[✔] CASSIOPEIA || Brothership

By fara_zara

108K 10.3K 1.7K

(END) Layaknya berlian di angkasa luar Dialah sang pangeran yang selalu indahkan kelamnya malam Si surai kec... More

Pemanasan
2. Mon Tout
3. De Shiro
4. Cassiopeia
5. Sweet Heart
6. Lost You
7. Never Let You Go
8. I'm Down
9. New Day
10. He is
11. Out Of My Mind
12. Manquer
13. Hoping for Better Days
14. Hold Me Please
15. Let Me Know
16. Adult Child
17. One More Chance to Love You More
18. Kartala
19. The Truth Was Told
20. Last Scene
SHYMPHONY
INFO TERBIT!

1. Jiminie Hyung

10.4K 686 73
By fara_zara

Senja itu adalah moment terindah dalam agenda harian Jeon Jungkook. Tak ada yang mampu menyaingi kilau jingga sang surya ketika senja telah mengambil alih.
Jungkook suka saat senja tiba, karena saat itulah ia selalu dapat melihat senyuman Jimin yang begitu indah dan ringan mengagumi ciptaan Sang Penguasa semesta.

Disana, Jungkook dapat melihat Jimin duduk di dekat kolam sambil mengayunkan dirinya di atas ayunan dengan surai caramel yang tersibak menawan tersapu semilir angin yang lembut.

Ia menghampirinya, berjongkok di depan sang kakak yang tak menoleh sedikit pun.

"Diluar dingin, hyung. Kenapa kau pakai pakaian tipis seperti ini?" ucapnya lembut

Jimin yang mendengar itu lantas menengok sekilas kearah Jungkook lalu kembali memandang indahnya mentari yang mulai terbenam. Onyx sendunya bertubrukan dengan sinar lembut senja, membuatnya semakin menawan.
"Didalam panas, jadi Jiminie keluar, tapi diluar malah dingin, Jiminie malas masuk lagi" ucapnya sambil mengerucutkan bibir.

Jungkook tersenyum lantaran nada manis sang kakak yang buat hatinya menghangat. Ia pakaikan sebuah jaket untuk menutupi tubuh kurus Jimin yang dibalut kaos putih tipis.

Baru Jungkook ingin menyandarkan diri di ayunan sebelah Jimin, namun jaket yang tadi diberikannya untuk sang kakak malah kini sudah pindah posisi menutupi tubuh bagian depannya.

"Jungkookie pakai saja. Tangan Jungkookie seperti es, nanti bisa beku"

Jungkook tersenyum hangat pada Jimin, menyandarkan kepalanya di bahu Jimin sembari membujuknya.
"Kalau begitu, ayo kita masuk saja"

"Tidak mau"

"Apa hyung mau membeku jadi seperti patung? Nanti hyungie tidak bisa memelukku saat tidur loh" ancamnya dibuat-buat.

Jimin sontak membulatkan matanya mendengar hal itu. Tidur tanpa Jungkookie disampingnya adalah mimpi buruk.
"Jiminie tidak mau jadi patung. Jiminie mau peluk Jungkookie" mata Jimin terlihat berkaca kaca, tapi menggemaskan dimata sang adik.

Ia mengamati lamat wajah kakaknya yang selalu tampak bercahaya, lalu tiba-tiba kilasan kejadian-kejadian mengerikan hinggap di kepalanya, menjadi mimpi buruk untuknya sendiri. Tentu ia mengingat jelas bagaimana Jimin yang menangis dan berteriak hampir setiap hari lantaran sang ibunda yang tak segan menghajar sang kakak akibat kesalahan yang sebenarnya tidak Jimin perbuat.

Lalu yang membuatnya semakin menyesal adalah ketika ia terlambat menyelamatkan Jimin dan mendapati kondisi kakaknya sudah jauh dari kata baik. Jungkook ingat betul bagaimana semua ini dimulai ketika dulu keluarganya masih baik-baik saja seperti keluarga bahagia pada umumnya hingga kemudian satu hari menyenangkan itu berubah menjadi petaka, dan sejak saat itu, ibunya membuat dunia Jimin jadi seperti neraka.

"Jungkookie!" pekikan Jimin membuyarkan lamunannya
"Ayo masuk saja. Wajah Jungkookie sudah merah, pasti kedinginan"

Benar! Wajah Jungkook memerah. Dirinya tak sadar bahwa ada setetes air yang jatuh dari pelupuknya.

