Descendant (Sad Story Vkook)...

By elmi_wirastiti30

136K 10.1K 1.8K

"Hyung kenapa kau membenciku? Sebesar itukah kau membenciku? Hingga kau ingin membunuhku dengan teman kesayan... More

PROLOG
Beginning (Part 1)
Hyung (Part 2)
Tears and Smile (Chapter 3)
Tears (Part 4)
Loyalty (Part 5)
Enemy (Part 6)
Look Me Hyung (part 7)
Fire (Part 8)
Second (Part 9)
Limitless (Part 10)
perhatian ini penting (30/11/2017) 😭😭😭😭
Waiting For Secret (Part 11)
A Secret, Believe? (Part 12)
I Don't Know (part 13)
Analogi (15)
Break Dawn (16)
Love Yourself, Please (chapter 17)
Blood on Fight (Part 18)
Drag Me Down (Part 19)
Revenge (20)
Sweet Psychopat (21)
Magic Door (22)
So my Lie (23)
I want all of these ends (24)
Adventure Time (25)
when fate says now (26)
the heirs (27)
the enemy is real and God is just (28)
Celebration pending (29)
Do You Want? (30)
When You Look Me (31)
Extradionary (32)
I hate this day (33)
When Did You Come? (34)
nightmare (35)
The Legend (36)
core (37)
Good Liar (38)
Omelas (39)
Save (40)
half destroyed (41)
Bad Dream (42)
Promosi anak baru ✓
When These Eyes are Swollen (43)
time to start (44)
Rival (45)
mysterious (46)
I am weak (47)
deadly explosion (48)
Breaking Dawn (49)
Not Today (50)
Angry Mom (51)
Inheritance and Will (52)
Kim Taehyung (53)
Latitude (54)
Last Wait (55) [END]✓

When You Meet Dark? (14)

2.2K 191 26
By elmi_wirastiti30

"Sakit tak berdarah, tangis tak berair mata. Semua bagaikan sebuah khayalan saja. tapi, perasaan ini bukanlah khayalan. Nyatanya aku masih bisa merasakan sakit ini."

- Jungkook –

......................

(Author **** POV)

"Dimana bocah itu?"

Yoongi menyeruput kopi hangat di depannya. di pagi ini sudah terpasang laptop yang ia sibukan, beberapa data sudah ia baca, jemari lihainya sudah berkali-kali menekan tombol Keyboard.

"Pagi buta begini kau sudah selingkuh dengan laptopmu?"

Itu Jimin, keluar dengan handuk yang tersampir di leher belakangnya. Rambut coklatnya yang basah menimbulkan kesan seksi di wajah tampannya. sesekali memberikan cibiran tajam pada Yoongi yang berusaha mengabaikan makhluk astral di sampingnya.

"Kenapa kau bertanya hal lain, sementara aku baru saja bertanya padamu sialan!"

Yoongi tak mengindahkan pandangannya pada layar dengan berbagai macam tulisan di sana.

"Memang kau bertanya apa baby?" Sepertinya Jimin kurang konsentrasi, terbukti dengan dirinya yang tampak biasa-biasa saja. tak menyadari jika Yoongi ingin sekali menembak kepala namja disampingnya.

Atau bisa dibilang ingin menghancurkannya.

"Kenapa kau menatapku? Apa kau jatuh pada pesonaku tuan Min Yoongi?" Jimin beraksen, menaik turunkan alisnya. Berpose bak pria yang terlalu tampan.

Jangan ditanya, Yoongi ingin sekali menenggalamkan Jimin ke dalam lumpur lapindo saat ini.

"Kuharap kau cepat sembuh Jim, kewarasanmu sudah berkurang!" tajam dan mematikan, bagaikan bisa cobra.

"Aissshhh... kenapa kau segitu kesalnya padaku. apa karena godaanku baby? Membuatmu ingin-"

"Jika kau memanggilku dengan sebutan baby, aku akan menembak masa depanmu. Dan menyuruh Hobi untuk menendangmu jauh ke antartik setelah aku menemukannya."

