Vampire Wars [Completed]

By Aiolios24

571K 37.9K 3.4K

(18+) BOOK 2 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Berawal dari kehidupan sulit yg di alami kakak dan adik. mereka be... More

Prolog
Chapter 1 : Zee & Zea
Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt
Chapter 3 : Hutan Vampire
Chapter 4 : Penasaran
KARAKTER
Chapter 5 : Kotak Musik
Chapter 6 : Menyelidiki Pergerakan Musuh
Chapter 7 : Berkumpul Bersama
Chapter 8 : Flashback One
Chapter 9 : Flashback Two
Chapter 10 : Pasangan Sempurna
Chapter 11 : Kakak Terhebat
Chapter 12 : Perdebatan Kecil
Chapter 13 : Party Di Castel Del Monte
KARAKTER
Chapter 14 : Penjelasan
Chapter 15 : Bertemu Mate
Chapter 16 : Air Mata
Chapter 17 : Kecerobohan Irish
Chapter 18 : Mencari Keberadaan Irish
Chapter 19 : Tangisan Yang Berakhir Bahagia
Chapter 20 : Langkah Awal
Chapter 21 : Zea & Irish Di Culik
Chapter 22 : Misi Bunuh Diri
Chapter 23 : Bertemu Wanita Iblis
Chapter 24 : Amarah Kebencian
Chapter 25 : Penyesalan
Chapter 26 : Terbangun
Chapter 27 : Mengukir Kehangatan Bersama
Chapter 28 : Gairah Cinta
Chapter 29 : Jeritan Hati Dan Kejujuran
Chapter 30 : Danau Tersembunyi
Chapter 31 : Permainan Gila
Chapter 32 : Rundingan
Chapter 33 : Pergerakan Musuh
Chapter 34 : Wahana Permainan
Chapter 35 : Fighting
Chapter 36 : Pengorbanan
Chapter 37 : Antara Hidup Dan Mati
Chapter 38 : Teka-Teki Petunjuk
Chapter 39 : Pertualangan Di Mulai
Chapter 40 : Penyerangan Musuh
Chapter 41 : Menjalankan Misi
Chapter 42 : Lautan Darah Dan Mantra Terlarang
Chapter 43 : Terjebak
Chapter 44 : Perubahan Irish
Chapter 45 : Teka-Teki Sialan!
Chapter 46 : Pilihan Sulit
Chapter 47 : Darah Pengganti Dan Munculnya Pohon Kembar.
Chapter 49 : Kembalinya Sean Dan Zea
Chapter 50 : Batu Jiwa Tak Bertuan.
Chapter 51 : Selubung Rindu.
Chapter 52 : Berlebihan.
Q & A
Chapter 53 : Bersamamu!
Chapter 54 : Kehebohan Di Istana Lioncourt.
Chapter 55 : Makhluk Aneh
Chapter 56 : Akankah Semuanya Berakhir?
Chapter 57 : Musuh!!
Chapter 58: Perbedaan Kekuatan
Chapter 59: Tamat

Chapter 48 : Sebuah Harapan

5.8K 458 36
By Aiolios24

" Apa yg terjadi? " Raven tiba-tiba saja datang menghampiri Zeldric, Javier, Ciel dan Irish.

Raven menatap ke arah adiknya iba. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Irish dan baru saja. Raven bermaksud mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba saja Irish jatuh tak sadarkan diri. Semua yg melihat kejadian itu sontak terkejut. Terutama Javier yg memang ayah Irish.

" Irish! " Javier memekik sembari menepuk-nepuk pipi putrinya tapi gadis itu tetap tak membuka matanya. " Bangun nak. Jangan membuat kami semua khawatir. "

Victor dan yg lainnya datang, menghampiri mereka. Sedangkan, Julius masih saling menyerang dengan Deliora. Wanita licik itu akan mendapatkan hukuman yg tepat sesuai perbuatannya hari ini. Julius menatap tajam Deliora yg membalasnya dengan tatapan mengejek. Seharusnya, ia sadar bahwa sedari awal adiknya tak pernah mengangapnya ada. Julius merasakan sesak di hati kecilnya.

