The Ice Girls [END]

By NinnaNattasha

643K 23.5K 771

Agam Aldridge : Dia itu cantik, tapi nolak mulu, ucapannya selalu kasar, selalu menghindar. Carramel Skriver... More

Bagian - 1
Bagian - 2
Bagian - 3
Bagian - 4
Bagian - 5
Bagian - 6
Bagian - 7
Bagian - 8
Bagian - 9
Bagian - 10
Bagian - 11
Bagian - 12
Bagian - 13
MLFTSOA
Bagian - 14
Bagian - 15
Bagian - 17
Bagian - 18
Bagian - 19
Bagian - 20
Bagian - 21
Bagian - 22
Bagian - 23
Bagian - 24
Bagian - 25
Bagian - 26
Bagian - 27
Bagian - 28
Bagian - 29
Bagian - 30
Bagian - 31
Bagian - 32
Bagian - 33
Bagian - 34
Bagian - 35
Bagian - 36
Bagian - 37
Bagian - 38
Bagian - 39
Bagian - 40
Bagian - 41
Bagian - 42
Bagian - 43
Bagian - 44
Bagian - 45
Bagian - 46
Bagian - 47
Bagian - 48
Bagian - 49
Bagian - 50
Bagian - 51
Bagian - 52
Bagian - 53
Bagian - 54
Bagian - 55
●●END●●
New Story
Info

Bagian -16

11.2K 476 3
By NinnaNattasha

Carra duduk disofa ruang tengah, dihadapan Carra ibunya tengan berdiri dengan tatapan tajam.

Carra menggela napas saat ibunya memberikan amplop coklat diatas meja, Carra kemudian membuka amplop itu.

Mata Carra terbelalak kaget melihat isi photo yang menampakan dirinya bersama Agam.

Carra sudah menduga.

"Sampai kapan kamu berhubungan dengan lelaki itu, mamah sudah cukup peringatin kamu waktu itu" ucap Camella dengan menatap Carra.

"Gak perlu suruh orang buat ngikutin Carra terus mah" ucap Carra mengontrol emosinya.

"Kamu itu gak pernah kapok atau gimana, mamah sudah peringatin kamu Carramel Nattasha, apa kamu mau kejadian 2 tahun yang lalu terulang lagi" ucap Camella dengan senyum licik.

Mata Carra berkaca-kaca, teganya ibunya mengungkit masa lalu itu.

"Jangan seret Agam kedalam masalah kita, Carra mohon , dia gak tau apa-apa mah" ucap Carra menahan tangisnya.

Jujur saja inilah alasan kenapa ia sangat membenci Agam karna sudah berani masuk kerumah nya.

Sebenarnya ini hanya demi keselamatan lelaki itu.

"Ini semua terjadi karna mamah, papah mati karna mamah, dia pergi juga karna mamah, mamah emang orang paling jahat" ucap Carra yang langsung berlari ketangga untuk ke kamarnya.

"Apa yang kamu katakan..." teriak Camella , ia cukup syok mendengar kata-kata yang baru saja anaknya katakan.

Sebenarnya Carra sudah salah paham.

**

"Kerumah Carra gak yah... hari ini kan weekend pasti Carra mau diajak jalan, tapi kan dia pasti nolak, gimana dong.." ringis Agam didepan cermin.

Ia benar-benar ingin menemui gadis itu, namun kemungkinan besar ia akan kembali ditolak.

"Ini anak papah kenapa sih..'' ucap Gama yang bersandar dipintu, ia cukup kesal mendengar putranya mengomel sendiri.

"Sini deh pah.." ajak Agam menepuk sofa dikamarnya, kemudian mereka duduk.

Agam kemudian menghela napas.

"Gini..kan agam suka sama cewek, suka nya itu bukan suka-suka kayak biasanya..mmm, pokonya suka banget deh"

"Terus" ucap Gama dengan menaikan sebelah alisnya, ia kemudian menyilangkan kedua tanganya, cerita Agam sepertinya cukup menarik.

''Nah ceweknya itu ... mm, selalu nolak Agam, kapanpun dan dimanapun ka-.."

"Hahahaha"

Ucapan Agam terpotong karna tiba-tiba Gama tertawa keras , sampai Agam melempar bantalan sofa kepada ayahnya.

"Papah ko malah ketawa sih, Agam kan belum selesai" ucap Agam dengan kesal.

"Intinya kamu ditolak sama cewek, ckck, jadi wajah tamvan ini gak berguna" ucap Gama yang melihat wajah Agam.

"Ishhh, dia itu bukan cewek biasa pah" bela Agam dengan kesal.

"Maksud kamu dia
sejenis hantu gitu, Aissh, mana ada sih hantu dijaman sekarang'' ucap Gama tak mengerti.

"Ck, makanya kalau Agam belum selesai ngomong jangan dipotong, jadikan gak ngerti " kesal Agam yang membuat Gama meringis.

"Oke..oke, lanjut "

"Dia itu gak kaya cewek-cewek biasanya, dia itu spesial, disaat orang-orang kekantin utama , dia malah kekantin belakang yang sepi, terus yang bikin Agam makin suka dia.." ucap Agam lalu menatap ayahnya.

"Papah kenapa diem ajah..?"  tanya Agam karna Gama hanya diam.

