My Idol is My Boyfriend

بواسطة jullyaws

238K 10.3K 833

Sebuah kisah cinta yang klise dan terkesan biasa, seorang fans yang di pertemukan dengan idolanya. Berteman d... المزيد

TAXI
Feelings
Date?
Fallin Love?
Misunderstanding
Best Day Ever
Just Friend
Hmm
Accident
Something Odd
Hurt
Uncovered
You
Move
Holiday
Bungalow
She's back
Troublemaker
Insane
Packing
See You
Long Distance Relationship
WTF
Surprise
Sorry
London
Tour
First Anniversary
Yes, London
PARIS
PARIS (2)
PARIS (3)
Will You Marry Me?
Wedding Dress
Aw
With You
Ending
BONUS

After Story

4.4K 226 15
بواسطة jullyaws

Setelah Max datang ke pernikahan aku dan Niall, dia tidak lagi menjadi supir taksi. Karena saat Papaku mengetahui bagaimana besar jasa Max, Papa ingin Max bekerja di kantornya dan dengan senang hati Max terima pekerjaan itu. Sekarang aku dan Niall tinggal di pusat kota London yang tidak jauh dari basecamp. Selain menyanyi, Niall juga berbisnis restoran untuk saat ini. Aku dan Niall sudah membangun hampir tujuh restoran di berbagai kota dengan nama Nialldos, Niall senang akhirnya impiannya dulu ingin mempunyai restauran bernama Nialldos.

"Mommy jangan masak saja, aku bosan Mom." rengek Disa.

Ya Disa anak bungsuku yang berumur enam tahun yang kuberi nama Disa Naye Horan.

"Kamu mau main apa?" tanyaku sambil memasak nasi goreng untuk sarapan.

"Aku ingin jalan-jalan, sama Daddy." Jawabnya bersemangat.

"Ya sudah ke kamar Daddy sana, Daddy masih tidur sekalian bangunin." Perintahku.

"Oke Mom." Disa berlari meninggalkanku di dapur, dan berlari dan memasuki kamarku.

Disa anak kedua-ku, yang mempunyai mata berwarna biru dan rambut brunette panjang, dia lucu dan wajahnya lebih mirip denganku.

"Mom aku butuh liburan, ayolah aku bosan berdiam diri di rumah terus. Ini kan summer Mom ayolah." Teriak anak sulungku yang baru saja keluar dari kamarnya.

Namanya Dyne James Horan dan dia berumur 7 tahun— dia anak sulungku.

"Bilang sama Daddy sana." Jawabku pada Dyne.

"Mommy, Daddy itu kalau tidur kayak orang mati, susah bangunnya. Bangunin sama Mommy aja deh," Rengek Dyne kesal.

"Mommy kan lagi masak sayang." kataku yang masih fokus memasak.

"Itu kan udah mau mateng Mom. Nggak mau tau harus Mom yang bangunin." Pintanya.

"Iya Dyne sayang sebentar ya." Nasi goreng pun matang, aku memindahkannya ke piring-piring dan menyiapkannya di meja makan.

"Ayo Mom." Dyne menarik-narik tanganku dan membawaku ke kamarku.

Saat aku masuk ke dalam kamar aku melihat Disa terus berusaha membangunkan Niall dengan cara menarik-narik selimutnya tapi Niall masih saja tertidur pulas.

"Tuh kan liat sendiri Mom, Daddy itu susah bangun." Lucu sekali melihat ekspresi Dyne saat ini sepertinya dia sangat kesal, karena aku sering menyuruhnya untuk membangunkan Niall tapi akhirnya hanya aku yang bisa membangunkannya.

Aku naik ke kasur dan aku lihat Disa masih terus berusaha membangunkan Niall.

"Sayang, kamu sama Kakak kamu siap-siap dulu gih, kata Daddy kemarin sih mau ngajak kalian main. Jadi kalian siap-siap dulu aja, Daddy biar Mom yang bangunin." Kataku.

"Oke Mom." Disa bersemangat dan langsung turun dari kasur lalu berlari keluar diikuti oleh Dyne.

Aku menarik selimut Niall tapi dia malah menariknya kembali. Aku mendekatkan wajahku pada telinga Niall lalu aku membisikkan lembut di telinganya.

"Wake up honey ini udah siang, anakmu minta jalan-jalan tuh." Bisikku pelan.

Niall menggeliat lalu membuka matanya dan tersenyum padaku. "Morning babe." Ucapnya pelan.

"Morning honey." Balasku tersenyum.

"Mau ajak mereka jalan kemana sih?" tanyaku.

Niall bangun lalu mencium pipiku.

"Aku mau ngajak mereka liburan ke Paris, aku udah merencanakan semua ini sama the boys jadi kita akan pergi ke sana sama anak juga istri mereka, asik kan?"

"Asik banget tuh kayaknya, cepetan mandi deh aku udah bikin sarapan tuh."

"Aku gosok gigi dulu terus makan baru mandi."

"Ya udah, terserah kamu deh."

