[2] Ugly Kim | taesoo [✔]

Por hippoyeaa

275K 53.2K 8.9K

[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persya... Más

✍ revisi
Ugly Kim
Part 1 | Big mama
Part 2 | Onepunch girl!
Part 3 | Onepunch-girl (2)
Part 4 | She is
Part 5 | Bencana
Part 6 | Ex
Part 7 | Laugh of loud
Part 8 | Laugh of loud (2)
Part 9 | Deal
Part 10 | He is
Part 11 | Ex (2)
Part 12 | Ari is Ari
Part 13 | What's wrong boss?
Part 14 | A snake
Part 15 | Plan
Part 16 | What happen?
Part 17 | Clear
Part 18 | Peek A boo
Part 19 | What's wrong kim?
Part 20 | Gossip
Part 21 | Trisome
Part 22 | What's wrong boss? (2)
Part 23 | Family
Part 24 | Question
Part 25 | Trisome (2)
Part 26 | Sweet talk
Part 27 | Sweet Talk (2)
Part 28 | Hate You
Part 29 | Bad Bitch
Part 30 | Bad Bitch (2)
Part 31 | Avacadabra
Part 32 | Surprise
Part 33 | New York
Maafkan aku
Part 34 | New York (2)
Part 35 | Games
Part 37 | Like&Love
Part 38 | Last
Hello, Lee!
Girlfriend for rent
‼ PENGUMUMAN PENTING ‼

Part 36 | Tonight

6.8K 1.2K 185
Por hippoyeaa

awas anu
____________________________________

Gak ada lagi game eighteen-eighteen plus. Taeyong out of the game, bahkan sebelum dia menyanggupi tantangan Ten sama Johnny. Anggota lain sempat protes karena Taeyong keluar dari game, Jisoo hanya diam mendengarkan aksi protes mereka, terutama Johnny dan Ten. Namun aksi protes mereka tak berlangsung lama setelah Taeyong mengancam pemecatan.

Jisoo niatan mau lanjut main gagal, karena Taeyong memaksa pulang.

Next time, main bareng!” pamit Jisoo sebelum keluar dari ruangan.

Kini tersisa mereka berlima saling bertukar pandang. Anggota tinggal lima orang, lanjut pun percuma anggota kurang.

“Boss Lee ke sini gak? Dia dicariin Kyungri tuh,” ujar seseorang.

“REN, COME AND JOIN US!” teriak Ten super heboh mengagetkan pria yang dipanggil Ren barusan.

“Ngapain?”

Eighteen-eighteen plus,” lirih Johnny menyeringai padanya. Ren melihat siapa saja anggota game. “Wait. Aku panggil dua orang lainnya,” katanya bersemangat.

Bagus!” Ten menjulurkan dua jempolnya pada Ren. Ren tersenyum, lalu lari keluar memanggil dua temannya untuk bergabung eighteen-eighteen plus.

...

Jisoo berdiri di depan cermin menghapus seluruh makeup setelah seharian dengan identitas jeleknya. Senyum pendek penuh kelegaan terlintas di wajah. Entah bagaimana dia bersyukur karena Taeyong membebaskannya dari game gila Ten. Bayangan dirinya berciuman panas bersama Taeyong dengan lima pasang mata melihat membuatnya bergidik ngeri.

Nggak waras! Itu yang dipikirkan tentang game eighteen-eighteen plus. Akan tetapi, di sisi lain dia tertarik ingin mencoba—itu pun kalau partnernya bukan Lee Taeyong. Lebih tak waras lagi kalau partnernya boss sendiri.

Memiringkan kepala, dia menengok keluar terlihat kosong tak berpenghuni. Setelah balik ke apartemen, Taeyong langsung pamit pergi dan Jisoo tinggal sendirian.

Dia keluar kamar mengisi kesepian seorang diri. Duduk di sofa sambil menikmati tontonan netflix. Jisoo asyik mengotak-atik ponsel. Kiriman video singkat dari Yuta berdurasi 25 detik melihatkan Johnny asyik bercumbu dengan perempuan asing. Jisoo tak tahu dia siapa, dia hanya mengenali Johnny yang tampak begitu panas mencium perempuan tersebut.

_____________
Jisoo
panas
_____________

Dengan lucunya Yuta merespons yang langsung membuat Jisoo misuh-misuh di chatroom mereka.

__________________
Yuta
Lebih panas lagi, lo sama boss Lee hahaha
___________________

Jisoo mengumpat kasar, dan itu bertepatan dengan Taeyong baru balik dari acara jalan-jalannya. Dia sempat melihatnya, Taeyong terlihat mencurigkan, balik-balik dengan senyum aneh terlintas pada wajah rupawannya. Mata Jisoo terbelalak ketika aksi melihat tertangkap oleh atensi Taeyong. Dia segera membuang muka, berharap pria itu tidak menudingnya aneh-aneh.

