Nafas Nufus

由 abelorzeck

344 40 12

Diawali dari sebuah warung tempat merokok di belakang SMAnya, Nufus yang bergegas dengan teman sebangku barun... 更多

Prolog
HARI PERTAMA = GAGAL!
Tirai Pembuka
21 Januari 1973
Dua Sisi Wajah Gunung
Kakak
Si Setan yang Bersyukur
09 Desember 1977
Kesan Pertama Begitu Menggoda
Gorilla Polos Berotak Sepotong Tahu
Balik Layar: Tangan Hitam
07 Juni 1978
Selangkah Sebelum Finis
Cuaca Ceria
Tempo Bandung Lautan
17 Agustus 1973
Tangan Hitam Masa Lalu
Si Jurus Melempar Durian Maut
Yang Berat Adalah..
Maaf, Terima Kasih, Aku Bahagia
27 Juni 1995

Kebahagiaan di Lautan Jendela Dunia

7 2 0
由 abelorzeck

Ini dia orang yang selalu bahagia di atas penderitaan orang lain. Namanya sangat angker di telinga para murid sekolah kami. Keangkerannya dikarenakan sifat mengejeknya yang membuat dia bahagia. Bayangkan saja, hari pertama semua murid di kelasnya sudah lengkap diberi julukan, seperti: Beluwak, ogre, siluman kelabang, kutu air. Bukan cuma isi kelas dia saja yang jadi korban lidahnya. Satu minggu dia sekolah, satu angkatan menjadi korban ejekannya. Dan satu bulan, seluruh sekolah beserta perangkat-perangkatnya habis jadi korban, termasuk Guru BP, satpam botak yang menyebalkan, tukang batagor, tukang bubur, tukang kupat tahu, es krim, susu, penjaga kantin bahenol WUUSSHH.. grafik yang mencengangkan! Tak lain tak bukan, dialah Joy!

Biar bagaimanapun, aku harus memulai cerita tentang Joy. Dan aku sengaja menuliskan perkenalan Dablo dan Joy secara berurutan. Inginnya, tak banyak yang kuceritakan tentang mereka. Cukup biar aku saja yang tersiksa menjadi teman mereka, karena tanpa kuceritakan pun, sebenarnya merekalah sebagian besar biang keladi dari banyaknya kejadian yang kualami. Mereka adalah paket virus yang buruk!

Joy, dia itu mengejek dimana-mana. Kapan pun ada kesempatan. Tidak kenal waktu maupun orang. Kami sebagai sahabatnya 1(Takdir yang satu ini memang takdir yang menyebalkan!) sering malu, berantem, marah, kesal karena atau sama dia. Contohnya, waktu itu kami sedang berjalan melewati pintu masuk gedung sekolah berlantai empat. Ada juga pak Yudi ̶ ̶ Guru matematika yang selalu tersenyum menyeramkan sambil mengayuhkan tangan jika sedang berjalan, dan jangan sampai dia memanggil namamu saat bertemu dengannya, atau dia akan bertanya macam-macam tentang pelajaran padahal kamu sedang di luar kelas, mampus abis! Saat itu pak Yudi sedang berbicara dengan wakil kepala Dinas Pendidikan. Ketika hendak berpamitan, mereka cipika-cipiki. Dengan sangat tidak disangka, "EHEUM.. EHEUM.. EHEUM.. PRIKITIIWW.." Si Joy keparat berdehem dan mengejek! Abang berjalan cepat-cepat, Border biasa saja atau dia bingung dengan apa yang terjadi, Joy mukanya cuek, aku juga cuek karena merasa tidak bersalah dan si Dablo tersenyum-senyum. Lalu, reaksi yang mengerikan pun muncul.

"Siapa tadi?" Pak Yudi melotot memperhatikan kami.

"Apanya, Pak?" Tanya Joy dengan muka dinginnya.

"Yang berdehem sama nyebut prikitiw!"

"Oh, itu Nufus, Pak."

"APA!"

"Kamu, Fus?"

"Bukan, Pak! Bukan saya.."

"Udah malu-maluin guru, bohong lagi, ckckckck.." Kata-kata Dablo itu terdengar sangat menyebal.

"Ikut ke ruang BP, sekarang!"

"Tapi, Pak.."

"Ikut!"

"Bang, Der! Bantuin.."

"PLAK!"

"Ikut!"

"Iya, pak."

Setelah pembelaan habis-habisan yang percuma di ruang 'Interogasi dan Doktrinasi' BP yang tidak berprikeremajaan, terjadilah hal yang buruk. Bayangin aja, coy! Satu semester disuruh mengerjakan soal matematika di depan kelas! Dengan senyum hangat padahal dingin, dengan wajah dingin menyeramkan, dengan suara datarnya. JOY.. orang yang sangat menyebalkan ini, membuatku merasakan dosa yang bukan dosaku. Awas kau Joy! Pembalasan itu pasti datang! Hufftt.. hufft.. huft..

