Kekasih Palsu

By Eeeewy

96.7K 14K 2.3K

Side job Kekasih Palsu yang dijalani oleh Calya membuatnya bertemu Jerry, Dito, Ganes, dan Leo. Di saat Caly... More

Blurp
1. Menjemput Rejeki 2019
3. Calon Mama Mertua Palsu
4. Terlanjur Basah, Ya Sudah Sekalian Aja Mandi
5. Antara Aku, Kamu, dan Dalaman
6. Semakin Runyam
7. Jerry
9. Teruskan Atau Hentikan
10. Selesai Sampai di Sini
11. Klien Baru Lagi
12. Pansos
13. Salah Target
14. Perubahan Jobdesk
15. Merawat Ganes
16. Ganes
17. Curcol Ni Yeeee....
18. Dito Wedding (1)
19. Dito Wedding (2)
20. Klien Istimewa
21. Leo
22. Pancake
23. Sensi
24. Mencoba Untuk Tegar
25. Berjuang Bersama
26. Terbongkar
27. Jujur

2. Klien Pertama

4.4K 604 101
By Eeeewy

"Apakah kamu Calya?"

Seorang lelaki tampan berkemeja biru muda terlihat salah tingkah di depan Calya. Jelas sekali jika lelaki itu merasa kikuk dan ragu - ragu seperti yang dirasakan oleh Calya. Kopi darat itu memang sensasinya seperti memukul sebuah pinata dan dibuat penasaran ingin melihat apa yang akan kita temukan di dalamnya.

Calya yang awalnya sudah nyaris ingin membatalkan niatnya untuk menemui kliennya pun urung beranjak pergi. Karena si klien sudah datang, Calya berusaha menutupi keraguannya dan mencoba bersikap profesional. Toh tidak ada yang salah dengan jasa menjadi Kekasih Palsu yang ia jalankan. Ia menawarkan sebuah bantuan berbalut sebuah sandiwara hubungan semu antara sepasang kekasih dengan tujuan yang saling menguntungkan. Kliennya akan mendapat bantuan dari Calya menemukan solusi untuk permasalahan mereka, sedangkan Calya mendapatkan uangnya.

"Namaku Jerry."

Pria itu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Calya menerima jabat tangan Jerry dengan grogi. Tidak terbiasa berinteraksi dengan lelaki membuat Calya merasa sedikit kikuk. Jika sudah begitu, Calya jadi sadar. Benar apa yang dikatakan Davina, dirinya telah melakukan sebuah tindakan bodoh. Tapi sudah terlambat untuk membatalkan semuanya. Ibarat adonan pisang goreng, ia sudah dimasukan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.

Setelah menjabat tangan Calya, Jerry pun menarik kursi di depan Calya untuk ia duduki. Kemudian selama beberapa saat, keduanya hanya diam saling menatap dan menelisik untuk saling menilai.

Calya merasa salah tingkah saat pria tampan yang ada di hadapannya itu menatapnya dengan intens. Ia menjadi panik.

Apakah dandananku terlihat katro?

Itulah yang pertama kali Calya khawatirkan. Mengingat ia tidak terbiasa berdandan dan hanya sibut berkutat di dapur untuk membuat beraneka macam kudapan yang akan diambil para pedagang langganan kemudian disetor ke kantin kampus dan penjual tenongan di pasar.

Jangan - jangan bedakku nggak rata. Trus lipstikku nempel ke mana - mana. Aduh gimana doooong?

Calya merasa gelisah di pertemuan dengan klien pertamanya. Mau mengecek dandanan dengan cermin kecil di dalam tas juga nggak banget kan?

Namanya juga pake kosmetik murah meriah Cal. Ntar deh tunggu honor dari klien, kamu nanti bisa membeli kosmetik mahal.

Hati kecil Calya berusaha menyemangati

Yeee... kerja aja belooom... udah ngarep honor mulu!
Hati kecilnya yang lain ikut berkomentar.

"Ehemmm...." Jerry berdehem untuk mencairkan suasana hening dan kaku di antara mereka. Salah Jerry juga sih tidak mengajak Calya untuk ngobrol - ngobrol dulu via chat. Seenggaknya kan bisa mengurangi kecanggungan di antara keduanya. Bagaimana bisa tampil sempurnya memerankan pasangan kekasih coba, kalau mereka masih kaku begini.

"Aku tahu kamu dari iklan di instagram. Dan aku membutuhkan bantuanmu."

