New Father (End) {Book 1}

By Tys_131

888K 94.4K 21.2K

Dua anak yang mendambakan sosok pendamping untuk Mama mereka. Memilih dan memilah beberapa kandidat agar Sang... More

Prolog
Part 1
Kandidat
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Chatting
Part 6
Part 7
Update= Tercyduk
Part 8
Instagram Update
Part 10
Part 11
Dating_Hot News
Part 12
Part 13
Kangen Mark (IG Update)
Part 14
Part 15
IG -Chatting
Part 16
Part 17
Instagram Jung
Part 18
Part 19
Instagram Jung (II)
Part 20
Special Chap

Part 9

23.6K 3K 637
By Tys_131




"Jangan keluar kamar ok, Mark ada disini"

"WHAT"

Taeyong berteriak sebelum Jaehyun menutup mulut Taeyong dengan bibirnya.

"Jangan berteriak sayang."

"Tapi kamu tidak perlu menciumku"

Jaehyun menghela napas, membiarkan Taeyong melapiaskan rasa kesal padanya. tidak akan ada habisnya jika Jaehyun meladeni ocehan Taeyong.

"Tunggu disini ya"

Jaehyun hendak turun dari kasurnya, tapi lengannya tertahan oleh Taeyong. mata Jaehyun memincing saat melihat wajah Taeyong yang seperti kucing.

"Apa apa?"

"Kamu tega membiarkanku seperti ini, hiks"

Jaehyun sedikit bingung dengan apa yang di katakan Taeyong, bingung juga dengan kenapa Taeyong tiba-tiba menangis. Tapi tak butuh waktu lama buat Jaehyun menyadari apa yang di maksud Taeyong. saat tidak sengaja matanya melihat selangkangan Taeyong yang mengembung, begitu juga dengan miliknya.

Apa Taeyong mabuk saat ini hingga dia tidak sadar bersikap seperti itu. Apa seteguk Wine bisa membuat seseorang mabuk?

Tapi Jaehyun juga tidak bisa menemui Mark dengan keadaan keras seperti itu. Akan terlihat sangat hmm, sekali jika Mark melihat dirinya tegang.

"Aku tidak punya banyak waktu sayang"

Jaehyun tidak jadi beranjak, dia kembali menindih Taeyong dan menciumnya kasar, tangannya mencoba untuk membuka celana miliknya dan juga Taeyong.

"Jaehh," Taeyong mendesah saat merasakan miliknya dengan milik Jaehyun menyatu. Jaehyun mengenggam miliknya dan milik Jaehyun dan mengocoknya secara bersamaan. Dia tidak ingin memasuki Taeyong saat ini, akan sangat tidak mungkin dirinya bisa berhenti. Dia masih memikirkan Mark yang menungunya di depan pintu.

"Sial, kenapa begitu nikmat sayang"

Taeyong hanya bisa memejamkan matanya. Tidak tau harus berbuat apa saat ini.





"Kenapa lama sekali sih,"

Mark yang sudah pegal berdiri, kini menyandarkan tubuhnya di pintu. Kembali mengambil ponselnya dan menelpon Jaehyun

"Lagian ini rumah kenapa tidak ada kursi di luar. Kan aku harus berdiri menunggu seperti ini"

Mark dengan wajah kesalnya, hanya bisa bersabar saat Jaehyun tidak mengangkat telponnya. Ingin rasanya Mark masuk saja dan duduk di sofa ruang tamu. Tapi itu akan sangat tidak sopan bukan. Mamanya tidak pernah mengajarkan dia seperti itu.



Ckleekk,



Mark hampir terjatuh saat tiba-tiba pintu terbuka. Wajahnya langsung melihat wajah Jaehyun saat ini.

"Om lama sekali, apa yang om lakukan?"

"Masuklah dulu Minhyungie"

Jaehyun berjalan terlebih dahulu. Membiarkan Mark mengikutinya dari belakang. Mata Mark melihat sekeliling, terlihat sangat rapi dan bersih. Tatanan rumah ini hampir mirip seperti miliknya. Bahkan warna catnya juga sama hanya beberapa ornamen yang berbeda.

"Ingin minum apa?"

"Apapun Om"

Jaehyun meninggalkan Mark untuk pergi kedapur, mengambilkan minum dan juga beberapa kue untuk Mark.

