The Sweet Jerk

By Ivyryn6173

139K 7.7K 937

UPDATE SETIAP HARI! Ashton's Series #2 *** Christoper Luke Ashton. Pria tampan yang merupakan penerus dari... More

The Sweet Jerk
Prologue
Character Introduction
Chapter 1 - Home
Chapter 3 - Another Feeling
Chapter 4 - Bad Dream
Chapter 5 - It Was (Not) a Mistake
Chapter 6 - After Party
Chapter 7 - Trapped with You
Chapter 8 - Again?!
Chapter 9 - I'm Sorry
Chapter 10 - I Love You
Author's Note | Wajib Dibaca!
Chapter 11 - Regret
Chapter 12 - Club
Chapter 13 - I Don't Know
Chapter 14 - Decide
Chapter 15 - Romance
Chapter 16 - Just Us
Chapter 17 - Nightmare
Chapter 18 - Secret Lover
Chapter 19 - Doubt
Chapter 20 - Backstreet
Chapter 21 - Broken
Chapter 22 - The Other Side
Chapter 23 - I Let You Go
Chapter 24 - Alone
Chapter 25 - Found You
Chapter 26 - Please Come Back
Chapter 27 - Scared
Chapter 28 - His Anger

Chapter 2 - Press Conference

6.1K 356 18
By Ivyryn6173

VOTE DAN COMMENT!!!

***

  Sepeninggal Rose, Megan menatap langit langit kamarnya. Pikirannya melayang berusaha mengingat sesuatu yang tidak seharusnya. Ponselnya berdering di atas nakas, Megan berusaha mengambilnya tapi karena terlalu malas bergerak ponselnya malah terjatuh ke bawah tempat tidur. Ia lalu bangkit dan melihat ke bawah tempat tidur. Tangannya meraba-raba untuk memcari letak ponselnya yang masih berdering. Gotcha! Megan menemukan ponselnya, lalu saat ia mulai menarik tangannya keluar tak sengaja ia menyentuh benda lain, ia kemudian juga menarik benda tersebut keluar. Ia lalu menemukan sebuah kotak berbentuk love berwarna pink.

   Ia mengingat kotak apa ini, lalu ia membuka kotak tersebut mengabaikan deringan telfonnya yang belum berhenti. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kalung dengan bandul bintang. Lalu ada sebuah foto anak perempuan dan anak lelaki sambil berpegangan tangan. Foto yang selalu ia simpan hingga sekarang.

Megan memegang kepalanya ketika tiba-tiba rasa sakit menyerang. Lagi-lagi nama itu melintas di pikirannya.

***

   Megan bangun dari tidurnya ketika alarm berbunyi dengan keras. Jarum jam masih menunjukan pukul lima pagi. Hari ini adalah hari penting untuknya, karena setelah lima tahun menjalankan kariernya di London ia akan mengumumkan ke seluruh dunia bahwa ia akan menjalankan kariernya di New York.

   Megan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya, ia berniat untuk lari pagi terlebih dahulu. Setelah siap dengan pakaiannya, ia keluar dari kamar menuju dapur. Ia membuka lemari pendingin dan mengambil satu botol air mineral dan meneguknya.

Kakinya melangkah keluar dari mansion yang masih sangat sepi. Setelah berjalan keluar dari area mansion nya, ia lalu mulai berlari menuju sebuah taman terdekat. Tiga puluh menit sudah ia berlari, dan sekarang ia mendudukan dirinya di sebuah bangku taman. Keadaan taman tak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang sedang berolahraga seperti dirinya. Angin pagi ditambah musim salju yang sebentar lagi datang membuat udara dingin seakan menusuk kulit Megan.

   Tak sengaja tatapannya bertemu dengan sepasang mata hitam tajam yang sedang menatapnya. Megan mengalihkan pandangannya. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak di perhatikan seperti itu. Ia memutuskan untuk kembali ke mansion karena ia harus segera bersiap. Megan merasa dirinya diikuti seseorang. Ia menoleh ke belakang dan melihat sosok pria yang tadi memerhatikannya di taman.

   Shit, apakah orang itu adalah penguntit? Cepat sekali berita ku kembali kesini tersebar. ucap Megan dalam hati.

