My Boss!

By May_Rose22

1.2M 85K 8.4K

WARNING!!!! CERITA INI BERBEDA DENGAN CERITA-CERITA YANG PERNAH SAYA BUAT SEBELUMNYA. AWAS!!! KALIAN BAPER... More

My Boss! 1
My Boss! 2
My Boss! 3
My Boss! 4
My Boss! 5
My Boss! 6
Cast
My Boss! 7
My Boss! 8
My Boss! 9
My Boss!! 10
My Boss! 11
My Boss! 12
My Boss! 13
My Boss! 14
My Boss! 16
My Boss! 17
My Boss! 18
My Boss! 19
My Boss! 20
My Boss! 21
My Boss! 22
My Boss! 23
My Boss! 24
My Boss! 25
My Boss! 26
My Boss! 27
My Boss! 28
Announcement!
My Boss! 29
My Boss! 30
My Boss! 31
My Boss! 32
My Boss! 33
My Boss! 34
My Boss!! 35
My Boss! 36
Lanjut?
My Boss! 37

My Boss! 15

28.6K 2.2K 259
By May_Rose22

Aurora keluar dari kamarnya dengan stelan switer dan celana jeans serta rambut yang ia urai begitu saja seperti biasa, sling bag berwarna hitam sudah menggantung sempurna pada pundaknya yang kecil. Aurora berjalan menuju kamar Alwi lalu mengetok pintu itu sekali dan langsung masuk setelah terdengar suara Alwi mempersilahkannya agar masuk.

"Abang ngapain?" Tanya Aurora memeluk leher Alwi dari belakang karena Alwi sedang duduk di meja kerjanya menghadap layar laptop

"Mempelajari beberapa kontrak perusahaan."  Alwi menengok kan kepalanya lalu menatap Aurora dengan kening berkerut "kamu mau kemana?"

Aurora memberikan senyum lebarnya pada Alwi yang sudah Alwi hafal jika senyum lebar itu pasti ada maunya.

"Rara mau keluar sebentar, tapi pakai motor. Boleh ya?"

"Nggak!" Jawab Alwi tegas

"Abang....sekali aja boleh ya..." Aurora memasang wajah melasnya yang masih di beri gelengan kepala oleh Alwi . Alwi melepaskan tangan Aurora dari lehernya lalu menyuruh Aurora agar duduk di ranjang, sementara Alwi memutar tubuhnya hingga kini menatap adiknya itu dengan serius, bahkan Alwi sudah menarik kursinya agar lebih dekat dengan Aurora.

"Mau keluar kemana? Sama siapa?"

"Itu...Rara mau..." Aurora memainkan tali tasnya tak berani menatap Alwi "mau ngajak pak Faiz jalan-jalan."

Alwi menghela nafasnya lalu mengulurkan tangannya mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas.

"Pakai mobil!"

Aurora mendongak masih memasang wajah memelas "Rara maunya pakai motor, udah lama sejak ..."

"Sejak kamu bikin semua orang panik dan bikin kakak hampir jantungan karena kamu kecelakaan dan ga sadar selama dua hari, iya?!"

Aurora menggigit bibir bawahnya, sejak kecelakaan lima tahun lalu, Aurora di larang keras mengendarai sepeda motor oleh Alwi tanpa sepengawalannya.

"Pakai mobil atau gak pergi sama sekali." Ucap Alwi final.

Aurora bangkit dari duduknya lalu meraih kunci mobil Alwi dan keluar dari kamar lelaki itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan Alwi tahu bahwa adiknya sedang marah.

Alwi menggelengkan kepalanya lalu menyusul Aurora yang sudah berjalan keluar, entah secepat apa Aurora berjalan hingga gadis itu sudah berada di ujung anak tangga dan berbelok menuju kamar Faiz yang berada di sebelah ruang sholat.

Aurora mengetuk pintu kamar Faiz yang tak menunggu lama untuk dibuka oleh Faiz.

"Udah siap?" Tanya Faiz yang ternyata juga sudah siap dengan stelan cassual, celana jeans di padu kaos hitam polos dan tatanan rambut yang sedikit berantakan membuat Aurora sejenak terdiam mengamati Faiz sebelum sebuah deheman kembali menyadarkannya.

"Bapak yakin pakai itu?" Tanya Aurora

"Memangnya kenapa? Ini udah pakaian paling sederhana lho, tanpa kemeja yang kamu bilang setara sama gaji kepala divisi keuangan."

"Iya sederhana, banget malah. Cuma bakalan repot kalau bapak secakep ini, bisa-bisa bakalan adu jambak gue sama tante-tante centil atau remaja alay ." Batin Aurora .

"Pakai jaket, udara malam dingin." Ucap Aurora ketus dengan wajah datar yang di balas anggukan oleh Faiz.

"Tunggu sebentar, saya ambil jaket dulu." Jawab Faiz

Aurora berdiri menyandar pada dinding dan memainkan kunci mobil di tangannya. Bukan apa-apa Aurora menyuruh Faiz menggunakan jaket, pasalnya adalah kulit putih bersih Faiz sangat kontras dengan kaos hitam polos yang di kenakannya dan itu bukan hal baik bagi Aurora karena harus mengakui ketampanan lelaki itu meski secara tidak langsung.

"Ayo!"

Aurora menoleh dan melihat Faiz yang sudah mengenakan jaketnya.

"Itu rambut kenapa harus begitu sih?!"

"Hah?" Faiz menatap Aurora tak mengerti, menurutnya tidak ada yang salah dengan rambutnya. "Kenapa dengan rambut saya?"

