Red Sensation (YoonHun)

بواسطة Intana94

41.6K 4.7K 866

•Cover by Kak Yien RED SENSATION Im Yoona seorang supermodel... المزيد

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17

10

2.1K 267 45
بواسطة Intana94


Happy Reading guys..

• Red Sensation (Chapter 10)

                    🌹🌹🌹🌹


"Jangan menyalahkan takdir. Suatu saat nanti kau pasti akan tau, kenapa aku bisa membaca dirimu."

                    °•°•°•°•°•°•°


'Kenapa pula harus aku?

Itulah pertanyaan yang terus saja berputar di kepalaku. Kami sama-sama hening, mungkin saja dia masih tersinggung dengan perkataanku.

Apapun yang terjadi, aku juga tidak tahu. Dan bahkan, aku masih saja tercengang dengan kehidupan aneh macam ini. Kenapa pula aku harus terlibat didalamnya?

Kulihat lirik dia masih menyetir dengan fokus. Tatapan matanya tajam melebihi biasanya. Tangannya juga erat mencengkram stir. Dan bahkan dia tidak menoleh sedikit pun kepadaku.

Mobil melaju pelan saat memasuki area basement. Dia masih saja bungkam. Aku pun juga tak mau kalah, hingga aku juga diam seribu bahasa padanya. Sehun keluar dari mobil sedangkan diriku masih diam ditempat. Aku menghela nafas. Baru saja aku berniat membuka pintu mobil disampingku, Tapi otomatis diriku  terhenti begitu saja saat dia lebih dulu membukanya untukku.

Tentu diriku keluar dengan canggung. Kulirik dirinya yang menatapku datar tanpa ekspresi. Ditutuplah kembali pintu mobilnya dengan gerakan sedikit kasar dan kemudian meninggalkanku begitu saja tanpa sepatah katapun.

'Astaga, apa ini? aku benar-benar diabaikan? Hoh, Semarah itukah dia kepadaku?' Kupandang punggungnya yang kemudian masuk kedalam lift.

   
                    °•°•°•°•°•°•°°

"Apa semalam berjalan lancar?" diriku melirik pantulan tubuh Henry dari cermin dihapanku.

"Hmm"

"Kudengar keluarga Wilson benar benar kaya, Wuaah pasti rumahnya sangat mewah" kata Henry dengan norak, dia menegakkan tubuhnya dari sandaran sofa. "Tapi. Kupikir, semua yang Madam Emma lakukan ada maksud tersendiri untukmu Nuna" Kulihat Henry menatapku dari cermin dengan serius.

"Edisi majalah musim panas, dia menginginkanku menjadi model utamanya."

"Tapi aku tidak berfikir begitu. Sedikit berlebihan jika hanya dengan alasan itu dia mengundangmu makan bersamanya, kau tahu" Henry terlihat mengejekku.

Aku mengangkat bahu acuh. "Kau seharusnya juga tahu, jika kita bekerja sama dengannya dalam waktu yang lama."

Henry kembali menyandarkan punggungnya. Dia tampak berfikir sejanak. Tangannya meraih sekaleng cola dan kemudian meneguknya cepat.  Seakan teringat sesuatu, dia kembali melihatku dari cermin. "Aaa, Oh Sehun." Dia kembali menatapku dengan serius. Aku pun reflek menoleh menatapnya secara langsung "Dia yang sempat mengalahkan Seo Kang Joon di pertandingan terakhirnya sebelum kecelakan itu menimpanya.  Kau tahu, setelah memenangkan pertandingan itu, dia menjadi juara dunia dalam perlombaan anggar remaja."

"Menjadi juara dunia?"  Aku menatap Henry lamat-lamat. Dia hanya mengangguk mantap, ia angkat kaki kirinya dan menumpukannya pada lututnya. Hoh, dia merasa bangga akan informasi yang dimilikinya.

"Kurasa dia tidak sehebat itu" gumamku lirih. Aku membuang pikiranku tentangnya. Dan kembali menatap wajahku pada cermin.

Sunny mencondongkan wajah padaku. "Kupikir dia cukup tampan untuk rata-rata seorang manusia".

