The Ice Girls [END]

Por NinnaNattasha

643K 23.5K 771

Agam Aldridge : Dia itu cantik, tapi nolak mulu, ucapannya selalu kasar, selalu menghindar. Carramel Skriver... Más

Bagian - 1
Bagian - 2
Bagian - 3
Bagian - 4
Bagian - 5
Bagian - 6
Bagian - 7
Bagian - 8
Bagian - 9
Bagian - 10
Bagian - 11
Bagian - 12
Bagian - 13
MLFTSOA
Bagian - 14
Bagian - 15
Bagian -16
Bagian - 17
Bagian - 18
Bagian - 19
Bagian - 20
Bagian - 21
Bagian - 22
Bagian - 23
Bagian - 24
Bagian - 25
Bagian - 26
Bagian - 27
Bagian - 28
Bagian - 29
Bagian - 30
Bagian - 31
Bagian - 32
Bagian - 33
Bagian - 34
Bagian - 35
Bagian - 36
Bagian - 37
Bagian - 38
Bagian - 39
Bagian - 40
Bagian - 41
Bagian - 42
Bagian - 43
Bagian - 44
Bagian - 46
Bagian - 47
Bagian - 48
Bagian - 49
Bagian - 50
Bagian - 51
Bagian - 52
Bagian - 53
Bagian - 54
Bagian - 55
●●END●●
New Story
Info

Bagian - 45

7.3K 291 2
Por NinnaNattasha

"Aku sayang kamu." Justin memeluk tubuh Carra dengan erat, tak ingin melepaskan seperti yang ia lakukan beberapa tahun lalu. Penyesalan yang pernah meninggalkan Carra terus menghantuinya.

Kini Justin sudah tersenyum lega, perasaanya sudah ia ungkapkan, ia tau Carra mencintainya. Justin tidak perlu tahu dari mulut Carra, Justin bisa melihatnya beberapa tahun lalu.

Ekor mata Carra tak sengaja melihat siluet seseorang yang meninggalkan bar dengan lemah, Carra melepaskan pelukan Justin, ia menatap heran lelaki ini.

"Apa maksud lo?" tanya Carra yang  tak mengerti jalan pikiran Justin, "lo tau kan gue udah punya pacar," Carra menekankan perkataanya.

Justin menghela napas, "Aku tau dan itu hanya pelampiasan," ucapnya yang membuat Carra semakin menajamkan tatapannya.

"Lo gila, lo sengaja ngelakuin ini, lo tau kalau Agam bakal kesini, lo sengaja buat dia salah paham, gue gak paham sama jalan pikiran lo J." Carra menggeleng tak percaya, yang ada dihadapanya apakah Justin temannya dulu.

"Mel, aku tau kamu cinta sama aku, please jangan mikirin orang lain," Justin menggengam tangan Carra.

"Cinta?, sejak kapan gue cinta sama lo, dengerin gue J, gue gak punya perasaan apapun sama lo, sedikitpun." Ucap Carra dengan tegas, Justin menggeleng tidak sependapat dengan Carra. Ia kemudian menarik tubuh Carra agar kembali kepelukanya.

"Apa kamu tidak merasakan apapun, meski seperti ini?" tanya Justin dengan mengeratkan pelukanya, Carra berdecak kesal, ia kemudian mendorong tubuh Justin sampai beberapa langkah, semua orang kaget bukan main melihatnya.

"Lo salah, gue gak ngerasain apapun, gue sama sekali gak tertarik sama lo," ucap Carra menatap tajam Justin kemudian melenggang pergi, namun sebelum ia keluar bar, ia berhenti, "Dan, Agam bukan pelampiasan gue, Agam adalah cinta gue," ucapnya tajam, keadaan mencekam pergi setelah Carra menghilang dibalik pintu.

Semua orang yang tadinya mengira akan terjadi adegan romantis malah menyaksikan adegan seperti itu, tidak ada yang mencekam selain melihat wajah Carra yang sangat marah itu, bahkan ada yang sampai memecahkan gelas saking gemeternya liat tatapan Carra.

"Arrrggghh," Justin menendang meja bar.

Carra melihat sekelilingnya, mencari sosok yang tadi melengos pergi, yang melihatnya dipeluk.

Carra mencari kesebrang jalan.

Grruuuggghh.

