MAGALI

Von afinyulia

1.2K 118 112

Bertahun-tahun lamanya Magali sendirian. Bukan karena tak ada yang menginginkan, akan tetapi banyak pria lang... Mehr

SATU (Bagian 1)
DUA (Bagian 1)
DUA (Bagian 2)
TIGA (Bagian 1)
TIGA (Bagian 2)
EMPAT (Bagian 1)
EMPAT (Bagian 2)
LIMA (Bagian 1)
LIMA (Bagian 2)
ENAM (Bagian 1)
ENAM (Bagian 2)
TUJUH (Bagian 1)
TUJUH (Bagian 2)

SATU (Bagian 2)

113 13 10
Von afinyulia


Malam berhujan saat Rick mendatangi Harry Stedman. Pemuda itu sedang asyik minum bersama kedua temannya, Tony Pilkington dan Joe Carson, di markas mereka. Sebuah bangunan yang sudah lama tidak digunakan dan dibiarkan berdiri merana. Di dalamnya hampir tak ada apa-apa selain sofa tua yang sudah reyot, kayu bekas gulungan kabel yang dijadikan meja, serta beberapa botol bekas minuman keras yang tergeletak sembarangan.

"Psst ...." Tony Pilkington mengayunkan dagunya ke arah pintu dimana Rick menyenderkan badan.

Harry yang duduk membelakangi pintu menaikkan sebelah alisnya penuh tanya. Minuman ringan yang sudah sampai di ujung bibirnya ia turunkan lalu menoleh ke arah yang ditunjukkan Tony.

"Mau apa kau kemari?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling. "Bocah terkenal macam kau tak mungkin kemari tanpa alasan bukan?"

Harry menaikkan sudut bibirnya, sinis.

"Kau pintar," balas Rick seraya berjalan mendekat. "Tahu saja apa yang kupikirkan."

"Jadi apa maumu?" Harry tak ingin membuang waktu.

"Aku ingin menagih hutang."

Harry berdiri tegak dengan gaya menantang. "Apa katamu? Hutang?" Harry Stedman menatap Rick tajam. "Hutang apa?"

"Jangan pura-pura lupa, kawan. Apa kau tidak ingat waktu kau dikejar Dave Stanke beberapa waktu silam? Kau kan yang sembunyi sambil terkencing-kencing di jok belakang mobilku?"

Wajah Harry Stedman berubah dari sombong menjadi masam. Ia benci bila ada yang mengingatkan dengan peristiwa itu. Dulu ia dan Dave berkawan akrab. Mereka bahkan membentuk geng bersama. Kerap berbuat onar bersama sampai satu ketika Harry kedapatan mencuri ganja jualan Dave untuk dinikmati sendiri. Dave berang dan mengejar Harry sembari membawa senjata api di tangan. Harry berlari sebisa-bisanya menghindari Dave, ketika menemukan sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan raya dengan jendela samping terbuka. Tanpa pikir panjang Harry masuk begitu saja. Sang pemilik yang baru menyadari ada penumpang gelap di jok belakang saat mobil tengah berjalan, langsung berang dan menyuruhnya turun. Orang itu adalah Rick Dawson.

Kalau saja ia tak sedang menghindari Dave, Harry pasti keluar sambil meludahi wajah Rick. Tetapi situasi saat itu tak memungkinkan. Di depan sana ia melihat mobil Dave datang. Celakalah ia kalau sampai Dave menemukannya saat itu juga!

Sambil merendahkan diri, Harry memohon-mohon agar Rick membiarkannya tetap di mobil dan menurunkannya satu blok lagi.

"Hei, apa balasannya kalau aku melakukan itu?"

"Aku akan melakukan apa saja untukmu."

Rick setuju dan berhenti dua blok lebih jauh dari yang diminta Harry Stedman. Pemuda itu misuh-misuh tak karuan.