Jerry menatap Calya sambil menaikkan sebelah alisnya. Tatapan mata yang membuat Calya meneguk ludahnya dan sedikit kesulitan bernafas. Alamak..... klien pertamanya benar - benar di luar dugaan. Calya jadi tidak yakin dirinya tidak bisa mengingkari aturan pertama yang ia tetapkan sendiri.

"Sekarang bolehkah aku tahu latar belakangmu!" Jerry menyadarkan Calya dari rasa terpesona pada kliennya. Mendadak Calya merasa songong.

"Eh.... tadi kamu mau nanya apa?"

Jerry dapat melihat kegugupan yang dirasakan oleh Calya. Sebagai seorang pegawai hotel yang sudah terbiasa bertemu banyak orang dari berbagai macam kalangan, Jerry dapat menilai jika wanita didepannya ini tidak profesional dengan jasa yang ia geluti saat ini. Tapi tak apa - apa. Semakin songong justru semakin terlihat natural.

"Aku bertanya segala sesuatu tentang kamu. Supaya aku lebih mudah menjawab pertanyaan ibuku nanti."

Jerry tersenyum manis ke arah Calya. Maksud hati ingin membuat Calya merasa nyaman, tapi Calya justru dibuat semakin salah tingkah.

"Ibu?"
Calya merasa terkaget - kaget. Meskipun itu adalah salah satu jasa yang ia tawarkan, tapi kalau klien pertamanya berhubungan dengan calon ibu mertua palsu itu kok rasanya gimana yaaaaaa? Mbok ya klien pertamanya mengajaknya ke kondangan saja gitu. Selain pekerjaannya ringan, ia kan juga merasa kenyang plus dapat uang.

Jerry hanya mengangguk sambil kembali tersenyum. Calya jadi mengutuk kliennta dalam hati.

Senyam - senyum mulu. Hatiku meleleh mas. Ntar aku ngarep nggak cuma jadi calon mantu palsu tapi jadi calon mantu beneran nyaho kamu!

"Baiklah. Perkenalkan namaku Calya. Aku....."

"Hanya Calya? Nama lengkap dong! Dimana - mana itu yang namanya memperkenalkan diri untuk urusan bisnis atau pekerjaan ya harus menggunakan nama lengkap!" Jerry memotong kalimat Calya.

Calya terdiam. Selama ini dirinya nyaman dengan nama Calya. Hanya Calya tanpa embel - embel nama lelaki yang paling ia benci di seantero jagad raya. Lagian si Jerry juga curang. Pria itu hanya menyebutkan nama Jerry doang. Kalau tidak curang apa namanya?

"Namaku Calya Putri S." Calya masih ragu mengungkapkan identitasnya.

"S nya siapa? Nggak mungkin kan S nya es teh manis, es teler, es jus atau s krim." Ucapan Jerry yang terkesan konyol membuat Calya terperangah. Sedetik kemudian tangannya naik untuk menutup bibirnya agar tawanya tidak meledak.

Kekonyolan kecil yang mampu membuat kekakuan di antara Calya dan Jerry mencair dengan sebuah tawa hangat yang kini tersaji di pertemuan pertama mereka.

"Lupakan saja S nya. Karena itu nama orang yang paling kubenci." Calya masih tertawa sambil mengibaskan tangan untuk memberi kode agar Jerry jangan bertanya - tanya lagi tentang huruf S.

Tawa Jerry terhenti. "S itu nama ayahmu?" Calya mengangguk.

"Dan kau membenci sosok ayahmu?"

Calya kembali menjawab dengan sebuah anggukan.

"Bagaimana dengan ibumu?"

Kali ini Jerry dapat melihat raut wajah Calya tiba - tiba berubah mendung. Rasa tidak enak segera hadir melingkupi hati Jerry.

"Maaf aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih."

Calya mengangkat wajahnya. Jerry dapat melihat raut wajah mendung milik Calya kini kembali cerah.

"Tidak apa - apa. Baiklah klienku, aku akan jelaskan dengan detail tentang diriku."

Calya pun segera mendiskripsikan biodatanya di hadapan Jerry. Biodata yang menurut Jerry kelewat jujur karena bukannya berisi data diri atau prestasi yang dimiliki, Calya justru mirip seorang perempuan yang sedang curhat.

Jerry jadi bingung, ini yang butuh jasa dirinya atau justru dirinya yang menjadi tukang hiburnya Calya yak?