Joy yang menyebalkan ini berperawakan sedang sekali, tingginya cuma 168 centimeter, kulitnya putih kemerah-merahan kayak babi, berhidung bulat, bermata sipit, wajahnya memang Tiongkok 2(Joy, kau yang membuatku sedikit rasis!) banget. Ah, maaf! Sepertinya aku masih terbawa suasana adegan tadi.

Ngomong-ngomong soal sipit dan Tiongkok. Ada kejadian waktu kami lagi santai di rumah Buldog. Saat itu si Joy sedang memasukan lagu ke playlist di komputer dan mendengarkan lagu yang tengah diputarnya itu. Tiba-tiba dari belakang, Buldog yang sedang iseng menggencet si Joy.

"Aaach.. aaagh.. aah.. aah.." Teriak Joy sesak dan kesakitan di gencet badan gorilla si Buldog.

Dan si Dablo ikut-ikut teriak. "DIAM LO, JOY! gue jadi nafsu, hahaha." Memang kalau didengarkan, suara si Joy saat itu seperti cewek-cewek sipit sedang 'digituin' 3(Aduh, malu! Ini akibat Dablo yang sering dengan cuek menonton 'begituan', aku jadi terbawa tahu hal seperti ini, asik!), dan Dablo yang sering nonton 'begituan' 4(Mengapa aku memakai kata gitu dan tanda petik? Karena tulisanku ini bukan cerita bokep, ingat itu! Ah, aku salah bicara.) versi Tiongkok atau Jepang jadi paranoid.

Tapi karena mereka berdua kurang waras. Setelah kejadian tersebut, si Joy jadi sering merayu Dablo dan akhirnya percakapan mereka menjadi seperti ini.

"Hai, Dablo. Kita maen jorok, yuk?" Joy merayu dengan nada mendesah yang membuat mual.

"Main jorok itu apa? Nginjek-nginjek e'e, ya? Hehe. Tapi enggak mau ah, takut."

"Jangan gitu, dong! Takut, sakit, jijik itu pertamanya aja, kok." Joy berkata dengan polos yang busuk.

"Jangan! Aku enggak mau. Pantat kamu hitam." Seolah dipaksa Dablo memalingkan mukanya.

"Bisa dikasih tipp-ex kok kalau kamu pengen yang putih."

"Dasar homo." Kataku memotong percakapan mereka yang terdengar mulai sangat menjijikan.

"Aih-aih! Fus, kamu merusak latihan teater orang aja."

"Apaan tuh? Teater macam apa kayak gini!"

"Oh, kamu iri ya, fus?" Celetuk Dablo.

"Kita mainnya memang kayak gini. Banyak dengan sentuhan dan belaian kasih sayang. Kamu mainnya kasar. Sering gaul sama Abang dan Buldog yang lebih besar, sih." Tambah Joy yang masih sok-sok berperan entah jadi siapa.

"Apa?" Buldog yang lagi main komputer merasa dipanggil.

Sudah. Aku tak kuat lagi menulis percakapan tentang ini. Ya, Joy tetaplah Joy, kalau bukan Joy, ya bukan Joy ̶ ̶ Tulisan apa ini! Erick Joy adalah nama lengkapnya dulu sebelum berubah. Dia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak-kakaknya sudah menikah, dan adik bungsunya laki-laki yang sekarang masih SMP. Ayahnya merupakan Tionghoa tulen yang punya TOSERBA di pinggir rumahnya. Aku tak tahu mengapa ayahnya Joy itu jatuh cinta sama wanita Sunda asli yang menurutku jelek! Oh, maafkan aku mamanya Joy. Aku ingin sekali mengejek sesuatu mengenai Joy. Oke, kita ulangi. Menurutku mamanya itu cantik. Ya, kalian tahu kan bagaimana rupawannya orang Sunda atau Mojang Priangan, seperti aku dan kecuali Abang yang ditakdirkan memiliki wajah penjahat walau dia merupakan suku Sunda asli. Mamanya Joy, seperti kebanyakan wanita yang sudah menikah, lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Masakan mamanya Joy enak banget. Apalagi lalap-lalapnya, beuh! 5(Lho! Bukannya lalap-lalapan itu sayuran yang enggak diapa-apain! Apa aku salah, ya?)

Aku baru tahu begitu ke rumahnya, bahwa sifat konyol Joy itu merupakan turunan dari orang tuanya. Pernah kami menginap di rumah Joy. Kami melihat ayahnya Joy pagi-pagi sedang siul-siulin burung yang lagi nangkring dalam kandang di atas kepalanya. Tapi setelah dekat, kami menjadi aneh karena ayahnya Joy itu bersiul ke arah bawah dan tangannya sedang masuk ke dalam sarung yang dipakainya.