"Ahhh... Iya, hyung" dengan cepat Jungkook mengusap air matanya agar Jimin tidak menyadari kalau ia menangis

Jimin mengulurkan tangannya pada Jungkook, dan dengan senang hati Jungkook membalas uluran tangan itu.

Jimin memang memiliki keterbelakangan mental, namun ada kalanya juga ia bisa menjadi sosok kakak bagi Jungkook, sosok kakak hebat yang dapat menjadi pelindung serta penyemangat untuknya saat ia diterjang badai, tentu dengan caranya sendiri, walau tanpa Jimin sadari.

Bagaimanapun juga Jeon Jimin adalah sosok kakak terbaik yang ia miliki, seperti apapun keadaannya.

Jungkook sangat menyayangi Jimin, begitu juga sebaliknya. Dan itu mutlak!

Dulu Jimin sangatlah periang. Dia termasuk sangat aktif untuk anak kecil seusia 5 tahun. Gemar berbicara, menolong orang, pandai berteman, pintar segala hal terutama menggambar, bahkan ia sudah lancar bahasa Jepang walau hanya beberapa kali pertemuan denagn guru les kala itu. Dan Jungkook pun selalu mendapat perhatian lebih dari sosok kakaknya yang begitu sempurna dimata orang-orang. Jimin memang tak tergantikan, dia adalah malaikat dalam keluarga kecil Jeon yang bahagia.

Namun, itu tidak berlaku lagi sejak Jungkook tak lagi dapat menemukan presensi sang ayah di rumah setelah tamasya hari itu. Masa kecilnya tak lagi seindah dulu, dan kemudian yang dia ingat hanyalah jeritan lara Jimin dibalik dinding gudang bersama dengan teriakan murka sang ibunda yang dulu selalu menampilkan sisi lembutnya. Lalu dirinya sendiri mendapati kehidupan yang sungguh berbanding terbalik dengan dunia Jimin yang seperti neraka.

Bertambahnya usia, Jungkook mulai mengerti bahwa ternyata kakaknya memang berbeda, tapi dirinya tak pernah menganggap Jimin lain, karena Jimin hyungnya selalu sama, penuh cinta dan kehangatan, walau tak banyak orang tahu tentang tragedi pilu dibalik kisah manis mereka berdua.

.

.

Ceklek

Pintu utama rumah besar itu dibuka, aroma masakan langsung tercium begitu lezatnya. Jungkook berjalan kearah meja makan bersama Jimin di gandengan nya. Ia melihat sang ibu yang habis selesai memasak dengan apron merah muda motif kelinci kesukaan Jungkook. Sontak Jimin langsung menyembunyikan diri dibalik tubuh tegap adiknya.

"Tumben eomma sudah pulang? Apa sedang tidak sibuk?" tanyanya.
Wajar jika Jungkook bertanya seperti itu lantaran Hyena, sang ibunda selalu pulang malam, kecuali jika ada urusan tertentu dirumah.

"Ah... Eomma sengaja pulang lebih cepat untuk merayakan keberhasilan mu, sayang" ucap Hyena sambil melepas arpon merah muda itu lalu mendekati Jungkook, sementara Jimin makin mengeratkan genggaman nya pada lengan Jungkook. Walau Hyena bahkan tak peduli dengan keberadaan Jimin.

"Eoh? Keberhasilan apa memang?"

"Hey.. Jangan pura-pura tidak tahu. Eomma dengar dari wali kelas mu kalau kau mendapatkan nilai sempurna dalam ujian matematika dan ujian lisan bahasa Inggris. Masih perlu eomma perjelas?"

Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya hal itu tidak begitu penting untuk Jungkook, ia bahkan hampir bosan menerima ucapan selamat dari guru dan teman-temannya, terlebih Hyena yang selalu membuat makan malam layaknya pesta tiap kali ia memperoleh hasil yang memuaskan.
"Aku tadi lupa selama beberapa jam. Eomma baru saja mengatakannya, jadi aku ingat kembali"

Hyena menggelengkan kepalanya heran, tapi kemudian ia kembali mengulas senyum sambil menarik tangan Jungkook untuk ke meja makan
"Kalau begitu ayo makan dulu, masakannya nanti dingin"

Tarikannya tertahan karena Jungkook dengan sigap menghentikannya. Hyena terpaksa berbalik dan mendapati Jungkook tengah menatap Jimin.
"Hyungie juga ikut makan, ya. Kau belum makan daritadi kan, hyung?" ucap Jungkook pada Jimin. Baru Jimin ingin menggeleng, tapi ia kembali menundukkan kepala nya ketika Hyena bersuara. Ia takut pada ibunya sendiri, walau terdengar aneh namun sebenarnya wajar karena Hyena sendiri telah memposisikan diri sebagai iblis di mata Jimin.

