Dont forget to vote and comment!!💚
Aula sekolah kini dipenuhi dengan para siswa yang sedang menjalankan istigasah. Terdapat guru agama di mimbar depan memimpin jalannya doa bersama. Semua meminta perlindungan kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya.
Setelah selesai dengan kegiatan tersebut, Mark mengirimkan pesan di grup chat dengan kawanannya. Menyuruh mereka untuk bergerak cepat.
INDIGHOST (7)
Kumpul gudang sekarang
sent
Mark memasukkan ponsel nya ke saku celana dan berjalan menuju gudang. Namun, belum sampai ke tempat tujuan. Di perempatan lorong mereka bertemu.
"Mumpung masih disini, gue inget. Lu bawa kertas gambar ular itu kan?" Tanya Mark ke Jeno.
Jeno mengangguk.
"Mana?"
"Di tas"
"Ambil sekarang" pinta Mark yang langsung dilaksanakan oleh Jeno. Ia berlari sendirian menuju kelas dan kini kembali ke rombongan dengan membawa secarik kertas yang dilipat menjadi dua bagian.
"Ayo" ajak Mark. Mereka bergerombol berjalan sedikit hingga sampai di kediaman Annelise. Mark membuka pintu perlahan, namun nihil. Tidak ada siapapun disana.
Mereka masuk satu persatu dan memanggil nama objek yang dicarinya.
"Where are you Anne?"
Semua berkeliling menyusuri ruangan sempit ini, siapa tau Annelise sedang menyelip disalah satu rak buku, pikir mereka.
"Lu denger sesuatu gitu ngga?" Tanya Haechan kepada Jisung.
"Engga bang, disini sepi"
Jaemin bukannya membantu mencari Anne, dia malah asyik sendiri dengan koleksi buku-buku lawas di rak buku usang yang ada di ruangan itu.
Matanya tertuju pada salah satu buku yang berjudulkan 'Segitiga'.
Ia mengambil buku tersebut, membuka halaman demi halaman, dan terhenti di halaman 66. Buku itu diperkirakan berisi hanya 120 halaman.
Ia melihat objek yang tidak asing, karena bukunya sudah dimakan usia, otomatis tinta nya juga sudah sedikit luntur. Ia membaca keterangan gambar di buku usang berwarna cokelat tersebut.
Ditariknya salah satu kursi yang ada di sekeliling meja besar itu. Ia membaca lebih khusyu tentang buku itu.
"Lu baca apa?" tanya Jeno menghampiri Jaemin.
"Ini artinya apa?" tanya Jeno lagi sambil menunjuk teks dalam buku itu.
"Tuanku mencariku"
"Kembalikan aku di ujung segitiga"
"Sebelum 90 derajat matahari naik"
"Kala dimana insan menghilang"
"Hadapi dan jangan kembali"
Ucap Jaemin membaca sekaligus mengartikan kalimat kalimat yang ditulis dalam bahasa Jawa tersebut. Teman-temannya ternyata sejak tadi menyimak apa yang dikatakan Jaemin.
"Pemilik akan membagi peta"
Lanjut Jaemin.
Selesai membaca, Jaemin menatap kawanannya. Dan semuanya hanya diam kebingungan. Apa maksud dari semua ini.
"Hola"
Semua mengalihkan pandangan menuju pintu dan menemukan hantu nonik Belanda itu muncul. Buru-buru Jeno dan Mark melakukan introgasi terhadap Anne.
Mereka berdua menghampiri Anne, Anne terlihat bingung dan kemudian mata nya menangkap secarik kertas yang di genggam Jeno. Jeno sadar akan tatapan Anne.
"Ah iya, kamu pasti tau apa yang terjadi kemarin" ucap Jeno dan kini ia membuka lembaran itu dan menunjukkan sesuatu pada Anne.
Anne sedikit terkejut namun dia menutupi keterkejutan itu.
"Apa itu?" tanya Anne.
"Aku tahu kamu tahu Anne. Bantu kami, aku mohon" pinta Mark dengan wajah memelas.
"Anne" Chenle bersuara. Suaranya terlihat sedikit bergetar.
"Anne, kamu mau kan bantu aku? Membantu keluarga ku?"
Semua yang ada disitu menatap Anne, Jisung yang tidak bisa melihat keberadaan Annelise pun juga mengikuti arah mata teman-temannya seolah ia sedang ikut mengintimidasi Annelise.
Annelise kebingungan. Ia tidak tau harus berbuat apa.
"Ini tidak mudah. Dia sangat kuat. Aku tidak bisa melawan dia sendiri"
"Sebenarnya itu bukanlah kiriman, bukan salah orang tuamu" ucap Annelise sambil menatap Chenle.