"Kenapa kau kejam sekali? dan lagi pengawal satu itu tidak akan berani menendangku. Aku kan patner terbaikmu."
"Patner nenek moyangmu! Lebih baik aku menikahi rilakuma dari pada menjadi patnermu. Aku heran kenapa aku harus memilihmu untuk menjadi patner bantuku, sementara Hobi cukup baik malahan sama tingkatnya denganmu." Yoongi sudah mengomel ria, menatap sedikit jengah ke arah Jimin yang menekukan alisnya, oh ya dan jangan lupa mengerucutkan bibirnya bagaikan seorang anak perawan.

Rasanya Yoongi ingin sekali menceburkan bocah disampingnya.

"Tiba-tiba saja aku rindu dengan Hobi hyung, kira-kira bagaimana keadaannya ya?" Jimin menumpukan dagunya di atas punggung tangannya. Mengabaikan seseorang yang sibuk dengan laptopnya, dan satu orang lagi yang sudah siap dengan tas gendongnya.

"Hei Yoongi hyung, apa kau belum menemukan keberadaan pengawal itu? kau tahu Jungkook sepertinya khawatir. Ketika tidur dia bermimpi buruk, kau tahu Jungkook dan Hobi hyung sudah sangat dekat layaknya kakak beradik."

Jimin mengangkat kepalanya. Menatap Yoongi yang sibuk dengan urusannya, tanpa peduli begaimana ekspresifnya Jimin dalam bercerita.

"Belum, aku curiga kalau penculikan ini ada sangkutnya dengan orang itu."

Yoongi mulai berspekulasi, kedua matanya masih fokus membaca keterangan seseorang degan kaca matanya.

"Maksutmu?" oke, Jimin memang belum paham. Sepertinya Yoongi harus menjelaskannya secara perlahan.

"Kim Taehyung."

Yoongi mejeda sebentar, kini keduanya mulai serius. Mendengar nama sang kakak Jungkook, memilih mundur dan bersembunyi di balik dinding dekat pintu masuk ruangan yang ditempati dua pengawal pribadi ayahnya.

"Bukankah dia anak pertama tuan Kim? Yang kabarnya mendirikan aliansi sendiri."

"Iya." Yoongi mengangguk.

"Lalu?" Jimin semakin penasaran.

"Tidak apa-apa, hanya saja aku pikir bocah itu harus kita lindungi dari Taehyung. Kau tahu kan ayahnya sudah membayar kita untuk menjaga pewaris tunggal."

"Aishhh... kalau begitu aku pun tahu. aku pikir ada kaitannya dengan Hobi hyung, dasar swag!! Kau mematahkan rasa penasaranku."

"Jam berapa ini, bukankah bocah itu sudah berangkat sekolah?!" Yoongi mengabaikan ucapan Jimin dan masih fokus dengan layar di depannya.

"Oh iya juga, aku lupa jika bocah gigi kelinci itu harus berangkat hari ini."

"Panggilkan dia, suruh dia berangkat. Kawal dia atau perlu menyamarlah menjadi murid di sana, seperti yang Hobi biasa lakukan."

"Tentu, kau tau akhirnya aku akan melihat yeoja cantik, manis dan seksi dengan seragam SMA-nya."

"Kenapa kau tidak menaksir guru disana, dasar!!"

"Yaakkk! Kau pikir apa, aku masih suka yang segar!"

"Pedofil!!"

"Apa??!!!"

"Jimin hyung, Yoongi hyung aku sudah siap."

Jungkook berdiri dengan tas sekolahnya, mengulas senyum termanisnya menampilkan gigi kelincinya. Sebisanya dirinya bersikap biasa-biasa saja.