"Biarkan dia, Jungkook" seru Hyena dingin.

"Eommaa... Jimin hyung juga manusia, dia perlu asupan" Jungkook berusaha menjelaskan tanpa emosi.

"Dia bisa makan nanti. Eomma ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu"

Jimin menarik narik pelan baju Jungkook
"Ju-Jungkookie.., tidak mau..."

Jungkook mendesah pelan.
"Kalau begitu aku juga makannya nanti saja"

"Ti-tidak boleh seperti itu, nanti Jungkookie sakit"

"Kau juga akan sakit jika menunda makan, hyung. Sekarang pilih, ingin makan bersama atau sakit bersama?"

Jimin memasang pose berpikir membuat Jungkook terkekeh geli sedangkan Hyena menatap malas si sulung.
"Eum... Makan saja. Sakit tidak enak"

Jawaban Jimin membuat Jungkook tersenyum senang kemudian menarik Jimin ke meja makan.
"Bagus! Ayo!"

"Eomma hyungku akan ikut makan bersama. Kau tidak boleh menolak, anggap ini hadiah darimu untukku karena aku berhasil membuatmu bangga" Jungkook berucap kepada ibunya yang sepertinya tengah memendam kesal.

"Haish... Terserah kau saja. Cepat makan! Tubuhmu perlu banyak nutrisi"

.

.

Memandang langit malam dengan taburan bintang adalah sesuatu yang sering Jungkook lakukan tiap malam. Saat ia memandang langit, ia serasa melihat masa lalunya yang indah dan menyenangkan. Saat dimana ayahnya masih berada diantara mereka, lalu dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai pahlawan pelindung keluarga dari para penjahat seperti di video game, lalu sang ibunda datang ditengah mereka bertiga sembari membawakan cookies serta dua gelas susu hangat untuk Jungkook dan Jimin, menengahi seraya berkata bahwa kedua pahlawan kecil mereka harus tumbuh tinggi agar bisa seperti ayah.

Jungkook ingat betul bagaimana perhatiannya Jimin ketika menyuapinya sebuah cookies lalu membersihkan remahan kue kering itu dari bibirnya, kemudian Jimin baru akan meminum susunya ketika Jungkook sudah selesai menghabiskannya dengan alasan bahwa adiknya harus tumbuh lebih kuat daripada monster di video game. Jimin di usia lima bahkan sudah menjadi figur dambaan sang adik yang dua tahun dibawahnya.

Hal seperti itu benar benar sangat ia rindukan. Jungkook kecil dengan kalimat lugunya setiap malam selalu berdoa kepada Tuhan agar keluarga mereka selalu mendapat kebahagian.

Namun semuanya berubah ketika ayahnya meninggal dunia saat usianya baru menginjak 3 tahun. Dunianya benar-benar terbalik dari sebelumnya.

Tak ada lagi gelak tawa diantara mereka.

Tak ada lagi figur pahlawan ketika pahlawan keluarga telah berbalik menuju pangkuan sang penguasa.

Tak ada lagi ibu yang seperti malaikat saat ibunya sendiri berubah begitu mengerikan lantaran tak terima akan keputusan Tuhan.

Tak ada lagi candaan riang Jimin ketika Jimin sendiri bahkan selalu dihantui ketakutan hampir setiap hari.

Dunianya yang dulu sempurna, kini telah terkoyak akibat goresan menyakitkan yang selalu hinggap pada lembar indah hidupnya.

"Jungkookie... Jiminie ingin tidur" tiba tiba terdengar suara rengekan Jimin dari dalam kamar, Jungkook melihat pemuda itu tengah tidur meringkuk memeluk guling menghadap ke arah balkon dimana ia berada.

"Sebentar, hyung. Aku masih ingin diluar dulu"

"Ish menyebalkan" gerutunya, namun ia tetap menghampiri sang adik yang masih betah diluar
"Aaaa~~ Jiminie ingin tidur bersama tangannya adik Kookie" rengeknya sambil menarik narik tangan Jungkook seperti anak kecil.

"Astaga, hyung. Baiklah baiklah, lima menit lagi, oke, aku janji"

Jimin meniup poninya kesal. Ia lalu mendudukan dirinya dikursi samping Jungkook sambil menangkup wajah cemberut nya diatas lipatan tangannya, menandakan kalau ia benar benar kesal.

Jungkook masih setia memandang langit, tidak peduli dengan Jimin yang merajuk, toh itu sudah biasa.

