[Hiatus] Random [Author's Boo...

By Healerellik

1.6K 198 900

Isinya hanyalah fanfict acak yang kemungkinan besar merupakan request/dare. Dan hak cipta kembali ke masing-m... More

The Fate
That's
A Rain
Ganbatte!
Reply
The Magazine
Jealous
Dark Side
Truth Or Dare?
Our Stories
Truth Or Dare? (2)
Truth Or Dare? (2): Omake
Misunderstanding
Partner War
The Fate: A Rainbow After Rain
Your (Un)Secret Admirer
A Rain: Recycle
From One Mistake
The Camping Insident
My Song For You [Aisozou Version]
About Author [So OOT. Don't Read if You Won't]
My Song For You [Shuuna Version]
The New Things About You
Because You Are A Part Of Me
Let Me Take Care of You
[OOT] Maybe Interesting for You
[OOT] Ask Your Opinion
It's Not Only About Her
Say It!
Never End
Siblings?
[OOT] Novelet Fanfiction
I'm Here For You
The New Things About You (2)

Catoptric Tristesse

14 2 0
By Healerellik

"Hei, bukankah dia itu..."

"Lihat siapa yang datang!"

"Astaga, aku tidak menyangka dia masih berani menampakkan diri..."

"Bagaimana bisa dia ada di tempat ini?"

Cibiran, hinaan, olokan, datang silih berganti. Bahkan tak memberi ruang kepada otak untuk memproses apa sebenarnya yang tengah terjadi.

Walau tahu, tapi enggan mengungkit kembali.

Menebalkan gendang telinga, tubuh terdudukkan di bangku hitam. Sekali lagi mencoba menghalau suara yang senantiasa berdenging, laiknya lebah pada musim kawin. Sayangnya, lebah-lebah itu memasuki pikiran. Menjelma menjadi sesuatu bernama trauma.

Sosial?

Orang?

Lingkungan?

Hubungan?

Apa itu? Bahkan mencari sekadar artinya pun tak sanggup. Sungguh. Ini bukan saat yang tepat. Harusnya saat ini seperti kata orang-orang.

Masa SMA adalah masa yang tak terlupakan.

Hah. Gosip murahan.

Bermaksud mendinginkan suasana, sebuah lagu favorit terdengar. Bukannya membaik, malah menjadi garam penyedap terhadap apa yang tengah terjadi.

Sekali lagi, otak berproses. Mencerna apa saja yang baru dilakukan. Mengolahnya menjadi suatu informasi yang sayangnya tidak bisa dimanfaatkan.

Semuanya sia-sia. Seperti susu yang tumpah dari tempatnya.

Untuk beberapa jeda, sesuatu melankolis memasuki indera. Pertanyaan sederhana, tapi membuat air mata menderas dengan nyata.

Mengapa raga tersebut harus diberi nyawa, jika pada akhirnya semua menjadi dusta?

Melelahkan diri dalam aktifitas bernama sosialisasi, jiwa merasa sengsara setengah mati. Energi terkuras habis hanya untuk ocehan yang tak dimengerti. Lantas semakin menjadi kala diminta untuk mengungkapkan isi hati.

Hey, are you kidding me? It's bullshit!

Berkedok hubungan antar manusia, nyawa terjerat sempurna. Menjadi budak nyawa lainnya, yang terkekeh penuh suka di atas derita.

Peduli? Itu tidak ada di dalam kamus.

Memedulikan atau dipedulikan, jangan dibicarakan. Itu hanyalah sebuah omong kosong berujung kehampaan. Menghambakan diri pada suatu hubungan? Tertawa alam mendengarkan.

Untuk ke sekian kalinya, rekaman di kepala memutar setia apa yang telah ia dengar. Konsumsi sehari-hari semenjak dini. Membentuk pribadi katanya, padahal nyaris mati aslinya. Sungguh. Ucapan manusia adalah hal terlucu di semesta.

Sekali lagi, pertanyaan itu melontarkan diri. Meminta untuk dijawab, padahal tiada yang mampu untuk melakukannya.

Mengapa diberi kesanggupan padahal aslinya kan terpatahkan?

Sekarang, apa lagi yang ditunggu?

***

Sebuah temali melingkari leher putih. Segera mengerat begitu beban terasa berat. Setidaknya itu harus bertahan sampai sebuah nyawa terlepaskan.

Meluruh dalam keabadian.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 108K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
1.1M 115K 55
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
1.9M 12.1K 20
⚠️Warn Not to under 20 Akan tamat maksimal threeshoot Open request Mengandung kata kasar dan vulgarisme 🔞Mature Content🔞
473K 43.1K 95
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.