Dijodohin • Kim Doyoung

By hyuniyaw

2.2M 234K 84.1K

Ngajak nikah atau ngajak berantem sih?! More

~1
~2
~3
~4
~5
~6
~7
~8
~9
~10
~11
~12
~13
~14
~15
~16
~17
~18
~19
~20
~21
~22
~23
~25
~26
~27
~28
~29
~30

~24

55.9K 6.3K 1.7K
By hyuniyaw

"Kak, itu dari tadi ada yang nelpon gamau di angkat apa???" kata gue yang udah bosen dengerin suara ringtone hpnya Kak Doyoung.

"Ngga."

"Siapa sih?"

"Kepo."

"KSJ ya?" ucap gue menebak.

"Kok tau?" Kak Doyoung tampak agak kaget.

"Nebak-nebak doang sih, tadi nelpon juga soalnya. Emang dia siapa???" tanya gue penasaran.

"Kepo."

"Dih." Gue rolling eyes lalu fokus ke tv lagi.

"Awas aja kalo bunyi sekali lag—"

Let it go let it go ~

Nah kan. Bunyi lagi.

Dengan gerakan secepat cahaya gue mencoba ngambil hpnya Kak Doyoung.

Tapi gak berhasil.

Tangan Kak Doyoung lebih cepet dari gue.

"Mo ngapain, hah." Dia angkat hpnya agar gak bisa gue ambil.

"Ihhh! Kesiniin gak?!" Gue mencoba meraih hp Kak Doyoung.

"Ga."

"Yaudah angkat telponnya!"

"Ini udah di angkat."

"BUKAN GITU MAKSUDNYA!"

"Terus gimana?"

"KAK DOYOUNG!!! GAUSAH PURA-PURA BEGO DEH!"

"Heh."

"Makanya gausah gitu!" Gue kembali duduk ke posisi semula lalu lanjut makanin keripik pisang.

Kalo bunyi sekali lagi gue bakal ambil hpnya Kak Doyoung. Harus bisa.

Let it go let it go ~

Gue berusaha ngambil hpnya Kak Doy lagi. Tapi gue malah jatoh ke badannya Kak Doyoung hingga hidung gue nempel dadanya Kak Doyoung.

Kalo di film-film sih udah ciuman biasanya.

Yakali gue ciuman sama orang yang mau nyeraiin gue.

Selagi ada kesempatan gue buru-buru ngambil hpnya Kak Doyoung lalu ngangkat telpon dari KSJ itu.

"Hal—"

"Hai sayang!"

Hah?

Sayang? Maksudnya?

"Aku kira kamu ud—"

Tut.

Gue matiin telfonnya.

Tadi siapa?

Kak Doyoung menghela nafas lalu mengusap mukanya, "Kan. Kakak bilang apa, jangan di ang—"

"Sayang? Hah?" kata gue dingin. Mendadak gue sensi, efek PMS mungkin.

"Jess—"

"Aku tanya dia siapa kok!"

"Mantan kakak."

Oh, mantan.

"Oh, yaudah." Gue bangun dari duduk gue.

"Mo kemana?"

"Bobok."

"Masih jam 8."

"Pengen tidur gasik." kata gue.

"Jess, jangan marah."

"Gak marah kok. Siapa yang marah."

"Kan marah."

"Aku bilang enggak ya enggak!"

Lalu gue pergi ninggalin Kak Doyoung sendirian di depan tv.

Tapi sebelum gue masuk ke kamar gue bilang sesuatu dulu kek Kak Doyong.

"Kak." panggil gue.

"Hm? Gajadi marah?" Kak Doyoung noleh ke gue.

"Bukan itu ish! Dibilang ga marah!"

"Iya iya. Kenapa?"

"Kakak kalo ada masalah sama cewek itu selesaiin dulu masalahnya."

Gue nutup pintu kamar dan langsung loncat ke kasur. Teriak di bantal.

Kak Doyoung jadi cowok gak peka banget sih?!

Gatau apa ceweknya marah?!

Udah tau ceweknya marah tapi dibiarin aja! Ditenangin kek apa diapain gitu biar ga marah.

Ugh.

Eh bentar.

Kalo di pikir-pikir lagi, gue kenapa marah ya?

Padahal mantannya cuma nelpon.

Tapi kenapa harus pake kata 'sayang' coba?!

Terus kenapa gue marah kalo mantannya manggil Kak Doyoung pake sayang?

Masa—

"Gue suka Kak Doyoung...?!"

((0,0))

"Hati-hati ya." Kak Doyoung ngusap kepala gue.

"I-iya kak. Duluan." Gue buru-buru lari ninggalin Kak Doyoung.

Jantung gue ga bisa diem sialan.

Masa bener gue suka Kak Doyoung?

Gak! Lo gak boleh Jess!

Lo gak boleh suka sama orang yang pada akhirnya nyeraiin lo. Karena, pada akhirnya yang lo dapatkan hanyalah sakit hati.

"DOR!"

"Eh anjing ayam kaget!"

"Yeuu, jan latah dong!" seru Tzuyu.

"Salah lo ngagetin njing."

"Ya habisnya lo serius amat mukanya. Mikirin apa sih?" tanya Tzuyu.

"Ngga apa-apa. Bukan apa-apa kok. Gak penting."

"Mo bohongin gue lagi?"

Gue diem sejenak sambil ngulum bibir.

"Di kelas aja, nanti gue cerita."

((0,0))

"WOW, WOW, WOW. SUMPAH?!?!"