"Kau yakin dia manusia?" aku menatap Sunny beberapa detik. Dia bahkan mematung bingung mendengar pertanyaanku sambil membalas tatapanku.

Aku tersenyum miring, Sunny terlihat bingung. Akhirnya diriku membuang muka dan kemudian berdiri.

                  
                    °•°•°•°•°•°•°

Cukup melegakan pekerjaan ku telah usai. Aku ingin cepat pulang ke Los Angles. Maka dari itu Loey akan mengatur ulang jadwal ku. Aku menghela nafas. Untuk beberapa waktu, aku mungkin tak terlepas dari kerjasama ini. Loey yang memang pemaksa, tiba-tiba tanpa sepengetahuanku menyetujui kontrak selama beberapa waktu. Astaga, aku bahkan ingin sekali mengumpatinya. 
Dan tentunya aku berdecak kesal jika harus bertemu lagi dengan Oh Sehun.

Tetapi untungnya Dewi Fortuna sedang memihakku kali ini. Aku sedikit lega karena hari ini Oh Sehun tak nampak disini. Kupikir dia masih diliputi dengan amarahnya. Tapi, jika seperti ini aku jadi merasa bersalah. Mungkin saja perkataan ku memang keterlaluan untuknya. Semalam, ia bahkan meninggalkanku begitu saja setelah keluar dari mobilnya.

'Hoh, apakah dia tidak bisa bersikap lebih lembut kepada seorang wanita.' Decakku kesal. 

Aku berjalan menyusuri lorong koridor hotel, masih dengan gaun merah klasik rancangan Nyonya Emma yang melekat ditubuhku. Hari sudah mulai gelap, matahari pun telah tengelam. Semilir angin terdengar ribut mengusik. Suasana begitu sepi. Tak terlihat pun orang disini. Sunny masih mengurus perlengkapanku di lokasi. Sedangkan Henry dan Loey telah beranjak lebih dulu.

Diriku melangkah seorang diri. Angin lagi-lagi berhembus lebih kencang. Dedaunan bahkan berguguran disampingku. Kurasakan tubuhku mulai meremang tanpa sebab. Bulan purnama yang semulanya nampak bulat sempurna, kini kian menghilang dibalik awan hitam. Suasana berubah gelap. Ratusan kelelawar berterbangan diatas sana, suara cicitannya pun terdengar mengusik pendengaran.

Aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Tubuhku sedikit bergetar. Ingin sekali kupercepat langkah kakiku. Tetapi entah kenapa kecepatanku menjadi tercekat. Suasana benar-benar telah berubah suram. Beberapa lampu bahkan sesekali berkedip rusak. Kini, hanya beberapa lampu klasik dengan cahaya temaram yang menyinari lorong. Ini sungguh seperti fantasy horor.  Aku merasakan hawa dingin menyerang tubuhku.

Tap

Tap

Tap

Secara samar aku mendengar suara derap kaki.   'Aku diikuti?'  Kutengok, tidak ada seorangpun dibelakangku. Anehnya, suara derap kaki itu menghilang begitu saja. Aku mencoba memantapkan diriku dan kemudian melangkah.

Pintu depan hotel masih jauh disana. Memang untuk menuju hotel ini harus melalui semacam lorong panjang berpilar, Hotel ini termasuk dalam kategori bangunan tua di kota ini, auranya sangat kuat. Bahkan jika dilihat, aku seperti kembali ke-zaman romawi saat berpakaian seperti ini.

Di sudut sana, ada beberapa lampu yang memang tak menyala. Aku berjalan sambil menatap bayangan tubuhku sendiri. Angin semakin kencang. Burung hantu di pohon itu semakin keras bersuara. Ini sungguh menegangkan. Dan aku benar benar ingin mengutuk Loey dan Henry sialan itu yang tega meninggalkanku. 

Tap

Tap

Tap

Aku mendengarnya lagi. Jantungku kini mulai berdebar. Kuremat dua sisi samping gaunku dengan kuat. Kulihat ada pantulan bayangan yang  seseorang berdiri di belakangku. Kaki ku berhenti bergerak. Tentu diriku terlalu takut untuk berbalik. Keringat dingin mulai membasahi pelipisku.

