MARRIED Mr. Oh

By indriyaniriska

110K 2K 43

Namanya Hanifah Amalia. Gadis berusia 24 menuju usia dewasa. Hanifah Amalia hanyalah wanita biasa yang hidup... More

pertama
kedua
ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ketujuh
Kedelapan.
Sembilan.
Sepuluh.
Sebelas.
Duabelas.
Tigabelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas

Empatbelas

106 14 3
By indriyaniriska

"Mas.."

"Ish, Mas Sehun!."

"Mas nengok kek kalau di panggil tuh."

"Ih, Ayah!."

"Iya apa Bunda."

"Bunda."

Ajeng, Ibunda dari Sehun menoleh kearah pintu yang terbuka yang menampilkan sosok anak laki lakinya datang dari sana dengan wajah khawatirnya.

Setelah menyalami dan mencium pipi Bundanya, Sehun beralih pada istrinya yang terbaring lemas diatas ranjang salah satu rumah sakit dekat apartemen mereka.

"Kata dokter istri kamu cuma kecapean aja mas. Nggak ada yang perlu dikhawatirin." Ajeng mengusap bahu anak laki lakinya yang kini tengah menggenggam erat jemari lemas istrinya.

"Duduk dulu sini." Ajeng beralih meminta Sehun untuk duduk dulu menenangkan kekhawatirannya akan istrinya.

Jujur, saat  Ajeng menelfonnya di tengah tengah rapat yang di pimpinnya, Sehun dilanda cemas berkepanjangan karena tidak diizinkan meninggalkan rapat saat itu.

Menyesal, marah, kecewa, cemas, semua Sehun rasakan diwaktu yang sama dan ingin segera melihat kondisi istrinya yang dikabarkan pingsan sampai harus dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Mas takut bunda." Lirih Sehun membuat bundanya kembali mendekat untuk memeluk putranya.

"Kamu tenang ya mas. Kata dokter Hanif gpp. Nggak ada masalah serius." Ujar Ajeng menenangkan.

Kondisi putranya akan masa lalunya, membuat Ajeng paham betul bagaimana perasaan putranya saat ini. Ketakutan akan kehilangan orang yang amat disayanginya, terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Mas.."

Dengan keadaan kepalanya yang masih terasa sakit, Hanif mulai sadar dari pingsannya.

"Sayang.. " Sehun menyambut kesadaran istrinya dengan penuh kelegaan. Dikecupnya punggung tangan Hanif beberapa kali kemudian beralih pada kening Hanifah.

"Haus.." ujar Hanifah hampir tak terdengar efek lemas.

Sehun yang sigap bergegas mengambilkan istrinya minum, kemudian membantunya minum dengan menggunakan sedotan yang memang disediakan disamping gelas kosong yang kini sudah terisi air.

"Pelan pelan sayang.." kata Sehun mengingatkan ketika melihat Hanif minum dengan rakus seolah ada gurun pasir haus air ditenggorokannya.

"Tidur lagi sayang, kamu harus banyak istirahat." Sehun kembali membantu istrinya untuk kembali berbaring setelah menandaskan segelas penuh air mineral.

"Bunda.." Hanifah memanggil Ajeng yang hanya diam sedari tadi memperhatikan bagaimana putranya memperlakukan istrinya.

Dalam hatinya Ajeng bersyukur, karena putranya terlihat bisa move on dari masa lalunya dengan begitu menyayangi Hanifah.

"Iya sayang, bunda disini." Ajeng menjawab dengan menyambut uluran tangan Hanifah yang terlihat begitu lemah.

"Oiya, mas. Tadi dokter pesen kalau kamu sudah datang, kamu diminta keruangannya. Ada yang perlu di omongin katanya."

Hampir lupa, Ajeng menyampaikan pesan yang tadi ia dapat dari dokter yang menangani menantunya.

"Iya bun. Kalau gitu mas titip Hanif sebentar ya bun." Pamit Sehun yang kemudian di jawab dengan anggukan kepala oleh Ajeng

"Aku tinggal dulu ya sayang, sebentar." Kali ini Sehun pamit kepada istrinya dengan mencium kening hanifah.