"Ah, kau begitu manis dan cantik. Jungkook benarkah kau itu namja kenapa kau sangat cantik baby??" Jimin terlihat heboh. Ya, seperti itulah Park Jimin, hanya saja kemampuannya berbeda jauh dengan otaknya yang sedikit gesrek. Tak ayal dia adalah salah satu pengawal terkuat setelah Yoongi dan Hobi.

"Jungkook abaikan suara nista itu, berangkatlah dengan Jimin. Oh iya, aku sudah menyuruh Jimin menjadi murid di sekolahmu dan dia akan masuk dalam kelasmu. Dan kau Jim, lakukan tugasmu dengan baik atau uang gajimu aku potong."

"Kenapa sekalian kau tak memotong anuku, dasar!!"

"Kau ingin aku melakukannya, Park Jimin??!!"

"Yaaakkkk!! Tidak, bagaiman bisa! Aku tidak mau masa depanmu kecil karena ulahmu Yoongi sialan!"

Suasana pagi ini sangat berbeda, dimana di hari biasa Jungkook akan mengawal harinya dengan sarapan juga keseruan yang kecil serta sederhana. Biasanya itulah yang ia lakukan saat Hobi menjadi pengawalnya, bahkan Jungkook di jam seperti ini sudah sampai di sekolah, lantara Hobi terbiasa bangun pagi dan disiplin. Tapi tetap saja Jungkook menyukainya dan menikmati hal itu.

Namun....

Sekarang dirinya merasakan pusing di kepalanya, lantaran dua orang idiot yang terjjebak dalam tubuh dewasa terlatih bela diri dan ketangkasan dalam mengawal keluarga besarnya.

Jungkook pikir dia tak akan sanggup jika harus dikawal keduanya. Melihat....

"Jimin hyung, aku sudah terlambat." Jungkook harus bertindak sendiri.

Mendengar si tuan muda berkata, baik Yoongi dan Jimin menghentikan perdebatan kanak-kanak mereka.

Yoongi yang kembali dengan laptopnya dan Jimin yang kini mengikuti langkah Jungkook dari belakang. Sementara diam-diam Jimin menjulurkan lidahnya ke arah Yoongi, berusaha mengejek ketua kesayangannya. Dan hanya diabaikan Yoongi dengan mata malasnya, sembari berpikir bagaiman cara agar populasi orang seperti Jimin musnah.

Oke kita abaikan perkataan terakhir tersebut. sekarang yang Yoongi pikirkan adalah, apa yang ditakutkannya semoga tidak terjadi, karena Yoongi ada dua perkiraan. Perkiraan mengenai hilangnya Hobi karena Kim Taehyung dan salah satu administer sistem keamanan yang baru-baru ini digadang sebagai anak buah tuannya. Terlebih Yoongi seperti pernah melihat wajah di tampilan layar laptopnya, seperti,,,

Yoongi pernah bertarung dengan orang tersebut.

"Apakah itu kau Jeon? Kau tak asing di mataku."

Yoongi menarik kerah lengannya. Dilihatnya sebuah bekas luka cukup panjang, sekelebat kenangan buruk berputar dalam otaknya. Gambaran dua orang anak menangis dengan mayat dua orang tua yang mati mengenaskan di bawah reruntuhan.

Yoongi tersenyum miring, kembali mengembalikan lengan bajunya seperti semula. Kini Yoongi enggan menatap masa lalu, tak ingin mengingat kejadian pembantaian itu. sudah terlalu lelah Yoongi menengok ke belakang, yang ingin dia lakukan adalah....

Menemukan si pembantai yang sudah melakukan hal keji pada keluarganya.

Yang Yoongi ingat saat itu adalah, seorang bocah dengan kapak di tangannya. Tersenyum gila ke arah Yoongi dan kakaknya. lalu....

Menjilat kapak dengan lidah mengerikannya, hanya saja semua itu dilakukan oleh bocah yang seumuran dengannya.

"Aku akan menemukanmu, sialan!"

