Daily Love

By sugarkoovi

406K 39.1K 2.4K

√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35.😂
35
36
37
38
39
41
42
43
44
hoseok's
45
Q&A
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

40

5.7K 606 43
By sugarkoovi

DITUNGGU KOMENTARNYA YA BOS?!

=_=





Promise
=_=














Tepat pukul sebelas malam, Jimin dan rombongan sampai di kediaman keluarga Kim. Dalam rombongan itu hanya ada Namjoon dan Yoongi serta Taehyung, Jin, juga Jimin.

"Hyung, aku akan berberes dulu tapi sepertinya aku akan langsung pergi tidur. Jadi selamat malam." Taehyung dengan mata yang sudah setengah terpejam, bahkan lelaki itu sempat tertidur di mobil.

"Selamat malam juga, Taehyungie." Seokjin mewakili yang lain sebelum dia menoleh pada kekasihnya. "Mau menginap atau pulang?"

"Baiknya bagaimana?"

"Kalau mau menginap kalian bisa tidur dikamar tamu."

Seokjin menatap Namjoon dan Yoongi bergantian, Yoongi justru menatap Jimin tapi lelaki yang dari tadi berada dalam rangkulannya hanya mengedikkan bahu.

"Bagaimana kalau aku tidur bersama Jimin saja?"

Serta merta Jin bersedekap. "Kalau begitu kau pulang saja sana!"

Jimin terkikik, tahu jika Yoongi tidak sungguhan. "Hyung, aku mau mandi dulu. Selamat mal-"

"Tunggu, aku juga ingin membersihkan diri."

"Hei, Min Yoongi!!" Seokjin sudah berkacak pinggang, menatap garang pada sahabatnya.

"Astaga, aku hanya akan membersihkan diri. Kalau kau tidak percaya ayo ikut!" tantang Yoongi kemudian.

Tapi Jin sepertinya belum bisa sepenuhnya percaya, "kau bisa menggunakan kamar mandi di luar atau di kamar tamu!"

Menghela napas keras, Yoongi menatap Jimin sekilas lalu beralih pada Jin. "Aku tidak mau. Itu berbeda dengan kamar mandi yang sering dipakai Jiminku." Yoongi mengibaskan tangan, "sudahlah, keburu malam nanti Jimin bisa sakit."

"Apa-apaan itu?!" Jin memicing tidak suka pada punggung Yoongi yang menghilang dibalik pintu kamar Jimin. Kepalanya menoleh saat mendengar kekehan halus dari kekasihnya. "Apa ada yang lucu, Kim Namjoon?"

Namjoon menggeleng pelan, meraih bahu Seokjin untuk dipeluk. "Aku gemas pada Yoongi. Dia akan sangat berbeda jika sudah berhadapan dengan Jimin."

"Itu menjijikan." dan ujaran itu membuat Namjoon semakin terkikik.





=_=





Dua puluh menit yang Jimin habiskan untuk membersihkan diri. Ketika dia keluar dari kamar mandi, Yoongi sedang tiduran sambil memainkan ponsel. Tadinya Jimin meminta agar Yoongi duluan saja, tapi si putih susu itu tidak mau dan menyuruh Jimin membersihkan diri lebih dulu.

"Hyung, sudah."

Yoongi mengalihkan pandangan dari layar ponsel, segera terduduk dan mengamati Jimin yang memakai kaus putih lengan panjang serta celana piyama bergambar anjing kecil berwarna kuning tengah menjulurkan lidah. Detik selanjutnya dia bersiul menggoda, menatapi Jimin yang duduk menghadap kaca di meja rias.

Kening Jimin mengerut, "apa-apaan dengan siulanmu itu? Tidak, jangan mendekat!" cepat-cepat dia mengimbuhkan saat Yoongi akan menghampirinya.

"Kenapa?"

"Bersihkan tubuhmu, kau bau!"

Padahal Yoongi sudah merenggangkan tangan untuk mendekap Jimin. Mau tidak mau Yoongi menurut, berbelok menuju kamar mandi.

Jimin sibuk membersihkan barang-barangnya yang masih berserakan. Mengumpulkan baju kotor ke keranjang, menyimpan ransel pada tempatnya, membersihkan tempat tidur dengan sapu lidi kecil yang sengaja dia sediakan. Setelah mengecek sekali lagi dan memastikan semuanya rapi Jimin duduk bersila di tempat tidur. Membuka buku agendanya, tapi itu terhenti saat pintu kamar mandi terbuka.

"Bisa pinjamkan baju untukku?"

Jimin berkedip-kedip, lalu mengangguk cepat dan segera berlari keluar. Di depan pintu, Jimin mengelus dadanya yang berdebar. Mencuri pandang pada pintu yang belum sempurna tertutup.

"Astaga, apa pipiku memerah?" monolognya dengan dua tangan menangkup wajah. "Jin Hyung!"

"Ya?" kebetulan Jin masih di ruang tengah bersama Namjoon. "Kenapa, Jiminie?"

"Yoongi Hyung mau pinjam baju."

"Tunggu sebentar." Jin memang menyimpan beberapa baju longgar, sengaja disiapkan untuk Namjoon kalau-kalau kekasihnya itu menginap saat malam Minggu. Ya, mereka lebih memilih untuk berdiam diri di rumah bersama Taehyung dan Jimin dari pada harus keluyuran tidak jelas diluar sana. Tidak lama Jin kembali dari kamar dan menyerahkan satu stel piyama. "Ini, katakan pada Yoongi agar segera hengkang dari kamarmu atau aku akan mengadukan kelakuannya pada Seojoon Hyung. Mengerti?"