" SADARLAH DELIORA!! Semua yg telah kau rencanakan hanya akan membawamu kepada penyesalan dan kematian tak berarti. Terima kenyataan yg ada dan lupakanlah dendam di dalam hatimu. Semua itu jauh lebih baik, dari pada mati sia-sia hanya demi membalaskan dendam yg tak berarti apapun!. " teguran Julius sama sekali tak di gubris Deliora. Hati dan pikiran Deliora seakan telah mati. Kini yg ada hanya kehinginan membalas dendam.

" JANGAN MENCAMPURI URUSANKU BRENGSEK!!! " bentak Deliora kepada Julius. " Kau bukanlah orang penting bagiku. Jadi, berhenti ikut campur dan menjauhlah dari kehidupanku! "

Hati Julius mencelos ketika kata-kata tajam itu menusuk tepat di relung hatinya. Tanpa perasaan, Deliora pergi begitu saja. Julius menyerah. Pria itu tak sanggup lagi untuk menyadarkan adiknya.

" Sudahlah, kau tak perlu merasa frustasi seperti itu. Wanita iblis itu tak pantas menjadi adikmu! " suara tegas seseorang menyentak lamunan Julius tentang adiknya. " Biarkan wanita iblis itu bermain-main dengan kematian yg telah ia buat tanpa ia sadari. Aku harap saat kematiannya tiba nanti, kau tak akan mengulurkan tanganmu untuk menolongnya dari takdir. "

Julius menolehkan pandangannya dan seketika itu juga, ia melihat Leon berdiri di sampingnya. Leon menatap ke arah dimana Deliora menjauh dan menghilang di balik pepohonan rimbun. Tatapan sinis terlihat jelas di mata Leon yg kini memancarkan kobaran kebencian yg di tunjukkan untuk Deliora.

Julius hanya bisa menghela nafas kasar. " Tentu saja! Aku tak akan lagi peduli dengannya walaupun harus kehilangan satu anggota keluarga lagi. Bukankah tadi kau mendengarnya sendiri bahwa dia melarangku untuk ikut campur!. " dengus Julius dan segera melesat pergi, meninggalkan Leon yg kini tengah terkekeh. Setelah itu, Leon mengikuti langkah Julius yg pergi melesat menghampiri Zeldric dan Javier.

" Apa yg terjadi? " Julius bertanya saat setelah tiba di hadapan Zeldric dan Javier. Julius menatap Irish yg terbaring tak sadarkan diri di pelukan Javier. Ada yg tak beres, begitu pikir Julius tentang keadaan yg terjadi kepada Irish. " Apa putrimu baik-baik saja? Tapi kalau di lihat dari kondisinya yg tak sadarkan diri seperti itu. Jelas sekali bahwa putrimu sedang tak dalam kondisi baik. "

Javier mengacuhkan ocehan Julius yg menurutnya tak penting untuk di jawab. Javier menatap Zeldric yg sudah mengangkat tubuh istrinya. Kondisi Ciel juga sama buruknya dengan Irish. Tapi kondisi Irish terlihat jauh lebih memperihatinkan dari kondisi yg di alami Ciel.

" Kondisi putriku memburuk Ric. Aku akan membawanya kembali ke kerajaanku. Putriku membutuhkan perawatan serius. " Javier menatap Zeldric dengan pandangan sendu. Tatapannya itu tersirat akan luka dan duka lara. " Kau tahu, kekuatan yg di gunakan putriku sangatlah berbahaya. Tapi demi melindungi putramu yg sangat di cintainya, putriku rela mempertaruhkan nyawanya. Aku tak pernah sekalipun melihatnya menggunakan sisi kekuatan gelap dalam dirinya. Tapi, hari ini aku melihatnya demi melindungi pria yang di cintainya dan orang-orang di sekitarnya. "

Air mata jatuh dari pelupuk mata seorang ayah yg menangisi putri tersayangnya. Ada penyesalan di hatinya ketika dia justru tak bisa melindungi putrinya. Rasanya begitu menyakitkan ketika tahu tubuh putrinya saat ini dalam kondisi melemah. Tak ada yg tahu tentang kapan duka lara itu akan datang dan pergi. Tapi hanya saja, Javier sangat tahu bahwa semua itu tak akan pernah berlangsung selamanya. Ada kalanya duka lara itu berubah menjadi kebahagiaan bagi mereka yg berjuang. Javier tentu yakin bahwa putrinya kelak akan mendapatkan kesempatan untuk meraih dan menggenggam kebahagiaan itu bersama pria yg di cintainya.

