanya tatkala makanan terus saja silih berganti berdatangan memenuhi meja makan. Bahkan Ana tidak lagi melihat permukaan meja tersebut karena di tutupi berbagai makanan yang tersaji.

Bodohnya, mengapa dia sampai kepikiran untuk membuat rencana ini. Ana berniat untuk menunjukkan kelakuan beringasnya saat makan namun dia juga tidak membayangkan jika makanan yang diberikan padanya bisa sebanyak ini. Apalagi sebagian besar makan mengandung karbohidrat.

Ana bisa gemuk jika melanjutkannya.

Tidak, ini dia lakukan agar Ryou merasa muak padanya karena tingkah anehnya tersebut. Dia akan melakukan apa yang tidak dilakukan gadis normal lainnya, Ryou pasti akan jijik dan langsung mendepaknya dari rumah ini.

Ana mengambil sebuah losbter bakar di dekatnya dengan menggunakan tangan kemudian melahap dengan rakus. Tentu saja hal ini membuat para pelayan dan juga bawahan Ryou yang tidak sengaja lewat di sini tercengang akibat ulahnya.

Perlahan-lahan Ana menghabiskan semua hidangan lobster yang berada di meja. Tenaganya sudah mulai habis dan juga nafasnya sudah mulai terengah karena terlalu banyak makan.

"Ayolah, kau harus makan lagi," Ryou yang duduk di sampingnya mengambil seporsi puding jagung kemudian menyerahkan padanya, "Kudengar kau sangat menyukai puding jenis ini."

Ana menggeleng kepala dengan lemah sembari menggembungkan pipi. Beberapa detik kemudian Ana berucap.

"Tidak, aku tidak ingin makan lagi," teriak Ana, gadis itu berlari ke arah kamar mandi, meninggalkan Ryou yang akhirnya tertawa setelah menahan cukup lama.

"Jarang sekali melihat Takahiro sama tertawa lepas seperti ini."

Ryou berhenti tertawa, pria itu mendapati seorang pria yang berpakaian dokter duduk di sampingnya.

"Kurasa keadaanmu baik-baik saja sekarang."

Yamada Yuto, sudah lebih dari lima tahun pria itu bergabung di organisasi Yakuza yang Ryou pimpin. Dikenal sebagai dokter umum di sebuah rumah sakit negeri di Jepang siapa sangka di balik itu semua Yuto merupakan salah satu eksekutor bagi  orang-orang yang mencari masalah dengan Black Rose.

Berbeda dari para bawahan Ryou yang sering menyiksa dengan membabi-buta, pria yang sering kali tersenyum ini lebih memilih menyiksa korban dengan cairan kimia kemudian melihat dengan tenang korban yang  tersiksa, layaknya tengah menyaksikan film di layar tancap.

Senyuman Yuto memudar seketika, pria itu menampilkan wajah serius sembari menyerahkan sebuah map.

"Penyelidikan mengenai nona Ana sudah selesai di lakukan," jelasnya kemudian.

Ryou menerima map tersebut kemudian membacanya perlahan, dahinya berkerut ketika menemukan sesuatu.

"Dia adik dari orang itu?" tanya Ryou memastikan. Tidak di sangka bahwa orang itu merupakan salah satu keluarga Macklemore sama seperti Ana.

Ryou tersenyum kemudian kembali menyerahkan map tersebut pada Yuto.

"Ini benar-benar menarik," gumam Ryou, diliriknya Yuto yang akhirnya kembali tersenyum walaupun sangat tipis, "Aku semakin tidak bisa melepaskan Ana."

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 318K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
16.3K 1.6K 39
"Never let go." Itulah janji Exon dan Shea yang memiliki latar perdebatan memekakkan telinga dari kedua orang tua dari luar ruangan. Shea mengangguk...
253K 12K 39
Kyra Abiyatama, seorang cinderella pemberontak bertemu dengan Aksa Abimanyu untuk pertama kali di pesta ulang tahun Lizzy, adik tiri Kyra. Rencana pe...
182K 13.5K 44
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...