Aku keluar kamar dan masuk ke dalam kamar Disa, nuansa kamar berwarna pink dengan gambar Mickey serta Minnie Mouse terpampang jelas di dinding kamarnya.

"Udah?" tanyaku pada Disa yang sibuk mengisi tas kecilnya dengan barang-barangnya.

"Mom kita mau liburan kemana? Terus aku bawa apa aja?" tanya Disa.

"Yang pasti liburannya lebih dari satu hari, jadi keluarkan kopermu dan Mom bantu beresin barang-barang kamu." Jawabku.

"Serius Mom? Ah asik liburan yeyeye." Disa teriak kegirangan.

"Nah sekarang kita sarapan dulu yuk nanti Mom bantu beresin barangnya."

"Oke Mom."

Aku membawa Disa ke meja makan dan dia langsung duduk rapih, aku pun berjalan masuk ke dalam kamar Dyne yang bercat warna biru serta ada bendera UK di dindingnya. Dan beberapa poster band kesukaanya dia tempel di sana.

"Dyne sarapan dulu yuk, nanti Mom bantu beresin barang kamu." Ucapku.

"Memangnya kita mau kemana sih Mom?" tanya Dyne ingin tau.

"Yang pasti nggak satu hari." Jawabku.

"Yeay akhirnya liburan juga, oke Mom ayo sarapan." Dyne keluar kamar duluan dengan bersemangat dan langsung menuju meja makan dan kita pun sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan aku membantu Disa juga Dyne untuk membereskan barang-barang mereka. Sebenarnya mereka masih bertanya-tanya kita akan pergi kemana, tapi aku tidak akan menjawab dulu biar menjadi kejutan untuk mereka.

Tepat pukul 11 siang kita sudah siap semua dan ternyata kita di jemput oleh bus tour nya 1D. Ketika kita naik ke dalam bus tournya mereka semua sudah ada semua komplit deh.

"DARCY!" teriak Disa histeris.

"DISA!" balas Darcy histeris juga.

Disa sangat senang bila bertemu Darcy mereka kalau sudah bertemu mereka berdua seperti anak kembar yang sedang bermain bersama, mereka berdua akrab sekali. Pasti tau lah Darcy anak siapa.

"Dyne aku punya robot yang baru Papa Zayn beli kan untukku ayo kita bermain." Ucap Zapy anak Zayn yang umurnya sama dengan anakku.

Aku dan Niall langsung bergabung dengan mereka, di sini keluarga besar One Direction berkumpul, Aku Niall dan kedua anakku, Zayn Perrie dengan kedua anaknya juga, Harry Abigail dengan satu anaknya, Louis dan Eleanor dengan tiga anaknya, Liam dan Danielle dengan kedua anaknya.

* * *

"Anak kita dimana?" tanyaku pada Niall, karena aku tidak melihat kemana perginya Dyne juga Disa. Aku sedang berdiri di pinggir kolam yang tidak jauh dari menara Eiffel, aku sedang memperhatikan bebek yang sedang berenang.

"Aku sudah titipkan mereka sama Harry juga Abigail." Jawab Niall.

"Di titipkan? Untuk apa?" tanyaku bingung.

"Semenjak kita punya anak kita jarang romantis-romantisan loh." Jawab Niall lalu nyengir.

"Romantis? Kan tiap malem suka romantisan."

"Bukan itu sayang aduh, ya maksudnya nggak kayak waktu kita pacaran main kemana berdua gitu loh. Sekarang kan kalau mau main harus ngajak anak-anak."

"Oh itu, iya juga ya hehe aku baru nyadar."

"Makanya sekarang aku titipin anak kita sama mereka, aku ingin menghabiskan waktu hanya berdua denganmu sebentar saja." Kata Niall sambil memelukku dari belakang.

"Saat kita sudah seperti sekarang kadang aku merindukan masa-masa kita pacaran, dan terkadang aku merindukan kerasnya perjuangan kita mempertahankan hubungan kita karena banyak sekali tantangan dan rintangan."

"Ya sangat banyak."

Niall diam, aku pun terdiam. Niall meletakkan kepalanya di pundakku lalu ia mencium leherku. Ingatanku kembali pada beberapa ahun yang lalu, saat pertama kali Niall melakukan hal seperti ini padaku dan pada akhirnya Niall menembakku untuk menjadi pacarnya. Aku masih sangat mengingatnya hingga saat ini.

Tuhan, terimakasih engkau telah memberikanku kebahagiaan yang sangat sempurna. Engkau telah memberikanku suami yang sangat menyayangiku juga anak-anakku. Kadang aku berfikir aku merasa orang paling beruntung di dunia karena aku bahagia mendapatkan ini semua, meskipun dulu perjuanganku dan Niall untuk mempertahankan hubungan kita tidaklah mudah.

"DADDY!"

Aku dan Niall pun kaget, ternyata itu Disa yang datang dan langsung memeluk kaki Niall.

"Dad kenapa malah peluk-pelukan sama Mom? Aku dari tadi di isengin terus sama om iting." Rengek Disa yang langsung di gendong oleh Niall.