Waktu akan membalas tangis duka lara menjadi tangis kebahagiaan. Waktu akan menjadi saksi bisu dari semua kejadian yg ada. Waktu juga yg akan menjawab perjuangan bagi mereka yg tak kenal kata pantang menyerah. Semua akan menjadi indah jika mereka terus berusaha tanpa ragu sedikitpun. Berjuang untuk kebahagiaan tentu patut di pertahankan dan menyerah tanpa berjuang itu tindakan seorang pengecut.

" Tentu kau boleh membawanya jika memang itu yg terbaik untuk mengembalikan kondisi putrimu seperti semua. Aku sangat menyesal dengan apa yg terjadi hari ini. Putrimu terluka demi melindungi putraku dan tentu itu tak adil untuknya yg justru harus terkulai lemas seperti sekarang. "

Javier hanya tersenyum tipis. Pria itu tentu tak mempermasalahkan hal buruk yg menimpa putrinya. Baginya, kejadian buruk hari ini murni karena memang waktunya mendapatkan ujian dalam hidup. " Bukankah hal itu wajar terjadi kepada semua pasangan yg saling mencintai satu sama lain. Istrimu juga ikut berjuang demi putramu. Jadi semua itu sudah biasa terjadi demi seseorang yg sangat berarti dalam hidup mereka. " balasnya.

Victor tiba-tiba saja menepuk bahu Zeldric. " Berpikirlah positif. Kita tak tahu kapan ujian hidup kita datang. Mereka yg mendapat kesempatan untuk melewati ujian hidup mereka tentu saja haruslah mengambil resiko berbahaya. Aku tahu semua kejadian yg terus saja datang sangat menguras amarah. Tapi tidakkah kau berpikir bahwa semua kejadian itu membuat kita semakin saling melindungi antara satu dan yg lainnya. Tidakkah kau sadar bahwa ikatan persahabatan kita, kini sudah menjadi keluarga. " tuturnya kepada Zeldric.

Zeldric menarik senyum di bibir tipisnya. Benar apa yg di katakan Victor. Ikatan mereka kini bukan lagi teman ataupun sahabat, tapi ikatan mereka kini sudah menjadi keluarga yg harus saling melindungi satu sama lain. Tak peduli mereka dari bangsa apa yg jelas ikatan keluarga bisa terjalin kepada semua orang yg memang menginginkannya. Jadi, masalah yg terjadi kepada salah satu di antara mereka itu akan menjadi masalah mereka bersama-sama.

" Sebaiknya, kita segera bergegas masuk ke dalam istana. Ciel dan Irish membutuhkan perawatan yg serius. Aku sarankan kepadamu agar membawa Irish masuk dulu kedalam istana Lioncourt, sebelum kau membawanya pergi ke kerajaanmu. Putrimu butuh pertolongan pertama. Lagian kau juga membutuhkan istirahat yg cukup. Pertempuran yg terjadi beberapa hari ini pasti menguras tenagamu dan juga yg lainnya. Terlebih lagi kau pikirkan kondisi istrimu yg terlihat kelelahan. " itu saran dari Ethan yg sudah berdiri di samping Raven. Ethan menatap Javier yg mengangguk mengerti.

●●●●🌷●●●●

" Jadi, itu artinya kau bersedia menolongku. Bukankah tadi kau bilang bahwa kau akan keluar dari persembunyianmu jika ada sesuatu yg membuatmu tertarik dan lihatlah, kau sekarang berada di hadapanku. " Zea berharap lebih kepada sebuah cahaya hijau di hadapannya. Tentu saja gadis itu tahu bahwa cahaya hijau itu pasti bentuk lain batu jiwa tak bertuan yg selama ini ia cari-cari.