Suara halilintar terdengar nyaring, Carra mendongakan wajahnya, awan hitam sudah memenuhi langit sore ini. Carra semakin bergegas mencari Agam.

Ia tidak ingin Agam larut dalam kesalahpahaman atas pelukan itu, gemercik hujan mulai terasa, Carra terus menjelajahi trotoar ini.

Seseorang berdiri dengan membelakanginya didepan sana, Carra yang tadi sempat melihat Agam segera menghampiri orang itu.

"Aku tidak menyukainya," ucap Carra dengan suara sedikit lantang, hujan tiba-tiba mengguyur jalanan dengan perlahan, Agam berbalik melihat Carra, lelaki itu pucat.

"K-kamu," gugup Agam yang melihat Carra ada didepanya, harusnya Carra bersama Justin, Agam tahu mereka akan bersama lagi.

'Justin cinta pertama Carra dan Carra akan membuang Agam'.

"Iya aku," ucap Carra yang semakin mendekati Agam, cowok itu seperti sedang syok saat ini.

"Kamu lagi ngapain disini, Justin.. Justin pasti nunggu kamu," ucap Agam yang menatap Carra lekat, hujan semakin deras dan mengguyur tubuh Carra dan Agam, namun dari mereka sama-sama tidak ingin beranjak.

"Buat apa Justin nunggu aku, Gam..--(Carra menghela napas)--,.. kamu tau aku tidak menyukai Justin," ucap Carra diiringi mengusap wajahnya.

"Justin cinta pertama kamu Carr, dia juga mencintai kamu," ucap Agam yang merasakan sakit kembali didadanya, air matanya sudah keluar, untung saja bersamaan dengan hujan, jadi tidak ada yang tau Agam menangis.

"Aku tidak menyukai Justin," ulangnya untuk kesekian kali, Carra mengusap pipi Agam, ia tahu Agam menangis, mohon jangan remehkan penglihatan Carra yang tajam.

"Aku hanya mencintai kamu, dan kamu tahu itu," ucap Carra yang tersenyum dengan tulus, senyuman yang hanya akan keluar disaat ia benar-benar menyayangi orang itu.

Tubuh Agam terasa bergetar, ia kemudian membawa Carra kepelukanya dengan erat, ia mencium kepala Carra beberapa kali, derasnya air hujan sama sekali tidak menghentikan mereka.

Mereka sama-sama larut dalam pelukan yang menghangat itu, Carra sudah memilih Agam untuk dirinya, dan Agam merasakanya. Agam melepaskan pelukanya dan membawa Carra kebawah pohon untuk melindunginya agar hujan tidak terus mengguyur.

"Aku minta maaf karna udah raguin kamu," Agam tidak tau harus mengatakan apa, rasa bahagia karna sudah dipilih Carra, dan rasa sedih karna sudah meragukan Carra.

"Itu nggak penting, kamu harus tau bahwa kamu sudah ada dikehidupan aku, jadi aku mohon jangan pernah meninggalkan aku, .. namun jika memang kamu ingin pergi, tolong berikan alasan agar aku terima." Lanjut Carra yang semakin mengeratkan genggamannya.

"Kamu mgomong apa, aku gak mungkin ninggalin kamu," yah, Agam tidak akan mungkin meninggalkan Carra, hatinya sudah terkunci untuk gadis bermata elang ini, hatinya sudah dimiliki sepenuhnya oleh Carra.

**

"Carr, mau sampai kapan kita begini?" tanya Ariana yang menenggelamkan wajahnya dibantal kursi, mereka tengah dibasecamp. Soal kejadian Justin, Ariana sudah memeberikan pengertian pada cowok itu. Dan ya, Carra sama sekali tidak membenci Justin.

"Apanya?" tanya balik Carra yang sibuk dengan laptopnya, ia sedang mengecek file dokumenter bagian 2.

Ariana mendengus kesal, ia kemudian beralih duduk, "Gue kangen masa-masa kita dulu, gue bosen sama lo yang sekarang, " ujar Ariana yang membuat Carra menghentikan gerakan jarinya, kemudian menatap Ariana sepenuhnya.

"Yaudah lo tinggal pergi kalau bosen," balas Carra yang sama sekali tidak peduli, ini nih sikap ini yang membuat Ariana bosan. Ariana menutup laptop itu kasar.

