SIAP MAS BOS! [END]

By ceptybrown

1.7M 208K 8.4K

Mempunyai bos baru yang galak dan super rewel membuat duniaku seakan jungkir balik. Ingin membenci tapi sayan... More

PROLOG
Aspia 01
ASPIA 02
Aspia 03
Aspia 04
ASPIA 05
ASPIA 06
ASPIA 07
ASPIA 09
Aspia 10
Aspia 11
Aspia 12
ASPIA 13
Aspia 14
ASPIA 15
Aspia 16
ASPIA 17
ASPIA 18
ASPIA 19
ASPIA 20
ASPIA 21
Aspia 22
Aspia 23
ASPIA 24
ASPIA 25
ASPIA 26
Aspia 27
ASPIA 28
ASPIA 29
ASPIA 30
ASPIA 31
ASPIA 32
ASPIA 33
ASPIA 34
ASPIA 35
ASPIA 36
ASPIA 37
ASPIA 38
ASPIA 39
ASPIA 40
ASPIA 41
ASPIA 42
ASPIA 43
ASPIA 44 JAHIL
ASPIA 45 Galak
ASPIA 46 BUKA SEGEL
Aspia 47 Addict
ASPIA 48
ASPIA 49
NANYA
Info
CUPLIKAN NOVEL
kontak marketer
SIAP NAIK CETAK
give away
OPEN PO CERITA BAKPIA RASA CINTA
podcast ceptybrown

ASPIA 08

29.3K 4.2K 222
By ceptybrown

"Terimakasih atas waktunya bunda, semoga adik selalu sehat ya."

Aku menutup telepon yang sudah dua jam ini membuat telingaku panas. Karena aku kemarin cuti sakit, pekerjaan jadi menumpuk. Kesal dengan si bos yang sejak istirahat tadi sudah membuatku malu di warungnya Mbak Warni. Kondisi kan lagi rame-ramenya, dan suara si bos tentu saja tidak pelan. Jadi sebelahku dan juga depanku semua mendengar ucapannya. Yang bilang mau halalin itu, dan hebohlah semuanya. Karena karyawan gudang juga aku semuanya kenal, ada Darno tetangganya Dokter Dimas tuh yang langsung menatapku dengan penuh arti. Dalam artian dia mempertanyakan apa yang diucapankan si bos. Kan Darno juga tahu kalau Dokter Dimas dan aku... 

Duh males kan nanggepinnya. Makanya aku langsung pergi dan tidak menoleh ke arah bos lagi. Lalu langsung masuk ke kubikelku begitu sampai kantor dan menyibukkan diri. Sedangkan si bos entahlah pergi kemana karena sejak tadi dia juga belum masuk ke ruangannya.

"Mbak Pia... udah sehat? Rina, salah satu spg [ sales promotion girl] lyang memang berpatner denganku kini melongok ke kubikelku.

Aku tersenyum "Alhamdulilah."

Rina tersenyum lalu menyodorkan buku nama-nama customer-nya.

"Nih jatahnya dua hari ini. Market lagi sepi, maklum tanggal tua mbak. Aku aja pulang malam terus biar target dapatin datanya."

Aku menerima buku itu dan menganggukkan kepala.

"Gak apa-apa, nanti aku push lagi customer yang udah langganan. Kan bisa nambah penjualan juga."

Rina tersenyum cerah lagi "Mbak Sofia memang paling baik. Ya udah aku ke market dulu ya mbak."
Kuanggukan kepala saat Rina pergi dari kubikelku. Kusandarkan pungggungku di kursi. Lelah dan pegal rasanya. Dan tiba-tiba terdengar bunyi pesan grup di wa. Aku segera meraih ponsel yang kuletakkan di samping laptop di atas meja.

NARNIA REBORN

Asih: Eh Pia, raja hutan ada di dalam gak? Aku baru aja dari salon nih ngelurusin bulu mata. Tadi ijinnya sih beliin obat diare buat Vina.

Aku mengernyit membaca pesan dari mbak Asih yang memang tadi ijin karena anaknya sakit.

Sofia : Gak ada mbak. Sejak tadi belum kembali ke ruangan kok.

Melly : Eh masa? Padahal aku sama Nino juga lagi survey market ini tadi pas ketemu bos di loby. Kayaknya bos mau masuk ke ruangannya tuh. Ha kemana bos terus menghilangnya?

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Tapi memang hanya ada aku saja yang di sini. Ruangan bos juga tertutup rapat. Masa dia udah balik tapi aku gak lihat? aku jadi penasaran. Kuletakkan ponsel di atas meja, lalu beranjak berdiri. Merenggangkan otot sebentar lalu beranjak melangkah ke arah ruangan bos. Membungkuk untuk mengintip lobang kuncinya. Tapi gak kelihatan apa-apa. Aku menegakkan diri lagi dan kini mengarahkan tanganku untuk mengetuk pintunya. Tapi iya kalau dia di dalam, kalau enggak gimana coba?
 Duh apa ya aku harus membuka pintu ini?