Dia melangkah mendekat. Suara pantofel hitamnya menggema lagi pada pendengaranku. Sungguh, aku merasa takut. Ku gigit bibir bawahku. Mencoba tetap tenang, namun tubuhku hanya bisa berdiri kaku.
Nafasku tercekat. Oh Tidak, aku merasakan dia tepat dibelakangku.
Srett, dengan sekali hentakan, dia berhasil meraihku. Kupejamkan mataku dengan erat saat dia menarik pinggangku dengan kuat. Tubuhku pun membentur tubuhnya. Tanganya melingkariku layaknya memeluk tubuhku.

Kurasakan dia memberikan kecupan tipis diarea bawah telingaku. Kukepalkan jemariku dengan takut.

"Lama tak berjumpa Im Yoona" Bisiknya disamping telingaku menyeringai.

                   °•°•°•°•°•°•°

Berbagai macam dokumen penting kini telah memenuhi meja kerjanya. Tangannya juga tak berhenti memeriksa satu persatu berkas-berkas dihadapannya. Juga sesekali menandatangi lembar demi lembar disudut kertas itu.

Dengan setelan kemeja putih dan celana bahan di malam yang larut ini, dirinya masih terlihat tampan. Jam Rolex melingkar dipergelangan tangan kirinya. Jas kerjanya ia sampirkan pada kayu dibelakang kurasinya. Saat ini ia berada di Korea, disalah satu cabang perusahaannya di negara kelahirannya. Ia mendadak melakukan penerbangan di pagi buta untuk mengurus pekerjaannya disini. Tetapi bukan karena itu alasan terbesarnya, karena siang tadi, dirinya baru saja menemui seseorang bersama ayahnya. Ia sudah memikirkannya jauh hari. Menyiapkan segala persiapan untuk memantapkan pilihannya, khususnya hatinya. Dan ya, hari ini seorang Oh Sehun merasa sangat lega.

Ketika itu, tangan yang semulanya memegang pena itu lantas terhenti. Ada sesuatu yang seakan masuk kedalam indranya. Ia berfikir sejenak, mencoba memfokuskan pikirannya. Suara gadis itu menyapa pendengarannya. Kali ini berbeda. Dan ia dapat merasakannya.
Perlahan iris hazel kecoklatan itu menatap lukisan dinding dihadapannya. Ia menatap penuh lukisan miliknya itu. Lukisan yang ia buat beberapa tahun lalu, yang seolah-olah memiliki makna misteri didalamnya.

'Wanita itu yang mencoba melindungi dirinya. Ia bisa melihat tangan si wanita dalam lukisan itu yang menggenggam sebilah pedang anggar di balik tubuhnya. Seperti dalam sebuah bahaya.'

Itu adalah mimpinya. Ia menggambarkan sedikit mimpinya kedalam sebuah lukisan. Karena apa? Karena ia tahu, mimpi itu akan benar-benar terjadi disuatu saat nanti. Ia jelas tahu itu. Dan semua yang akan terjadi pada wanita itu, ia telah mengetahuinya. Suatu hal yang menjadi garis takdir si wanita itu.

"Siapkan penerbanganku ke Jerman sekarang juga" Ucapnya kepada seseorang dibalik telepon itu.

                  °•°•°•°•°•°•°

Kini malam telah larut. Suara jarum jam mengirama, berdetak memperlihatkan panah pada angka sebelas. Dan kini, hujan gerimis tengah melanda. Buliran airnya menghantam jendela. Ditemani secangkir kopi, dan musik klasik dari piringan hitam, Loey duduk santai pada single chair di samping jendela kaca hotel itu. Matanya tak pernah lepas memandang keluar jendela seraya sesekali menyesap kopinya. Tungku perapian telah membara sedari tadi, dengan Henry yang sengaja menjaga apinya agar tetap stabil menghangatkan ruangan itu.

"Yoona sudah kembali?" Loey setengah bertanya kepada Henry.

"Kupikir, ya." Henry meraih teko dan menuangkan kopi.

"Dia tidak mengangkat panggilanku"

"Mungkin Nuna sudah tidur" Jawab Henry santai.