"Dia ingin sesuatu dari ku. Aku mengenal dia sebelumnya. Wujud asli ku bukan seperti yang kalian lihat saat ini. Ini bukan aku. Dan maaf aku tidak bisa memberi tahu kalian. Tapi sebenarnya semua ini adalah salah ku. Dia kemari adalah untuk mencariku" Annelise menunduk merasa bersalah atas semua yang terjadi.
Mark kini bersuara.
"Katakanlah apa yang bisa kami bantu. Kami akan membantumu"
Annelise menggeleng.
"Tidak, ini akan sulit. Bahkan aku tidak berani menemuinya. Sabarlah. Ia akan kembali ke tempat asalnya dalam beberapa hari kedepan" sanggah Anne.
Mereka masih tidak paham dengan yang Annelise sampaikan. Tidak bisa mencerna dengan mulus kata demi kata tadi.
"Kenapa dia mengincar kamu?" Jaemin bertanya.
"Apa kamu menyimpan benda yang membuat dia mencari kamu?" tanya nya mengintimidasi.
"A-aku, tidak. Aku-aku tidak tahu apa yang kamu maksud"
"Yakin kamu tidak tau apa yang kami maksud? Atau jangan-jangan kamu bersekongkol dengan dia untuk menghancurkan kami semua? Iya?" Jaemin semakin maju dan raut wajahnya semakin marah. Jeno menahan Jaemin dengan lengannya. Dan mengisyaratkan Jaemin untuk tidak bersikap berlebihan.
"Mbah saya pernah bilang ke saya kalo kamu itu bahaya. Ternyata benar?" Lanjut Jaemin dan Annelise terlihat panik.
"Jaemin cukup!" Mark menginterupsi.
Jaemin tidak mempedulikan Mark dan mendekati Annelise.
"Ikut gue sekarang, temui dia! Bilang ke dia! Jangan ganggu gue dan temen-temen gue. Kalo dia punya urusan sama lo silakan. Tapi jangan ganggu manusia!"
"Maaf aku tidak bisa ikut. Dia pun sedang tidur jika siang. Dia akan beraktifitas setelah jam enam"
"Oke! Jam enam gue kesini! Dan kalo lo ngga ada, jangan harap lo bisa tinggal di tempat ini lagi. Gue tau, tempat ini adalah tempat yang paling aman bagi lo untuk sembunyi setelah ratusan tahun lo kucing-kucingan dengan siluman ular itu"
Jaemin meninggalkan ruangan tersebut. Tak lupa mengambil buku yang tadi ia baca.
"Nanti malam kami akan kembali" ucap Mark pasrah, kemudian keluar dari ruang itu diikuti oleh yang lain.
***
Setelah sholat maghrib, mereka langsung menemui Annelise. Menagih janji nya untuk mengusir siluman itu. Mark sebagai juru kunci membuka pintu dan menemui seorang wanita cantik mengenakan pakaian adat jawa khas ratu jaman dahulu membelakangi mereka. Mereka mengernyitkan dahi.
"Itu siapa?" Bisik Haechan. Semua menggelengkan kepala, kadang ia bersenandung lagu jawa. Mereka belum berani menghampiri ketika wanita itu belum selesai mengakhiri langgam Jawa nya. Ketika selesai, Mark mengetuk pintu yang tadi sudah ia buka.
"Hai, kamu siapa? Aku ingin bertemu Annelise" ucap Mark membuat wanita yang sedari tadi tangannya ikut menari itu menghentikan aktifitasnya. Dan tiba-tiba ia berbalik arah dan membuat semuanya terkejut terperanjat kaget.
Wajah dilumuri darah, mulut yang robek seperti joker, mata putih, dada tertusuk anak panah. Sangat kacau.
Dan beberapa detik kemudian ia berubah menjadi Annelise. Semua yang ada disana bungkam. Tidak berani komentar apa-apa.
"Maaf, hari ini adalah hari yang sangat penting. Makanya aku berubah wujud asliku"
Semuanya kini sudah tenang, dan mereka hanya terkejut dalam hati tentang Anne.
Jaemin menelan ludah sebeum melontarkan pertanyaan.
"Jadi tolong kami buat ngusir sahabatmu itu kan?"
Annelise mengangguk.
"Ayo kita lihat siapa selanjutnya" -Annelise.
Semuanya diam tidak ada yang menanggapi.
VERVOLG
-BENOMIAL
HAI GAIS!!
Maaf ya aku lagi sibuk jadi panitia.
Baca sekarang aja biar kerasa horror nya:)
VOTE AND COMMENT PREFERRED 🔥🔥🔥🔥