BEHIND YOU [COMPLETED√]

By Sleepyasha

37.5K 3.7K 289

Bagaimana kamu menyikapi sahabatmu, itulah yang dipertaruhkan di kisah ini. Bukan mementingkan perasaan sepih... More

PROLOG
1 : Damai
2 : Realize
3 : Happy Envyday!
4 : Hold
6 : A Big Fish in a Small Pond
7 : A Bitter Pill to Swallow
8 : A Big Girl's Blouse
9 : A Cheap Shot
10 : A Blot on Sb's Character
11 : A Number of Things (END)
Pemberitahuan

5 : And Throw Away

2.7K 318 19
By Sleepyasha

BEHIND YOU
by Sleepy Asha
___

Semua murid tingkat akhir di sekolah mengenal Naruto. Dia gadis yang pintar memanfaatkan sesuatu---tidak terkecuali otak dan tubuhnya yang akan ia manfaatkan semaksimal mungkin. Pun, dia orangnya supel sekali, kalian-kalian akan terbiasa mendapat cengiran darinya ketimbang seulas senyum manis.

Demi apapun. Sai yakin, sangat mudah sekali orang baru memahami sifat Naruto dari perkenalan pertama. Mereka akan dikenalkan lebih dahulu dengan emosi Naruto yang senang meledak-ledak, lalu, jika kau baik, kau akan dikenalkan lebih lanjut dengan kisah hidupnya yang sangat ditutup rapat.

Tapi, beberapa hari ia menjadikan Naruto teman berharganya (secara tidak diinginkan untuk terjadi), Sai masih tidak bisa mengimbangi mood swing-nya. Gadis itu terlalu sulit ditebak, bahkan Sai harus memberinya susu cokelat dulu kalau mau tahu apa yang membuatnya murung.

Untungnya, di hubungan pertemanan mereka yang aneh ini, ada Yamanaka Ino yang dapat diandalkan. Gadis itu tahu kapan ia akan menenangkan Naruto saat sedih---meskipun dengan tingkat kepercayaan tinggi Sai memastikan Naruto tidak benar-benar menunjukkan wajah sedihnya. Dan, kapan untuk menjauhi Naruto ketika Naruto benar-benar tidak ingin diganggu.

Shimura Sai dibuat pusing, ia sendiri tidak tahu alasan pasti kenapa ia mau memusingkan diri tentang Naruto. Juga, ia sendiri yang pernah bergidik ngeri ketika membayangkan dirinya berteman dengan Naruto.

Namun sekarang, ketika tubuh mungil dekil dengan plester balsem di tengkuk itu menjauh dengan aura hitamnya yang kental---Sai kembali dibuat bergidik ngeri, dan setengah mampus ia berusaha menyembunyikannya dari tatapan murid lain di dekatnya.

"Apa yang sudah diberikan Naruto padamu?" cecar Ino ketika ia sudah berhasil menarik Sai dari kerumunan murid dan membawanya ke sudut lain yang lebih sepi. "Katakan!"

"Memang sesuatu apa yang bisa diberikan gadis miskin itu untukku?"

Tatapan Ino menggelap, tangannya siap menampar Sai, tapi berakhir dengan tendangan kecil di tulang kering Sai beberapa kali. Ia melakukannya tanpa suara dengan pandangan menunduk.

Ino kesal setengah mati tapi ia tidak bisa apa-apa.

"Jauhi Naruto kalau kau hanya memanfaatkannya," suara Ino mengecil. Ia terisak kemudian. Membiarkan Sai dilanda kebingungan.

"Apa yang kau harapkan ketika menjadi temannya?" tanya Ino kemudian, masih tidak mau menatap mata Sai. Namun, kakinya telah berhenti menendang tulang kering Sai.

Butuh tiga menit Sai berpikir keras untuk menemukan jawaban tentang situasi ini, ketika matanya melirik sudut lain, ia menemukan Sasuke dan Sakura berciuman di bawah pohon.

"Apalagi yang Sasuke lakukan?" nada Sai memberat. Tentu saja ini bukan urusannya, tapi ia tidak pernah setengah-setengah untuk membantu seseorang yang pernah berbagi tawa dengannya di guyuran hujan.

Ino mengangkat wajahnya, menatap dalam mata Sai dengan kondisi wajahnya yang sudah basah air mata.

•••

Hati Naruto mati rasa saat ini, benar-benar mati. Ia tak tahu harus berbuat apa di saat masalah datang secara beruntun padanya akhir-akhir ini.

