Melodi Untuk Sunyi

By kapanwhenkenapawhy

2.7K 275 4

bagai mana rasanya ketika kamu hanya mampu menatap seseorang yang senantiasa berbalik dari mu? bagaimana rasa... More

1
2
3
4
5
7
8

6

301 28 0
By kapanwhenkenapawhy

"YaAllah Dek, sekali-kali makan indomie kenapa. Itu makanan terenak sedunia tau gak sih. Aku capek sendiri liat kamu makan buah sama sayur mulu dari jaman kapan." Gerutu Kak Dini yang walaupun merutuk segala macam buah-buahan yang tengah dikunyah syifa, tapi tetap tak bosan memerhatikanya. Yang pasti dengan wajah memelas.

Syifa berusaha menahan tawanya kuat-kuat. Takut-takut kalau tersedak.

"Nah, nah, kenapa lagi nih sekarang." Ujar Kak Dini dengan muka paniknya, yang demi apapun sangat lucu.
Syifa yang sudah berhasil menelan buah dalam mulutnya kini tertawa lepas.

"Sumpah-sumpah Kak Dini, udah-udah. Aku gakuat asli. Hahahahaha." Syifa kembali tertawa lepas. "Muka kakak aku gakuat. Hahahaha." Yang di tertawakan malah mengernyit heran.

"Nah kan, kebanyakan makan sehat, malah mulai jadi gak sehat nih sekarang." Gumam Kak Dini pelan, sementara syifa masih terengah-engah berusaha menghentikan tawanya.

"Kak Dini, please jangan tiba-tiba berhenti ya abis ini. Aku udah klik sama kakak." Syifa tiba-tiba membuat dini panik sekaligus bingung.

"Lah, siapa yang mau berhenti?" Kak Dini bertanya dengan mulu menganga kebingungan.

"Kak Dini sekarang makin mirip komeng. Lucu. Aku takut kakak tiba-tiba pengen ikut stand up comedy terus berenti."

"YaAllah, Dek, receh akut." Ledekan Kak Dini malah lagi-lagi dibalas tawa oleh syifa.

"Eh tapi lawan main kamu yang baru lucu deh dek, mukanya."

Syifa menautkan alisnya bingung. "Hah? Emang siapa kak? Yang di sinetron baru kan?"

"Iya!" Jawab Kak Dini antusias.

"Serius kak? Dia anak stand up comedy? Tapi kayanya aku gapernah denger komedian namanya Rizky deh." Jawaban Syifa lagi-lagi membuat Kak Dini menepuk jidat.

"YaAllah, Syif. Maksudnya tuh ganteng gitu. Ganteng. Kok jadi stand up."

"Ohh. Ya lagian kak Dini ganteng kok jadi lucu. Lagian tadi kan topiknya juga lagi tentang stand up, gak salah dong?"  Gadis itu masih berusaha mencari pembenaran.

"Ya, terserah deh. Tapi serius, Dek, ganteng. Arab mukanya, putih, tinggi. Rizky Nazar."

"Ohh, Rizky Nazar."

"Nah tau kan?"

"Enggak."

"YaAllah, Dek, makanya nonton film atuh. Jangan baca terus. Kan jadi ga update kan soal cowok ganteng. Aduh ampun deh."

Syifa keheranan melihat asistenya yang mendadak heboh sendiri.

"Waduh, santai Kak, heboh amat. Yaudah ntar juga tau, orang inshaAllah syuting bareng juga kan nanti. Chill aja kak." Jawab Syifa sekenanya.

"YaAllah udah gede juga ya ini anak sekarang, bahasanya udah gaul banget nih, chill chill segala, kebanyakan makan yougurt sama keju kayanya." Syifa hanya tertawa menanggapinya.

Perempuan dengan kaos dan celana 3/4 itu kini melihat jam di tangan kirinya. "Kak Dini gak pulang? Udah jam 7 loh kak, nanti sampe rumah kemaleman, apalagi naik taksi online."