"Aku punya firasat buruk"

"Kalau begitu, aku akan memeriksanya"

--

"Hyung, N-nuna—"  Nafas nya tersenggal. "N-nuna tidak ada dikamarnya" 

 
                 °•°•°•°•°•°•°

Aku perlahan membuka mataku. Mungkin dinginnya udara membuatku terbangun. Sedikit mengerjap memfokuskan pandangan yang masih memburam. Kepalaku sedikit pusing. Aku mencium aroma hujan. Kulihat banyak genangan air disini. Sarang laba-laba pun ada dimana mana.

Aku tidak bisa bergerak. Rambutku berantakan, Dan baru kusadari jika kedua tanganku diikat dibelakang tubuhku. Sial, aku disekap.

"Sudah bangun?" Suara itu muncul dari arah kegelapan. Aku dapat melihat siluet tubuhnya yang berjalan mendekat.

"Kau cocok dengan gaun itu" Gumamnya memandangku dengan semiriknya. Dia duduk pada kursi didepanku dan  menyilangkan kakinya.

"Akhirnya setelah sekian lama, aku dapat menangkapmu juga" Dia tertawa pelan. Lelaki itu mengeluarkan sebungkus rokok, dan menyalakannya. Aku melihat dia menghisap rokok itu dengan nikmat, yang kemudian kepulan asap keluar dari lubang hidung dan mulutnya.

Tentu aku muak melihat wajahnya. "Lepaskan aku" Desisku.

"Tidak semudah itu Nona Im."  Dia menghisap lagi rokok ditangannya. "Perlu berbagai cara untuk mendapatkanmu. Kau tahu, aku bahkan banyak berusaha untuk menyingkirkan siapa pun yang mencoba menghalangiku. Termasuk kakakmu."

"K-kakakku?" Air mataku meluncur jatuh.

Dia tersenyum miring. "Kau tahu bukan, Loey dulu sangat mencintai mendiang kakakmu?." Dia diam sejenak. "Kakakmu lah yang tanpa sengaja mengetahui rencanaku untuk mendapatkankmu. Dan dia mencoba mengadu pada ayahmu. Lalu, kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?" Dia menyeringai.

"Dia mati sia-sia karena perbuatannya sendiri." Lelaki itu tertawa hambar melihat ekspresiku.

"Bajingan" Umpatku. "Cepat lepaskan aku, Brengsek."  Aku mencoba menarik tanganku.

"Tetaplah diam disitu karena aku akan membawamu pergi besok." Dia siap melangkah.

"Seo Kang Joon!!" Teriakku yang membuatnya berhenti.  "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku.?!!"

Dia jelas berhenti. "Datanglah padaku." Jawabnya singkat yang masih memunggungiku. Dia berbalik menghadap padaku. "Dan menyerahlah" Ucapnya lagi.

"Tidak akan"

Dia menyeringai "Akan kubuat kau menyerah". Langkah besarnya menghampiriku. Dia mendekat dan kemudian membelai pipiku. "Hiduplah bersamaku Yoona, Aku akan membuatmu bahagia."

"Tidak"

"Akan kulakukan apapun yang kau mau, asal kau menikah denganku"

"Lepaskan aku"

Kangjoon menghela nafas. "Kalau begitu jangan harap kau bisa melihat manager dan kedua asistenmu itu lagi"

"Bunuh aku".  Teriakku memotong ucapannya. 

"Cepat Bunuhlah aku brengsek"

PLAK!!

Diriku terengah-engah. Seluruh rambutku menutupi wajahku. Kulirik wajah Seo Kang Joon merah padam. Otot tangannya mencuat keluar. Pipiku berubah panas. Dan mungkin kini telah memerah karena tamparan itu.

Kulirik lelaki itu dengan penuh kebencian. Ketika itu juga suara hujan menyapa pendengaran. Udara begitu lembab, diluar sana terlihat gelap dengan suara petir yang sesekali menggelegar. Aku baru tersadar, jika sekarang aku berada di suatu tempat ditepi pantai. Suara ombak terdengar semakin kencang. Mungkin saja ini sebuah dermaga tua. Di sudut pantai terlihat sebuah mercusuar yang tinggi menjulang.

"Jangan harap kau bisa lepas dariku."