Upacara perpisahan yang dari awal ia inginkan berakhir suka cita, kini ia telan mentah-mentah ketika mendapati sosok bersurai sewarna bulu burung gagak berdiri di podium. Menyampaikan pidato singkat yang mewakilkan keseluruhan murid, dan mengucapkan beberapa kalimat syukur ketika ia berhasil memeroleh peringkat pertama di nilai hasil ujian akhir.

Omong kosong!

Naruto mengusap kasar air matanya, tapi air mata ini terus mengalir di saat ia mencoba menghentikannya. Punggungnya bersandar pada dudukan kloset, memikirkan masalah lain di mana ayahnya tengah dirawat di rumah sakit dengan keadaan yang kian memburuk.

Membuatnya kembali menangis, dengan suara yang menyayat hati pendengarnya. Dia masih tidak rela dengan diagnosis dokter pada ayahnya.

Demi apapun, rasa takut menyelimuti keseluruhan tubuhnya sampai saat ini, bahkan membuatnya tidak bisa menggenggam sendok dengan benar saat sarapan pagi tadi. Ia takut, kalau-kalau lupus mengambil ayah darinya.

Ting!

Satu pesan masuk, dari Sakura. Ia menutup situs tentang penyakit lupus yang sempat dicarinya beberapa hari ini, lalu membuka pesan Sakura.

"Kamu harus temani aku pergi nanti malam! Ada yang ingin kuberitahu
( ˘ ³˘)♥"

Naruto ingin menolak, dia harus menjaga ayahnya nanti malam. Menggantikan Paman Kakashi yang sudah berani menemui ayah---meskipun di pertemuan-pertemuan awal setelah belasan tahun tidak bertemu, ayah menolak dengan keras bahkan dengan bahasa kasar yang sempat terucap.

Tidak, Naruto selalu mengingat kebaikan seseorang, dan keluarga Sakura salah satunya. Ia tidak boleh menolak ajakan Sakura dengan alasan lain ketika ia sendiri tidak ingin Sakura mengetahui alasan sebenarnya ia menolak. Cukup Ino saja yang tahu jika Ino tidak memberi tahunya ke orang lain, tentu saja.

"Tentu saja, beri tahu aku waktunya!"

•••

Paman Kakashi pulang lebih awal ketika ia mengirim pesan kalau malam ini ia tidak bisa menjaga ayahnya. Ketika ayahnya dirawat di rumah sakit, Paman Kakashi lah yang menjaganya di rumah. Ikut serta membantunya dalam urusan rumah.

Asal kalian tahu, pamannya itu punya selera humor yang nyeleneh, sampai-sampai Naruto harus berpikir dua kali sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, kubilang saja ia harus menjauh jika bertemu denganku," akhir Kakashi dengan ceritanya disela ia mengurus gaya rambut Naruto di malam hari ini.

Kakashi masih single, belum punya niatan untuk memiliki pendamping hidup. Tapi ia telah berusaha banyak dalam memperlakukan Naruto seperti anaknya sendiri---tiap ada waktu kosong ia akan membuka Youtube dan memelajari video tutorial membuat berbagai gaya rambut anak perempuan. Sungguh niat sekali.

"Kau jahat sekali Paman, apa yang dia lakukan dengan celana dalammu memangnya?"

Kakashi mengernyit, belum menjawab pertanyaan Naruto setelah ia memberikan penjepit berbentuk bunga di belakang kepala gadisnya ini. "Kau tidak berpikir kalau dia benar-benar mencuri celana dalamku, kan?"

"Sialan, jangan bilang dia gay dan kau menyebar berita bohong pada bawahanmu?" Naruto tertawa canggung.

"Ini lelucon bodoh, jangan anggap serius!" seru Kakashi, kedua tangannya menepuk lembut kepala Naruto yang sudah selesai ia hias dengan dua kepangan kecil melingkar ke belakang lalu masing-masing ujungnya dipertemukan dan disatukan dengan jepitan bunga berwarna putih. "Selesai, ayo kuantar!"

Naruto tersenyum manis melihat pantulan dirinya di cermin, ia memakai terusan berwarna biru muda sampai menyentuh bawah lutut, ditambah semi-boot berwarna merah kacang.

Tampak berbeda. Paman Kakashi sukses mengubahnya dengan penampilan sederhana yang lain.

"Jangan lupakan ini," Kakashi memberikannya beberapa gelang dari tali dan karet, gelang-gelang kesukaannya. Yang tidak pernah ia lupakan saat bepergian.

Naruto memberikan cengirannya, "Terima kasih!"

Pintu mobil tertutup, ia memberi gerak hormat pada Kakashi sebentar sebelum mobil itu menjauh pergi. Hendak memasuki kafe, Naruto mengetukkan bagian depan sepatu kanannya, lalu memasuki kafe dan mencari keberadaan Sakura.