Ada sebuah dendam kesumat kecil dalam diri Yoongi.

Lalu apakah itu?

................................

" Aku akan mengantarmu jika mau."

"Tidak, aku bisa sendiri."

Namja itu memasang dasinya. Tak lupa dengan jas hitam yang menempel di tubuhnya bercermin dan menatap bayangannya secara datar.

"Kau yakin? Lukamu belum sembuh total, Taehyung memintaku untuk mengantarmu kembali."

"Aku akan ke sekolah Jungkook. kau jangan khawatir, aku bisa sendiri. dan katakan pada Taehyung terima kasih untuk semuanya."

Membenarkan dasi hitam dan sesekali membenarkan rambut dengan tangannya.

Seokjin menghela nafasnya, cukup paham dengan situasi saat ini. untung saja Taehyung pergi karena urusan jika tidak. Dipastikan pagi ini akan menjadi lebih rumit.

"Apa kau sekarang....."

Seokjin mengambang, terlalu bingung dan takut untuk berbicara.

Sementara Hoseok, dirinya hanya terdiam menunggu ujaran namja di belakangnya.

"Kau, apakah kau masih?" terdengar tidak jelas dengan maksud Seokjin.

"Aku pergi!"

Tanpa menjawa namja dengan jas hitamnya itu melangkahkan kakinya cepat. Tatapan yang begitu datar dan tatapan yang tak bisa diartikan. Malam kemarin telah mengubah segalanya, jawaban yang tak ia sangka akan membawa dampak dalam suasan hatinya.

Kebenaran ternyata sangat pahit dan Hoseok membenci akan hal itu. lalu apakah ia harus menuruti kata hati atau egonya? Sementara semua kebenaran sudah terjawab, dan takdir mengatakan bahwa....

Kim Taehyung sama dengannya.

Lalu....

"Jungkook...."

Terdiam sebentar, memejamkan matanya. Ingat akan wajah anak majikannya yang sudah menjadi adik kesayangannya. Senyum cerianya, segala tingkah manja dan rengekan khasnya. Hoseok ingat semua itu, selaras dengan kenyataan pahit yang ia terima. Haruskah ia berterima kasih dengan Taehyung? Sementara hati ini masih dalam keadaan mengambang.

Tes...

Tes....

Hanya ada air mata yang terusap kasar. Sekarang....

Biar Hoseok yang memilih, memilih untuk....

Mati dengan kesetiaan, atau sedikit penghianatan atau dirinya masih dalam umur panjang.

Sebenarnya ada apa dengan hati seorang Hobi saat ini?

.......................

Jungkook berjalan pelan, tatapannya nampak kosong. Berjalan melewati lorong sekolah tempat dia menimba ilmu. Banyak tatapan memuja, dari beberapa siswa. terlebih lagi keberadaan Jimin yang kini berada disampingnya, menampilkan gummy smilenya.

"Waaaaa... lihatlah rok pendek itu. kenapa yeoja itu tak memendekan roknya lagi." Jimin berbisik ke arah Jungkook, sepertinya otak Jungkook lama-kelamaan akan kotor di samping seorang Park Jimin.

"Jangan mesum hyung." Jungkook memaklumi sifat Jimin dia tahu, bagaimana sifat pengawal barunya.

"Hai gadis-gadis. Kalian sangat cantik." Jimin dengan segala pesonanya.

"KYAAAAAAA...."

"OMO DIA MELIHATKU, SIAPA DIA???!!"

"KYAAAAAA SARANGHAEEEE."

Semua murid berteriak heboh, tentu saja Jimin menyukai aksi para yeoja tersebut tak ia sangka pesonanya masih tajam. Jungkook hanya menggelengkan kepalanya heran, sesekali dia mengerucutkan bibirnya.

Dalam hatinya Jungkook berharap, semoga pengawal setianya kembali dengan begitu Jimin akan kembali dalam tugas lalunya. Dan Jungkook dapat belajar dengan tenang.

