BEHIND YOU [COMPLETED√]

By Sleepyasha

38K 3.7K 289

Bagaimana kamu menyikapi sahabatmu, itulah yang dipertaruhkan di kisah ini. Bukan mementingkan perasaan sepih... More

PROLOG
1 : Damai
2 : Realize
3 : Happy Envyday!
4 : Hold
5 : And Throw Away
7 : A Bitter Pill to Swallow
8 : A Big Girl's Blouse
9 : A Cheap Shot
10 : A Blot on Sb's Character
11 : A Number of Things (END)
Pemberitahuan

6 : A Big Fish in a Small Pond

2.8K 294 35
By Sleepyasha

New season of Behind You
Behind You
by Sleepy Asha

Don't like don't read ya gaes :) Jadilah pembaca yang bijak!

Tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komentar yang berfaedah, semoga suka dengan chap ini❤
___

Musim panas, keenam dari mereka bersemangat untuk melakukan petualangan yang sudah direncakan jauh sebelum musim ini tiba. Yang paling khas ialah ketika ketertarikan tinggi menguasai diri untuk menerka bunyi serangga di musim panas. Terkadang, hal ini pula yang membuat mereka bertengkar siapa yang benar dalam menerka.

Angin musim panas berhembus, panji bergambar ramen mengepul menyusul dengan kibaran halus. Jangan permasalahkan lambang kelompok mereka, ini permintaan mutlak, langsung dari Mad Princess.

Panji itu dibiarkan tergeletak di sela bibir jembatan tempat mereka berdiri sekarang. Terdapat sungai panjang yang mengalir dengan hening ketika mereka melihat ke bawah. Sesekali ada ikan menggelepar muncul ke permukaan lalu kembali masuk ke perairan. Keheningan seperti ini sebenarnya menenangkan, pun dapat dijadikan pelepas stres untuk orang dewasa yang kebanyakan mulai dihinggapi beban berat kehidupan.

"Prajurit, berbaris dengan teratur!" pemimpin berambut merah mereka menyeru dengan suara cemprengnya. Ketika mata hijaunya melirik tongkat panji yang tergeletak tidak semetris, kaki mungil bersepatu bootnya mengatur dengan tendangan kecil.

"Sir, kau harus meletakkan panji itu dengan posisi berdiri!" suara cempreng lain menyahut, ketika dilihat, itu adalah Mad Princess mereka yang berbicara. Pembela sejati ramen mengepul dalam bentuk sablonan sekalipun.

"A-a-a, Tuan Putri, kau tidak berbaris dengan teratur!" pemimpin berambut merah mereka menggeleng dengan sok bijak, lalu kaki kecilnya melangkah menghampiri Tuan Putri yang dimaksud. "Kau mendapat hukuman," dan satu tepukan keras didapat Tuan Putri mereka di pantat.

Iya. Pantat.

"Ah anjing, aku selalu tidak suka ketika Gaara jadi pemimpin!" Tuan Putri mengumpat kasar, ajaran dari Gaara, pemimpin tiga kali berturut-turut yang diundi dengan hompimpa bulan ini.

Keempat teman lainnya mengangguk, "Dia memang anjing," dan mengumpat secara bersamaan.

"Aku tahu kalian mengkhianati kepercayaanku," Gaara berseru kecil. Memperhatikan kelima kuku tangannya dengan pandangan sinis. Bahkan; Shikamaru, Kiba, Lee, Chouji, dan Naruto yakin kalau kelakuan Gaara kali ini mengikuti salah satu adegan di sinetron kesukaan kakak tertuanya.

"Sejujurnya, aku tidak menyukai masa kepemimpinan era Kiba. Dia pelaku otoriter dengan tingkat tertinggi di antara kita semua," Sabaku Gaara mulai mengeluarkan unek-uneknya, membuat kelima anggotanya memilih duduk bersila tanpa diminta. "Dia si goblok dengan kelakuan anjingnya, memerintah kita untuk merasakan cemilan anjingnya."

Shikamaru, Naruto, Lee, dan Chouji menahan tawa. Terkadang Gaara ada benarnya.