Sepeninggalan Jaehyun, Mark tersenyum. "Kurasa Mama dan Om Jaehyun bakalan cocok. Lihat saja mereka punya selera yang sama" lirihnya

Tak lama Jaehyun datang dengan minuman dan berapa kue. Meletakkan semua itu di depan Mark.

"Minumlah,"

Bersikap sopan, Mark meminum pemberian Jaehyun. sebelum berlanjut untuk tujuan awal kerumahnya.

"Om habis ngapain. Kenapa berkeringat?"

Jaehyun mengerutkan keningnya, tidak mungkin kan dia bilang habis onani dengan Taeyong. hahh. Tidak lucu sama sekali

"Tadi membereskan gudang. Jadi maaf lama membukakan pintu untukmu"

"Tidak apa-apa om, aku juga tidak terlalu lama kok menunggu," senyum Mark, "Tidak lama terlalu lama tapi sampai membuat kakiku pegal" batin Mark

"Oh iya ada apa kesini?"

"Tidak, tadi aku hanya tidak sengaja melihat orang di taman sangat mirip dengan Om, jadi aku merasa ingin bertemu dengan om"

Jaehyun hampir tersedak airliurnya sendiri. Apa Mark tau jika dia tadi bersama dengan Taeyong. apa Mark kesini untuk mencari Taeyong.

"Aku, ah iya tadi aku ketaman. Aku membeli bunga disana. Iya sekalian jalan-jalan"

"Dengan siapa Om?"

"Dengan pembantuku. Tapi sekarang dia sudah pulang"

"Wah apa Om ada hubungan khusus dengan pembantu Om"

Mark berbicara sambil mengoda Jaehyun. walaupun batinnya dia sedikit kesal karena Jaehyun lebih suka dengan pembantunya dari pada Taeyong.

Mark jadi penasaran seperti apa pembantu Jaehyun hingga membuat orang seperti Jaehyun mau jalan dengan pembantu.

Sedangkan Jaehyun seperti kehilangan kata-kata saat ini. tidak tau harus menjawab seperti apa Mark saat ini.

"Tidak, hanya hubungan majikan dan pembantu tidak lebih"

Dalam hati Jaehyun ingin meminta maaf pada Taeyong, bagaimana bisa dia menyamakan orang yang dicintainya itu dengan seorang pembantu.

Tapi pikiran Jaehyun saat ini terpecah, matanya tidak sengaja melihat mata Mark yang memancarkan kesedihan. Apa mungkin ada sesuatu yang terjadi dengan Mark

"Hey, ada apa? Kenapa murung?"

"Aku hanya sedikit gelisah om."

"Tentang apa?"

Mark menyandarkan pungungnya, jemarinya bermain dengan jemarinya sendiri. Menunduk, seperti tidak ingin mengatakan apa-apa tapi juga seperti bimbang akan berkata apa.

"Kamu bisa bercerita denganku"

"Ada yang di sembunyikan oleh Mama"

"Misalkan,"

"Masa ya Om. Tadi Mama memposting foto di ranjang dengan seseorang. Bukannya mau berfikiran buruk. Tapi aku hanya khawatir Mama di apa-apakan orang lain"

Uhuk,

Jaehyun langsung tersedak airliurnya sendiri, bahkan wajahnya kini sudah memerah menahan batuk. Oh sungguh bagaimana bisa Mark berkata seperti itu padanya.

"Om, baik-baik saja. Maaf aku tidak bermaksud berkata frontal"

Jaehyun masih mengatur napasnya. Mencoba menenangkan pikirannya dan mengatur wajahnya agar terlihat biasa saja

"Tidak apa-apa Minhyungie, itu hal yang wajar di rasakan oleh anak sepertimu" ucap Jaehyun. "Tapi jangan berprasangka buruk dengan Mamamu. Itu tidak baik"

Mark mengangguk, memang benar apa yang dikatakan Jaehyun padanya. dia tidak seharusnya berprasangka buruk pada Mamanya. Siapa tau Taeyong hanya sedang berkumpul dengan teman-temannya.

"Oh iya om"

"Iya"

"Bolehkan aku menginap disini"

Jantung Jaehyun hampir saja jatuh. Rasanya terlalu dejavu untuk Mark menginap di tempatnya. Menampung Taeyong dan Mark dalam satu rumah. Oh apa yang harus Jaehyun lakukan. Jika dia menolak, alasan apa yang harus dia katakan. tapi jika menerima. Mau di taruh mana Taeyong nanti

"B-boleh saja, jika Mamamu mengizinkanmu"

"Pasti boleh Om."