"Jelek!" Sahut Aurora dan langsung berjalan dengan kesal meninggalkan Faiz yang masih tak paham dengan sikapnya.

"Sabar, Faiz...cinta itu tak mudah. Semangat!" Faiz membatin dan berusaha tak mudah menyerah menghadapi Aurora yang tiba-tiba bersikap ajaib lalu segera menyusul gadis itu

"Kalian mau pergi?"

Faiz menghentikan langkahnya ketika melihat Alwi sudah berdiri di ruang tengah dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Sikap intimidasi, Faiz paham itu.

"Saya izin mau mengajak Aurora jalan-jalan sebelum kembali ke Jakarta. Saya sudah bilang sama bapak dan ibu tadi sore." Ucap Faiz tenang.

"Nih!" Alwi melemparkan kunci motor pada Faiz "bisa bawa motor kan?"

"Bisa." Jawab Faiz.

"Aurora lagi ngambek sama saya karena gak saya izinkan bawa motor, dia dulu pernah kecelakaan parah." Jelas Alwi yang di tanggapi anggukan paham oleh Faiz.

"Jangan lupa helm kalian, dan tolong jaga Aurora, dia gak bisa terlalu lama terkena udara dingin malam hari." Tambah Alwi sebelum berbalik dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

"Pantas aja gak boleh lagi bawa motor, motornya gede begini." Gumam Faiz saat melihat motor milik Alwi di depan rumah dan Aurora yang...

"Ara, ngapain disitu?"

Aurora yang tengah berjongkok pun mendongak menatap Faiz yang sudah berjalan mendekatinya.

"Hitung semut! Ya nungguin bapak lah, lama banget."

Faiz hampir saja menyemburkan tawanya jika tak mengingat mood Aurora sedang buruk. Ya ampun,apa harus jongkok seperti itu disaat ada bangku panjang di dekatnya.

"Ya udah ayo! Ambil helm kamu."

"Helm?" Aurora berdiri dengan cepat "kita pakai motor?" Aurora meloncat kegirangan dan langsung berlari untuk masuk kedalam mengambil helm setelah mendapatkan anggukan dari Faiz.

Faiz mengenakan helm milik Alwi yang sudah ada di atas motor, dan menunggu Aurora untuk naik di belakangnya.

"Kok bisa dapat izin dari Abang?"

"Rahasia." Jawab Alwi ringan dan mulai menghidupkan mesin motornya "siap?"

"Boleh peluk?" Tanya Aurora spontan dan langsung meralatnya saat merasa bahwa ucapannya salah "eh, maksudnya pegangan bapak."

Faiz menoleh lalu mengangguk "pegangan yang erat, tapi jangan panggil saya bapak, saya bukan bapak ojol."

Aurora tertawa dan langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Faiz "siap!"

****

"Ara."

"Ya?"

Faiz memelankan laju kendaraannya "bisa kan malam ini anggap aku bukan sebagai bos kamu?"

"Ma..maksudnya?"

Faiz membelokkan motornya ke depan sebuah minimarket lalu menghentikannya disana.

"Perlu aku jelasin lagi?" Faiz melepaskan helmnya lalu menoleh pada Aurora yang masih duduk di belakangnya dengan kaca helm yang terbuka. "Jangan panggil aku bapak dan jangan bicara formal. Anggap aku..."

"Temen?"

Faiz tersenyum tipis lalu mengangguk, setidaknya teman lebih baik daripada bos.

"Oke. Lagian aku juga gak mau entar dikira lagi jalan sama bapak-bapak kalau manggil bapak terus." Aurora tersenyum "panggilnya mas Faiz boleh?"

"Deal!" Jawab Faiz bersemangat.

Aurora turun dari atas motor lalu melepaskan helmnya. "Ngapain berhenti disini?"

Faiz yang juga sudah turun dari atas motor kini menunduk menatap Aurora yang tingginya hanya sebatas dadanya itu "mau beli sesuatu dulu, mau ikut?"

"Enggak, aku tunggu disini aja."

Faiz mengamati sekitar dan melihat ada beberapa laki-laki yang duduk di depan minimarket sedang menikmati minuman hangat.

"Ikut masuk aja."

Aurora hanya menurut saat Faiz sudah menarik lengannya agar mengikuti lelaki itu masuk kedalam minimarket.

Faiz berjalan menyusuri lorong diantara rak minimarket dan langsung mengambil sesuatu yang ia cari ketika sudah menemukannya dengan mudah. Karena kondisi minimarket yang tidak terlalu ramai, Faiz tidak perlu mengantri lama untuk membayar barang belanjaannya pada kasir yang bertugas.

"Pakai ini."

Aurora hanya bisa tersenyum dan menurut saat  Faiz memberikan sebuah masker yang baru di beli tadi padanya.

"Jadi cuma beli ini aja?"

"Emang ada yang pengen kamu beli lagi?" Tanya Faiz balik

"Enggak, udah ayo buruan. Aku  mau ngajak mas Faiz ke sana!"

Faiz mengikuti arah yang Aurora tunjuk dan Faiz bisa melihat bianglala besar tengah berputar pelan.

"Pasar malam?"

Anggukan antusias Aurora di sambut baik oleh Faiz dengan segera memakaikan helm untuk Aurora dengan lembut , hal yang tak pernah Aurora duga dan tentunya sikap Faiz ini membuat jantungnya berdetak cepat.

"Jangan bikin baper, bos! "  Batin Aurora diantara degub jantung yang semakin menggila.

TBC.

Udah ngantuk, sampai disini dulu ya 😪

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 272K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.2M 17.2K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
394K 15.6K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
5.4M 287K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...