Doanya terkabulkan, Taeyong bersikap tak acuh padanya. Tanpa berbicara dia langsung masuk kamar meninggalkan Jisoo yang kini menanyakan keanehannya.

“Kesambet Casper kali,” duganya. Tak mungkin juga kesambet Jin Tomang. Mereka ada di Amerika dan negara maju ini terkenal dengan hantu putih bernama Casper.

Atensinya kembali terpusatkan pada TV.  Dia keasyikan menonton, kadang memekik kegirangan ketika ada adegan manis antar-pemain—biasalah reaksi perempuan terlalu berlebihan melihat adegan manis.

Reaksinya lantas berubah saat series yang dia tonton selesai. “Hilih!” gerutunya sambil mengganti channel lain.

“Udah mandi Boss?” tanyanya, melihat Taeyong sudah berganti pakaian santai. Lantas menepuk sofa kosong sampingnya. “Ikut nonton sini boss, Game of thrones,” katanya.

Taeyong tak berbicara apa pun, tapi mengiyakan ajakan Jisoo.

Posisi duduk mereka tak begitu jauh, ada jarak beberapa senti. Atensi mereka sama-sama terpusatkan pada layar TV. Jisoo mengira next series akan semenarik series pertama yang dia tonton, tak tahunya series kali ini menimbulkan kecanggungan.

Baru limabelas menit main sudah ada adegan panas. Tanpa sadar pula mereka saling melirik lalu kompak membuang muka. Dalam benaknya Jisoo mengumpat menyesal telah mengajak Taeyong ikutan menonton.

Sebuah kesalahan mengajak lawan jenis menonton Game of thrones. Series HBO yang amat terkenal ini, selain memiliki kualitas cerita bagus adapula tersisipkan adegan panas antar-pemain.

Jisoo berdehem keras mengontrol diri supaya tidak larut dalam suasana. Tangannya meraih remote, cepat-cepat mengganti channel untuk menghindari kecanggungan di antara mereka. Setelahnya mereka saling melihat lalu tertawa kaku.

Tetap saja suasana di antara mereka terasa canggung, malah lebih canggung dari sebelumnya. Jisoo meremas tangan bingung, isi kepala mendadak teringat ciuman mereka di kantor. Benar kata orang-orang, berduaan bersama lawan jenis pasti akan ada setan di antara mereka.

“Jangan diam-diam aja, Boss. Ngeri, nih,” gumamnya berusaha mencairkan kecanggungan.

Taeyong sebenarnya sedang menahan diri. Menahan diri supaya tidak tergoda dengan tontonan yang barusan dilihat. Semua ini gara-gara sang sekretaris.

Sebaliknya Jisoo tak sabaran. Ia memberanikan diri menatap Taeyong, bertekad melawan rasa canggung. Bukannya melawan dia malah tenggelam.

Begitupun dengan Taeyong langsung mengumpat tatkala Jisoo menatapnya lama.

Fuck you, Kim!” Lantas menyerang Jisoo dalam sekejap, mempertemukan bibir mereka untuk kedua kali.

Mereka telah mengantisipasi hal seperti ini akan terjadi, mengingat mereka mulai merasa panas-dingin ketika terjebak di game eighteen-eighteen plus. Alasan itupula Taeyong memilih pergi setelah mengantar Jisoo ke apartemen untuk mengontrol diri. Sekembalinya berharap tenang, dan yang didapatkan bukan ketenangan malah semakin parah keadaan.

Jisoo melingkarkan kedua tangan di leher Taeyong, punggungnya jatuh bertemu sofa. Posisi Taeyong ada di atas, tangan kanannya berada di pinggang Jisoo, sedang tangan kiri menahan kepalanya dari belakang.

Ciuman mereka sensual. “Sialan, Kim!” gumamnya sambil memperdalam ciuman mereka.

Namun tiba-tiba Jisoo mendorong dada Taeyong menyebabkan bibir mereka terpisah.

“Apa? Kenapa?” tanyanya khawatir.

Terbesit dalam pikirannya ciuman pertama mereka. Taeyong yang tak sengaja menyesap bagian robek bibir Jisoo membuat dia memekik kesakitan. Dia panik. Sorot matanya langsung melihat bekas luka robek yang kini terlihat samar.

Jisoo tertawa singkat melihat reaksi Taeyong yang menurutnya kelewat panik.

I’m okay, boss,” ucapnya.

“Terus kenapa berhenti?”

Jisoo tersenyum lagi. Taeyong memaku terpesona oleh senyum cantiknya.

“Hanya teringat perkataan seorang teman.”

“Lalu?” tanyanha, “menganggumu?”