"Gue kangen kita yang suka ngebuli mereka, gue kangen kita yang ketawa bareng, bolos bareng, dihukum bareng, gue kangen itu Carr, gue bosen liat lo jadi dingin, gak pedulian, gak mau tersorot," Ariana mengeluarkan keluh kesalnya yang ia pendam selama bertahun-tahun semejak ayah Carra meninggal.

Carra menghela napas, "Belajar yang rajin, lulus dengan tepat waktu, tidak perlu jadi nomor satu, lo tau itu kata-kata siapa?" tanya Carra, bahu Ariana melorot.

"Nyonya Camella Skriver," jawab Ariana dengan lemah, Carra mengangguk membenarkan kemudian kembali membuka laptopnya. Ariana menggeleng tidak terima.

"Tapi Carr gue kangen masa-masa kita dulu," ujar Ariana yang menarik-narik tangan Carra pelan, Ariana ini memang tidak berubah selalu saja merengek seperti anak kecil. Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan Jolex disana.

"Barazider ada dimarkas si Jay, mereka nantang lo buat duel ditanah kosong belakang bangunan tua, lo mau nerima atau gue ajah yang hajar, udah lama tangan gue gak digunain," kata Jolex dengan meregangkan tanganya.

Carra diam sesaat, "Gue males," jawab Carra yang membuat Jolex mengangguk.

Barazider itu adalah geng motor yang hobinya berantem, dari dulu nantang Black-Dragon yang ujung-ujungnya selalu kabur kayak pengecut, dan Carra sangat bosan dengan lawan seperti itu.

Ariana mendekati Carra yang masih sibuk itu, "Suatu hari gue mau lo kayak dulu lagi, tapi sebelum itu gue gak mau lo masih megang gelar ketua," ucap Ariana yang merebahkan tubuhnya dikasur.

"Lo mau ikut, gue kayaknya penasaran liat Jolex sama Barazider," tawar Carra yang membuat Ariana segera berdiri dan menarik Carra.

**

"Sudah ada pergerakan?" tanya seorang lelaki yang tengah menatap laptop yang menampilkan wajah seseorang, yang ditanya menggelengkan kepalanya.

"Dia masih megang gelar ketua, pergerakanya masih sulit untuk diprediksi bos," jawab lelaki itu yang membuat seseorang yang dipanggil 'bos' menutup rapat laptopnya.

"Bagaimana bisa, dia seorang perempuan, lalu kenapa kalian masih tidak bisa?" tanya bos itu dengan geramnya.

"Jangan lupa bos, dia putri dari musuh kita, orang berpengaruh yang dengan mudah bisa melenyapkan kita," lugas lelaki itu dengan sedikit membungkuk, bos itu mengusap wajahnya kasar.

"Kesalahan kita dulu yang membiarkan gadis itu hidup menjadi bumerang sekarang, saya memnyesal tidak menembaknya bersama ayahnya," ujar bos itu dengan mengepalkan tanganya.

Gadis yang sedang mengincarnya itu bergerak sangat cepat, minggu kemarin bahkan gedung basecamp bos ini sudah dilacak, entah apa yang membuat gadis itu semakin kesetanan. Ditambah lagi dia adalah putri dari musuh abadi yang berpengaruh baginya, jika saja dia bergerak melenyapkan gadis itu, sudah dapat dipastikan, gengstar ini akan musnah begitupun ketuanya.

Ini adalah Palcon gangstar yang berkuasa diAsia, namun musuhnya lebih besar darinya, untuk itu dia tidak dapat begerak cepat, ia hanya mendapat informasi detail hanya dari anaknya, itupun sudah ketahuan oleh musuhnya, karna anaknya melakukanya gegabah.

"Carramel, nama yang unik, seunik status keluarganya,".

**

Salam hangat.

Seguir leyendo

También te gustarán

2.3M 106K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
2.4M 75.6K 45
PROSES REPUBLISH ! ini adalah cerita FAKE NERD & QUEEN DEVIL'S yang judul nya diubah menjadi THE FAKE NERD ANGEL [ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA...
6.6M 332K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1.4M 89.3K 43
Cover by: Pinterest Ini adalah kisah tentang gadis cantik sang penguasa dunia ,dia adalah Anindira Deolinda Chalondara. Gadis cantik yang yang sukses...