Lampu tiba-tiba padam. Aku semakin takut, apalagi kini tengah hujan.

'Ayah, Ibu. tolong aku..' Diriku mulai terisak. 
'Loey, Henry, Sunny aku ingin pulang'

Air mataku meluruh jatuh. Aku tidak ingin hidupku berakhir seperti ini. Bagaimana pun, aku juga memiliki ketakutan kepada Seo Kang Joon. Kejadian lima tahun lalu masih menjadi bayang-bayang kelam di ingatanku. Apa yang ia lakukan yang nyaris saja menyentuhku, masih teringat jelas di memoriku. Aku tidak ingin berakhir seperti itu.

Hingga pada saat ini juga. Aku membuang ego ku. Aku mencova memantapkan hatiku
'Oh Sehun, tolong aku'  Kataku dalam hati. Aku tidak peduli jika lelaki itu menertawai ku.

Karena aku sadar, dia bisa mendengarku.

BRUK..

Lampu kembali menyala. Seperti slow motion, aku melihat tubuh Kangjoon yang tergeletak begitu saja dilantai.

Detik itu juga, aku melihat pria itu melempar pedang anggarnya. Dengan rambut yang sedikit basah, dan beberapa bulir air yang membasahi keningnya, lelaki itu tampak sexy dengan kemeja putihnya, jangan lupakan otot tangannya yang mengintip dibawah lengan kemeja yang ia gulung sampai sikunya.
Dia menatapku begitu lekat, sampai-sampai aku terlena oleh kenyamanan manik matanya. Tetapi sedetik kemudian, mataku terasa berat, lalu diriku tertidur begitu saja dibahu lebarnya.

Diriku sadar, aku terpengaruh oleh kemampuan dari dalam dirinya.
Dan aku tentu tahu, ia berusaha menyelamatkanku.

                      °•°•°•°•°•°•°°

Author POV

Dia mengangkat gadis itu kedalam gendongannya. Ia menghela nafas. Lagi-lagi gadis ini menyusahkannya. Tetapi lihat, bagaimana gadis itu begitu nyaman dalam tidurnya seakan tak terjadi apa-apa.

Setelah keluar dari area dermaga tua,  Sehun membawa gadis itu kembali ke kamar hotelnya. Dengan hati-hati ia membaringkan tubuh gadis itu yang terlihat kedinginan. Jas miliknya masih melekat pada tubuh Yoona.

Ia membuang nafas kasar. Melihat gaun yang sedikit terbuka itu membuatnya semakin merasa sesak didalam ruangan ini. Ia buka dua kancing teratasnya. Sebelum beranjak, ia selimuti tubuh gadis itu.

Tetapi selagi tangannya bergerak, Yoona meraih lengan kemejannya, mencengkram erat seolah tak akan melepaskanya. Tak hanya itu, Yoona menarik kuat lengan itu hingga ia bisa meraih bahu Sehun.
Mereka berada dijarak yang sangat dekat. Yoona masih memejamkan matanya, dan dia melakukannya tanpa sadar. Hingga tanpa disangka, kedua lengannya sudah melingkar baik dileher pria itu. Sungguh adegan yang sangat intim. Mereka saling berebut oksigen. Tanpa menunggu lama, bibir lembut mereka sudah saling menempel.  Yoona menikmati apa yang dilakukan pria itu, karna pada kenyataannya Sehun lah yang memulai semuanya. Dialah yang lebih dulu mengambil start gadis itu, menikmati setiap inci lumatan bibir cherry gadis itu yang telah lama menggodanya, dengan hasrat yang tertahan pada dirinya.


                           TBC

Happy New Year guys.. 😊😊
Wahhh gk terasa ya besok udah ganti tahun aja..

Sekedar pengen tau, apasih yang paling ngena bagi kalian & buat YHS di tahun 2018 ini?

Masihkan kalian berharap malam ini ada moment Yoonhun??😭😭😭
kalo gue sih iya..😭😭😭😭😭


  31 Desember 2018

Jangan lupa vote & comment ya..





واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
AMETHYST BOY بواسطة AANS

قصص الهواة

470K 46.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
321K 26.5K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
98.6K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...