"Ntar aja, Dek, masih betah." Dini sengaja mencari alasan, tapi sepertinya sudah terbaca jelas dengan lawan bicaranya.

"Kak, serius deh aku gakpapa sendirian, lagian bukan pertama kali juga ditinggal sendiri gini. Kakak balik aja, ntar kalo kemaleman malah aku jadi gaenak juga." Dini akhirnya pasrah, tak lama perempuan itu berpamitan dan meninggalkan Syifa sendirian.

Kedua manik mata manis milik syifa terus menulusur kata-kata pada tumpukan kertas yang ada di dalam genggamanya. Sesekali gadis itu menautkan alisnya.

Ringtone hpnya tiba-tiba berdering pada earphone yang ia gunakan. Keseriusan wanita itu kalau sedang membaca, bisa membuatnya refleks memencet tombol silent atau reject sekalipun, dibanding harus menyudahi bacaanya. Tepatnya, itu yang sedang Ia lakukan sekarang.

"Gokil juga nih karakternya." Ujar memecah hening.

"Kalo si kasih suka sama pandu yaudah bilang, kalo pandunya gak suka yaudah tinggalin." Sekarang bibir mungilnya justru asyik mengomel sendiri.

"Ini cuma gara-gara sinetron, jadi dibikin drama apa emang cinta tuh seribet itu ya? Padahal ini cuma masalah suka terus nyatain terus jadian apa engga, terus sekalipun jadian ya yaudah. Bukan yang kalo kita bilang suka terus harus langsung ke KUA atau kalo kita ditolak terus harus musuhan, jadi hidup sendirian. Kan enggak. Bingung deh kadang."

"Makanya, cobain jatuh cinta."

"Allahuakbar!" Syifa hampir saja melompat kaget dari tempat tidur, mendengar tiba-tiba ada suara yang menyeruak di teliganya.

Cepat-cepat gadis itu mengusap dada sembari menormalkan denyut jantungnya.

"Oy, kenapa? Heboh amat!" Suara di sebrang sana lagi-lagi membuyarkan lamunanya. Gadis itu cepat cepat menatap layar ponselnya, dan dalam sepersekian detik memutar bola matanya jengah.

"YaAllah Ardha, ngagetin sumpah."

Sial, ternyata syifa salah memencet mode silent di hpnya, yang justru malah membuat Ardha tersambung denganya sedari tadi lewat ponsel.

"Yeh, aturan juga aku yang kaget. Baru juga mau bilang hallo, eh udah di semprot bilang cinta ngebingungin lah, apa lah. Siapa yang ga kaget coba, untung refleks aku bagus kan tuh langsung diem nyimak." Balas Ardha yang tak mau kalah dengan orang di sebrang sana.

Syifa membuang nafas panjang. "Iya, iya sorry deh, aku gatau tadi kamu nelfon, terus kan lagi sendirian di rumah, tiba-tiba denger suara jelas banget di kuping ya kaget lah." Ujarnya membela diri.

"Iya dimaafin. Emang kamu lagi ngapain sih? Kok marah marah sendiri ga jelas?"

"Lagi baca sinopsis cerita sama karakter." Jawab sembari mengambil guling untuk ia dekap.

"Asiik, sinetron baru ya? Kalo ada pemain yang ganteng kenal-kenalin jangan lupa, kan sekarang drama remaja, pasti lawan mainya masih muda-muda." Gurau perempuan itu yang justru dimakan renyah oleh Syifa.

"Oke sip, Dha. Udah aku record, nanti aku send ke Bang Nawa."

"Yehh, baper amat becanda kali. Panjang ntar urusanya bawa-bawa dia mah." Arda santai karena sudah sangat hafal dengan jokes syifa.

"Hahahaha. Kamu ngapain telfon? Tumben. Bang Nawa lagi gak di rumah."

"Iya udah tau." Jawab Ardha sekenanya. "Oiya lupa aku, wajib lapor 2 × 24 jam ya, Dha? Hahaha."