" Aku akan menolongmu tapi kau juga harus berjanji bahwa kau akan menjagaku. Banyak bahaya di luar sana yg menginginkanku demi keegoisan mereka masing-masing dan aku tak mau mereka menggunakanku demi kejahatan. " batu jiwa itu berkata kepada Zea agar memenuhi permintaannya. " Tapi jika keadaan mendesak dan tak memungkinkanmu melindungiku, maka kau harus berjanji untuk menggunakan satu permintaan mulia demi kebaikan. Permintaan mulia itu pasti akan mengancurkanku dari dunia ini. "

Perkataan batu jiwa tak bertuan itu membuat Zea dan Sean terkejut. Bagaimana bisa batu itu meminta hal yg akan membuat dirinya sediri musnah dari dunia ini. Zea tentu saja terkejut dengan permintaan batu jiwa itu dan Zea juga mulai bertanya-tanya alasan di balik permintaan batu jiwa itu.

" Tunggu dulu! Kenapa kau justru meminta sesuatu yg merugikan keberadaanmu dan kenapa juga kau mengatakannya kepada kami. Apa akan ada hal yg buruk terjadi jika kami membawamu keluar dari tempat ini? " pertanyaan itu terlontar dari mulut Sean. Pria itu sedari tadi memang terdiam dan lebih memilih menyimak obrolan antara Zea dan batu jiwa itu. Tapi perkataan batu itu menarik Sean untuk bertanya juga.

" Seperti yg kau duga dan sudah ku katakan tadi bahwa ada banyak bahaya yg mengincarku di luar sana. Kemungkinan besar mereka akan memburuku jika tahu keberadaanku di luar sana. Sebenarnya aku berada di tempat ini hanya untuk bersembunyi dan melindungi diriku sendiri dari bahaya yg mengincarku. Selain itu aku juga menunggu seseorang yg mungkin bisa membebaskanku dari belenggu keserakahan orang-orang yg ingin berbuat kejahatan. " jelas batu jiwa tak bertuan itu.

Lagi-lagi Sean dan Zea di buat terkejut dengan penjelasan batu itu. Ternyata tak hanya makhluk hidup saja yg memiliki penderitaan, tapi batu jiwa tak bertuan itu juga memilikinya. Ada banyak pelajaran yg Sean dan Zea dapatkan dari perjalanan mereka kali ini. Semua masalah yg akhir-akhir ini terjadi kepada mereka di lembah kematian membuat mereka berdua sadar bahwa apa yg akan terjadi suatu hari nanti, maka jangan pernah menyerah ataupun mengeluh. Masalah yg datang pasti bisa di lalui hanya bila mereka berjuang dan terus berusaha bersama-sama.

Lagian mereka tak boleh menyerah di tempat ini begitu saja karena ada banyak orang yg tengah menunggu kepulangan mereka. Ada juga seseorang yg harus mereka selamatkan demi orang-orang yg mereka berdua sayangi. Dengan keteguhan hati yg kuat, Sean dan Zea memantapkan diri mereka untuk segera kembali dengan mambawa batu jiwa itu bersama mereka. Tak peduli banyaknya rintangan dan bahaya yg menanti mereka, yg jelas mereka akan melewati itu bersama-sama.

" Apapun masalah yg terjadi nanti, aku dan Sean pasti akan melewarinya dan juga sekuat tenaga untuk melindungimu. Aku sudah berjanji kepada keluargaku untuk membawamu ikut serta ke kerajaanku demi kesembuhan Zee yg telah berkorban untukku. Aku tak mungkin berhenti di tengah jalan seperti ini. Bukankah sudah ku katakan, apapun yg terjadi aku akan menanggung resikonya dan semua itu demi kakakku. Aku tak ingin jauh-jauh dari kakaku. Aku sangat merindukannya, sekalipun ada Sean di sisiku tapi kehadiran kakakku tetap yg paling penting dalam hidupku. " kata Zea.