"Ssstt, jangan keras-keras dong!" ucap gue kesal.

"Oke oke maap."

Gue menghela napas, "Jadi, menurut lo, gimana?"

"Apa? Oh itu— menurut gue sih, iya. Lo emang suka sama Kak Do—"

"Jangan sebut namanya di sini please. Takut ada yang denger kalo lo yang ngomong." kata gue memperingatkan. Tzuyu orangnya tuh ga bisa diem, suaranya keras. Bisik-bisik pun kadang kedengeran.

"Oh oke, sorry."

"Menurut gue sih, iya. Lo emang suka sama— errm, Oknum D." ujar Tzuyu.

Gue menghembuskan napas kasar. Kalo di inget-inget lagi, bener kata Kak Wendy. Bedanya Kak Doyoung ga suka sama gue.

Huft.

"Kok gue bisa suka ya?"

Tzuyu ngangkat bahu, "Namanya juga cinta, ga butuh alasan."

"Cinta ga butuh alasan, tapi kalo pisah sama pasangannya pasti ada alasannya."

"Ya mana gue tau. Gue aja gatau kenapa bisa suka Kak Mingyu." Dia ngangkat bahu lagi.

"Gatau pusiiiing."

"Lo bakal ngasih tau Kak D gak?"

"Soal?"

"Ya lo suka ma dia."

"Gatau. Masa gue yang bilang duluan."

"Ya emang kenapa?"

"Ya agak gimana gitu."

"Gada salahnya cewek nembak duluan."

"Gatau ah Yu, mumet gueee."

"Yaelah, lu mah. Serah lu aja deh mo gimana. Gue bantu doa ntar."

((0,0))

Pulang sekolah gue jalan kaki kayak biasa. Cuma ini mau mampir ke KFC dulu. Laper gue.

Diperjalanan ke kaepsi gue melihat seseorang yang udah ga asing lagi bagi gue.

Kak Doyoung.

Sama cewek.

Mantannya yang kemaren? Mungkin?

Karna rasa gue sangat kepo dan penasaran. Akhirnya gue merhatiin mereka diem-diem.

Gue gak tau mereka ngebahas apa, ga kedengeran mereka ngomong apa.

Si cewek itu megang tangannya Kak Doyoung.

Kok Kak Doyoung gak nolak atau menghindar sih?!

Lalu mereka bicara-bicara sesuatu. Gue gak tau mereka bicara apa.

Kayaknya akrab banget.

Wait.

Jangan bilang gue cemburu?!

No! No! Jesslyn no!

Gak boleh Jesslyn!

Ok. Jangan pikirin itu. Fokus ke Kak Doyoung sama cewek itu aja.

Yampun mbak, suami orang itu. Jangan di pegang-pegang sembarangan. Izin dulu sama istrinya.

Entah si cewek merasa di perhatiin, dia tiba-tiba noleh ke gue. Atau ke siapa? Keknya emang gue.

Terus si cewek kembali natap Kak Doyoung dan meluk dia. Tapi Kak Doyoung ngedorong tubuh cewek itu.

Haha mampus.

Eh.

Anjing. Babi. Monyet.

Si cewek nyium Kak Doyoung. Tepat di bibir. Sialan.

Ada bunyi kretek-kretek gitu. Hikd.

Dan saat itu juga, Kak Doyoung ngeliat kearah gue.

Mampus ketahuan gue.

Gue panik sendiri akhirnya lari. Gue ngelirik ke belakang, gue lihat Kak Doyoung kayaknya mau ngejar gue tapi tangannya di tahan sama si cewek itu.

Gue tetep lari, tapi gue gak tau mau kemana.

Gatau ah, lari aja terus pokoknya.

Di tengah-tengah gue lari tiba-tiba hujan. Sial banget.

Mana pengelihatan gue burem gara-gara air mata.

Akhirnya gue neduh dulu di pohon besar.

Gue duduk dengan posisi meluk lutut di bawah pohon itu. Sambil mikir, ini gue mau kemana?

Apart? Kak Doyoung pasti kesitu.

Rumah? Kalo gue kerumah dengan kondisi kek gini nanti Bang Jaehyun nanya-nanya, terus kalo gue cerita wajah Kak Doyoung auto babak belur kali.

Tzuyu? Rumah dia jauh dari sini.

Kak Kun? Errr. Ga.

Hendery? Jelas nggak.

Mark? Kayaknya gue ngerepotin dia terus.

Terus gue harus kemana?!

Gue menghela napas lalu gue menenggelamkan wajah diantara lutut gue.

Gue harus gimana sekarang?

Gak lama waktu gue lagi mikir, tiba-tina gue mendengar suara langkah kaki mendekat kearah sini. Mungkin orang mau neduh juga?

Tapi gak lama setelah itu juga gue gak merasakan air hujan mengenai tubuh gue lagi.

"Hey, gapapa?" kata orang itu.

Gue perlahan ngangkat kepala gue.

"E-eh?"

~TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

442K 44.9K 70
"Kita ini apa Doy? Gw tau kita cuman sekedar temen, tapi sikap lu bikin gw berharap lebih. Gak salah kan kalo gw berharap lebih?" -Jeon Yoorim "Gw ga...
263K 20.8K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
4.2K 315 20
Sedih karena ga bisa bertemu dengan member NCT? Buku ini akan mengobati kesedihanmu dan tergantikan dengan kebahagiaan yang kalian idam-idamkan bersa...
961K 78.3K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...