amante | taekook

By errezea

1.3M 167K 37.5K

[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018 More

Day 1
Day 3
Day 4
Day 4 (2)
Day 5
Day 5 (2)
Day 6
Day 6 (2)
Day 7
Day 7 (2)
Day 7 (3)
Day 8
Day 8 (2)
Day 9
Day 10
Day 11 & 12
Day 13
Day 14
Day 15
Day 16
Day 17
Day 17 (2)
Day 18
Day 18 (2) & 19
Day 19 (2) - new chapter 2020
Day 19 (3) & 20 - new chapter 2020
Day 20 (2) & 21 - new chapter 2020
Day 22 - new chapter 2020
Day 23 - new chapter 2020
Day 24 - new chapter 2020
; a little gift - new chapter 2020
; a thorn - new chapter 2020
; ?@$3 up - new chapter 2020
; warm - new chapter 2020
; reality - new chapter 2020
tragic
; haru - new chapter 2020
; crime - new chapter 2020
; feel better - new chapter 2020
; title.
; craziest - new chapter 2020
; son - new chapter 2020
• l a s t •
• epilogue [ 1 / ... ] •

Day 2

53.7K 6K 594
By errezea

Taehyung bangun pagi-pagi sekali. Sibuk menatap si pemilik kasur baru itu dengan ragu-ragu.

Haruskah ia membangunkan dengan mengusak rambut ataukah dengan memanggil nama Jungkook yang tengah mendengkur itu dengan halus?

Sumpah, Taehyung yang tidak berpengalaman ini tidak tahu.

Bahkan matahari sudah mulai menelisik di antara gorden kamar apartemen mereka. Tapi benak Taehyung mengatakan hal lain, anak itu pasti lelah setelah acara pernikahan mereka kemarin—tapi tetap saja 'kan?

"Hei Teladan, berniat untuk bangun?"

Jungkook hanya menggeliat sedikit setelah merasakan sentuhan di bahunya yang membuat ia terguncang cukup keras. Jungkook menganggukkan kepala tanpa membuka mata. Tangannya sedikit mendorong lengan Taehyung untuk menjauh lalu kembali meninggikan posisi selimutnya hingga menutup leher.

"Sebentar, Ma. Adik capek, lima menit kumohon."

Diam-diam Taehyung meneruskan kegiatannya untuk meneguk kopi barang sedikit. Kelewat manis mana lagi masih ditambah sesendok krimer. Taehyung hanya menggeleng pelan, tidak tahu saja kalau si mahasiswa teladan yang terkenal akan sifat manly dan kepandaiannya satu ini, ternyata punya kebiasaan bertingkah dan mengatakan sesuatu yang cukup unik di pagi hari.

Maka ia jadi sedikit menyesali tindakannya. Taehyung bukan tipikal yang bahkan bisa menyempatkan diri untuk terlalu memperhatikan orang lain biasanya. Tapi untuk kali ini, sebab statusnya sudah berbeda, maka biarkan saja. Setidaknya dia sudah berusaha walau hanya untuk sekali.

Taehyung menoleh ke arah belakang, mendapati tumpukan di atas sofa dan terburu membereskan tuxedo-nya sendiri juga tuxedo milik Jungkook yang tersampir bertumpuk berantakan di sana. Bibirnya membentuk garis senyum tatkala memandangi jari manisnya sendiri yang kini sedikit terasa asing.

Benda ini cukup nyaman mengikat erat, hatinya terus terasa hangat jika ingat hari kemarin. Tapi ia lebih memilih untuk melepas benda yang dipasangkan oleh Jungkook untuknya semalam lalu kembali mengotak-atik ponsel guna menghubungi penanggung jawab kelas Jungkook nanti di jam terakhir.

"Ya, serahkan saja laporannya pada Mr. Frank. Oke, baik. Oh, bisakah aku meminta bantuanmu? Jeon Jungkook—um iya—jurusan seni, offering alpha, tahun ketiga. Aku sendiri pembimbing akademisnya, orang tuanya memintakan izin untuknya tidak hadir sampai tiga hari ke depan. Iya benar, drummer teladan berparas cantik yang kau taksir itu, Hos. Oke, terima kasih."

Panggilan dimatikan sebelum matanya memicing ke samping. Ia hanya terkekeh sebelum berjalan ke arah closet dan mengambil handuknya sendiri. Memutuskan mandi sebab satu jam lagi kelas dan hari barunya akan segera dimulai.















;

"Wah, kata mentor saat pembukaan lalu—si teladan yang semalaman merengek padaku, hari ini tidak masuk dan sudah izin melalui bagian kemahasiswaan."

Jungkook mencebik sembari menggigit rotinya dengan kasar. Tidak sempat sarapan dan tidak menemukan seorang pun di apartemen barunya. Bahkan tidak mandi dan hanya cuci muka. Masa bodoh dengan bekas make up yang tersisa pekat menghiasi wajahnya (sedikit luntur kena air mata semalam).

"Bodoh! Jeon Jungkook memang seorang bayi! Aku jadi ikut ragu kenapa bocah yang sebenarnya lugu dan setengah dungu sepertimu bisa lebih dulu menikah padahal aku dua tahun lebih tua darimu!"

Jimin mengeluarkan kapas dan pembersih wajah dari dalam ranselnya. Membasahi sepucuk kapas di tangannya dengan hati-hati. Jimin memang seperti itu, penuh perhatian dan selalu mengomel seperti ibu-ibu jika Jungkook melakukan hal-hal bodoh.

"Kemarikan bibirmu, Bocah! Astaga, tadi pagi cuci muka bersih atau tidak?"