'Hobi hyung hikksss.... cepatlah kembali.'

Rasanya Jungkook ingin menangis.

....................................

"Namaku Wonwoo, senang berkenala denganmu ketua."

"Yoongi."

Mereka berjabat tangan, terlihat wajah cerah dengan senyum manis dari Wonwoo, dan wajah datar seorang Yoongi.

"Kau bocah baru itu?"

"Iya, tuan Kim merekrutku kemarin."

"Apa kehalianmu?"

"Menjaga rahasia akses keamanan, dan menjaga data para pengawal yang kau latih Ketua."

"Ada lagi?"

"Aku dulunya seorang pengawal dari anak presiden di Amerika."

Yoongi menatap datar ke arah namja di depannya. disana dia melihat senyum yang penuh kemunafikan.

"Ketua bolehkah aku mengawal putra tuan Kim?" Wonwoo berujar, menampilkan wajah polos dan akrabnya. Bahkan dia berani menepuk bahu Yoongi. Yang hanya mendapat tatapan datar dari Yoongi.

"Apa tujuanmu?"

"Tidak ada, hanya saja aku ingin berkawan baik dengan tuan Jungkook. tuan Kim juga memintaku mengawal putranya sekali-kali."

"Tidak usah, tuan muda sudah banyak pengawal hebat dan terlatih hari ini. sebaiknya kau fokus dengan pekerjaanmu dan oh ya soal data pengawal itu urusanku karena mereka anak buahku. Kau lebih baik fokus dengan tugasmu, jangan sekali-kali kau mendekati tuan muda. Dia sudah aman dalam lingkunganku." Yoongi menatap lebih tajam ke arah namja di depannya.

"Jadi aku-"

"Ya, aku sudah bilang pada bosku tugas yang kau emban semestinya. Orang baru sepertimu tidak bisa sembarang mendapat tiga tugas, ini tanggung jawabku karena aku ketuanya disini. jadi jangan macam-macam di lingkunganku tuan Wonwoo. Karena aku tak akan segan-segan menghukum orang yang sembarang."

"Maafkan aku ketua, aku melakukan kesalahan. Aku janji tidak akan melakukannya." Wonwoo menundukan kepalanya, menampilkan wajah sedihnya.

Yang Yoongi tahu bahwa wajah itu hanyalah kedok saja. karena Yoongi curiga dengan namja di depannya. apalagi Yoongi pernah melihat Wonwoo yang sedang melakukan tembak jitunya di lapangan pelatihan.

Tembakan tanpa suara karena pistol khusus yang digunakan, saat itulah Yoongi tahu bahwa namja di depannya bukanlah namja sembarang. Apalagi kemampuan Wonwoo setara dan sama hebatnya dengan dirinya. Yoongi benci mengakui itu hanya saja. itulah yang ia lihat.

Saat ini Yoongi berharap Hoseok segera kembali karena bisa saja tuan Kim menggantikan posisi Hoseok. Dilihat dari cara menembaknya, kemampuan baik Wonwoo sangat jitu dan sama dengan Hoseok. Yoongi perkirakan Wonwoo lebih 10% dari Hoseok. Dan Yoongi tidak setuju dengan keputusan tuannya.

"Baiklah aku akan kembali ketua, semoga harimu menyenangkan. Bimbing aku jika aku ada kesalahan, selamat pagi ketua." Wonwoo membungkuk hormat, mengulas senyumnya dan membenarkan kacamatanya. Pergi berlalu meninggalkan Yoongi dengan wajah datarnya.

Sementara Yoongi....

Mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan emosinya.

"Hobi kuharap kau kembali, karena ada dua bahaya yang mengancam Jungkook dan itu adalah Taehyung juga bocah baru."

Haruskah Yoongi menceritakan kecurigaannya? Tapi, apakah Yoongi mempunyai bukti sementara bosnya sudah jatuh percaya pada bocah baru itu.

