[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)

By JustCallMeFlow

55.3K 4.7K 10.4K

Kedatangan Andara Lexania dalam kehidupan Ali, sangatlah tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Segala ting... More

SATU : SUSAH LUPA
DUA : PERKENALAN PANJANG
TIGA : KAPAS BERDARAH
EMPAT : CERITA CEWEK
LIMA : ANDARA SAKIT
TUJUH : TARUHAN
DELAPAN : SEBUAH BEBAN
SEMBILAN : BUMERANG
SEPULUH : GAGAL BERTANDING
SEBELAS : PELAMPIASAN
DUA BELAS : TOLET COWOK
TIGA BELAS : MENYESAL
EMPAT BELAS : SALLY
LIMA BELAS : KOTAK MAKAN
ENAM BELAS : PDS
TUJUH BELAS : RASA YANG BERBEDA
DELAPAN BELAS : PEMBUKTIAN
SEMBILAN BELAS : PENJELASAN ANDARA
DUA PULUH : KEBIMBANGAN
DUA PULUH SATU : BANTUAN SALLY
DUA PULUH DUA : TENGAH LAPANGAN
DUA PULUH TIGA : TULANG RUSUK
DUA PULUH EMPAT : SURAT
DUA PULUH LIMA : MIMPI BURUK
DUA PULUH ENAM : MANTAN
DUA PULUH TUJUH: LUKA ALI
DUA PULUH DELAPAN : TERIMAKASIH ANDARA
DUA PULUH SEMBILAN : NEW WORLD
TIGA PULUH : LATIHAN
TIGA PULUH SATU : KOMPETISI
TIGA PULUH DUA : BALAS DENDAM
TIGA PULUH TIGA : ULANG TAHUN
TIGA PULUH EMPAT : JE T'AIME
TIGA PULUH LIMA : BINTANG
TIGA PULUH ENAM : MISI
TIGA PULUH TUJUH : BERKAS
TIGA PULUH DELAPAN : FIRASAT
TIGA PULUH SEMBILAN : PAMIT
EMPAT PULUH : HUKUMAN APA LAGI?
EMPAT PULUH SATU : MAAF
EMPAT PULUH DUA : KEADILAN
EMPAT PULUH TIGA : MENJEMPUT ATAU MENUNGGU?
EMPAT PULUH EMPAT : I FIND U
EMPAT PULUH LIMA : LOST IN THE WOODS
ENDING

ENAM : SILUMAN HARIMAU

1.4K 163 446
By JustCallMeFlow

"Seharusnya kamu menghargai setiap orang yang peduli. Bukan mendengarkan orang yang ingin menjatuhkan"

🌻🌻

Ali mencari kamar VIP bernomor 020. Dari sekian banyak kamar VIP di lorong, namun dia masih beleum menemukan kamar Andara. Ada satu pintu yang dibuka dari dalam, seakan mendapatkan firasat, Ali langsung bersembunyi di balik pot besar.

Keluarlah Kaffa dan juga Rama dari ruangan itu. Beruntungnya kedua lelaki itu berjalan ke arah berbeda dengan posisinya. Setelah memastikan mereka sudah jauh, Ali memberanikan diri untuk memasuki ruangan Andara.

Melihat kondisi Andara terbaring lemah membuatnya bersalah, untung saja hanya Resya yang menjaga Andara. Jadi, Ali dapat memasuki ruangan itu untuk sekerdar memastikan keadaan Andara.

"Gue gak tau dia bakal kayak gini," sesal Ali.

Resya paham betul, Ali memang tidak tahu kondisi Andara. "Ini bukan sepenuhnya salah lo."

"Secara fisik, Andara memang kuat, tapi kalau secara mental, dia mudah rapuh. Gak bisa kena hujan atau udara dingin, sugestinya langsung melayang kemana-mana, membuat dia tertekan. Ditambah lagi dia kurang istirahat, karena sibuk latihan taekwondo,"terang Resya.

