[2] Ugly Kim | taesoo [✔]

By hippoyeaa

275K 53.2K 8.9K

[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persya... More

✍ revisi
Ugly Kim
Part 1 | Big mama
Part 2 | Onepunch girl!
Part 3 | Onepunch-girl (2)
Part 4 | She is
Part 5 | Bencana
Part 6 | Ex
Part 7 | Laugh of loud
Part 8 | Laugh of loud (2)
Part 9 | Deal
Part 10 | He is
Part 11 | Ex (2)
Part 12 | Ari is Ari
Part 13 | What's wrong boss?
Part 14 | A snake
Part 15 | Plan
Part 16 | What happen?
Part 17 | Clear
Part 18 | Peek A boo
Part 19 | What's wrong kim?
Part 20 | Gossip
Part 21 | Trisome
Part 22 | What's wrong boss? (2)
Part 23 | Family
Part 24 | Question
Part 25 | Trisome (2)
Part 26 | Sweet talk
Part 27 | Sweet Talk (2)
Part 28 | Hate You
Part 29 | Bad Bitch
Part 30 | Bad Bitch (2)
Part 32 | Surprise
Part 33 | New York
Maafkan aku
Part 34 | New York (2)
Part 35 | Games
Part 36 | Tonight
Part 37 | Like&Love
Part 38 | Last
Hello, Lee!
Girlfriend for rent
‼ PENGUMUMAN PENTING ‼

Part 31 | Avacadabra

5.8K 1.2K 416
By hippoyeaa

ps. sengaja update telat karena anu, biar kalian gk batal (´༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡
_________________________________

Setelah menyelesaikan masalahnya, Ari kembali ke tempat pertama  menyusul Jisoo yang dia yakini sedang menunggunya.

“Jisoo mana?” tanyanya to the point. Di ruangan tak ada Jisoo, hanya ada Taeyong dengan muka bloon.

“Dia dibawa rentenir.”

“Hah, rentenir?” Sejak kapan Jisoo doyan cari masalah sama rentenir? Yang ada malah dia sama Yuta rentenir abadinya Jisoo.

Melihat ekspresi bingung Ari, lantas Taeyong mendeskripsikan si rentenir yang membawa pergi Jisoo. Ari mendengarkan sekaligus membayangkan rupa para rententir berdasarkan deskripsi pemuda tersebut—yang katanya mereka membawa Jisoo pergi.

“Itu orangtuanya, Goblok!” Pengen sekali Ari menampol kepala Taeyong biar jadi orang nggak bego kebangetan! Yang kayak begini jadi boss? Ckck, meragukan!

Bukan salahnya mengira rombongan empat pria tadi rentenir, salahkan Jisoo yang berbohong soal pria muda itu.

Akan tetapi, dia penasaran. Jenis keluarga apa yang dimiliki sang sekretaris melihat ayahnya memiliki dua pria suruhan bermuka seram, lalu sang adik beberapa minggu lalu diakuinya sebagai rentenir.

Ari tak mau mengurusi isi kepala bodoh Taeyong. Dia memilih pulang. Saat hendak berjalan keluar, tanpa sengaja berpapasan dengan Myungsoo. Pria itu menggulum senyum, tapi Ari mengabaikan—malah dia memberi tatapan tak bersahabat.

Sampai flatmate Ari terpikirkan tentang Jisoo. Mengkhawatirkan temannya itu diajak pindah Om Dongwook, dan meninggalkan dirinya sendirian di flatmate. Setelah Yuta pindah masa sekarang Jisoo ikutan pindah. Ari sendirian, dong? Mau nangis saja dia.

“ARIII...!” Tak tahunya orang yang dia khawatirkan pulang dengan berteriak.

Ari terharu melihat Jisoo pulang selamat tanpa ada embel-embel diikutin para pesuruh ayahnya. “Kabur lagi?” tanyanya sekalian memaksa Jisoo supaya cerita.

“Aku nggak kabur. Kali ini Papa bolehin, hehehe.”

“Si Om ngapain nyusulin?”

“Oh, itu....” Jisoo masih belum tahu dari mana sang ayah mengetahui perihal pertikaiannya melabrak anak magang—yang pasti alasan Dongwook menyusul hanya untuk memastikan anak perempuannya tidak koid.

Sad but it’s true.

Ayah sendiri bilang begitu sama dia. Ari ketawa tanpa henti mendengar alasan ayah Jisoo yang menurutnya aneh. Bapak Kim Dongwook memang tidak ada duanya.

“Papa lo aneh.”

“Emang!” Dia tak mau menyangkal hal itu, karena papanya memang aneh.