Kemudian Zea mengulurkan tangannya ke ke arah batu jiwa tak bertuan itu. " Jadi, mau kah kau ikut bersamaku dan mau kah kau menolongku?. Aku tak minta sesuatu yg berlebihan. Aku hanya meminta permintaan sederhana. Aku mohon sembuhkan kakaku seperti sedia kala. Hanya kau lah yg bisa menolongku. " lirih Zea yg memohon kepada batu jiwa itu.

Tak ada jawaban dari batu jiwa tak bertuan. Batu jiwa itu hanya diam dan langsung berubah ke bentuk sebuah batu kristal hijau. Lalu, detik berikutnya batu itu menghilang dan muncul kembali di tangan kanan Zea. Itu artinya, batu itu bersedia membantu Zea.

" Berhati-hatilah ketika kalian ingin keluar dari lembah kematian. Akan ada banyak makhluk aneh yg mengejar kalian nantinya. Keberadaanku bersama kalian akan menarik perhatian mereka yg tinggal di lembah itu. Sedangkan tempat yg kalian pijak saat ini hanyalah sebuah ilusi yg aku buat. Tapi setidaknaya kalian memiliki waktu yg cukup untuk beristirahat sebelum bertempur dengan mereka. Kalian juga harus berhati-hati jika bertemu dengan makhluk yg menyerupai seekor kelelawar tapi bertubuh manusia. Dia adalah pemimpin di lembah kematian! " jelas batu jiwa itu.

" Serahkan saja semua kepada kami. Kau tenang saja, kami pasti akan baik-baik saja dan terima kasih atas informasinya. Kami berhutang banyak kepadamu. " Sean berkata tulus. Sedangkan Zea terlihat berlinangan air mata. Akhirnya harapannya untuk sang kakak bisa terwujud juga dan Zea hanya butuh selangkah lagi untuk mewujudkannya. Bersama dengan Sean, semua rintangan yg ada pasti bisa ia lewati dengan mudah.

" Aku percaya kalian bisa keluar dari lembah itu dengan selamat. Aku akan tidur sembentar untuk sedikit menyamarkan keberadaan auraku di sekitar kalian agar tak terlalu menarik perhatian banyak makhluk. Mulai dari sini, kalian akan berjuang sendiri untuk bisa keluar dari tempat terkutuk itu. "

Setelah itu, tiba-tiba saja tubuh Sean dan Zea seakan tertarik begitu saja. Lalu ketika mereka berdua membuka mata, mereka sudah berada kembali di tempat lembah kematian seperti sebelum mereka tersedot ke sebuah pohon kembar. Sedangkan batu jiwa tak bertuan itu berada di dalam kantong tas yg di bawa Zea. Zea bernafas lega ketika melihat batu itu ternyata ada bersamanya. Zea sempat takut kalau batu jiwa itu tak ada bersamanya. Sean sendiri tengah sibuk dengan peralatan yg ia bawa.

Setelah Sean membereskan barang bawaan mereka. Sean kemudian mengulurkan tangan kanannya ke arah Zea dan di sambut dengan baik oleh Zea. Zea menepuk-nepuk pantatnya yg kotor karena tanah. Pendaratan mereka tadi tak berjalan mulus sama sekali dan hal itu membuat pakaian yg di kenakan Zea kotor.

" Ayo kita keluar dari sini Sean! "
Serunya bersemangat. Senyuman di wajah Zea melegakan hati Sean yg akhir-akhir ini gelisah karena khawatir dengan keadaan gadis yg di cintainya. Selama berada di lembah kematian, Zea sering kali menangis dalam keadaan tertidur ataupun terjaga. Semua itu terasa bagaikan sebuah mimpi buruk untuk Sean dan Sean tak mau lagi hal itu terulang kembali. Tapi hari ini, gadisnya justru terlihat ceria.

Dengan cepat, Sean dan Zea melesat ke arah dimana mereka pertama kalinya menginjakkan kakinya di lembah kematian itu. Mereka terus melesat dengan menggunakan kekuatan vampire untuk berlari secepat mungkin. Tapi ketika dalam pertengahan perjalanan, mereka di hadang beberapa makhluk menjijikkan.