"Naru-chan!" suara Sakura yang lembut terdengar, bola mata birunya bergerak mencari untuk mendapatkan tiga sosok di meja dengan empat kursi.

Sakura tidak bilang kalau hanya mereka berdua yang pergi, tapi Sakura juga tidak bilang kalau Sasuke dan Suigetsu lah yang menemani malam mereka hari ini.

Bangsat.

Bersamaan dengan langkah ia menuju meja Sakura, Naruto mulai mencari alasan untuk membatalkan pertemuan mereka.

"Sakura, kupikir aku-!" belum selesai ia berbicara, Sakura sudah menarik tangannya untuk cepat duduk di samping gadis bermata hijau bening itu.

"Sudahlah! Aku tahu kamu mau kabur, dan tidak akan kubiarkan!" ucap Sakura tepat sekali, bibir tipisnya yang terpoles lip tint menyeringai lebar, matanya melirik jahil pada Naruto. "Lagian kau sudah berpenampilan menarik, kan. Suigetsu pasti akan tertarik denganmu," bisik Sakura di telinganya.

Perkataan Sakura entah kenapa menyakitkan, hingga ia sampai menahan napas dibuatnya.

"Aku sudah memesankan makanan untukmu," Sakura kembali berbicara untuknya ketika ia menangkap basah Naruto dan Sasuke saling melempar tatapan.

Pelayan datang tepat setelah Sakura selesai bicara, Sakura tahu kesukaan Naruto, maka dari itu ia memesankan Naruto ramen dengan tingkat kepedasan medium.

Di tengah makan, Sakura dan Sasuke asyik melempar obrolan ditambah Suigetsu yang sesekali ikut mencampuri dan memasukkan lelucon dalam obrolan mereka. Hanya Naruto, yang sibuk memakan ramennya dengan diam.

"Naruto, kau tidak memberi ucapan selamat ke Sakura-chan?" Suigetsu berseru ketika hanya melihat Naruto diam tak seperti biasanya.

Nafsu makan Naruto hilang seketika, ia benci dengan Suigetsu. Ia berbicara saja sudah membuatnya muak, ditambah Sakura yang sok tahu dengan perasaannya terhadap Suigetsu. Ramen di hadapannya terasa seperti perasan terong.

"Ah iya, selamat kau sudah masuk sekolah khusus perempuan!" seru Naruto, sekolah yang dimaksud sangat terkenal dan Naruto rasa ia harus memberikan ucapan selamat pada Sakura karena hal itu.

"Ah ya ya, selamat juga untukmu!" Sakura mengucapkannya setengah hati dengan kibasan tangan dua kali di depan wajah. "Kau menghilang saat upacara perpisahan selesai sih!"

Satu alis Naruto terangkat.

"Aku dan Sasuke-kun sudah berpacaran!" bisik Sakura, tapi masih mampu didengar Sasuke dan Suigetsu.

"Oh ya? Bagus sekali!"

"Kenapa kau terlihat tidak senang, kau sahabatku kan?"

Naruto tidak tahu di bagian mananya ia harus heboh dengan kabar ini. Kalau dipikir lagi, ia telah melakukan hal bodoh. Membiarkan orang macam Sasuke memanfaatkan waktunya untuk hal yang berujung Sakura telihat tidak suka dengan reaksinya saat ini.

Jadi, Naruto harus mengucapkan selamat untuk apa?

Kencan ganda yang dianggap Sakura itu berakhir. Sakura pulang lebih dulu bersama Suigetsu yang satu arah dengannya. Sedangkan, Naruto memilih jalan kaki sebentar sambil merenungi kesalahan apa yang telah dibuatnya terhadap Sakura.

"Aku ingin bicara denganmu," Sasuke menyela di depannya tiba-tiba. Kalau diperhatikan, ia berpakaian seperti terakhir kali ia pergi menonton konser dengan Naruto.

"Jangan sekarang," jawab Naruto ketus. Ia benar-benar tidak ingin diganggu saat ini.

"Apa masalahmu?!" teriak Sasuke sambil menggenggam erat tangannya. Memberi kepucatan di telapak tangan yang tak teraliri darah dengan benar beberapa detik setelahnya. "Kau membuatku jadi jahat di sini!"

Sasuke menariknya tergesa, membawanya ke taman terdekat yang sudah sepi pengunjung.

"Jangan kau pikirkan kalau begitu, ini semua salahku," Naruto menjawab dengan pelan. Ingin mengakhiri obrolan ini dengan cepat. Sasuke memang tidak bisa berpikir dewasa meskipun ia menduduki peringkat satu sekalipun.