Jerry mendengarkan ucapan Calya. Satu hal yang ia tangkap dari curhatan Calya jika dirinya mempunya persamaan. Sama - sama tidak mendapat kasih sayang figur seorang ayah, dan sama - sama mencintai ibu. Bedanya ibu Calya sudah meninggal dan ibu Jerry saat ini sedang sakit.

Calya selesai mendiskripsikan tentang dirinya. Jerry bertopang dagu dan tampak berpikir akan jati diri Calya.

"Hehehehe... maafkan aku. Mungkin aku nggak sesuai dengan kriteria yang kamu harapkan."

Calya tertunduk malu. Ia memang selalu lepas kontrol jika membahas tentang bapaknya yang blangsaan itu. Laki - laki pasti bakal mundur teratur jika mengetahui seorang Calya aslinya seperti ini. Hal inilah yang membuat Calya selalu merasa minder dan lebih nyaman hidup sendirian. Makanya jangan ada perasaan di antara dirinya dan klien ada di daftar paling atas aturan yang tidak boleh ia langgar.

Tentang job menjadi kekasih palsu?karena jujur saja Calya ingin mendapatkan uang tambahan. Menjadi single fighter di era kapitalisme itu berat you know. Calya membutuhkan banyak modal agar ia bisa tetap eksis dalam dunia yang penuh ambisi seperti saat ini.

"Oke, aku sudah menceritakan semua tentangku dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Sekarang giliranmu bercerita. Nggak perlu jujur sepertiku juga tidak masalah. Asalkan nanti aku bisa menjawab pertanyaan dari orang - orang terdekatmu itu sudah cukup."

Calya menodong Jerry agar pria itu mendiskripsikan tentang dirinya.

"Tentang diriku? Baiklah sekali lagi perkenalkan namaku Jerry Yulianto. Yah sebenarnya kita nggak jauh beda. Aku juga tumbuh tanpa mendapat kasih sayang dari ayahku. Aku juga sangat menyayangi ibuku. Aku adalah putera satu - satunya yang beliau miliki. Yang membuat kita berbeda adalah jika ibumu sudah meninggal dunia, ibuku masih hidup tapi sekarang beliau sedang sakit. Mungkin sebentar lagi kita akan benar - benar sama."

Jerry menunduk untuk menyembunyikan perasaannya.

"Maksudmu?" Calya terkejut mendengar cerita Jerry.

"Dokter memberitahuku jika hidup ibuku tinggal sebentar lagi. Karena itu aku ingin membahagiakan ibuku."

Calya langsung paham dengan maksud Jerry. Sudah bisa Calya baca jika Jerry ingin memenuhi harapan ibunya agar sang ibu tidak khawatir meninggalkan putra semata wayangnya itu hidup sendirian di dunia.

"Kalau begitu aku nggak bisa bantu kamu."

Calya langsung menolak. Berkonspirasi membohongi orang yang hampir meninggal meskipun dengan tujuan agar orang tersebut tenang dalam tidur panjangnya bukanlah perbuatan yang etis. Apalagi orang tersebut adalah ibu, sosok yang sangat Calya puja lahir dan batin. Meskipun itu bukan ibu kandung, tapi Calya tetap tidak akan mau melakukannya.

"Please Cal. Hanya kamu yang bisa membantuku."

"Tidak, aku menolaknya. Lebih baik kamu mencari calon istri asli. Itu lebih berkah dan barokah daripada kamu menunjukkan sandiwara seperti ini."

Wajah Jerry langsung terlihat kusut.

"Andai aku bisa, aku sudah melakukannya sejak dulu. Kupikir dengan masa lalu dan masalah yang kita hadapi, kamu akan lebih mudah memahamiku."

Jerry menangkupkan kedua telapak tangan untuk menutup wajah sendunya.

"Kenapa kamu nggak bisa. Semua demi ibumu loh"
Calya mencoba menyemangati Jerry.

Jerry menurunkan telapak tangan yang menutupi wajahnya.

"Aku nggak bisa Cal, karena aku adalah lelaki penyuka sesama jenis. Aku gay."

Mata Calya membulat sempurna karena keterkejutannya.

"Apa?"

Tbc


Continue Reading

You'll Also Like

101K 12K 50
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
525K 2.9K 10
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
595K 7.4K 31
YAOI/GAY/HOMO/NFSW/BOYSLOVE (bukan boy pussy) Jangan salah lapak bro, kalo gak nemu cerita yang lo mau di sini pindah aja. Isinya oneshoot atau mun...
1.5M 41K 29
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...