Jaehyun terlihat gusar saat ini, mencoba cara untuk mengusir halus Mark dari rumahnya. Dan satu ide muncul di kepala Jaehyun.

"Minhyungie, tunggu sebentar ya. Aku ke toilet dulu"

Mark mengangguk, melihat Jaehyun pergi ke kamarnya. Mark langsung saja mengambil ponselnya. Membuka game dan bermain sambil menunggu Jaehyun

Sedangkan Jaehyun yang baru masuk kamar langsung di sambut senyuman oleh Taeyong.

"Mark sudah pulang"

"Belum, malah Mark ingin menginap disini"

"Heh,," Taeyong yang tadinya tiduran kini mendudukkan dirinya. Membuat selimut yang menutup tubuhnya turun dan memperlihatkan tubuh polosnya.

Sedari tadi di tinggal Jaehyun, bukannya memakai baju atau membersihkan diri. Taeyong malah sibuk membaca novel milik Jaehyun.

"Lalu bagaimana?"

"Kirim pesan pada Mark, apapun yang penting suruh Mark pulang"

"Apa?"

"Apapun itu Taeyong."

Taeyong mengambil ponselnya, berfikir bagaimana caranya agar Mark pulang. Dan dengan reflek Taeyong asal mengirim pesan pada Mark.

Jaehyun hanya mengerutkan keningnya saat Taeyong tidak membiarkan dia melihat pesan itu.

"Apa yang kamu kirim sayang"

"Sudah selesai, Mark akan pulang segera"

Taeyong menunjukkan layar ponselnya pada Jaehyun. dan itu membuat smirk tercerak di bibir Jaehyun. Taeyong seperti tersadar akan apa yang baru saja dia lakukan tadi

"Ide yang sangat bagus sayang. kita bisa melanjutkan yang tadi nanti malam"

Taeyong membeku, sepertinya dia membuat kesalahan saat ini. bagaimana bisa dia mengetik seperti itu. Sama saja dengan dia bunuh diri dan memasukkan diri ke kandang macan.

Bahkan saat Jaehyun turun dari kasurnya dan memberikan ciuaman singkat di bibir Taeyong, dia masih diam saja.

"Taeyong bodoh." Lirihnya saat Jaehyun sudah kembali keluar, kembali menemui Mark.








Jaehyun berjalan ke arah Mark dengan senyum bahagia. Tidak sabar menunggu Mark pulang dan kembali pada Taeyong.

Saat Jaehyun mendudukkan kembali dirinya didepan Mark. Tiba-tiba saja Mark berbicara dengannya

"Om, aku tidak jadi menginap"

"Kenapa?" tanya Jaehyun polos,

"Mama tidak pulang, aku harus menjaga rumah. Dan sepertinya aku sudah salah paham dengan Mmaa"

Mark murung. Dan itu membuat Jaehyun tidak tega melihatnya.

"Ternyata Mama bersama dengan Tante Doyoung, aku jadi tidak enak sudah menuduh Mama yang tidak-tidak"

"Kamu bisa meminta maaf nanti Mark" ucap Jaehyun

"Aku permisi ya Om."

"Padahal aku sangat ingin kamu menginap disini" sesal Jaehyun tapi hatinya berteriak bahagia

"Lain kali ya Om, oh atau aku menyuruh Jeno saja kesini saja ya Om. Jadi kita berdua bisa disini dan Om bisa mengawasi kami. Mama pasti setuju"

Jaehyun ingin pingsan saat ini juga. Sungguh bagaimana Mark memiliki ide seperti itu.

"Tidak Minhyungie. Jika Mamamu menyuruh menjaga rumah berarti dia ingin kamu dirumah. Bukan berkeliaran diluar"

"Benar juga sih Om. Ya sudah aku pergi dulu ya"

"Hati-hati di jalan ya"

Huft,,

Jaehyun bernapas lega saat ini. hampir saja jantungnya kambali terkejut dengan ide gila Mark.


~~




Jeno membanting tubuhnya di kasur miliknya. Kepalanya terlalu pening memikirkan apa yang dikatakan Jaemin tadi padanya.

"Aku mencintaimu, Na. Tapi kamu menyukai kak Mark. Dan aku juga tidak bisa menyakiti Renjun. Aku terlalu menyayanginya."