Yoongi tak ingin ada kesalahan, sebaiknya ia bersabar menunggu waktu yang tepat. Sembari mencari bukti yang kuat, karena kata hatinya tak pernah bersalah.

.........................................

DOR!!!
DOR!!!

DOR!!!!

Tiga orang telah tewas di tempat, dua pria dengan satu wanita yang tewas bersimbah darah dengan topeng mereka. Pistol yang mereka gunakan diambil olehnya yang baru saja melesatkan tiga peluru terakhirnya.

Disini...

Di sebuah dorm, posisi yang berdekatan dengan sekolah terkenal di Korea.

Dimana namja itu, mengambil semua pistol korbannya, sesekali menyunggikan senyumnya.

" Inilah balasan untuk kalian, karena telah bermain hutang denganku."

Tak merasa jijik, Kim Taehyung menendang tubuh tak berdaya itu. tertawa nista dan memasukan pistol yang ia ambil dari lawan tak bernyawanya. Sungguh ia menikmati kegiatannya hari ini.

" Apa kau begitu miskin hingga mengambil pistol mereka Taehyung."

Sebuah suara menginterupsi, membuat Taehyung menyunggingkan senyumnya. Tak usah berbalik, Taehyung sudah tahu siapa pemilik suara itu.

"Kau sudah baik?"

"Jangan sok akrab denganku sialan!"

"Jangan begitu hyung, kau kasar sekali." Taehyung mengerucutkan bibirnya. Menatap memelas ke arah Hoseok yang menatap dingin dan datar ke arahnya.

"Bukankah kita saudara? Kenapa kau memandang tak suka ke arahku, hem?" Taehyung kini menampilkan puppy eyesnya, tentu saja Hoseok hanya datar. Tak menggubris tingkah saudara dari anak majikannya.

"Mana pistolku. Kembalikan!"

"Kau menuduhku mencuri pistolmu?"

"Siapa lagi yang menculikku dengan membawa seragam tugasku, sementara pistolku ada di jas hitamku. Cepat, kembalikan!!"

"Ck!"

Taehyung merogoh kantungnya, mengambil sebuah benda hitam berbahaya. Senjata api dengan desain lama namun sangat awet. Sebuah pistol dengan peluru yang bisa melesat dengan kecepatan penuh. Apalagi pistol itu memiliki pegangan khusus yang membuat si pengguna nyaman.

"Kau sudah bertahun-tahun menggunakan pistol ini. pantas saja kau tak bosan memakainya hyung, apalagi senjata ini lumayan juga bisa melesatkan peluru hanya dalam satu detik." Taehyung menyeringai memainkan pistol Hoseok dengan lincah.

"Kau tidak pantas menggunakan senjata itu untuk membunuh bocah."

"Kau sangat pelit, ini aku kembalikan. Senang bisa menggunakan senjata hadiah dari ayah, bukan begitu Hobi hyung?"

"Jika kau merindukan tuan Kim datanglah, tapi jangan sekali-kali kau mengincar Jungkook."

Taehyung tersenyum, dalam hatinya ia berucap luar biasa. sungguh di luar dugaannya ternyata. Pengawal pribadinya benar-benar setia, Taehyung pikir setelah kejadian malam itu, dia bisa memanfaatkannya dengan baik. Ternyata, apa yang ia pikirkan salah.

"Kau masih peduli dengan Jungkook, setelah aku membuka semua rahasia malam itu?"

"Kau tidak tahu apapun tentangku Taehyung. Aku masih pengawal Jungkook, dan selamanya akan begitu."

"Menarik."

Tersenyum. Dibalas sebuah tatapan datar dari si pengawal adiknya.

"Semoga harimu menyenangkan hyung dan oh iya, jaga adikku. Sampai waktu tiba. Dimana aku yang akan menembakan ini tepat di jantungnya." Taehyung berucap dengan senyum kemenangan yang menghiasi wajah tampannya.