"Gak penting juga gue tau masalah itu, yang penting dia sakit bukan karena gue, 'kan?"

Ali, tetaplah cowok dingin bermulut tajam. Kejadian ini belum merubahnya.

"Sialan lo. Mau apa lo ke sini?" sinis Resya.

"Gue hanya mau memastikan kalau dia masih hidup. Biar penyesalan dalam diri gue, hilang."

"Wah... berengsek lo! Keluar!" usir Resya.

Baru saja Ali ingin beranjak, namun ada yang menahan tangan kirinya sontak dia menoleh.

"Kenapa buru-buru banget? Ali bolos, ya?" Suara parau Andara, menambah penyesalan dalam diri Ali. "Mami Res, bukannya tadi bilang mau makan?"

"Enggak jadi! Gak nafsu lagi." Resya melirik sinis ke Ali.

"Jangan gitu, nanti sakit, sana makan!"

"Siapa yang jagain lo? Nanti kalau si balok es berjalan ngapa-ngapain lo, gimana?" cerocos Resya.

"Dara gak apa-apa. Ali udah jinak kok, yakan?" Andara meminta persetujuan dari cowok berekspresi datar itu, namun Ali hanya mematung.

"Gue gak mau, mending gue kelaperan dari pada lo kenapa-napa."

"Mami Res," tegur Andara.

Andara menyakinkan sahabatnya kalau dia akan baik-baik saja ditinggal bersama Ali. Lagi juga dia punya jurus taekwondo. Kalau cowok itu macam-macam, tinggal keluarkan jurus andalannya.

"Oke-oke, sepuluh menit."

Selepas kepergian Resya, Andara menyuruh cowok itu duduk di bangku samping ranjangnya.

"Kegantengan Ali jadi menurun gara-gara habis ditonjokin Kaffa," ungkap Andara setelah menyadari lebam serta sobekan kecil di ujung bibir Ali.

Ekspresi Ali seperti mempertanyakan, bagaimana Andara bisa tahu kalau dirinya bertengkar dengan Kaffa?

"Wajah kalian sama-sama lebam," imbuh Andara.

Ali hanya mangut-mangut paham. Spekulasi Andara memang masuk akal.

"Ali, kok tau Dara disini?" tanya Andara lagi.

Bingung. Itulah yang ada dibenaknya, bingung ingin menjawab apa.

"Dara lagi sakit nih gamau di ucapin gws?"

"Gak Wafat Sekalian?"

"Ish parah banget, masa Dara didoain meninggal."

"Ri—"

"Mau bilang ribet pasti," tukas Andara.

"Hm."

"Pake nama aja ya, Al. Jangan pake Lo-Gue," ujar Andara sepintas membuat lelaki itu mengangkat alisnya sebelah, bingung, maksud dari perkataannya.

"Gini, 'Dara mau minum' bukannya 'Gue mau minum' gitu, Al," jelas Andara.

"Terserah."

"Mana minumnya?"

"Hah?!"

"Ish, kan Dara bilang pengen minum." Andara gemas melihat Ali yang tidak peka.

Ali menuangkan air minum di gelas gambar babi berwarna pink milik Andara.

"Nih." Ali menyodorkan gelas pada Andara.

"Minumin," rengek Andara

"Minum sendiri."

"Lemes tangannya."

Ali menghembuskan napasnya berat, tidak menyangka bahwa Andara semanja ini, atau sengaja mengerjai dirinya?

Inilah yang Ali tidak suka, cewek dibaikin semakin seenaknya, manja, semuanya harus diturutin. Besar kepala.

Ali menghela napas berat, dia menuruti keinginan gadis itu, mendekatkan gelas bergambar babi pink ke bibir Andara, lalu Andara meminumnya hingga habis.

"Makasih, Al," ucap Andara seraya tersenyum manis.

Senyuman itu membuat hati Ali merasa tenang dan hangat, tanpa sadar Ali pun ikut tersenyum.