   Megan menambah kecepatan berlarinya saat sudah sampai di depan mansionnya, ia melihat pria itu berjalan ke arah pintu gerbang mansion yang tak jauh berada di depan rumahnya. Sebelum memasuki mansionnya tatapan Megan dan pria itu kembali bertemu lagi. Namun, pria itu memutuskan lebih dulu dan masuk ke dalam mansionnya. Megan tidak bisa melihat jelas wajah pria itu, karena ia memakai topi dan masker, tapi Megan bisa melihat mata hitam milik pria itu seakan menguncinya dengan cara yang Megan tidak mengerti.

***

"Darimana saja kau, Meg?" tanya Tamara ketika Megan baru saja memasuki ruang dapur. Terlihat ibunya sedang sibuk menyiapkan bahan masakan dengan dibantu beberapa pelayan.

"Aku baru saja lari pagi." jawab Megan lalu meneguk segelas air putih untuk menghilangkan dahaganya.

"Aku kira kau menyesal telah kembali pulang ke rumah." sahut Zac yang datang dari atas tangga sambil menguap. Megan hanya menatapnya bosan lalu mengalihkan pandangannya.

   "Kalau begitu, aku ke atas dulu, Mom." ucap Megan lalu pergi menuju kamarnya.

   Sesampainya di kamar ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual paginya. Tak butuh waktu lama ia sudah selesai dan segera memakai pakaiannya. Ia memoleskan sedikit make up pada wajahnya. Jangan kira Megan adalah wanita yang suka berdandan seperti wanita lain yang memakai riasan tebal. Ia hanya akan memakai bedak, sedikit perona pipi, mascara, dan lipstick.

   Handphone Megan berdering di atas nakas, ia segera mengambilnya dan melihat siapa yang menelfonnya, dan ternyata itu adalah William. Tanpa pikir panjang Megan segera mengangkat panggilan tersebut.

   "Halo, William." sapa Megan.

   "Megan! Apa kau sudah bangun?"

   "Tentu saja, bahkan aku sudah rapih. Ada apa, Will?" sahut Megan sambil memasukkan barang bawaan nya ke dalam tas berukuran kecil miliknya.

   "Tidak, aku hanya ingin mengingatkanmu tentang press conference hari ini."  jawab William dari seberang sana.

   "Iya, aku ingat."

   "Kalau begitu aku akan menunggumu di ruanganku jam 9 pagi."

   "Baiklah kalau begitu aku akan datang satu setangah jam lagi."
  
   Setelah itu panggilan terputus Megan melirik ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Jarum jam menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menit. Ia segera melangkahkan kakinya keluar kamar untuk sarapan bersama keluarganya.

   "Pagi, mom and dad." sapa Megan lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

   "Pagi, sayang." jawab Tamara.

   "Hanya mommy dan daddy yang kau sapa, kau lupa ada aku?" sahut Zac sambil menatap adik perempuannya itu kesal.

   "Pagi juga kakak ku yang sangat cerewet." ucap Megan sambil terkekeh.

   "Dimana Rose?" tanya Megan saat tidak melihat keberadaan saudari perempuannya itu di meja makan.

   "Ia baru saja pergi untuk terbang ke Paris karena ia akan mengadakan fashion show minggu ini." jelas Tamara yang membuat Megan mengerti. Rose adalah seorang fashion designer ternama dunia sudah pasti bahwa wanita itu akan sangat sibuk.

   "Kau sudah cantik seperti ini, mau pergi kemana kau, Megan?" tanya Tamara menatap putrinya itu.

   "Mom lupa kalau aku ada press conference hari ini dengan agency milik William." jelas Megan sambil memakan sarapan miliknya.

   "Oh, jam berapa acaranya diadakan?" tanya Tamara lagi.

   "Jam sembilan aku sudah harus stand by. Acaranya sepertinya sekitar jam sepuluh." jawab Megan.

   "Kalau begitu cepatlah berangkat sekarang sudah jam delapan. Kau akan terlambat nanti."

   "Kau ingin ku antar kesana?" tawar Zac pada adiknya itu.

   "Tidak perlu, kantor William dan kantormu berbeda arah, jadi lebih baik aku berangkat sendiri saja." ucap Megan.

   "Kalau begitu aku pergi dulu. Bye mom, dad. Bye kakak jelekku." ucap Megan sambil menjulurkan lidahnya mengejek kakaknya itu.

   "Dasar adik tidak sopan!" teriak Zac yang membuat Megan langsung berlari kencang pergi dari ruang makan.

***

   "Akhirnya, kau datang juga. Aku kira kau berubah pikiran." ucap William saat melihat Megan masuk ke dalam ruangannya.

