New Father (End) {Book 1}

By Tys_131

888K 94.4K 21.2K

Dua anak yang mendambakan sosok pendamping untuk Mama mereka. Memilih dan memilah beberapa kandidat agar Sang... More

Prolog
Kandidat
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Chatting
Part 6
Part 7
Update= Tercyduk
Part 8
Part 9
Instagram Update
Part 10
Part 11
Dating_Hot News
Part 12
Part 13
Kangen Mark (IG Update)
Part 14
Part 15
IG -Chatting
Part 16
Part 17
Instagram Jung
Part 18
Part 19
Instagram Jung (II)
Part 20
Special Chap

Part 1

52.4K 4.9K 2.2K
By Tys_131





"Mama~~"

"Jangan berteriak dek, kenapa sih?"

Jeno yang sudah siap dengan seragam barunya menuruni tangga dengan tas di pungung dan sepatu yang masih masih di tangan. Rambut masih acak-acakan dan dasi yang masih belum terpakai sempurna. Kancing seragam yang tidak pas terpasang.

"Ini anakku bukan sih, kok kayak gembel" batin Taeyong

Tangannya masih sibuk menyiapkan sarapan untuk si Bungsu

"Ma, kak Mark dimana?"

"Sudah berangkat 15 menit yang lalu"

"Terus aku berangkat bareng siapa Ma,,? Ini kan hari pertamaku masuk. Nanti kalo terlambat bagaimana?"

Si Bungu mengomel, ini hari pertama Jeno masuk sekolah sebagai siswa SMA. Dan ini hari pertamanya juga untuk memulai kehidupan barunya. Tapi semua itu rusak karena moodnya sudah dibikin buruk oleh kakaknya itu.

"Nanti berangkat bareng Mama, tidak usah banyak bicara. Sini Mama benerin pakaiamu."

Jeno yang masih mengerucu hanya manurut apa kata Taeyong. membiarkan Mamanya mendandaninya.

"Selesai, Adek sarapan dulu nanti kita berangkat bareng. Mama mau siap-siap dulu"

"Mama tidak sarapan?"

"Mama diet"

Jeno hanya menganguk, matanya melihat Taeyong yang kembali kedalam kamarnya.

"Sarapan sendiri, berasa jomblo. Kira-kira nanti ada yang mau jadi pacarku tidak ya?."

Mengigit roti, mata Jeno menerawang kearah depan. Memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti. Jurus apa yang harus dia lakukan untuk memikat siswa di SMA-nya. Karena menurut kabar yang beredar entah itu benar atau Cuma hoax. Jeno mendengar desas-desus jika tidak ada yang bisa menyaingi ketampanan Kakaknya itu, Mark Lee.

"Sepertinya akan menarik jika nanti aku dan kak Mark di jadikan bahan rebutan oleh siswa disana. Pasti seru,, hihii"






Tinggalkan Jeno dengan segala halusinasinya. Kini Taeyong sedang duduk di depan meja riasnya. Mengambil beberapa produk yang akan dia gunakan.

Taeyong adalah seorang desainer dan juga pebisnis di bidang makanan. Memiliki beberapa butik dan restauran tidak membuat ibu 2 anak ini menelantarkan Jeno dan Mark. Bahkan hampir seluruh waktunya di habiskan untuk mengurus mereka berdua.

Sebagai seorang desainer, Taeyong haruslah berpenampilan baik. Merawat tubuhnya adalah salah satu hobinya, hingga dia terlihat bagai seorang model. Bahkan tidak jarang banyak tawaran untuk menjadikannya model. Tidak ada yang menyangka jika Taeyong adalah seorang Janda dengan 2 orang anak yang sudah menginjak usia remaja.

Dari penampilannya, Taeyong masih terlihat seperti anak yang baru lulus kuliah kemarin.

"Sebentar lagi Jeno akan dewasa, dia pasti akan memiliki pacar. Mark juga seperti itu. Lalu bagaimana denganku" lirihnya

Matanya melirik ke arah meja nangkas, melihat foto keluarganya beberapa tahun lalu. Disana Mark dan Jeno masih SD. Mungkin itu foto terakhir mereka sebagai keluarga yang utuh

"Kenapa kamu harus mati sih Mas. Coba aku tau kalo kamu akan mati. Tidak mungkin aku menikahimu. Dasar lelaki tidak tau diri, mati disaat aku sudah mulai mencintaimu."

Taeyong menghela napasnya. Merasa kesal dengan hidupnya yang harus sendiri. Tidak masalah sebenarnya buat dia menjadi janda. Hanya saja diakan juga butuh orang untuk memanjakannya, dan menjadi pelindung untuknya.




Jeno sudah menyelesaikan sarapannya, begitu juga dengan Taeyong yang selesai dengan merias dirinya. Kini mereka keluar rumah dan bersiap untuk pergi. Tapi saat pintu terbuka Jeno memutar mata malas saat tau siapa yang ada di depan rumahnya.