"Ali senyum. Ganteng banget," celetuk Andara, membuat aliran darah seakan menjalar ke wajah Ali, dia merasakan pipinya memanas. Apakah dia blushing?

"Cieeee merah pipinyaaa," goda Andara sedangkan Ali hanya terdiam menahan malu.

"Cieee malu."

"Cieeeee Ali malu, Ali malu." Andara terus saja menggoda lelaki itu.

"Dar," panggil Ali, "gue pengen nanya." Raut wajah Ali seketika menjadi serius.

"Apa?"

"Kenapa lo nungguin gue saat itu?"

"Karena Dara percaya seorang lelaki itu akan menepati ucapannya. Ali udah bilang mau bareng Dara, tandanya Ali akan bareng Dara."

"Gak semua lelaki menepati ucapannya."

"Tapi Kaffa, Rama, Bang Rayyan, seperti itu. Dara yakin Ali juga begitu,"

Ali melihat pancaran ketulusan dalam mata Andara, maka dia benar-benar tulus dan tidak melebih-lebihkan ucapannya.

"Dara yakin Ali orang baik," lanjutnya.

Kepercayaan Andara seperti bumerang untuk dirinya sendiri. Dengan mudahnya dia memberikan kepercayaan itu pada orang baru, tanpa tahu nantinya akan seperti apa. Dikhianati atau malah sebaliknya.

Merasa sudah terlalu lama mengobrol bersama Andara, Ali memutuskan pulang.

"Mau kemana? Raja Ampat? Bromo? Pake tiket dud cum aja," cerocos Andara seraya memperagakan gaya di iklan.

"Pulang." Ali mengambil tas lalu menggendongnya di bahu sebelah kanan, dengan cekatan Andara menahan tasnya.

"Jangan pulang," pinta Andara

"Siniin tas gue!"

"Dara kangen."

Ali mematung mendengar perkataan Andara.

"Kangen suasana sekolah, kangen cilornya bang Beduy, kangen pelajaran bu Siska, kangen pengen sekolah," rengek Andara seraya memelintir lengan jaket Ali.

Lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya dan segera pergi meninggalkan Andara.

"Hati-hati Aliiii," teriak Andara dari dalam ruangan.

"Sial," umpat Ali

🌻🌻

Setelah seminggu di rumah sakit, Andara di perbolehkan pulang dan kembali beraktivitas seperti semula. Dengan syarat, jangan terlalu capek, terkena hujan ataupun cuaca dingin.

Langkah Andara terhalang oleh seorang cewek memakai baju yang sangat pas dengan bentuk badannya, rok di atas lutut, rambut diwarnain hitam orange terlihat seperti warna kulit harimau.

Syakira Fria.

Melihat badge nama di baju cewek itu membuat Andara baru menyadari bahwa yang menghadangnya adalah "seleb" sekolah.

Andara juga baru tahu karena hampir lelaki di kelasnya senang menggosip tentang Syakira; badannya bagus, tinggi, putih, langsing. Bahkan cewek itu pernah menjadi pacar Arya yang ke- 20.

Seleb apa? Sedeng kali. Liat saja kukunya di coret-coret hitam. Padahal peraturan nomor 25 tata tertib sekolah, tidak boleh mewarnai kuku dengan apapun.

"Oh, jadi lo yang namanya Andara? Lo yang ngebuat Ali dan Kaffa berantem?" sinis Syakira. "Berasa dewi lo direbutin Ali dan Kaffa."

"Iya. Kenapa? Lo merasa tersaingi?" balas Andara tidak mau kalah.

Bukan Andara jika tidak membaca ekspresi orang lain. Saat dirinya membaca ekspresi Syakira, ternyata cewek itu memiliki tujuan memanas-manasi Andara. Tetapi tentang hal apa, Andara belum tahu.

Syakira memajukan langkahnya mendekati Andara, "Lo gak takut sama gue?" Dia mencengkram pipi Andara.