"Kamu diapain sama om iting?" tanya Niall.

"Masa dia ambil makanan aku terus." Jawab Disa cemberut.

"Ya sudah Dad marahin om iting, mana dia?" ucap Niall berpura-pura kesal dan langsung pergi meninggalkanku sendiri.

Kadang aku suka berfikir, berpacaran jauh lebih enak di bandingkan menikah apa lagi sudah mempunyai anak. Tapi aku harus bersyukur karena anak adalah anugrah terindah yang Tuhan berikan pada kita.

Setelah capek seharian bermain, jalan-jalan, dan shopping kita semua beristirahat di hotel. Saat aku tau hotel mana yang akan menjadi tempat beristirahat kita, aku pun tersenyum karena ini hotel dimana aku dan Niall dulu menginap saat aku dan Niall berlibur di Paris selama tujuh hari, ya beberapa tahun yang lalu. "Babe inget?" tanya Niall saat kita sedang di dalam lift.

"Nggak mungkin aku lupa." Jawabku.

"Inget apaan sih?" tanya Zayn yang berada satu lift dengan kami.

"Something." Jawab Niall lalu tersenyum.

"Ah elah paling juga pas lo pacaran, iya kan?" tebak Zayn dan aku juga Niall tertawa mendengar ucapan Zayn.

Kita memesan lima kamar, satu kamar untuk satu keluarga, dan letak kamarnya bersebelahan juga berhadapan. Entah sengaja atau tidak di sengaja aku dan Niall kebagian kamar yang dulu pernah jadi kamar tempat aku dan Niall menginap di sini.

Saat sampai di kamar aku langsung menjatuhkan badan di kasur dan memejamkan mata. Memori saat aku berlibur dengan Niall ke Paris beberapa tahun yang lalu bermunculan.

"Mommy aku ngantuk." Rengek Disa yang ikut tiduran di sebelahku.

Resiko punya anak, lagi enak-enak ngelamun masa lalu eh di ganggu mulu. Hehe tapi nggak apa-apa lah.

"Sini ganti baju dulu terus ke kamar mandi baru tidur ya." Kataku pada Disa.

"Mom aku mau tidur sama Dyne." Kata Disa.

"Loh, nggak mau sama Mom?" tanyaku.

"Nggak, aku pengenya sama Dyne ya Mom." Pintanya.

Akhirnya aku mengiyakan lalu aku mengurus kedua anakku ini. Aku mandikan mereka lalu menggantikan baju mereka lalu mereka berdua naik ke atas kasur dan langsung tertidur. Maklum saja ini sudah jam 11:00 pm, pasti mereka sudah sangat mengantuk.

Setelah mereka tertidur sekarang giliranku membersihkan badanku. Setelah aku keluar dari kamar mandi sekarang giliran Niall, dan dia sedang mandi. Aku mulai mengantuk, aku pun naik ke atas kasur, saat aku naik ke atas kasur Niall keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana pendek tanpa baju dan langsung naik ke atas kasur.

"Babe." Panggil Niall.

"Hmm." Jawabku mengantuk.

Niall lalu duduk di sebelahku dan menyuruhku untuk bersandar di dadanya.

"Inget sesuatu?" tanya Niall.

"Apa?" tanyaku balik.

"Tentang perkataan aku tentang suatu hari kita akan melakukan hal seperti ini lagi nanti, namun dengan status kita tang berbeda. Inget?"

Aku langsung mengingatnya, kata-kata itu adalah kata-kata pertama yang Niall keluarkan saat aku dan Niall pertama kali tidur seranjang di sebuah hotel."Ya, aku inget. Perbedaan status? Aku piker nggak."

"Apa? Berbeda kan?"

"Kamu tetap jadi idola aku karena my idol is my boy friend and my boyfriend is my idol. Oh no no no maybe my idol is my husband and my husband is my idol."

Niall terkekeh pelan lalu mengusap kepalaku dan mengecupnya. "Kamu nggak pernah berubah, I love you."

"I love you too. And don't ever leave me." Ucapku lalu memeluk Niall.

"I won't." Balas Niall yang langsung mengecup lembut bibirku.

* * *

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

80.3K 4K 43
Cast: kim myungsoo, jung soojung ... Cerita akan direvisi Hanya sekedar imajinasi author. Published - 11 Oktober 2016 End - 12 Agustus 2019
13K 1K 51
----- Sungguh aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menikah dengan pria lain jika aku sendiri sudah punya seorang kekasih? Sepenuh hati dan jiwaku ha...
146K 15.5K 47
Drama Series 1 (Marriage Story) - Sad Romance *** Hurt, injured, sad and angry. Empat kata itu akan kalian temukan dalam hari-hari Joo Hyun. Pernikah...
2.4K 305 29
Limerence:After You (END) 'Limerence' lanjutan yang ada di dreame --> mulai chapter 50 Kalau mau baca, baca yang Limerence nya dulu, baru Limerenc...