"Lebih baik dari Chouji yang menyuruh kita melayani nafsu makan enam kali seharinya! Goblok!" Kiba menyesalkan dirinya yang kehabisan suara dari kemarin hingga sekarang. Tapi itu bukan halangannya untuk mengumpat, ditambah Gaara kembali mengajarkan satu kata kasar untuk mereka semua.

Kiba marah, dia tidak terima. Kiba mengusap wajahnya yang diberi tato adat leluhur bergambar taring merah di kedua pipinya. Ia menangis.

Semua era kepemimpinannya kan selalu berkiblat untuk kesehatan Akamaru (anjingnya)!

Inuzuka Kiba tidak akan mengaku salah selama itu untuk menyehatkan suatu makhluk di bumi. "Salahkan saja Chouji!"

Chouji tersedak permen karet yang digigitnya sembunyi-sembunyi. Di sela rasa sakit, ia merasa bersalah dengan niat tidak mau berbaginya hingga ia menjadi tersedak seperti sekarang.

Semua diam-diam menyimpan dendam untuk Chouji, tidak akan membantunya. Tapi dewa selalu berbaik hati untuk anak yang tidak membuang makanan seperti Chouji, jadilah Chouji sembuh dengan sendirinya. Permen karetnya tertelan dengan lancar setelah terkena hambatan.

Entah kenapa, Kiba jengkel Chouji tidak menemui ajalnya.

"Terima kasih doanya, lain kali aku tidak membuang bekas permen karet sembarangan. Aku yakin, Lee yang baik hati mau menerimanya," Akamichi Chouji tersenyum, dia tidak paham situasi. Dia pikir temannya tidak membantu karena sibuk mendoakan keselamatannya.

Rock Lee tersenyum masam, takut akan hari di mana Chouji memberikannya bekas permen karet tiba.

Gaara mendesis, sejak kapan pidatonya berubah jadi forum eksekusi. "Intinya, kalian para pengkhianat, kumaafkan untuk kesalahan kalian tadi. Bersyukurlah kalau Sabaku-sama ini yang memimpin kalian. Hahahaha!"

"Jadi Tuan Putriku, maukah kau menikah denganku?" lanjut Gaara, menatap Naruto, si bocah bermata biru yang memikat hatinya sejak dirinya belum dibuat oleh Ayahanda dan Ibunda.

Sepatu boot kuning terlempar ke wajah Gaara, meninggalkan jejak merah yang menyakitkan. Mad Princess mereka tentu dibuat murka, tidak sudi dilamar gembel mesum yang konon kata Kankuro-nii dibuat dari teriakan ah oh ah oh tidak jelas.

"Yang terlahir dari permata tidak dapat menikah denganmu, wahai gembel!"

Kelimanya bingung dengan pernyataan Naruto. Kiba pikir, seorang bayi terlahir dari rahim anjing. Itu yang ia pelajari dari ibu Akamaru ketika melahirkan Akamaru.

Beda lagi, Gaara pikir, setelah melihat video penyatuan tubuh wanita dan pria yang ia lihat di komputer Kankuro---ah tidak, Gaara akui dia memang gembel. Naruto jelas terlahir dari permata hingga ia dilahirkan dengan begitu sempurna. Gaara yang gembel hanya terlahir dari teriakan ah oh ah oh, kata Kankuro-nii ini mana bisa disandingkan dengan Tuan Putri seperti Naruto.

"Dasar tolol," diam-diam Shikamaru bergumam kecil di sela perdebatan Naruto dan Gaara. Ibu Shikamaru seorang bidan, edukasi seperti ini sudah didapatnya sebelum mereka berusia 8 tahun, dan Gaara berusia 7 tahun. Jadi wajar ia mengatai mereka seperti itu.

Tidak berniat menghentikan pertengkaran sok tahu mereka, Shikamaru lebih memilih melepas pakaian luar dan sepatunya. Kemudian dengan hitungan dalam hati, ia meloncat dari jembatan menuju sungai di bawah.

BYUUURR!

Kunciran rambut Shikamaru menjadi terturun ketika kepalanya menyembul ke permukaan air. Wajah ovalnya mendongak, mendapati cahaya matahari menyapa mata kuacinya. Ia mengernyit, bayang-bayang temannya masih berdiri di jembatan.

