Part 33 | New York

5.9K 1.3K 343
                                    

ps. bisa dibilang lanjutan surprise✌
____________________________________

New York adalah kota terpadat di Amerika Serikat, dan pusat wilayah metropolitan New York yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia.

Sesuai ajakan Taeyong kemarin, sekarang dia ada di New York setelah menempuh perjalanan udara selama 26 jam. Sampai bandara mereka transit sebentar ke apartement. Untuk dua hari kedepan mereka tinggal di 737 Part Avenue. Apartement mewah dengan nuansa klasik yang elegan terletak di kawasan pusat kota, dimana sekitar jalan penuh bangunan-bangunan elit.

Jisoo tertegun melihat kanan-kiri jalanan penuh bangunan mewah. Belum lagi ketika kakinya menginjak di gedung 737 Part Avenue, dia melongo berdecak kagum tanpa henti. Terserah dikata-katain katrok sama bule, penting dia bahagia bisa tinggal dua hari di tempat mewah. Gratis pula.

Terbiasa melakukan perjalanan jauh tak membuat Jisoo jet lag. Dia setia mengikuti Taeyong, ke mana pun sang boss pergi, dia mengekor di belakang sekalian jaga-jaga biar tak hilang di tengah jalan, dengan mata melihat kanan-kiri—siapa tahu bertemu bule modelan Bill Skarsgard, lumayan bisa diajak kenalan.

Bisa jadi juga ketemu jodoh di sini. Siapa tahu, ‘kan? Selama jomblo dan menghalu itu gratis, berharap di siang bolong itu boleh-boleh saja.

Jisoo belum memberitahu Yuta soal keberadaannya di New York. Dia juga meminta Ari supaya tidak memberitahu Yuta. By the way, Ari sempat marah karena Jisoo ke New York bertemu Yuta tanpa dia. Bahkan sebelum berangkat, Ari merengek di depan kamarnya. Merangkul kedua kaki Jisoo layaknya anak kecil merengek di kaki sang ibu minta dibelikan permen.

Apartement yang mereka tinggali terdiri dari empat kamar dalam satu ruangan. Jisoo memilih menempati kamar bagian barat, Taeyong tentu dia tahu dmana kamarnya.

Setelah merehatkan sejenak tubuh, Taeyong langsung pamit meninggalkan apartement. Dia bersama pria bernama Ten, Jisoo tidak diajak, hanya diminta tetap tinggal di apartemen selama dia pergi.

Lantas kesempatan itu dia manfaatkan untuk menghubungi Yuta, mengajak temannya itu bertemu.

“Sialan, Jis! Nggak bilang-bilang ke New York!” omel Yuta marah. “Tinggal di mana? Nanti sore aku samperin.”

“737 Apart Avenue,” balasnya. “Tahu nggak?”

“Deket dari kantor. Nanti sore aku ke sana,” katanya. “Gunanya ikut ke New York ngapain?”

“Nggak tahu,” Jisoo tak mengerti juga kegunaan dia ikut ke New York untuk apa. Taeyong pergi sama Ten, dia ditinggal. Bossnya tak mengatakan apa pun, hanya minta Jisoo tetap tinggal di apartemen. Sebelumnya Jisoo sempat mengobrol singkat sama Ten, dan ternyata pria itu salah satu pengurus cabang perusahaan di New York. Dia sudah lama bekerja di bawah kepemimpinan Madam Young. Ten juga mengaku kenal Yuta, dan mereka tinggal satu apartement, semua itu berkat Madam Young.

“Ya sudah, kamu istirahat. Nanti aku kabari lagi.”

“Bawain makanan ke sini. Laper nih.”

“Iya!”

Senyum Jisoo menggulum lebar. Dia tak sabar bertemu Yuta melepas rindu. Ingin sekali memeluk temannya itu sepuas-puasnya mengantarkan rindu lima hari tak bertemu.

...

Menjelang sore Jisoo telah siap bertemu Yuta. Dia berdandan sangat cantik sore itu, tanpa makeup jeleknya pastinya—tenang, dia tidak akan ceroboh. Jisoo sudah sedia masker di dalam tas jika sewaktu-waktu Taeyong memintanya kembali. Sebelum pergi dia sempat mengirim pesan ke bossnya, pamit keluar bertemu Yuta. Taeyong juga memberinya kabar, dia akan pulang tengah dini nanti. Pekerjaannya masih banyak dan itu menyita waktu seharian.

[2] Ugly Kim | taesoo [✔]Where stories live. Discover now