Jeno menutup mata dengan lengannya. Menahan rasa sesak yang ada di hatinya saat ini. sungguh dia butuh setidaknya Mark atau Taeyong saat ini. dia butuh orang untuk memberikan sandaran padanya.

Karena kenyataannya, biarpun Jeno adalah laki-laki dia tidak bisa lepas dari Taeyong dan Mark. Dia tidaklah sekuat Mark yang bisa menahan semua perasaannya dan menyimpan semua janjinya. Bahkan dia juga tidak bisa seperti Taeyong yang terlalu sabar menghadapi semuanya. Berlapang dada dan menjalaninya dengan normal. Jeno tidaklah seperti itu.

Telinga Jeno mendengar suara mobil memasuki garasi, Jeno sangat hapal suara mobil itu. Bergegas dia keluar dari kamarnya. Matanya tersenyum saat melihat Mark menaiki tangga dan berjalan kearahnya.

"Kak, kak Mark~"

Mark yang baru sampai di tengah tangga, mengangkat wajahnya dan melihat Jeno sedang menatap sedih padanya.

"Ada apa?"

"Mama dimana?"

"Mama tidak pulang, dia menginap dirumah tante Doyoung"

"heh, Tante Doyoung. Apa jangan-jangan tadi itu Mama sama tante Doyoung"

"Hmm, kakak sepertinya harus minta maaf karena berprasangka buruk tentang Mama"

"Adek juga"

Mark melanjutkan langkahnya, pergi kedalam kamarnya. Di ikuti dengan Jeno di belakangnya.

"Ada apa dek?"

"Apa kakak masih menunggunya?"

Tangan Mark yang hendak membuka lemari terhenti, dia tau arah tujuan pembicaraan Jeno saat ini. menahan napas, Mark mencoba untuk sedikit melunak. Tidak ingin berkata kasar ataupun apa pada Jeno saat ini

"Kanapa bertanya?"

"Jaemin menyukai Kak Mark."

Mark membalikkan tubuhnya, menatap Jeno yang menatap dingin padanya. rasanya terlalu aneh membahas hal seperti ini dengan Jeno.

"Kamu cemburu?"

"Aku akan melepaskan Jaemin jika memang kakak mau menerimanya"

Wajah Mark datar, begitu juga dengan Jeno saat ini. keduanya hanya saling tatap dalam diam. Saling mengontrol emosi di masing-masing hati dan pikiran mereka

"Jika aku memang bersama Jaemin, apa kamu akan menerimanya. Apa kamu akan siap melihat bagaimana aku dan Jaemin berhubungan di depanmu?"

Jeno bungkam, dia memutus pandangannya dari Mark. Mana mungkin dia sanggup melihat itu semua. Jika itu terjadi, dia hanya akan menyakiti Renjun nantinya. Karena dia pasti akan fokus pada Mark dan Jaemin.

"Jangan bercanda Jeno-ya, aku tau kamu menyukai Jaemin dan juga Renjun. Tapi jangan memainkan perasaan mereka. Mereka butuh kepastian."

"Tapi Jaemin menyukaimu kak, dia tidak menyukaiku"

"Jaemin hanya kesal denganmu yang selalu menomer satukan Renjun. Dia hanya ingin mencari perhatianmu"

Mark mendekati Jeno, mengacak rambut adiknya itu.

"Jangan memainkan perasaan orang itu tidak baik"

"Tapi Mama melakukannya?"

"Heh,"

"Mama masih mengantungkan perasaan om Jonghyun dan juga Om Mingyu"

Mendengar kedua nama itu, Mark merasa sangat kesal. Kenapa Jeno sangat menyukai kedua orang itu. Apa bagusnya mereka.

Pilihannya lebih baik daripada pilihan Jeno, dan itu akan Mark tunjukkan pada Jeno nantinya.









Tbc









Happy reading

Maaf jika typo

Ini beneran gk ada yang kangen Mingyu, Jonghyun. Kok jahat sih kalian. hhee













Spesial hari bapak Jung, Yas update beberapa book lain. Silahkan cek

Continue Reading

You'll Also Like

639K 16.9K 51
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
359K 22.4K 35
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"
866K 120K 16
Jung Jaehyun hanya shock saat sang istri tiba-tiba menjual dirinya! •BxB •Jaehyun x Taeyong •acel_kins •Don't like? Then don't read bitches! •Cerita...