" Aku ingin segera pulang. Jadi, menyingkir dari jalanku sialan! " bentak Zea marah. Ia benar-benar tak sabar ingin segera pulang dan melihat kondisi kakaknya seperti apa. Tapi kenyataannya makhluk penghuni lembah itu benar-benar tak membiarkan mereka berdua keluar dengan mudah. Lihatlah, ada banyak makhluk menjijikkan yg menghadang langkah mereka.

" Kalian tak akan bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup. Menyerahlah dan biarkan tempat ini menjadi pemakaman terakhir untuk kalian berdua! " gelak tawa para makhluk aneh itu terdengar menggema. Mereka meremehkan kemampuan Sean dan Zea dalam bertarung. Mereka yakin bahwa Sean dan Zea akan mati di tangan mereka sebentar lagi. Hal itu lah yg membuat mereka percaya diri.

Geraman berat terdengar nyaring dari mulut Sean, sedangkan Zea mendesis sinis ke arah makhluk aneh dan menjijikkan itu. Dalam waktu yg sama, sepasang taring mencuat dari sela-sela bibir Sean dan Zea. Mereka berdua bahkan menajamkan kuku-kuku mereka yg panjang. Kini mereka berdua benar-benar telah siap bertarung dengan mereka.

" Hidup dan mati bukan kalian yg menentukan. Selama celah harapan masih terpampang jelas di depan mata dan selama itu lah kesempatan untuk hidup masih ada. Kematian seseorang hanya akan menjadi misteri tersendiri bagi mereka yg hidup di bumi ini! " seru Zea lantang, membuat para makhluk aneh itu justru tertawa.

Menurut mereka perkataan Zea hanyalah angin semata yg tak berarti. Bagi mereka kehidupan milik mereka sudah tak ada lagi setelah kutukan mengerikan yg telah merenggut segalanya dari mereka. Kini mereka bagaikan telah mati meskipun mereka jelas masih hidup. Mereka meyakini bahwa sebuah harapan itu palsu.

" OMONG KOSONG! Harapan itu tak akan pernah ada dan yg ada hanyalah penderitaan mutlak yg tak akan pernah berakhir bahagia. Begitu juga dengan kematian kalian yg akan berakhir di tempat ini. " perkataan sinis itu menyulut amarah dalam diri Sean yg sedari tadi bungkam. Memang sedari tadi Sean hanya menyimak tanpa berniat menanggapi ocehan mereka yg terdengar tak penting.

" Kalau begitu, biarkan aku yg menunjukkan penderitaan dan kematian sesungguhnya untuk kalian. Makhluk bodoh! Seperti kalian tak akan pernah mengerti betapa berharganya kehidupan. " Sean tersenyum miring. Matanya berkilat merah dan tajam. Mata Sean begitu menghunus makhluk di hadapannya. " Hidup dan mati, kalian sendiri yg menentukannya. Jika hidup kalian berakhir seperti sekarang, jelas itu pilihan kalian sendiri. Jangan mengeluh kepada takdir karena takdir hanya akan memberikanmu sebuah pilihan. "

Setelah mengucapkannya, Sean melesat menerjang makhluk di hadapannya. Zea juga melakukan hal sama dan pertempuran antara vampire dengan para makhluk menjijikkan itu berlangsung tak seimbang. Jumlah musuh terlalu banyak dan sedangkan mereka hanya berdua. Jika di lihat dari segi kekuatan, tentu saja Sean dan Zea lebih unggul dari mereka. Tapi jika di lihat dari segi fisik, jelas para makhluk itu jauh lebih unggul.

Menendang, mencengram dan mengoyak tubuh makhluk itu penuh amarah. Sean dan Zea terus melakukannya tanpa ada belas kasihan sedikitpun. Tujuan mereka sekarang hanya segera keluar dari lembah kematian itu, sebelum makhluk yg berkuasa di tempat itu muncul. Sean dan Zea bukannya takut, hanya saja mereka berdua tak ingin berlama-lama di tempat itu. Jika mereka berhadapan dengan makhluk yg berkuasa di tempat itu maka yg ada mereka akan semakin repot.