Jungkook hanya memajukan wajahnya dengan malas, mood-nya memang sudah buruk, ditambah nilai kuisnya yang mendadak kacau. Taehyung benar tidak main-main dengan kuis di jam pertama.

Jungkook hari ini terlambat lima belas menit untuk pertama kali dalam seumur hidupnya. Dan ajaibnya—untuk pertama kali juga, mahasiswa yang terlambat, diizinkan oleh si Profesor Muda Kim yang 'terhormat' itu untuk tetap mengikuti kelasnya.

Maka Jungkook mendapat sambutan berupa bisikan yang cukup riuh. Banyak yang menduga-duga perlakuan ini pasti karena statusnya yang seorang bintang—maka dari itu ia juga layak mendapat perlakuan seperti seorang bintang sekalipun kesalahannya cukup fatal bagi seorang dengan titel 'teladan'.

Sikap Taehyung yang tidak biasa itu cukup mencoreng nama baiknya. Terlebih satu antero juga tahu—ia tak pernah lemah dalam bidang apapun termasuk kedisiplinan. Tapi sialnya mata kuliah Taehyung ini sangat penting dan dia kelewat tidak mau mengejar ketertinggalannya sendirian.

"Oke, Kawan. Kau kutekankan sekali lagi—kau itu perfeksionis mirip seperti kakak sepupumu, si Min Yoongi. Tahu? Kalian sama-sama sangat hebat dalam materi dan sangat bodoh secara bersamaan dalam mengurus diri sendiri. Dan sekarang biar kutebak, kau sudah mengerjakan tugas dari Mr. Frank?"

Jungkook mendelik lalu tergagap dan reflek membuka isi tasnya. Gila! Dua hari tidak masuk dia mendadak jadi sebegini bodohnya. "Wow, bersyukurlah karena aku mengerjakannya untukmu, Kawan."













;

"Prof?"

Jungkook berjalan dengan setengah berjinjit setelah berhasil memasuki pintu apartemen dengan kode sandi tanggal lahirnya.

Pulang terlambat di atas jam sembilan malam jelas sudah menjadi hal biasa bagi anak muda seumurannya. Jungkook itu tampak luarnya boyish sekali—normal seperti kawan lainnya. Maka dari itu, seluruh personil bandnya juga tak pernah segan mengajaknya berkeliling klub meski tahu Jungkook bukan pihak 'atas'.

Mereka sangat ahli dalam mencari berbagai hiburan dan pemandangan baru yang mungkin menurut mereka bisa sedikit membantu membetulkan mood buruk dan juga menyegarkan pandangan Jungkook.

"Oh, kau sudah pulang?"

"Ya ...."

Jungkook menggulung bibirnya ke arah dalam, sedikit lupa akan fakta kalau sekarang ini dia sudah menjadi pasangan orang dan ada yang menunggu kepulangannya di rumah.

Bodohnya, bahkan menyimpan kontak Taehyung di ponselnya pun tidak Jungkook lakukan. Jadi ia tak punya koneksi apapun untuk mengabari Taehyung bahwa ia hari ini pulang terlambat.

"Ke mana saja?"

Jungkook menoleh dan tidak sadar bahwa Taehyung memperhatikannya yang sedari tadi ribut membereskan sepatu.

Bagian bawah converse hitamnya basah dan cukup kotor sisa menapak jalanan yang terkena genangan air hujan. Tetesannya membasahi lantai dan bisa juga mengotori pantofel mahal milik Taehyung yang tersusun di rak sisi bawah.

Ia cepat-cepat menjauhkan dan memeluk sepatunya sendiri dengan posisi terbalik. "Oh, sepatuku akan mengotori milikmu, Prof. Kita hanya punya masing-masing satu. Aku akan memindah sepatuku dan mencucinya malam ini."

Taehyung menoleh ke arah jam dinding yang baru dipasangnya. Ia menghembus napas kasar sebab jarum jam sudah menunjuk angka sebelas tepat. Ia berusaha tidak menampakkan raut marahnya saat berjalan lebih dekat. Tangannya yang besar segera merebut sepatu Jungkook yang bagian solnya bahkan sudah menghalus termakan waktu. Ia melirik lalu berkata dengan suara yang cukup halus, "Mandi air hangat, lalu tidur. Biar aku yang membereskan sepatumu. Simpan nomorku di ponselmu dan urus nomormu di ponselku, kabari jika pulang terlambat. Kau cukup nakal juga rupanya."

Jungkook hanya melongo dan bergidik ngeri dengan mata bulatnya yang total melebar—menatap punggung Taehyung yang menjauh ke arah balkon sisi belakang sembari menenteng sepasang sepatunya.

Jungkook bahkan sudah mempersiapkan diri untuk dimarahi oleh si profesor galaknya satu itu. Tapi yang ia dapati sekarang justru ponsel Taehyung yang ditumpuk di atas telapak tangannya yang masih basah.

Astaga, sebenarnya Taehyung itu orang seperti apa?



[ t b c ]

Terima kasih sudah sabar menunggu
— revisi 2022

Continue Reading

You'll Also Like

PENGASUH By venta

Fanfiction

92.2K 9.7K 61
[Completed] Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk me...
580K 73K 20
❝Apa di sini nyaman, Jungkook?❞ ❝T-tidak, Taehyung. Tolong keluarkan aku.❞ Bagaimana kehidupan Jungkook yang disekap oleh seseorang yang terobsesi pa...
452K 36.7K 85
Siapa sangka kejadian itu membuatnya bertemu takdir yang tidak pernah dia pikirkan.
135K 18.9K 28
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.