"Yehh, enak aja. Aku gak protektif ya, cuma dia bilang aja emang tadi pagi. Terus barusan abis telfon, katanya kamu sendirian di rumah, jadi aku iseng aja telfon, soalnya kasian takutnya kamu di rumah bengong kaya sapi ompong lagi. Eh taunya malah tercyduk lagi ngayal cinta-cintaan." Ardha disebrang sana tertawa puas karena punya bahan untuk menskak, adik dari kekasihnya itu.

"Yeh apaansi, Dha. Orang ini cum pendalaman karakter. Cuma ka-rak-ter." Ledekan Ardha membuat syifa merutuki kecerobohanya yang justru mengangkat telefon tadi. Jangan sampai hal ini sampai ke telinga 2 abangnya, bisa-bisa jadi bahan ledekan 1 bulan dia.

"Eh tapi gakpapa tau syif." Tiba-tiba nada Ardha berubah serius.

"Gakpapa gimana?" Sautnya keheranan.

"Ya, jatuh cinta. Pacaran gitu." Jawaban santai Ardha sukses membuat syifa gerah.

"Yeh apaansi Dha, mulai deh."

Bukanya menyudahi Ardha malah menambahi bumbu dalam topik gosipnya kali ini.

"Eh kamu mau gak syif aku kenalin sama sepupu jauh aku? Namanya  Bang Udin, keren loh orangnya, serius deh. Aku sering ketemu dia kalo kumpul keluarga besar, soalnya kita buyut dia itu kakaknya buyut aku. Mama papa kan ngizinin, paling tinggal Nawa sama Bang Andi. Kalo mereka mah beres deh urusan aku. Ya? Mau ya?"

Syifa menggeleng-geleng, padahal Ardha juga tak mungkin bisa melihat gerak tubuhnya sekarang. "Aduh udah de, Dha. Aneh-aneh aja. Pake segala bawa-bawa buyut ke buyut, pusing sendiri aku dengernya." Gerutu Syifa yang membuat orang di sebrang sana semakin gencar.

"Yehh serius tau. Bang Udin ganteng, soleh lagi. Yakin gak mau?"

"Hmm." Gumam Syifa malas.

"Ih, yaudah, awas ya kalo suka nanti!" Jawab Ardha kesal. "Eh Syif, udah ya, aku ngantuk nih, mau tidur."

"Yaudah, dari tadi juga kamu doang yang nyerocos, aku bagian tim hore aja."

"Yee, nyebelin, dasar jomblo! Bye!" Kali ini Ardha benar-benar mematikan sambungan telfon mereka.

Syifa terkekeh sendiri melihat tingkah kekasih kakaknya sekaligus sahabat yang sudah iya anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.

"Si Ardha suka aneh-aneh aja. Segala buyut-buyutnya sama siapa tuh," tanyanya pada diri sendiri. "Oh Bang udin, diceritain juga." Sambungnya.

Tak lama, gadis itu ikut menyusul Ardha ke alam mimpi.

Tapi siapa sangka, ternyata 'Bang Udin' yang Ardha ceritakan itu bukan sekedar bahan guruanya saja. 'Bang Udin' benar-benar nyata dan tepat seperti apa yang Ardha ceritakan.

Continue Reading

You'll Also Like

Fake love By :)

Fanfiction

91.3K 2.1K 37
When your PR team tells you that we have to date a girl on the UCONN women basketball team and you can't say no to it... At first you don't think too...
189K 7.8K 57
๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire is the first female f1 driver in ๐——๐—˜๐—–๐—”๐——๐—˜๐—ฆ OR ๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire and charle...
179K 5.6K 56
When he denied his own baby calling her a cheater. "This baby is not mine." But why god planned them to meet again? "I would like you to transfer in...
315K 14K 37
เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ hidden, various hazbin hotel characters x female reader เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ ๐‘ฐ๐’ ๐’˜๐’‰๐’Š๐’„๐’‰ we follow an angel named y/n, who had her bes...