"Siapa yang menyuruhmu terjun duluan Shikaho?!" kesal Gaara di atas jembatan.

Tapi masa bodoh, Kiba, Lee, dan Chouji keburu mengikuti Shikamaru dan ikut berenang bersama di sungai. Sabaku Gaara jadi iri, terpaksalah ia mengikuti keempat temannya yang sudah berenang mendahuluinya selaku pemimpin.

"Naru-chan!" Lee melambai dari bawah. Menarik atensi Naruto dari rasa takut sesaatnya ketika melihat mereka berlima terjun tanpa pikir panjang.

"Yaaaaa?" jawab Naruto untuk panggilan Lee di bawah.

"Cepat terjun! Airnya sejuk!" lanjut Lee.

Naruto menggigil, ia takut berenang. Apalagi ia tidak tahu hewan apa yang ada di dalam air tempatnya berenang. "T-tidak, ka-kalian saja!"

Kiba tertawa terbahak-bahak, suaranya masih parau dan kini ia tersedak dengan air sungai. "Bilang saja takut! Shikamaru tidak akan menikahi prajurit putri yang pengecut!"

Shikamaru menenggelamkan wajahnya ketika Gaara berenang cepat dan hendak menjambak rambut berkuncirnya. Lain dengan Naruto yang sudah menangis kencang mendengar ucapan Kiba.

Naruto kan suka Shikamaru!

"Huwaaaaaaa!" Naruto nangis kencang, ia melepas sepatunya secara sembarang dan duduk di pinggiran jembatan.

Celaka. Minato pasti akan membiarkan mereka hidup terlantar di hutan jika tahu anaknya dibuat menangis.

"Naru! Tenanglah! Kau meloncat dan kami akan menangkapmu!" Shikamaru langsung menyembul ke permukaan air. Dia yang bersifat paling dewasa di sini, dan yang paling tampan menurut Naruto.

Bibir mungil Naruto terkatup dengan gemetar, ia menahan tangis dan ingusnya secara bersamaan. Wajahnya menunduk, ada Shikamaru dengan tubuh basahnya yang terkena sinar matahari.

Naruto meneguk ludahnya. Seksi coy.

Lalu ia mengangguk sekali, kemudian melepas pakaian luarnya satu-satu.

"Kami akan memberi aba-aba dan kau---"

BYUUURRR!

Semua tidak menyangka. Shikamaru apalagi. Naruto tiba-tiba terjun tanpa aba-aba dari Shikamaru agar bisa menangkapnya.

Kepala kuning itu tidak muncul ke permukaan. Semua heboh, Gaara sudah menyelam lebih dalam untuk mencari keberadaan Naruto, Tuan Putri kesayangan mereka, yang juga menyandang kata bodoh-tolol untuk nama tengahnya.

•••

Sudah tiga hari Naruto sakit demam, dan di hari ketiga suhu tubuh Naruto menurun ketimbang di hari pertama. Kushina menghela napas, akhirnya.

Wanita bersurai merah sepinggang itu melirik ke jendela kamar, didapatinya lima kepala bocah yang mengintip dengan khawatir. Membuatnya tersenyum halus. "Maaf, nanti akan Bibi sampaikan ke Naruto jika kalian menjenguknya lagi."

Kelimanya mengangguk pelan secara serempak.

"Bibi, ini salahku," Shikamaru bersuara. Kemudian ia menangis dengan isakan kecil.

Mereka hampir kehilangan Naruto jika saja Gaara tidak lebih cepat menemukan tubuh Naruto yang tenggelam saat itu.

"Tidak ada yang salah. Lebih baik kalian masuk, ini masih terlalu pagi!" Kushina mencubit pipi Shikamaru dengan kedua jarinya secara pelan. Lalu ia berikan tepukan sayang di kepala empat temannya yang lain sebelum berjalan ke pintu kamar. "Bibi punya teh lemon hangat dan brownies loh!"

Mereka berlima tersenyum lebar.