Bukannya takut Andara malah tertawa meremehkan, membuat Syakira menguatkan cengkramannya.

"Lo bukan Tuhan, gak ada alasan untuk gue takut sama lo!" Andara melepaskan cengkraman Syakira dari pipinya. Rasa panas bercampur perih menjalar di wajahnya. Cewek itu memang seperti harimau.

Saat Andara melangkahkan kakinya untuk pergi menjauh dari Syakira, tiba-tiba langkahnya terhenti saat cewek harimau itu mengucapkan sesuatu.

"Lo menginginkan kompetisi taekwondo antar sekolah, 'kan? Tapi sayang, hanya gue yang diikut sertakan." Syakira tersenyum meremehkan pada Andara.

Kedua tangan Andara mengepal menahan emosi, lalu berdecih. "Pembohong!"

Andara menoleh ke arah Syakira kemudian membaca ekspresi cewek jelmaan harimau itu, lagi, dan ternyata apa yang dikatakan Syakira benar adanya.

Sekarang Andara tahu mengapa Kak Anton menyuruhnya mundur, ternyata Syakira dalang dari semua ini. Cara yang sangat licik.

"Gue bisa aja mundur dari kompetisi itu kemudian merekomendasikan lo. Asal lo gak deketin Ali."

Kompetisi taekwondo sangat penting bagi Andara, segala upaya telah dilakukan olehnya dari awal hingga saat ini, hanya demi kompetisi itu.

Tapi Andara juga tidak ingin menyerah pada Ali. Dia belum move on dari Arya, kalau Andara menyerah, kemudian bayang-bayang Arya datang lagi dalam kehidupannya, bagaimana?

Ah tidak! Andara tidak ingin seperti itu, sampai kapanpun dia tidak akan menyerahkan kompetisi dan Ali kepada si jelmaan harimau licik seperti Syakira.

Dasar cewek gatal, tidak tau diri, cewek siluman harimau. Jelek aja belagu, sial, sial, sial! Andara memaki Syakira dalam hati, bukan berarti tidak berani melawan, hanya saja Andara tahu mereka masih di area sekolah.

Syakira maju 3 langkah kemudian mengusap bahu kanan Andara. "Gue kasih pilihan kedua. Lo harus tanding sama gue, orang yang menang bisa mendapatkan keduanya. Ali dan kompetisinya." Dia tersenyum meremehkan lagi, membuat Andara menepis kasar tangannya.

"Ali itu manusia, bukan barang taruhan!"

"Deal atau engga sama sekali." Desakkan Syakira membuat Andara mengalah.

Keringat bercucuran di pelipis Andara, keputusan yang harus diambil saat ini bukan sebuah hal yang gampang. Ada orang lain yang dijadikan taruhan olehnya.

"Kir, jangan pakai cara seperti ini." Tidak terbayang bagaimana reaksi Ali jika tahu dijadikan taruhan.

"Gue anggap lo setuju." Syakira berjalan mendahului Andara, tidak peduli dengan teriakan dan makian cewek itu.

🌻🌻

Continue Reading

You'll Also Like

93.6K 12.1K 5
[Bisa dibaca terpisah] _____________________________________________________ 𝙍𝙀𝙎𝙀𝙋 𝘽𝘼𝙇𝙄𝙆𝘼𝙉 𝘼𝙇𝘼 𝙎𝙀𝙇𝘼𝙏𝘼𝙉 𝘼. 𝘿𝙄𝙍𝙂𝘼𝙉𝙏𝘼𝙍𝘼...
Lintang By cell.

Teen Fiction

19.8K 3.3K 10
"Ra, nasi goreng Pak Mamat, gas?" "Samper sambil bawain cimory squeeze." "On my wa-" "Coklat sama lays rumput laut juga ya hehe." "NGGA JADI, RA. PAK...
2.6M 150K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
370 148 5
kamu amerta dalam aksara ku. start : des 27, 2023