Menimbang-nimbang tapi rasa penasaran sudah sampai ke ubun-ubun. Akhirnya aku menyentuh gagang pintu dan membukanya secara perlahan. mengintip lagi, lalu mendorong pintu sampai terbuka. 

"Astaghfirullah."

Aku memekik tentu saja dan melangkah mundur. Tapi si bos sudah melihatku. Dia tengah bersandar di mejanya dengan memegang sesuatu di tangannya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam.

"Jangan balik lagi, aku sudah melihatmu."

Ucapannya kemudian membuat kakiku makin lemas. Bodohnya aku kok ya menuruti keinginan hati untuk mengetahui apa dia di dalam atau tidak. Tapi kenapa dia bisa masuk ke sini tanpa pengetahuanku? Padahal kan kubikelku di depan ruangannya persis. Dia memang lewat mana coba?
"Eh heheheh maaf pak.."

Aku melongok ke dalam ruangan lagi dan menatap bos yang masih berada di tempatnya. Duh aku jadi kayak penguntit kalau seperti ini.

"Masuk, dan kunci pintu."

Eh dia bilang apa?

"Sofia, cepat!"
Tuh aumannya terdengar sampai lantai bawah pasti. Aku langsung masuk dan menutup pintu. Tapi masih berdiri di balik pintu.

"Aku bilang duduk Sofia."

Kali ini ucapannya lebih lembut, tapi kugelengkan kepala.

"Enggak pak, masa cuma berduaan saja. Diluar juga belum pada balik. Saya gak mau."

Si bos kini mengangkat alisnya. Tapi kemudian menganggukkan kepala.

"Baiklah, kamu berdiri di situ terus saja. Sementara mendengarkan aku menyampaikan lamaranku."

Hah? Dia ngomong apa coba?
Aku masih berdiri kaku di sini, tapi si bos kini sudah melangkah lebih dekat, hanya saja dia menghentikan langkahnya. Lalu seperti mengukur jarak antara aku dan dia.

"Dulu kamu memberi jarak segini saat aku mengantar kamu pulang sekolah, jadi aku tetap akan mematuhi."

Aku hanya bisa tersipu lagi. Dia ingat semuanya tentang memory putih abu-abu itu.

"Maksud bapak apa coba?"
Aku kalau udah gugup pasti ngomongnya ngacau kayak gini.

Si bos kini menghela nafasnya, lalu melonggarkan dasi warna merah yang dipakainya. Bahkan kini menggulung lengan kemejanya sampai siku. Dia mau ngapain sih? Jangan bilang kalau dia mau buka baju di depanku? Eh ini pikiranku kok ya mesum.

"Kamu kapan nikah sama Dimas?"

"Hah?"

Aku melongo mendengar pertanyaannya tapi Si bos masih saja bergeming di tempatnya. Dia menunggu jawabanku.

"Bukan urusan bapak."

Aku kesal juga diperlakukan seperti ini. Dia itu ngajak teka teki sejak tadi.

"Bapak ngajakin teka teki terus kan sejak tadi sama Pia. Di warungnya mbak Warni juga bilang  halalin Pia, sekarang tanya kapan saya nikah sama dokter Dimas? Maksud bapak apa coba? Mau mencoba melamar Pia gitu? Apa langsung nikahin Pia? udah deh gak usah ribet pak."

Astaghfirullah. 

Pipiku langsung panas setelah mengatakan itu, kenapa mulutku ini keceplosan lagi? Duh lemari mana lemari?
Aku menutup mukaku dengan kedua tangan akhirnya. Biarin kelihatan memalukan. Sedetik, dua detik sampai satu menit tidak ada jawaban. Aku mencoba untuk membuka telapak tanganku dan kini menatap Si bos. Yang ternyata masih berdiri di tempatnya dan menatapku.

"Kalau memang iya aku melamar kamu, dan siap nikah sama kamu, maukah kamu?"

BERSAMBUNG

Lemes deh kaki adek bang,...duh apa coba ulangi lagi? adek butuh kepastian? 

wkwkwk alamat digampar ama si bos ini kalau aku bilang gitu. yuhuuuuuu..


Continue Reading

You'll Also Like

1M 40.5K 28
#1 Newbie 09/05/2018 Bijak memilih bahan bacaan !! Arsyad Bargantara M (31 tahun) Seorang dokter bedah jantung termuda di Asia, reputasinya dalam dun...
86.2K 3K 25
kisah gadis biasa yg memiliki kehidupan sederhana yg rela pergi meninggalkan keluarga nya untuk merubah takdirnya tidak sengaja bertemu dengan lelaki...
293K 22.6K 49
Gak ada deskripsi, langsung baca aja hehehehe selamat membaca... Rank 1 #romantis (9/9.21) Rank 1 #romantic (14/11.21)