"Loh kamu ngapain kesini?" ucap Taeyong

"Menjemputmu, bukankah hari ini kamu ada pembukaan restauran baru ya"

"Iya, tapi masih nanti siang. Pagi ini aku mengantar Adek ke sekolah."

"Kalau begitu bagaimana kalau kita bareng. Lagipula tidak baik untuk orang semanis kamu menyetir"

Jeno yang ada disamping Taeyong rasanya ingin mengeluarkan sarapannya tadi sekarang juga. Perutnya tiba-tiba saja dari mual

"Om, ingat istri dan anak yang ada dirumah. Jangan merayu Mamaku. Aku tidak ingin Mama jadi istri kedua Om. Lagipula aku tidak ingin Kak Jungwoo jadi kakakku."

Taeyong menyentil kuping Jeno,

"Dek, bicara yang sopan"

"Memangnya kenapa kalau Jungwoo jadi kakakmu?"

"Om tidak tau ya, kak Jungwoo kan suka sama kak Mark. Padahal kak Jungwoo itu incerannya teman Kak Mark."

"Bicara apa sih Jen, udahlah ayo berangkat sekalian bareng Om Minho. Lagipula Om disuruh tantemu buat jemput Mama-mu."

"Memangnya tante kemana?"

Jeno masuk kedalam mobil Minho bersama Taeyong. Jeno yang duduk di kursi belakang kini memajukan tubuhnya, hingga dia berada di tengah-tengah Taeyong dan Minho

"Tantemu sedang berebut gaun sama Seola"

"Oh iya, aku jadi kangen sama Kak Seola, Om"

"Tapi Om rasa dia tidak merindukanmu Jen."

Taeyong hanya menggelengkan kepalanya mendengar obrolan Jeno dan Minho. Dia lebih memilih untuk bermain dengan ponselnya. Memantau semua bisnisnya

"Tae?"

Taeyong menoleh,

"Ada apa?"

"Kemarin aku tidak sengaja melihatnya di bandara. Kurasa dia kembali ke korea"

Taeyong melotot pada Minho. Rasanya terlalu terkejut dengan fakta yang dibawa mantan kakak kelasnya itu yang sekarang menjadi istri dari rekan bisnis dan juga temannya.

"Siapa om yang kembali?" tanya Jeno

"Itu, teman Mama-mu waktu SMA"

Jeno menoleh pada Taeyong, matanya menatap penuh tanya

"Siapa Ma,?"

"Tidak tau dek, Mama terlalu banyak teman saat SMA"

~~










Bugh

Mark meringis saat bahunya bertabrakan dengan orang yang lebih tinggi darinya. Melihat sosok itu, kening Mark mengerut. Merasa asing dengan orang yang baru saja menabraknya.

"Maaf dek, bisa kasih tau dimana ruang guru?" tanyanya

"Anda siapa?"

"Aku guru baru disini, aku masih belum tau dimana letak ruangan di sekolah ini"

"Ahh,, nanti bapak lurus aja kesana. Terus kalau ada tangga bapak belok kekanan nah di lorong itu ada ruang guru. Bapak baca aja di papan atas. Ada tulisannya kok pak"

Orang itu hanya mengangguk, mengucapkan terimakasih pada Mark dan pergi sesuai arahan dari Mark.

Seperginya orang itu, Mark masih diam. Rasanya ada yang aneh dengan orang itu. Tapi Mark sama sekali tidak tau apa.

"Bro, ngapain?"

Mark tersentak saat ada tangan menepuk pundaknya.

"Ayo ke Rooftop gedung seni sekarang. Kita lihat siswa baru dari sana, siapa tau ada yang bening"

Tangan Mark ditarik olehnya.


Kini Mark sudah ada di Rooftop gedung kesenian. Dari sini mereka dapat melihat dengan jelas siswa yang sedang berkumpul di lapangan. Siswa baru memang di haruskan untuk berkumpul terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas dan melihat pembagian kelas mereka. SMA Neo tidak menggunakan sistem MOS. Jadi para siswa baru tidak perlu repot-repot melakukan hal aneh.

Mata Mark menemukan Jeno yang kini tengah menjadi pusat perhatian di tengah lapangan. Sepertinya Jeno akan menjadi siswa populer baru disini.

"Gila, siapa anak itu. Dia terlihat begitu tampan"

"Yang mana Luke,?" tanya Mark

"Yang itu, yang di tengah-tengah itu"

"Ohh, dia. masih tampan aku lah." Ucap Mark saat tau jika yang di tunjuk Lucas adalah Jeno

"Kurasa masih tampan aku." Balas Lucas

Mark hanya mengiyakan saja. Terlalu malas dengan ucapan Lucas

"Mark~~"

Baik Lucas maupun Mark menoleh, melihat siapa orang yang baru saja ada di belakang mereka

"Kak, ngapain kesini?" tanya Mark

"Melihat siswa baru bersamamu,"

"Bilang saja Kak Jungwoo ingin dekat-dekat denganku," goda Lucas

"Yang benar aku ingin dekat-dekat dengan Mark"

Jungwoo mencibir pada Lucas, menggeser posisi Lucas hingga kini dia berada di tengah-tengah mereka

"Loh,, bukannya itu Jeno"

~~







Taeyong mengigit bibir bawahnya, setelah apa yang dikatakan Minho tadi. Dia menjadi sedikit gelisah.