Naruto terbangun ketika mendengar suara ribut dari arah depan rumahnya. Terutama, suara cempreng Gaara yang sangat mengganggu.

Helaan napas terdengar, Naruto menarik kembali selimutnya dan berpura-pura tidur.

"Kau sudah bangun?" Kushina muncul dari arah pintu. Mengetahui gelagatnya untuk menghindari mereka berlima. "Teman-temanmu ada di depan. Mereka sibuk rebutan rangers, Ibu dengar Gaara bilang kau Pink Ranger."

Kushina duduk di pinggiran kasur. Mengusap rambut anak tunggalnya dengan sayang. "Kiba bilang, kalau Chouji kebagian jadi monster, karena satu pun ranger tidak cocok dengannya, haha!"

Kiba rasis juga ternyata, batin Kushina tertawa.

Naruto terus diam. Tidak mau membalas perkataan ibunya, meski dengan gumaman sekalipun. Saat ini, ayunan di pohon yang terlihat melalui jendela lebih menarik untuk dipandang.

"Kau sudah sembuh, kenapa tidak menemui mereka?"

Kali ini Naruto menggeleng, dia tidak punya alasan yang tepat untuk menjawab.

"Kau sudah tidak mau berteman dengan mereka ya? Bagus kalau begitu, Ibu akan membuatkanmu gaun yang banyak. Yang panjang, sampai-sampai kau sulit berjalan," Kushina mengakhiri ucapannya dengan satu sudut bibir yang tertarik.

Naruto melenguh, bibirnya menurun, kemudian ia terisak pelan. "Ibuuuu."

Kushina berhenti mengusap kepala anaknya, ia tertawa kecil, "Kenapa? Bukannya kau tidak mau berteman dengan mereka lagi?"

Naruto hanya menatap Kushina dengan mata berairnya, ia tidak menjawab.

"Tuan Putri itu penting loh, kalau Tuan Putri tidak ada lagi---mereka bisa cari yang baru. Hinata contohnya?"

Tangis Naruto membesar, terdengar sampai ke ruang Gaara dan kawan-kawan berkumpul. Mereka berlima terdiam secara bersamaan, lalu bangkit dan berjalan berurutan menuju kamar Naruto.

"Kenapa menangis?" Kushina kembali tertawa, Naruto yang seperti ini terlihat lucu di matanya. "Kau tidak suka Hinata menggantikanmu ya?"

"Huaaa, Tu-Tuan Putri itu susah, Hi-Hinata tidak akan bisa!"

"Kenapa?"

"Dia tidak akan bisa menghentikan Kiba dan Gaara saat bertengkar. Dia tidak bisa memarahi Gaara ketika Gaara nakal, dia juga tidak disukai Gaara!" Naruto bangun dari tidurnya, lalu membentak ibunya secara tak sadar. "Hinata payah, dia tidak bisa menggantikanku!"

Kushina tersenyum lebar, menepuk pucuk surai pirang anaknya dengan bangga. "Iya, iya! Kau yang terhebat! Apa kau masih tidak mau menemui mereka?"

Tiba-tiba Gaara muncul di belakang Kushina, menyembul dengan wajahnya yang sudah merah padam. Lalu disusul keempat temannya yang lain di belakang.

"Kupikir kau sudah menyukaiku Tuan Putri, apa kita bisa menikah sekarang?"

NARUTO © Masashi Kishimoto

To be continued...
___

Regards

Sleepy Asha
Nov 26, 2018

Continue Reading

You'll Also Like

10.4K 684 27
( Hiatus ) Menceritakan perjuangan Duo Uchiha yang seorang vampire untuk mendapatakan mate mereka masing masing. Menceritakan kesialan yang dialami o...
34.1M 2M 75
[SUDAH TERBIT DI COCONUTBOOKS (Bintang Media)] Alaska Tahta Wardana, cowok jangkung berwajah tampan, pandai dalam hal adu fisik maupun otak, Bad boy...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
6.1M 325K 14
Ketika lelaki yang ia cintai menolak pernyataan cintanya, Caca bertekad untuk menaklukkan hati lelaki itu. Lagipula, sebelum janur kuning melengkung...