Cukup sudah! Makhluk-makhluk itu terus saja berdatangan. Sean dan Zea sudah muak menghadapi mereka.

Zea mulai memejamkan matanya dan mengulurkan tangannya ke arah para makhluk menjijikkan di hadapannya. Zea lalu membuka matanya dengan posisi tangannya yg masih mengarah ke makhluk itu. Dengan perlahan-lahan, Zea mulai mengepalkan tangannya yg sudah siap membunuh siapapun dan sedetik kemudian teriakan nyaring menggema di tempat itu.

Sean yg melihat gadisnya mulai memgeluarkan kekuatannya juga tak tinggal diam. Sean melihat beberapa makhluk yg baru saja darang. Sean menatap datangnya mereka dan detik berikutnya para makhluk itu terlihat kebingungan karena mata mereka tiba-tiba tak bisa melihat. Hanya kegelapan yg mereka lihat.

Tanpa membuang-buang waktu, Sean melesat secepat kilat dan langsung memenggal kepala para makhluk itu saru per satu. Sean dan Zea unggul dalam kekuatan karena para makhluk aneh itu tak memiliki kekuatan sedikitpun.

Rumput yg tadinya hijau kini bercampur dengan darah para makhluk menjijikkan itu. Sean dan Zea tersenyum puas ketika melihat banyaknya mayat yg mati akibat kekuatannya. Setelah itu, mereka bergegas cepat ke arah tujuan mereka yg sebenarnya. Mereka berdua bergegas ke pintu masuk lembah kematian yg mana artinya itu tempat pertama kali mereka menginjakkan kakinya di lembah itu.

Sesampainya disana. Sean dan Zea terlihat kebingungan ketika tak ada satupun pintu ataupun sesuatu yg menunjukkan jalan keluar dari lembah kematian itu. Seakan-akan jelan keluar sudah tertutup dan mereka terjebak di tempat itu untuk selamanya. Zea mendengus kesal, sedangkan Sean menggeram marah. Bagaimana caranya mereka keluar jika jalan keluarnya saja tak ada. Itu benar-benar memuakkan untuk mereka.

Saat mereka tengah memikirkan jalan keluar dari tempat itu, tiba-tiba makluk aneh bersayap mirip kelelawar mendarat di hadapan mereka. Sean dan Zea tersentak dari lamunannya. Seakan bahaya tengah mengancam mereka. Sean dan Zea bergegas melangkahkan kaki mereka mundur beberapa senti dari makluk aneh tersebut.

" Tak kusangka, ada dua makhluk yg masih bisa bertahan di daerah kekuasaanku! " celetuk makhluk itu kepada Sean dan Zea sembari memainkan kuku-kuku tajamnya yg panjang. " Keluar dari tempat ini tak akan mudah. Terlebih jika aku tak mengijinkan kalian pergi dari sini begitu saja. Maka pilihan yg terbaik adalah menyerah dan biarkan aku menikmati lezatnya darah kalian. Atau kalian memilih mati dengan perlawanan berakhir sia-sia. Pilihlah sesuka kalian?! "

Zea mendengus, sedangkan Sean meludah kasar. " Bukan kami yg akan mati mengenaskan di tempat ini, tapi kau yg akan mati mengenaskan di tangan kami! " Sean berujar dengan lantang dan tak ada sedikitpun keraguan di balik mata tajamnya yg berkilat.

" Aku lelah. Tak bisakah kita keluar dari sini tanpa harus melawan makhluk menyebalkan itu. Tenagaku dan tenagamu sudah terkuras banyak ketika kita melawan makhluk tadi! " gerutu Zea kesal. Tubuhnya benar-benar kelelahan. Tapi sedetik kemudian, Zea memekik histeris. Makhluk aneh dan Sean langsung menatap ke arahnya dengan pandangan bertanya. " Oh iya! Bagaimana bisa kita melupakan sesuatu yg di berikan Eowyn kepada kita. Apa kau meningatnya Sean? " serunya.