"Beh, lagi ngapain? Burungnya di atas, Beh." Tanya Joy.

Tanpa melihat dan terus memandang ke arah bawah, ayahnya Joy menjawab. "Yang bawah ikut nyaut juga, hehe keren, ya?" Tuhan! Keluarga ini gila, kataku dalam hati.

Namun, di balik sifat gila, ejekan-ejekan maut, sikap nyeleneh, kesenangannya melawan guru serta sifat tidak normal dan biadab lain. Muncul sifat yang menurutku aneh berada dalam jiwa rusak seperti dia. Percaya atau tidak, Joy itu orangnya enggak terbawa arus. Ketika kita merokok atau bahkan mabuk dia tak pernah mencoba, nyicip juga tidak sama sekali. Aneh, kan? Bisa dibilang itu sekaligus salah satu keunikannya.

Selain tak terbawa arus, keunikan lainnya itu kalau kamu lihat sorot matanya, kayak luas dan dalam. Lewat matanya, kita seperti melewati jendela ke lautan yang enggak berbatas. Dan memang, menurutku pengetahuan dan wawasannya seperti itu. Orang rusak dan bereputasi buruk kayak dia bisa secerdas itu, sedikit janggal, sih. Tapi menurut hasil psiko-tesnya 6(Sebelum masuk Darul Hikmah, kami diuji dulu. Psiko-tes salah satunya.), bisa dikatakan IQ Joy masuk kategori jenius. Mungkin enggak, sih? Tapi jika menurut buku yang aku baca itu benar. Orang ber-IQ tinggi punya tiga kemungkinan; Pertama, tentu saja dia akan jadi sangat pintar atau jenius. Kedua, dia akan menjadi psikopat. Dan yang terakhir, menjadi idiot seperti sahabatku ini.

Ceritaku tentang Erick Joy atau namanya saat ini Bahri Nafidzatuddunya yang cerdas adalah sesuatu yang benar. Joy itu mempunyai pikiran-pikiran yang aduhai. Aku pernah melontarkan pertanyaan waktu enggak sengaja lihat berita miris di TV.

"Gua tuh.. gimana ya tinggal di Indonesia. Enggak mungkin bilang nyesel lah. Cuma sering kesel aja. Enggak berubah jadi lebih baik. Menurut lo, gimana cara nyembuhinnya, Joy?"

"Banyak, sih." Jawab Joy ringan.

"Emang banyak. Tapi mana itu kakak-kakak kita mahasiswa yang dulu katanya membawa perubahan? Masih enggak ngefek sampai sekarang. Banyak juga yang dulu kayak pahlawan jadi ditawan, gara-gara korupsi uang rakyat, pula!"

"Mungkin."

"Ah, gimana sih, Joy? Jawabannya dikit mulu dari tadi."

"Perubahan itu ada, Fus. Tapi, belum tentu ke arah yang lebih baik, kan?"

"Kalau gitu, kenapa si Babeh Harto di turunin jika memang lebih baik waktu si Babeh yang memimpin?"

"Sebenernya secara nyata, gue enggak terlalu tahu dan paham tentang gimana sepak terjang si Babeh. Cuma kayaknya, ada satu atau banyak hal yang si Babeh langgar. Terus orang-orang menganggap si Babeh enggak pantes buat mimpin lagi."

"Iya. Terus memangnya kalau si Babeh turun jadi lebih bagus, gitu? Begini-begini aja."

"Masalah yang kita hadapi ini rumit. Banyak variabelnya. Cuma, tiap manusia itu sebenarnya enggak mau diam dalam satu keadaan yang buruk. Bagi kakak-kakak, orang tua, sama kakek kita, mungkin jamannya si Babeh dinilai satu hal yang buruk. Makanya mereka demo massal demi turunnya si Babeh. Dari situ, belum tentu akan jadi sesuatu yang lebih baik."

"Lalu, kenapa setelah satu tahap beres. Mereka itu kayak berhenti, mereka itu kayak merasa udah menang dari raksasa terus berbuat sesukanya?"

"Karena kebanyakan orang di Negara kita itu penakut! Menurut gue, sih. Si Babeh itu kayak preman. Menghadapi secara jantan enggak mau. Banyaknya ngomongin di belakang. Berhubung Babeh udah pensiun, akhirnya yang cuma ngomong doang dan jadi pahlawan kesiangan banyak muncul, deh."

"Kalau dipikir-pikir. Memang setelah merasa terjajah selama 3,5 abad. Belum lagi ditambah pengertian banyak orang tentang kegagalan dua pemimpin awal negara kita, moral bangsa ini seperti rusak. Kalau kita mau benahin itu, kayak gimana menurut, lo?"