"Kau tahu Cassiopeia, hyung?" ucap Jungkook pada Jimin tiba-tiba.

"Ha? Pai?" bingungnya mengundang tawa kecil sang adik.

"Bukan pai, itu adalah rasi bintang. Aku menyukainya karena dia seperti mu, hyung. Jika Cassiopeia adalah ratu untuk langit, maka kau adalah raja untukku. Kau pemilik mutlak hati ini" jelasnya tanpa mengalihkan pandangan dari langit.

"Raja itu... jahat tidak?"

"Aniya, raja yang kupunya itu baaaiiiikk sekali, makanya aku sangat menyayangi nya" jawab Jungkook

Jimin terdiam sejenak, ia tampak berpikir keras mengenai hal yang baru saja adiknya ucapkan, sesekali ia meringis saking kerasnya berpikir.
"Raja ituuu.... Kata Jungkookie memerintah 'kan?"

Jungkook tersenyum tipis membenarkan ucapan Jimin.

"Kalau begitu, Jungkookie harus menuruti perintah Jiminie untuk tidur! Jiminie mengantuk sekaliii...~" pemuda itu menjatuhkan setengah badannya pada meja balkon dengan kedua tangan yang tergantung di pinggiran meja seraya berlagak seperti anak kecil yang tengah merajuk minta sesuatu.

Hal itu membuat Jungkook terkekeh tak habis pikir. Kakaknya itu ada-ada saja tingkahnya. Mirip seperti kucing yang menggemaskan.

"Astaga~ baiklah. Ayo kita masuk"

"yiiippiii!!"

.

Jungkook merebahkan dirinya disamping Jimin yang sudah tidur menyamping menghadapnya. Begitu Jungkook memposisikan diri untuk tidur, Jimin langsung meraih tangannya untuk dipeluk. Pemuda itu tidur meringkuk sambil memeluk erat lengan sang adik seolah takut jika ada yang berani melepaskan tautan itu.

Sementara Jimin telah damai ke alam mimpi, Jungkook malah memikirkan banyak hal mengenai hal kedepan. Ia selalu saja khawatir akan hari esok. Ketakutan terbesar adalah ketika ia tidak bisa berada disamping sang kakak saat kakaknya membutuhkannya.

Jungkook selalu merasa tidak tenang ketika ia melangkah keluar untuk sekolah meninggalkan Jimin dirumah, ketakutan besar jika kakaknya terluka seperti saat itu, dipukuli habis-habisan oleh ibunya sendiri.

Namun tatapan lembut serta senyuman milik Jimin yang selalu menyambut nya setiap pulang setelah berpergian adalah obat dari setiap kegelisahan nya setiap hari.

Seistimewa itu Jimin bagi Jungkook. Sama seperti dulu saat Jimin selalu memprioritaskan dirinya diatas segala hal.

Ia kembali melirik Jimin yang sudah terlelap nyaman dalam balutan selimut tebal. Wajah manis itu selalu memberi ketenangan untuknya. Jungkook mengangkat tangannya untuk mengelus surai lembut kecokelatan sang kakak, ia terkekeh sendiri ketika ingat dialah yang mengecat rambut kakaknya dan kakaknya itu terus menggerutu selama proses penyemiran rambut, wajah lucu Jimin adalah favorit nya.

"Tetaplah sehat, hyung.., aku janji akan memberikan kebahagiaan untukmu suatu hari nanti. Lalu kita akan menua bersama dengan bahagia" matanya terpejam seiring dengan menetesnya bulir bening dari kelopak indahnya.

"Aku menyayangi mu, lebih dari sangat"















.
.
.

"CASSIOPEIA"
Written by Fazara

Awokawokawok 😂
Pengen nistain semua orang, karena semua orang sering menistakan diriku :v

Dadah~
See u next chap
(づ ̄ ³ ̄)づ♥

Continue Reading

You'll Also Like

197K 15.8K 24
Kami semua merusaknya, Merusak jiwa seorang . . . . . . . Kim Taehyung Start : 24-05-2019 End : 06-06-2019 Highest rank: #1 brothership (28-6-2019) ...
241K 22.1K 37
Jeon Jungkook harus hidup diantara orang-orang yang membencinya karena kesalahan besar yang tak disengaja. Tapi, semua itu tak membuatnya gentar dan...
527K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
212K 20.5K 39
Mungkin di dunia ini ada yang namanya kesempatan kedua, tapi tidak mungkin ada yang namanya kesempatan ketiga. This is my story Kth. . . . . . . [...