Rick menagih janji Harry tiga bulan kemudian. Saat itu ia sedang membutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaan kotor untuknya. Menakut-nakuti Lance Fox yang ketahuan kerap jalan bareng dengan Ellen Goodman-gadis incarannya. Harry enggan dan bahkan mengelak. Itu bukan urusannya, demikian hematnya. Tetapi ia tak berkutik sewaktu Rick datang kembali sambil membawa seseorang bertubuh sebesar kulkas dua pintu. Sekarang saat Harry Stedman mengira hutang pada Rick sudah lunas, pemuda itu datang lagi sambil membawa tugas.

"Sialan, kalau aku menolak pasti ia menyuruh tukang pukulnya itu menghabisiku!" gerutunya dalam hati.

"Apa yang kau inginkan?" Harry mendengus sesaat kemudian.

"Aku ingin kau mengawasi dia. Laporkan padaku apa yang dilakukannya," Rick mengulurkan selembar foto pada Harry.

Harry menerimanya, diliriknya sejenak foto itu, lalu dimasukkan ke saku tanpa banyak bertanya.

"Baiklah, urusanku selesai. Aku pergi dulu."

"Tunggu!"

Rick menoleh, menampilkan mimik muka tak senang. "Apalagi?"

"Setelah ini tak ada hutang-hutang lagi!"

"Tenang saja ini terakhir!" ujar Rick tanpa menoleh lagi.

Harry mengawasi Rick sampai hilang di kegelapan malam. Pikirnya, bocah yang pernah satu almamater dengannya sebelum ia dikeluarkan karena pemukulan terhadap seorang penjaga sekolah setahun silam itu memang menjengkelkan.

Sudah tiga hari ini Harry Stedman sibuk melakukan pengintaian. Berdiam tenang di balik station wagon hitam yang bobrok dan karatan ia mengawasi rumah gadis yang fotonya Rick berikan. Sepanjang melakukan tugas tersebut, ia tak pernah melihat gadis manis bernama Magali itu keluyuran. Kalaupun keluar malam tak pernah sendirian, kalau tidak bersama dua temannya pasti dengan salah orang tua atau adiknya. Benar-benar bocah rumahan. Tapi kali ini berbeda, ia pergi sendiri tanpa siapapun dari mereka. Harry segera menelepon orang yang menyuruhnya.

Katanya ,"Ia pergi sendirian."

"Kemana?"

"Entah."

"Astaga, kau ini bodoh sekali! Ikuti dia!" yang diseberang berkomentar dengan nada tinggi.

Harry menutup teleponnya dengan sebal. Segera saja ia tancap gas untuk mengikuti kemana Magali pergi. Tak berapa lama mengikuti, ia melihat gadis itu masuk ke sebuah mini market.

"Ia di mini market dekat rumahnya," lapor Harry lagi.

Orang yang menyuruhnya menyahut ,"Baik. Tunggu disana sampai aku tiba. Setelah itu kau boleh pergi."

Harry mengikuti sesuai instruksi. Begitu orang itu tiba ia pun pergi, tanpa menoleh-noleh lagi.

"Impas sudah hutangku kini," batinnya seraya mengarahkan mobilnya ke selatan, ke tempat Joe Carson dan Tony Pilkington menunggu untuk mabuk-mabukan.

Magali terpekik kecil ketika seseorang membekap mulutnya dan menelikung tangannya ke belakang di tikungan dekat rumahnya. Magali berusaha melawan namun kunang-kunang segera berputar di kepalanya ketika orang asing itu memukul tengkuknya. Ia tak punya daya ketika tubuhnya diseret masuk ke dalam mobil yang gelap.

Ia belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi saat orang itu membaringkan dirinya di atas rerumputan, memaksa berada di atas tubuhnya, berusaha menggagahinya. Magali terkesiap. Jangan, jangan lakukan! Pikirnya penuh kengerian.

Sengit ia melawan si pemerkosa. Tak dibiarkannya pria itu, siapapun dia, menjamah dirinya.

"Jangan melawanku gadis sialan!" si pemerkosa berseru kesal.

Sementara pria itu berusaha menembus kedalaman dirinya, Magali terus meronta. Di tengah rasa panik dan dan ketakutan luar biasa, Magali mencakar dan menggigit orang itu hingga mengaduh-aduh kesakitan.

Tepat ketika tinju pria itu melayang ke mulutnya, ia memohon pada Tuhan ,"Tuhan, jangan biarkan aku sendirian!"