Seperti amanah yang di berikan dokter kepada bundanya, Sehun pun kini nampak bergerak kearah selatan di lantai 3 rumah sakit tempat istrinya di rawat untuk menemui dokter bernama Steve.

Setelah bertanya kepada suster yang kebetulan lewat, Sehun pun mulai mencari ruangan dokter Steve yang rupanya terletak paling ujung dilorong lantai 3 itu.

"Masuk." Suara berat yang Sehun perkirakan milik dokter Steve pun terdengar ketika ia mengetuk pintu berwarna hitam didepannya.

"Selamat siang dok." Sehun menyapa ketika ia membuka pintu dan dokter Steve yang duduk dibalik meja kerjanya.

"Selamat siang, mari silahkan duduk." Dokter Steve mempersilahkan.

"Saya Sehun, dok. Suami dari Hanifah Amalia." Ujarnya memperkenalkan diri.

"Oh, iya. Haii pak Sehun. Senang bisa bertemu." Balas dokter Steve mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan Sehun.

"Jadi setelah saya periksa kondisi ibu Hanif, disini ada yang perlu saya sampaikan kepada bapak Sehun secara pribadi."

Dokter Steve mulai membuka sebuah map berisikan berkas pemeriksaan dari Hanif. Didalamnya ada beberapa lembar kertas hasil tes dan dua lembar foto usg.

"Pertama mari kita dengar berita bahagia." Dokter Steve menyodorkan foto usg milik Hanifah membuat Sehun semakin penasaran.

"Jadi sesuai diagnosa saya sebelum hasil tes urin ibu Hanifah keluar tadi, pak. Selamat, ibu Hanifah positif hamil 5 minggu." Ungkap dokter Steve.

"Kemudian ini." Dokter Steve kemudian menunjukan lembar tes kesehatan kepada Sehun.

"Hasil tes kesehatan milik ibu Hanifah yang amat saya sayangkan, pak."

"Apa ada masalah serius dok?." Sehun terlihat khawatir.

"Sebenarnya bisa menjadi dua kemungkinan, pak. Tergantung dari bagaimana ibu Hanifah menjaga kondisi tubuhnya sendiri."

Sehun nampak terdiam menyimak dengan serius.

"Ibu Hanifah memiliki riwayat penyakit darah rendah dan beberapa kali penyakitnya menjadi hambatan kesehatannya seperti pernah beberapa kali pingsan dan sakit pada bagian perutnya saat haid."

"Sebenarnya itu bukan masalah. Tapi yang menjadi kekhawatiran kami adalah kami takut ibu Hanifah tidak dapat mempertahankan janinnya, pak."

Terkejut, tentu saja.

Sehun tidak menyangka kalau kondisi istrinya se mengkhawatirkan begini.

"Bisa bapak lihat lagi di sini." Dokter Steve kembali menunjuk foto usg janin yang kini sedang tumbuh dalam rahim Hanifah.

"Ada dua kantung yang akan jadi bayi pak. Dan seperti yang sudah sudah. Hamil kembar itu berat. Dan itu mengapa kami khawatir akan kondisi ibu Hanifah saat ini."

Sehun mengerti sampai disini. Hamil mengemban satu calon bayi saja sudah berat apalagi dua?.

Morning sickness yang berkepanjangan, juga berat dari bobot bayi itu sendiri sudah pasti akan membuat Hanif yang memang lemah akan menjadi semakin lemah.

"Apa.. tapi.. maksud saya, untuk saat ini istri saya dan kandungannya tidak ada masalah kan dok?." Sehun terlihat linglung.

"Tentu." Dokter Steve tersenyum menenangkan.

"Tidak ada masalah apapun untuk ibu Hanif dan bayinya saat ini. Hanya saya berpesan kalau kalian sebagai calon orang tua baru, ingin mempertahankan bayi kalian, tolong dijaga kondisi sikis maupun psikis dari si ibu itu sendiri."

"Karena pak Sehun." Dokter Steve sedikit menegaskan perkataannya kali ini.

"Kandungan ibu Hanifah bisa jadi mengancam nyawa si ibu."



Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 286K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
205K 1.4K 11
Naziela atau akrab di panggil ziel atau iel adalah seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah SMA dan sekarang dia sedang Kuliah di kejurusan ke...
4.9M 182K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
1.2M 56.2K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...