"Kau bahkan tidak minta maaf padaku!" Sasuke berteriak. Melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan mata hitamnya melihat Naruto langsung mengusap bekas genggamannya.

"Maaf, dan biarkan aku pergi," Naruto menunduk. Dia tidak bisa menyalahkan sisi bodoh Sasuke untuk masalahnya saat ini.

Itu semua hak Sasuke saat merebut posisinya, dan kesalahannya membiarkan Sasuke memanfaatkannya.

"Memang kau tahu untuk apa kau meminta maaf?" Sasuke maju selangkah ke arahnya. "Kalau kejadian saat itu aku juga bersalah, tapi bukan maaf itu yang kuinginkan."

"DEMI TUHAN, SASUKE! KAU MEMBUATKU BERSALAH!" balas Naruto dengan tak kalah dari teriakan Sasuke di awal. Dia meluapkan semuanya, apa yang menjadi bebannya selama ini. "Kau membuatku terlihat bodoh di kejadian itu, seandainya---" Naruto mengusap pipinya, ada yang mengalir tanpa seizinnya.

"Seandainya aku tahu, aku tidak akan mengataimu. Berapa kali pun aku berpikir, di situ akulah yang salah. Aku tersiksa dengan kejadian itu, ditambah murid lain di kelas mulai menggunjingku," aku Naruto, ia mengungkapkan semua yang bahkan tidak diketahui Ino dan Sai sekali pun.

"Apa yang kau maksud?"

"Semuanya menganggap aku sok pintar, kau paham kan?"

Sasuke maju selangkah lagi, mengikis jaraknya untuk saling berdekatan dengan Naruto. Seharusnya, saat ini, Naruto meminta maaf padanya karena telah membuatnya kehilangan.

Sasuke pikir, melepas Naruto dan membuangnya setelah ia mendapatkan Sakura bukan masalah besar. Namun, Naruto selalu saja menghantui pikirannya, membayangi setiap kegiatannya. Jika seperti itu terus-menerus, jujur, Sasuke rindu ketika mereka saling menjadi ekor. Selalu beriringan ke mana pun pergi.

Dengan cepat, Sasuke menjambak rambut bagian belakang Naruto. Membuat jepitannya jatuh terlepas dan memperlihatkan mata biru Naruto yang tak ubahnya seperti langit musim panas terpampang di bawah tatapan intimidasinya.

"Sa-Sasuke, ini sakit-!" Naruto meronta, tapi yang ia dapat malah Sasuke mencekik lehernya dengan tangan yang lain.

Dan---memaksa menciumnya. Menyapu bibir atas dan bawah Naruto dengan lidahnya, lalu mengakhirnya dengan kecupan ringan.

"Ternyata benar, aku menyukaimu," Sasuke tersenyum aneh. Dan Naruto tidak menyukainya.

Ini salah, Naruto tidak mau panggilan perebut kekasih orang, hinggap menjadi nama tengahnya. Ia digunjing karena sok pintar saja sudah membuatnya tidak enak, apalagi ini tentu saja.

BUGH!

Naruto menendang perut Sasuke, lalu mengusap bibirnya sendiri dengan tangan secara kasar.

"Kita sudahi pertemanan kita!"

NARUTO © Masashi Kishimoto
END
----

Apa yang sudah kubuat ini aaaa. Etapi rangkuman dari beberapa chapter sebelum ff ini diremake pas jadi satu chapter eheu.

Btw, season ini berakhir ya! Sampai jumpa di season selanjutnya!

Tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komentar yang berfaedah ya gaes❤

Regards,

Sleepy Asha.

Continue Reading

You'll Also Like

15.1K 1.8K 32
Kisah romantis kehidupan Naruto dan Sasuke yang dimana takdir mereka telah diikat oleh benang merah. ***genshin impact fanfinction **** sasufemnaru ...
41.3K 2.7K 14
Seorang namikaze yang memiliki sikap diluar sikap dari seorang namikaze. Anak perempuan dengan sikap yang sangat manja, yaitu namikaze sakura. . . . ...
488K 2.8K 14
"BOCILL DILARANG BACA"⛔ WARNING 21+ (kita ulang dari awal ya gyus) kisah ini hanya karangan semata bukan nyata!!!! Happy reading❤️
23.6K 2K 26
Pairing : SasuFem!Naru Naruto anak sebatang kara yang hidup dalam kesepian. Namun, rasa kesepiannya terobati setelah ia mengenal Sasuke Uchiha yang m...