   "Kau tahu aku bukan orang yang suka berubah pikiran, Will." ucap Megan lalu duduk di sofa.

   "Jadi bagaimana kau sudah siap?" tanya William lalu ikut duduk di hadapan Megan.

   "Aku selalu siap kapanpun itu, Will." ucap Megan dengan yakin.

   "Kalau begitu ayo kita pergi sekarang." ucap William yang sudah berdiri mengulurkan tangannya. Megan menerima uluran tangan itu dan keduanya saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Megan lebih dulu memutuskan pandangannya.

***
Press conference akan di lakukan di aula besar di gedung agency ini. William memasuki aula sendiri, dan para wartawan dari berbagai media langsung mengarahkan kamera padanya.

   "Good morning everyone! Perkenalkan saya William Mashkov selaku direktur utama dari Star Agency hari ini akan memperkenalkan model terbaru kami sekaligus ambassador agency kami." ucap William dengan kesan yang sangat berwibawa.

Ruangan seketika langsung menjadi ricuh akibat pengumuman tersebut. Mereka menebak-nebak siapa yang akan menjadi model dan ambassador baru perusahaan ini. Banyak nama model papan atas yang mereka sebutkan tapi tidak ada satu pun yang benar menebaknya.

"Tanpa menunggu lama, saya panggilkan Star Agency newest model and ambassador, Megan Hill!"

Pintu aula mulai terbuka, menampilkan sosok yang sangat cantik dengan tubuh jenjang serta pakaian warna merah menyala masuk ke dalam ruangan.

Siapa yang tak kenal dengan sosok cantik itu, pasti semua orang mengetahuinya. Megan Hill, supermodel papan atas dunia dengan bayaran tertinggi nomor satu. Kemampuannya dalam dunia modelling sudah tidak perlu diragukan lagi. Semua brand ternama di dunia saling bersaing untuk menjadikan dirinya sebagai model brand mereka. Cantik, sexy, dan elegant. Tiga kata yang dapat menggambarkan sosok wanita itu.

Cahaya blitz seluruh kamera menyala untuk mengambil gambar, para wartawan saling melontarkan pertanyaan mereka masing masing. Megan berjalan dengan anggunnya, juga senyum manis yang tak pernah luput dari wajahnya. Ia lalu berdiri tepat di samping William.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan saya Megan Hill hari ini resmi bergabung dengan Star Agency menjadi model dan ambassador perusahaan ini." ucap Megan sambil menatap ratusan wartawan di hadapannya.

"Untuk itu hari ini kami mempersilahkan kalian bertanya mengenai hal ini dengan waktu yang sudah kami persilahkan." ucapan William sontak membuat para wartawan langsung berebut untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka.

"Miss Hill, apa yang membuat anda memutuskan untuk kembali menjalankan karier di New York?" tanya seorang wartawan.

   "Alasanku karena tidak ingin berjauhan dengan keluargaku lagi dan kuliahku juga sudah selesai tahun ini." jawab Megan dengan senyuman manis yang tak pernah luput dari wajahnya.

   "Miss Hill, apakah anda sudah mempunyai kekasih? Apa benar bahwa tuan Mashkov merupakan kekasih anda yang disembunyikan selama ini?" tanya seorang wartawan yang membuat tubuh William menegang antara malu atau gugup dengan jawaban apa yang akan di beri oleh Megan.

   Megan menatap William sekilas lalu beralih kembali menatap ke depan sambil tersenyum, "Aku dan William adalah sahabat sejak kecil. Dia sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri." jawab Megan dengan santai tanpa ia sadari ucapan nya tersebut membuat sesuatu di lubuk hati William tersentil.

   "Megan Hill, apakah benar bahwa kau adalah korban penculikan lima belas tahun yang lalu?" pertanyaan seorang wartawan itu membuat seluruh penghuni ruangan langsung berbisik-bisik menebak apakah hal itu benar adanya.

Tubuh Megan menegang, tangannya saling bertautan gemetar, senyum manis yang sedari awal menghiasi wajahnya kini telah luntur tergantikan dengan raut gugup. William yang menyadari itu kemudian menggenggam erat tangan Megan berusaha untuk menguatkan wanita di sampingnya itu.

"Kau salah. Bukan aku, tapi saudara perempuanku yang menjadi korbannya." jawab Megan dengan nada dingin dan tatapan tak terbaca.

***

Continue Reading

You'll Also Like

289K 20.5K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1.2M 61.5K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
535K 51.5K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
367K 19.4K 49
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...