Ari pun meledek. “Anaknya juga aneh.” Jisoo merenggut kesal.

Seengggaknya Jisoo pulang dan dia tidak perlu repot-repot mengkhawatirkan Jisoo hilang. Ari memeluk Jisoo senang, dia hampir mau nangis tinggal sendirian.

...

“Jangan tebal-tebal Ar, masih perih,” protesnya pagi-pagi.

Ari yang menata Jisoo mendesis. Ini muka cantik kenapa penuh cakaran sih, heran deh. Untung bekas cakaran di wajah Ari tak sebanyak Jisoo, jadi dia tak perlu repot-repot menotolkan foundation untuk menutupi bekas cakaran.

“Kamu sih, kurang cerdas berantemnya.”

“Aku berantem siaga was-was !”

Berantem sekaligus menjaga identitas. Sungguh tidak menyenangkan. “Lagian kerja pake identitas lain. Ribet amat!” timpal Ari sambil menutupi bekas cakaran di wajah Jisoo.

“Udah belum?”

“Bentar, Sayang, bentar,”  ujarnya. “Nih, udah!” Ari selesai me-makeup Jisoo seperti biasa, tapi kali ini agak ringan untuk menghindari rasa peris pada bekas lukanya. “Seriusan kerja?”

“Iya. Demi duit,” ujarnya bergegas menyahut tas kemudian pamit berangkat setelah mencium singkat pipi Ari. Ari yang dicium mengusap-usap kasar sambil protes, “Nggak usah ngajakin lesbi. Mentang-mentang gak ada Yuta!”

Perjalanan dari flatmate ke kantor tidaklah lama, hanya butuh 15 menit Jisoo sudah sampai kantor. Sampai kantor, dia langsung menuju lantai lima. Menginjakkan kaki di lantai lima, matanya melihat ke ruangan Taeyong yang masih sepi. Buru-buru dia menuju ruangannya mengambil setumpuk berkas untuk dipindahkan di atas meja Taeyong.

Pukul delapan lebih sepuluh menit, Taeyong baru datang. Jisoo langsung menyambut dan memberitahu bahwa di atas meja ada setumpuk berkas yang perlu ditandatangi. Taeyong mengangguk mengerti, dia langsung masuk tanpa basa-basi kepada Jisoo.

Dia membuang seluruh karbondioksida, lantas duduk menyandarkan punggung di kursi sejenak. Namun, interkom masuk berasal dari suara Taeyong meminta dia supaya segera menemuinya di ruangan. Jisoo mengiyakan, dan langsung melesat ke ruangan si boss. Bibirnya menarik senyum profesional sembari memantapkan diri untuk bertemu Taeyong—mengingat kejadian kemarin, si boss pasti ingin banyak tanya padanya.

“Kunci pintunya,” pesan Taeyong setelah sadar Jisoo masuk ruangan. Dia masih sibuk menandatangi berkas yang pagi ini menumpuk di atas meja. “Kamu bisa duduk, Kim!” perintahnya, melirik singkat sang sekretaris yang sedang menunggu.

Jisoo mengangguk singkat, lantas mendaratkan pantat di sofa sambil menungguinya. Tumpukan berkas yang harus diselesaikan Taeyong sangatlah banyak, dia harus menunggu sampai kesibukan pria itu berakhir.

Selesai, Taeyong langsung mempusatkan perhatian pada Jisoo. Gadis itu sibuk mengotak-atik ponsel sampai tak sadar kalau Taeyong telah menempati sofa kosong di sampingnya. Diam-diam matanya mengamati si gadis Kim, enggan menganggu.

Deheman keras berasal dari samping mengagetkan, Jisoo terkesiap tatkala mendapati Boss Lee telah duduk menghadapnya.

So-sorry, Boss,” ucapnya cepat-cepat menyembunyikan ponsel ke saku rok.

Taeyong berdehem dan Jisoo melirik padanya. “Ya?” responnya menunggu perintah atau apa pun itu dari Boss Lee.

Mulut itu tak kunjung bersuara, sepertinya diam dan mengamati Jisoo lebih menarik perhatian Taeyong. Jisoo meringis malu dilihat terus terang olehnya. Dia berusaha mencari celah untuk menghindari tatapan Taeyong.

“Wajah kamu, ck!” decaknya dengan jari telunjuk menyentuh bagian Jisoo yang terluka karena bekas cakaran. “Kamu nggak prihatian sama wajah sendiri?”

Apa yang perlu dikhawatirkan? Satu atau dua hari lagi bekas cakaran di wajahnya pasti hilang. Lagian luka seperti ini bukan pertama kali Jisoo dapati, sebelumnya dia pernah mengalami.