Dua orang pria yang kebetulan tengah lari malam mendengar jeritan itu dan bergegas mencari arah suara. Di balik semak-semak, mereka menemukan seorang pemuda tengah berusaha menggauli gadis yang tidak berdaya.

"Hei, apa yang kau lakukan?!" satu orang dari mereka menendang si pemerkosa sementara satunya lagi bergegas meringkusnya. Sayang tindakan itu gagal. Pisau tajam si pemerkosa yang berhasil menggores lengannya, membuatnya undur ke belakang. Ia hanya bisa memandang geram ketika pria itu melarikan diri sekejap kemudian.

Magali terisak-isak ketika melihat Papa dan Mamanya muncul di rumah sakit. Dengan terbata-bata ia menceritakan apa yang dialaminya dari awal hingga ditolong oleh dua orang pelari malam yang kemudian membawanya ke rumah sakit. Christian Hutapea bersyukur sekaligus berduka. Ia tak menyangka kejadian semacam ini akan menimpa putrinya.

"Kalau saja Mama tahu, Nak, pasti takkan kusuruh kau belanja sendiri tadi," sesal sang Mama seraya memeluk dan menciuminya.

"Siapa yang tega berbuat begini padamu?" Christian tak habis pikir.

"Entahlah, Papa. Aku tidak tahu."

"Kita tak bisa mendiamkan saja kejadian ini. Kita harus lapor polisi!" tekad Christian.

Peristiwa percobaan pemerkosaan itu akhirnya sampai di tangan kepolisian. Ketika semua orang sibuk berspekulasi siapa penyerang Magali malam itu, Polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan. Hasilnya mencengangkan. Berdasarkan rekaman CCTV di minimarket, juga di tikungan tempat dimana Magali diculik sampai di TKP, menunjukkan bahwa Rick Dawson-lah pelakunya. Rupanya pemuda itu telah membuntuti sejak di mini market.

Namun Rick mengelak. Pemuda yang kerap dikatakan sebagai Allen Iverson di masa depan oleh pelatihnya itu tak mau mengakui perbuatan nistanya. Tetapi robekan kulitnya yang tertancap di kuku Magali juga kalung miliknya yang putus saat gadis itu melakukan perlawanan adalah bukti yang tak bisa diingkari. Rick semakin sulit berkutik ketika Harry Stedman yang tertangkap kamera CCTV tengah berbicara dengannya di seberang minimarket turut memberi kesaksian memberatkan.

Sebelum sidang usai, Rick kedapatan bunuh diri dengan pistol yang direbutnya dari seorang Polisi.

Sejak itu Magali berjanji takkan lagi mengkhianati janji yang ia buat di kala usianya sepuluh tahunan. Ia sudah mendapat ganjaran karena kelalaiannya menyepelekan janji tersebut.

Untuk menghilangkan trauma, Christian dan istrinya sepakat membawa Magali beserta adiknya pindah ke Ashland, kurang lebih lima jam perjalanan dari Portland. Di kota kecil yang indah, tempat Norah dilahirkan itulah mereka tinggal dan memulai kehidupan baru.

"Mama, kok bengong?" tegur Matahari sambil menggoyangkan kedua tangannya di depan hidung sang Mama.

"Oh, eh ... apa?" Norah Hutapea kelabakan.

"Ya ampun Mama, kok jadi melamun gitu? Lagi mikir apa? Mikir bagaimana jadinya pesta Kakak besok ya?" goda Matahari yang disambut senyum geli Magali.

"Iya, nih. Santai aja, Ma. Pasti semua akan lancar saja," sambar Magali yang lantas menghambur dan memeluk sang Mama.

"Ah, enggak."

"Lalu mikir apa?" Magali dan Matahari serempak bertanya.

Sosok pria yang masih tampan gagah di usianya yang kelima puluh enam itu mendadak muncul dan menyahut ,"Siapa lagi kalau bukan, Papa?"

Disquiet photo by Travis Bozeman
(https://unsplash.com/photos/lV9wTYdJ4e8)

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

310K 1.8K 18
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.2M 60.2K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
386K 15.4K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...