"Lah.. katanya tadi dengerin dulu, sekarang apa lagi..?" tanya balik Gama yang mengangkat kedua alisnya.

"Hehe.. Namanya Carra pah, Carramel " ucap Agam agak malu, setelah itu ia menceritakan bagaimana kepribadian Carra.

Yang selalu nolak Agam, dan segalanya, tidak ada yang Agam tutupi.

"Mau saran dari papah gak?" tanya Gama membuat Agam menyernyitkan keningnya.

"Saran" ulang Agam dan mendapat anggukan Gama.

"Gini... kamu kan tadi bilang dia nolak mulu sama kamu, mungkin ..nih yah mungkin dia emang cuma jual mahal, agar terkesan dikejar-kejar,  coba kamu sedikit cuek sama dia, pasti dia bakalan nyesel"

Ucap Gama panjang lebar yang hanya dibalas lirikan mata oleh Agam.

"Agam udah lakuin pah, tau gak hasilnya gimana, dia gak terpengaruh" ucap Agam yang menghela napas.

"Atau kamu minjem uang ajah sama dia, nih yah manusia itu kebanyakan cendrung memikirkan seseorang saat ada yang sesuatu dipinjamkan...iya gak"

Lanjut Gama yang membuat Agam sedikit mangut-mangut , boleh juga ide ayahnya ini.

**

Sore ini Agam ke rumah Raga,katanya mereka sudah kumpul disana.

Diperjalanan Agam terus bersiul ria, ia cukup senang dengan rencananya yang akan membuat Carra memikirkanya.

Ia kemudian melihat spion, Agam sedikit aneh pasalnya mobil hitam yang berada dibelakangnya dari ia keluar komplek rumah sampai sekarang mengikuti dibelakang terus.

Agam sedikit curiga, ia lalu menginjak pedal gas untuk semakin cepat kecepatanya.

Dan benar saja mobil hitam itu memang mengikutinya, Agam kemudian ingat saat ia menanyakan kepada ayahnya , apakah ayahnyakah yang mengirim pengawal , namun ternyata Gama tidak mengirim siapapun.

"Ko perasaan gue gak enak yah.." ucap Agam yang mengambil ponselnya.

Ia kemudian melihat kontak dan akan segera menelpon Raga, namun saat ia menemukan nomor Raga, tiba-tiba dihadapan Agam ada seorang lelaki .

Sontak Agam menginjak rem dan membantingkan setirnya kekiri.

Untung saja jalanan ini tidak ramai malah tergolong sepi.

Agam kemudian keluar , ia melihat lelaki itu yang tidak bergeming di tempatnya.

"Pak , kenapa bapak berdiri disitu , ini jalanan loh pak" ucap Agam yang mendekati lelaki itu.

Tak sengaja Agam melihat mobil hitam didepan sana yang terparkir.

Ya ampun itukan mobil yang ngikutin gue batin Agam dan lelaki dihadapan Agam tersenyum licik.

Agam kemudian berbalik arah karna tidak hanya satu mobil, tapi 2 mobil dan mereka keluar bersama, mungkin jumlahnya sekitar 8 orang.

"Gue tau pasti itu orang bener-bener ngikutin gue" ucap Agam, kemudian para lelaki itu berlari.

Suara langkahnya semakin dekat, tentu saja Agam pun berlari.

Namun seperti nya Agam tidak terlalu cepat , Bruggghh

Agam tersungkur ke aspal, ia dipukul dari belakang, Agam kemudian melihat kedelapan lelaki itu.

"Dasar bapak-bapak bisanya cuma maen keroyokan" ucap Agam yang bersiap-siap akan melawan.

Kemudian satu-persatu para lelaki itu menyerang Agam, jujur saja Agam sangat kwalahan.

Brugghh

Untuk kesekian kalinya Agam kena tinju, kini bibir dahi dan rahang Agam memar.

Dan sekedar info tinjuan bapak-bapak itu sangat tidak tanggung-tanggung.

Agam sudah lemas, darah terus mengucur dibibir Agam.

Mereka menendang seluruh tubuh Agam , namun sepertinya dewa penolong akan segera hadir.

Lihat lah sebuah mobil Lambo merah mendekati dengan kecepatan tinggi.

Mobil itupun menabrak 2 orang bapak-bapak yang mengeroyok Agam.

Sipengemudi pun keluar.

"Carra" ucap Agam melihat siapa yang mengemudikan mobil itu.

Tanpa aba-aba Carra menyerang orang suruhan itu dengan tidak tanggung-tanggung.

Agam yang melihatnya pun menelan salivanya dengan pahit, Carra sangat brutal.

Dan beberapa menit kemudian semua orang yang mengeroyok Agam sudah tumbang oleh Carra sendiri.

"Lo gapapa?".

**

Salam hangat dari Ninna Nattasha yang lagi nunggu rilisnya ponsel vivo f15.


Continue Reading

You'll Also Like

872K 228K 38
❝ Perang ini... harus diakhiri, dan harus kita yang menang. ❞
2.5M 276K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.7M 75.1K 56
fredella smite seorang gadis yg dulunya murah senyum dan murah hati. sekarang gadis yg kejam, cuek, dingin, dan tak punya hati. karena masalalunya yg...
6.6M 332K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...