Taeyong menggelengkan, dia prihatin setelah mengamati bekas cakaran di wajah Jisoo. Miris, pikirnya.

“Kamu perlu ke dokter, Kim.”

“Nggak. Gak perlu!” Ada-ada saja pergi ke dokter. Ini hanya bekas ringan tidak perlu dikhawatirkan.

“Terserah kamu, Kim.” Sorot matanya kembali mengamati penuh intens wajah Jisoo. Membuat si pemilik wajah memalingkan muka menahan malu.

Kapan Boss Lee berhenti ngelihatin dia, sih? Salting, nih.

“Kim!”

Jisoo berdehem menyahut, “Ya?” Tanpa menoleh.

“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu,” bisiknya, tanpa disadari Taeyong telah menggeser tubuh mendekat. Jisoo baru sadar setelah pria itu meminta agar dia menatapnya.

“Sini!” perintahnya.

Jisoo terlihat gusar, dia masih berusaha menghindari tatapan Taeyong. Terlalu mengintimidasi dan menyelidik.

“Mendekat, Kim,” pintanya dengan posisi tubuh mencodong ke depan. Jisoo tidak merasa aneh, dia ikut mencodongkan tubuh.

Mulanya dia berpikir Taeyong hendak membisiki, sebaliknya, pria itu mempersingkat jarak pandang mereka. Taeyong mengunci sepasang mata coklat bening milik Jisoo, tak membiarkan pandangannya kabur darinya.

Jisoo gusar melihat tatapannya. Dia baru akan menarik kepala sebelum bibir itu menempel di bibirnya.

... menempel di bibirnya.

Matanya melebar begitu merasakan sentuhan hangat di permukaan bibir. Belum terjadi apa-apa, masih saling menempel. Ketika sadar, Jisoo menarik kepala memperjauh jarak antara mereka.

Tidak ada yang membuka mulut untuk bersuara. Hanya ada mata saling melihat satu sama lain. Jisoo sendiri terlihat bingung, terlebih yang barusan terjadi padanya diawali oleh Taeyong yang tiba-tiba menempelkan bibir ke di bibir.

Anehnya, Jisoo membiarkan Taeyong memangkas lagi jarak antara mereka. Saat bibir itu kembali menyentuh bibirnya, dia tak protes. Kulit bibir yang saling bersentuhan itu terasa hangat menjalar ke seluruh tubuh. Jisoo membiarkan Taeyong membelah bibirnya, menyatukan bibir mereka ke dalam ciuman hangat untuk pertama kalinya.

Dia merasakan kenyal, bergerak-gerak menuntut ke ciuman panas-dingin. Taeyong memimpin ciuman, sedang Jisoo menerima.

Suara erangan muncul setelah tak sengaja dia menyesap bagian bawah bibir yang terluka. Jisoo segera memutuskan ciuman mereka dan mendorong dada Taeyong menjauhkan darinya.

“Perih!” protesnya, lantas menyentuh bekas luka di ujung bibi. Bekas luka kemarin, sialan, Taeyong barusan menyesapnya. Sebab itu dia mengerang dan memutuskan ciuman mereka.

Taeyong yang tadinya bingung kini khawatir. Dia tidak tahu ada luka sobek di bibir Jisoo. Ibu jarinya segera menyentuh bekas luka dan mengusapnya pelan. “Maaf, maaf, saya nggak tahu,” ucapnya merasa bersalah.

“Lagian Boss sih, nggak lihat-lihat!” protesnya mendengus pendek.

“Kamu nggak ngasih tahu juga,” balas Taeyong ikut protes. Tetap dengan ibu jari mengusap bekas luka bibir Jisoo. “Masih perih?” tanyanya penuh kelembutan.

Dia mengangguk singkat. Jisoo sedang tak berbohong. Seriusan, luka sobek kemarin masih terasa perih.

“Ya sudah, nggak perlu diterusin.”

“HAH?”

tiga hari lebaran, janjinya kan lebaran ini end hmm kayaknya gak deh 🙃

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 594 10
I'm still here. Still With You. 《》《》《》 Start : 22 Maret 2022 End : 5 April 2022
30.2K 1.5K 25
hollaa guysss. seorang gadis cantik nama anggun tertembak oleh seorang musuh dan transmigrasi ke suatu novel bisakah ia menyelesaikan semua misi nya...
103K 7.7K 31
Kisah 9 carat wanita yang otomatis benci dan jadi antis setelah tahu seperti apa sebenarnya 13 idol pria yang diluar ekspetasi tersebut. [Completed ⚠...
6.1K 961 19
-Kisah ini rumit, namun semua itu mereka yang memulai bahkan mengakhirinya sendiri.