"Langkahi dulu mayatku Kim Taehyung."

Tanpa takut, itu yang ada di dalam kamus Hoseok.

Taehyung hanya tersenyum miring, menganggap apa yang dikatakan namja di depannya adalah sebuah humor.

"Sebaiknya urusi lukamu, kau tahu bukan hari ini Jungkook banyak yang mengincar. Kau tahu bisa saja pengawal yang bernama Jimin itu lengah. Kalau dipikir ayah sangat bodoh memiliki pengawal yang masing-masing mempunyai kelemahan." Menatap tajam, bertatap langsung dengan Hoseok.

"Jangan anggap remeh anak buah Ketua Yoongi. kau tidak tahu bagaimana Yoongi hyung mengajari teknik sempurna pada kami. Sebaiknya jaga ucapanmu Kim Taehyung."

"Hahahahahahaha...." Taehyung tertawa dengan sangat keras, sampai-sampai air matanya jatuh.

"Terserah kau saja, aku jadi pensaran kehebatan ketuamu itu. tapi sepertinya aku tak bisa menggap remeh dia. Karena kulihat kau sulit untuk dikalahkan, yang merupakan anak buahnya."

"Kau mengakui kehebatanku ternyata." Hoseok mengulas senyumnya, menekuk tangannya di dada.

"Tidak juga, hanya saja. ini menarik, adikku begitu lemah hingga appa mencari pengawal seperti kalian. Ah, melindungi pembunuh."

"Kau hanya buta Tae!"

"Ya, dan aku buta karena adikku."

Taehyung tersenyum, Hoseok juga tersenyum keduanya melangkahkan kakinya. Mengikis jarak hingga mendekat. Pistol yang ada di tangan mereka, duduk anteng di dalam saku mereka. Keduanya sama-sama memiliki tatapan tajam yang menusuk, sampai pada akhirnya.

Mereka.....

BAGH!!!

BUGHH!!!
Keduanya meninju dengan Taehyung dan Hoseok yang meninju menggunakan tangan kanannya. Juga kedua tangan mereka yang bebas menahan tinjuan tangan kanan mereka. Keduanya bergetar menahan tinjunan masing-masing. Bahkan keduanya mengulas senyum, tatapan tajam dan aura menegangkan kian terasa.

Keduanya seketika adu keahlian....

Keahlian dalam bertarung.

"Kau tidak takut jika adikku bahaya hyung?" Taehyung berucap.

"Kenapa aku harus takut, jika nyatanya ada Jimin di sampingnya."

"Kau ingin menghiburku ternyata."

"Tentu, apapun itu."

Keduanya tersenyum, senyum yang mengutarakan sesuatu yang tersembunyi.

.............................

"Taetae hyung, Hobi hyung?"

"Jungkook kau kenapa?"

Jungkook merasa sangat khawatir, sangat-sangat khawatir.

..................................

TBC...

Hai semua author kembali lagi dengan chap ini, semoga kalian suka ya. Maaf banget jika ff ini lama aku up, soalnya baru sekarang ide buat ff ini muncul. Maafkan aku yang sangat lama buat nerusin cerita ini, mungkin beberapa dari kalian lupa akan jalan cerita sebelumnya hehehe.

Maaf kalau banyak typo, dan gaje bertebaran dimana-mana. sempga kalia terhibur dengan fanfic yang aku buat.

Oh ya jangan lupa vommentnya

Gomawo and saranghae....

#el

Continue Reading

You'll Also Like

172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
6.8K 979 8
Bagaimana Jadinya jika Seorang Mafia Jatuh Cinta Pada Seorang CEO Tampan yang ternyata Lebih Muda Darinya, dan Apakah CEO itu bisa Menerima Cinta Maf...
785K 80K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
126K 12K 102
Update : Random Tittle : Cinta di Waktu Subuh (GS) Author : Kingtaehyung636 Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook Genre : Religius Rated : Mature Cover...