Jisoo membenarkan.

Kedua bahu Taeyong lemas, disusul desahan pendeknya. “Ya sudah, gak usah dilanjut,” lirihnya.

Baru akan beranjak dari sofa, kedua tangan Jisoo dengan cepat menahan kepala Taeyong.

Entah apa yang dia pikirkan, Jisoo berani sekali mengawali ciuman mereka. Taeyong sempat membelalakan mata saking kagetnya akan ciuman Jisoo, kemudian dia menerima dan mulai mengikuti ciuman yang dipimpin oleh gadis tersebut.

Jisoo menaruh kedua tangan di wajah Taeyong, mengusapnya penuh kelembutan sembari menikmati ciuman penuh hasrat. Tangan Taeyong yang berada di pinggang, bergerak naik turun memberikan sentuhan hangat yang menjalarkan sengatan listrik kesekujur tubuhnya.

...

Dering alarm membangunkan. Jisoo mengerjapkan mata, mengumpulkan seluruh nyawa lalu menatap sekeliling bingung. Terlalu asing, aneh, sekejap menoleh samping, tanpa disangka mendapati Taeyong tidur di sampingnya bertelanjang dada.

OH MY GOD!” pekiknya histeris dan menjauh—sejauh-jauhnya kemudian melihat dirinya. Sedikit lega menemukan dirinya masih dengan pakaian meski hanya sebatas pakaian dalam. “WHAT THE HELL IS GOING ON?”

“Berisik, Kim!” protes Taeyong memutar tubuh membelakangi. Manusia satu ini memang tidak peka akan keadaan atau pura-pura tidak peka.

Jisoo merenggut kesal. Dengan sadar menendang punggung Taeyong yang membelakanginya.

“Kim!” teriaknya marah, terbangun dari tidur dan menatap sebal pada Jisoo. “Jangan ganggu jam tidur saya!” geramnya.

“Boss semalam ngapain aja, hah? Kok saya bisa ada di sini?”

“Salah kamu ada di sini.”

“Kok jadi nyalahin saya?”

Taeyong berusaha tenang. “Siapa yang semalam merengek gak bisa tidur?” Jisoo berpikir, mencoba mengingat kejadian semalam— mengesampingkan ciuman panjang dan panas mereka.

Detik kemudian, dia meringis merasa malu. Jisoo ingat semalam dia merengek tak bisa tidur. Kebiasaan jeleknya setiap tak bisa tidur, pasti merengek dan biasanya Jisoo lari ke kamar Yuta minta ditemani. Satu-satunya teman flatmate yang peka hanya Yuta, sementara Ari lebih sering mengusir Jisoo.

“Te-terus kenapa kaus saya?” Saat mata Taeyong melihat ke arahnya, Jisoo segera menarik selimut menutup diri.

“Itu salah kamu juga!” Jisoo berpikir keras mengingat kembali apa yang semalam dia lakuin. “Gak usah mikir aneh-aneh,” timpal Taeyong memandang curiga Jisoo.

Dia ingat sekarang. “Terus ngapain Boss ikutan telanjang dada juga? Boss cari kesampat dal—”

“Saya terbiasa tidur begini. Kamu aja ngikut-ngikut saya.”

“Dih, harusnya Boss negur saya semalam!” protesnya mencari pakaiannya yang tergeletak di lantai.

“Untuk apa?”

“Keenakan boss ngelihatnya.”

Taeyong tertawa. “Enak tahu, Kim. Apalagi semalam kamu meluk-meluk saya—”

BRUK

Taeyong terjatuh ke lantai karena tendangan kaki Jisoo. Jisoo sendiri kaget dengan tendangannya. “Boss, gak apa-apa?” tanyanya menengok sang boss yang mengaduh kesakitan di atas lantai.

“Sialan kamu, Kim!” desisnya, mengusap punggung dan pantat.

sengaja telat update hahaha

kyungri itu member 9muses kayaknya... kayaknya sih, lupa juga wkwkwk hasil google dengan keyword ‘idol seksi’ 😂😂😂

Seguir leyendo

También te gustarán

1.7K 96 9
cerita dengan visual character boys planet. (bxg)
928 73 5
Mlbb fanfiction. ☆ |Gusion × Lesley| "Aku serius, kak." Ujar Lesley. "Aku juga serius, Lesley. Aku harus bagaimana agar kamu percaya pada perasaanku...
83.7K 7.6K 64
nev·er·land /ˈnevərˌland/ (n.) an ideal or imaginary place. Kim Yewon story collection; random. #Umji with boys
81K 12.9K 50
[LENGKAP] Ketika Sehun lagi getol-getolnya buat nurunin berat badan demi menarik perhatian Seulgi, Irene pergi. Saat itulah perlahan perasaannya ber...