"Ada apa?"

"Tidak!"

"Kamu takut anak-anak bertemu dengannya?"

"Bukan seperti itu,,"

"Lalu seperti apa?" tanya Minho lagi

"Aku belum siap jika harus bertemu dengannya. Aku tidak ingin mereka bertemu dengannya."

"Percuma Tae, jika takdir mempertemukan mereka kamu bisa apa? Bukankah kamu hanya bisa menerimanya. Lagipula jika kamu bertemu dengannya, apa salahnya. Kamu juga sudah sendiri."

"Iya aku memang sendiri, tapi bagaimana jika dia yang tidak sendiri. Ini sudah hampir 17 tahun. Dan kemungkinan banyak hal terjadi itu sangat banyak." Ucap Taeyong,

"Bilang saja kamu takut jika mengetahui fakta kalau dia ternyata hidup bahagia tanpamu"

"Kak Minhoo"

Taeyong sedikit menaikkan nada bicaranya. Merasa kesal dengan Minho yang terus saja memojokkan dirinya.

Mobil Minho masuk kearea restauran baru miliknya. Taeyong segera turun dan berjalan meninggalkan Minho

"Pagi Tae,,"

Tak menjawab Taeyong langsung masuk kedalam ruang kerjanya.

"Kenapa dia?"

"PMS mungkin" ucap Minho acuh










Taeyong membanting pintunya. Mendudukkan kasar pantatnya di sofa. Pagi yang sedikit buruk untuknya. Memejamkan mata sebentar sepertinya tidak baik untuknya. Bayangan beberapa tahun silam kini mulai kembali muncul.

"Hmm, awas saja jika dia hidup bahagia, aku akan membuat hidupnya hancur. Bagaimana bisa dia bahagia tanpaku" ucap Taeyong

Taeyong menegakkan tubuhnya, mengigit kukunya.

"Tapi bagaimana jika dia tidak bahagia. Apa yang harus kulakukan? Masa iya aku tega tertawa, terlihat jahat sekali aku. Tapi aku tidak ingin dia bahagia."

Taeyong berjalan kearah jendela

"Ah, bagaimana jika dia memiliki keluarga dan anak. Dan memiliki istri yang lebih cantik dari aku.?"

Taeyong kembali duduk di sofa

"Tidak-tidak, tidak mungkin ada orang yang lebih cantik daripada aku."

Taeyong berjalan kearah lemari, mengambil kaca

"Apa aku terlihat keriput, apa aku perlu operasi plastik?"

Tangannya digunakan untuk menarik dan menyentuh wajahnya. Mencoba untuk memeriksa bagaimana wajahnya saat ini

"Tapi aku masih cantik, "

Taeyong kembali duduk di sofa

"Kenapa aku memikirkannya, ayolah. Fokus ke Mark dan Jeno. Tidak perlu mencari orang lain."

Mengambil napas dalam, Taeyong kembali tenang

~~








Jeno yang sudah tau berada di kelas apa, kini dia sedang berjalan mencari kelasnya. Matanya menatap setiap papan nama di atas punti kelas.

"Siapa sih yang bangun ini sekolah, luas banget"

"Hey,"

Jeno menoleh saat ada orang menyapanya

"Hey, juga"

"Siswa baru ya?"

Jeno menganguk, matanya menatap nametag yang ada di dada kiri orang didepannya itu

"Kamu,,"

"Aku Renjun. Aku dikelas 10 Ipa3 ."

"Ah, kita sekelas. Beruntungnya aku. Aku Lee Jeno. Bisakah kau beritau aku dimana kelas kita?"

"Syukurlah kita sekelas, sebenarnya aku juga tidak tau dimana kelas kita. Aku sedang mencarinya"

Jeno melongo, sama sekali tidak beruntung bertemu dengan Renjun

"Sepertinya kelas kalian bersebelahan denganku. Bagaimana jika kita kekelas bersama?"

Jeno dan Renjun menoleh tersenyum pada sosok manis di depan mereka.

"Memangnya kamu dikelas mana?"Tanya Jeno

"10 Ipa2 ." jawabnya

"Bagus sekali itu. Oh iya siapa namamu?" tanya Renjun

"Jaemin, Na Jaemin"










Tbc
















Introduction

Siapa tau pada gk minat

Abaikan typo

Happy reading.

Continue Reading

You'll Also Like

635K 16.8K 51
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
2.2M 10.9K 26
'aku melepas Virgin untuk sahabatku'
449K 41.7K 55
🚫 DILARANG KERAS UNTUK JIPLAK CERITA INI🚫 Non baku BxB Homophobic pergi jauh-jauh 🌺 8-02-2021 🌺 12-10-2021 #03 Jaeyong {17/03/2021} ...