"Kalau yang harus dibenahi ya banyak. Mulai dari moralitas pemimpin sampai rakyatnya. Seperti kita yang menganggap korupsi itu hal biasa yang wajar dalam sistem kita, padahal kalau kita menerapkan paradigma bahwa korupsi itu menjijikan dan pelaku harus dihukum mati contohnya, gue rada optimis koruptor berkurang. Memang sih, kadang kita terpaku sama hak asasi manusia, dan itu hal yang wajar buat diperdebatkan. Tapi kita juga kan belajar, dari dasar malah, bahwa hak itu bersinggungan dengan kewajiban, dan pelaku itu telah melanggar hak asasi orang lain, lalu kewajiban negara adalah menegakan keadilan bagi mereka yang haknya terampas."

Joy terlihat semakin serius, dan melanjutkan pembicaraanya. "Terus, buat majuin dan ngebangun Negara. Jelas, hal pertama dan utama itu masalah pendidikan, dari pelajar hingga pengajarnya. Pernah kebayang enggak, Fus? Waktu kita kecil, dunia itu begitu menarik walau kita enggak tahu apa-apa. Semakin besar, kita jadi tahu bahwa hidup makin rumit dan kita tetap enggak tahu apa-apa. Semakin rumit, semakin kompleks, semakin enggak tahu, semakin memusingkan sampai banyak orang jadi apatis, sekedar menjalani hidup dan sekedar ingin diberi tahu hingga banyak yang tergiring. Ada juga yang menganggapnya semakin berat, sampai butuh di-refresh. Jarang ada yang menganggap hidup lebih menarik dan tak henti belajar, terutama di Negara kita ini. Entah itu karena sistem belajar-mengajarnya, aku enggak tahu pasti. Tapi yang jelas, Vietnam yang secara umur kemerdekaan jauh lebih muda dari kita, sudah bisa bersaing dan dalam beberapa bidang malah lebih baik dari kita. Lalu, dulu Malaysia itu belajarnya ke Indonesia, sampai kita mengirim pengajar-pengajar ke sana, sekarang kebalikannya. Plus, Indonesia malah lebih banyak ngirim TKI pekerja kasar. Bukan maksud mengejek, Fus. Gue tahu bahwa bahwa devisa dari mereka buat negara kita itu besar. Tapi, bukannya lebih baik devisa Indonesia itu dihasilkan dari orang macam Albert Einstein, Donald Trump, Hendry Ford, Thomas Alfa Edison, Bill Gates asli Indonesia yang juga bermoral baik? Coba bayangin, dari 200 juta lebih penduduk Indonesia, yang menjadi ahli di bidangnya atau jadi pengusaha, masih kurang dari 10%. Secara hitung-hitungan pun berat, fus. Satu menyokong banyak lainnya. Gimana mau merapikan tatanan, kalau tonggak ahli untuk menatanya enggak ada!"

"Tadi gue nyinggung masalah pengusaha juga. Pernah mikir enggak, Fus. Pembawa risalah terakhir kita itu awalnya sebagai apa? Pedagang! Alias bahasa kerennya sekarang, ekonom yang langsung praktek, Fus. Kenapa Beliau yang notabene utusan terakhir dan untuk seluruh manusia itu ekonom. Kalau menurut gue, zaman sekarang itu ekonomi adalah pucuk senjata. Mau mengakui atau tidak. Toh, dengan ekonomi kita bisa dijajah atau terjajah. Kita bisa memperbudak atau diperbudak. Tapi, Beliau pernah mengajarkan bagaimana cara berekonomi yang santun dan baik. Tinggal kita mau apa tidak menerapkannya, atau malah dengan serakahnya mentingin nafsu sendiri. Apalagi saat memuaskan nafsunya sampai harus merugikan Negara. Gue juga ngerasa belum baik, Fus. Ya, seenggaknya gue berprinsip jangan sampai ngambil hak orang lain aja." Joy berbicara panjang banget dan nyerocos. Tapi, keren juga pemikirannya!

Ya, Joy tetaplah Joy, kalau bukan Joy, ya bukan Joy ̶ ̶ LHO! Biar bagaimana, Joy tetaplah orang gila yang berkeliaran di sekolah kami. Secerdas apapun dia dengan pemikirannya. Maka hati-hatilah kalian terhadap orang yang dengan sangat bahagia mengejek orang lain ini. Waspadalah!

繼續閱讀

You'll Also Like

13.3M 1.1M 81
♠ 𝘼 𝙈𝘼𝙁𝙄𝘼 𝙍𝙊𝙈𝘼𝙉𝘾𝙀 ♠ "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
3.1M 259K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
913K 41.6K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.8M 158K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...