Sean terlihat tengah berusaha mengingatnya dan beberapa detik pria itu menganggukkan kepala. Sedangkan makhluk kekelawar itu yg di ceritakan oleh batu jiwa tak bertuan beberapa jam yg lalu terlihat sudah tak sabar. Makhluk itu tiba-tiba menendang Sean dan membuat Sean tersungkur. Zea yg melihat hal itu reflek mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke arah makhluk di hadapannya.

Tubuh makhluk itu tiba-tiba saja terangkat ke udara. Mata Zea yg tadinya berkilat merah, kini telah berubah menjadi gold. Mata aneh yg ia dapatkan dari darah ibunya.

Zea melempar tubuh makhluk itu dengan kasar ke sembarang arah. Tak hanya berhenti disitu saja, ia juga melesat secepat kilat ke arah makhluk itu dan menginjak leher makhluk itu hingga terdengar bunyi seperti retakan tulang. Zea benar-benar mematahkan leher makhluk itu dengan kakinya yg kuat seperti besi. Dalam wujud setengah serigala seperti ini, fisik Zea sangatlah di luar batas nalar.

" JANGAN PERNAH MENYENTUH ATAU MELUKAI PRIA YG AKU CINTAI BRENGSEK!!! " teriaknya marah. Sean yg melihat hal itu hanya mengulum senyum simpul.

Tak ada pergerakan dari makhluk itu. Posisi makkhluk itu terlihat mengerikan dengan kepalanya yg sudah masuk ke dalam tanah dan tanah di sekitar tubuh makhluk itu terlihat retak akibat kekuatan milik Zea. Tapi beberapa detik kemudian, tubuh Zea jatuh lemas. Ia tak sadarkan diri dan dengan cepat, Sean menangkap tubuhnya.

" Hem... kau memang penuh dengan keajaiban dan kejutan sayang. " bisik Sean tepat di telinga gadisnya. Pertunjukan singkat tadi menjadi akhir dari perjuangan mereka di lembah itu.

Sean meraih dua helai rambut yg di berikan Eowyn kepada mereka berdua sebelum masuk ke dalam lembah kematian. Kemudian Sean melemparkan dua helai rambut itu ke dalam danau yg letaknya tak jauh di sekitarnya. Sedetik kemudian, sebuah portal tiba-tiba muncul di hadapannya. Terlihat jelas bahwa dua portal berbentuk pusaran air muncul. Tanpa pikir panjang, Sean memasukkan Zea ke dalam satu portal yg sudah ada disana dengan perlahan-lahan. Ia lalu menyusul dengan masuk ke sebuah portal yg satunya lagi.

●●●●🌷●●●●

Huft udahlah pusing dah buat idenya susah banget. Kerjaan juga banyak dan mood hancur sudah. Bikin ceritaku terbengkalai. Maaf yak nunggu lama. Beneran deh aku sibuk banget. Di samping itu moodku juga ancur banget, bener-bener gak ada kekuatan buat ngetik. Tapi tenang aja, aku bisa up hari ini dan terimakasih buat kalian yg setia menunggu cetikaku update. Next chapnya bakalan ada kebahagiaan buat Zea dan Sean karena berhasil keluar dari lembah kematian dengan keadaan hidup-hidup.

Tungguin aja ya kelanjutannya seperti apa. Jangan bosan-bosan buat nungguin ceritaku update. Jangan lupa voment 😁

》 HAPPY READING ALL ❤

Continue Reading

You'll Also Like

111K 5.2K 10
Because even every second that I pass, I do always see you. As a man. Always like that. I choose you. And will always choose you for now, tomorrow an...
2K 441 7
Di dunia ini terdapat tiga ras yang mendominasi untuk saat ini, ras iblis, ras vampire dan satu lagi manusia, ketiganya memiliki perbedaan yang signi...
3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
14.5K 1.7K 42
[Completed] #Peringkat 12 Sourcemusic [17 Juli 2020] #Peringkat 27 Taerin [17 Juli 2020] #Peringat 12 Taerin [ 20 Agustus 20 ] Gadis itu Menunjuk Bin...