"Siap, bos!" setelah hormat pada Jin, lelaki mungil itu segera kembali ke kamarnya. Sedikit berdebar mengingat pemandangan beberapa saat lalu. Pemandangan tubuh seputih susu milik Min Yoongi dengan ABS perut yang sedikit terbentuk serta otot yang menonjol di lengan sampai ke tangannya. Astagaaa...

Yoongi menoleh dari ponsel ketika pintu terbuka, beranjak untuk mengambil setelan yang dibawa Jimin. Dia tidak bodoh untuk tidak menyadari tingkah Jimin yang tersipu-sipu dan enggan menatapnya yang masih topless. Membuat jiwa isengnya kambuh.

"Segera ganti dan hengkang dari kamar ini atau Jin Hyung akan mengadukanmu pada kakakku. Itu pesan dari Jin Hyung barusan."

Tidak ada respon, Yoongi menatapi Jimin yang berdiri salah tingkah di depannya. Lelaki manis itu bahkan tidak mau meliriknya sama sekali.

"Jiminie, sopan sedikit kalau mengajak bicara seseorang. Tatap matanya." Yoongi dengan halus menggenggam pergelangan tangan Jimin, menariknya sedikit mendekat sedang satu tangan yang lain melempar asal piyama ke atas tempat tidur disebelahnya.

Jimin meneguk ludah kepayahan. Menggigit bibir bawahnya gusar, lalu dengan sisa energi dan keberanian dia mengangkat wajah mengikuti jari Yoongi yang mengapit dagunya. "Hyuuungg~"

Pada akhirnya Jimin kalah, dia merengek pada Yoongi berharap diberi belas kasihan. Lelaki berkulit pasi sendiri hanya terkekeh geli. Menangkup wajah Jimin dengan dua tangan kemudian mengusakkan ujung hidung keduanya gemas. Berakhir dengan sebuah kecupan lembut di bibir penuh semerah cherry milik Jimin.

"Terimakasih," bisiknya lirih. Yoongi berbicara disudut bibir kekasih hatinya.

Jimin tersenyum, sedikit meremat bagian pinggang ripped jeans Yoongi sebagai pelampiasan rasa bahagianya. Gemas sendiri dengan tingkah Yoongi yang benar-benar manis. "Kembali kasih, Hyung. Berhenti berterimakasih, kau sudah puluhan kali mengucapkannya."

"Aku merasa ucapan terimakasih bahkan tidak cukup untuk kesempatan yang kau berikan."

"Kalau begitu aku akan meminta bayaran."

Yoongi terkekeh lagi, mengecup lagi bibir manis itu. "Mulai perhitungan, hm?"

"Hanyaa.. jaminan kurasa."

"Akan kupertimbangkan. Omong-omong," Yoongi sedikit menjauh, menatap Jimin yang juga tengah menatapnya polos. "Kau.. baik-baik saja?"

Kepala Jimin bergerak ke kanan. Gemas sekali. "Aku baik, kenapa?"

Punggung tangan Yoongi turun menyentuh leher Jimin, memperhatikannya lamat. "Kau tidak berkeringat?"

"Aku 'kan baru saja mandi, Hyung. Tentu saja tidak berkeringat." jawaban itu begitu lugu.

"Tidak, bukan itu." Yoongi menggeleng, "episodemu, kau tidak gugup atau merasa kurang nyaman begitu?"

"Eh?" Jimin menyentuh sekitar wajah serta lehernya, tidak ada keringat sedikitpun bahkan dia merasa nyaman-nyaman saja berada di dekat Yoongi. "Tidak, aku tidak berkeringat sama sekali dan aku benar-benar merasa nyaman. Apa aku sembuh? Tapi tidak mungkin secepat itu 'kan?"

"Kau yakin?" spontan tangan Yoongi menarik tubuh Jimin merapat padanya.

Kedua mata Jimin mengerjap, dua tangannya mengepal menahan tubuh Yoongi. Menatap sorot mata Yoongi yang lurus menatapnya membuat dirinya berdegup. "Hyungmphh-"

Tanpa pikir panjang, Yoongi menekan tengkuk Jimin. Melumat bibir itu tanpa sabar, menciumnya dalam-dalam tanpa peduli dadanya yang terus dipukuli, lalu menjatuhkan Jimin di tempat tidur tanpa melepas pagutannya. Tangannya beralih mengunci satu tangan Jimin, sengaja agar dia masih memiliki kendali.

"Hyungmphh- leph- hen- tikh- kanh-"

Sungguh, Yoongi ingin berhenti tapi bibir Jimin terlalu gila untuknya. Kemudian, ketika pukulan Jimin di dadanya semakin brutal ditambah rematan kasar di rambutnya yang -serius- perih dan menyakitkan, Yoongi perlahan berhenti. Menatap Jimin yang terengah-engah dibawahnya dengan mata berkaca-kaca. Wajah manis itu berkeringat sampai ke leher, memerah, juga bibir yang bergetar. Sorot matanya sendu, kemudian beralih enggan menatapnya.

"Maafkan aku," Yoongi merengkuh kepala Jimin untuk dipeluk. Mengecup-ngecup kening serta pelipisnya lalu dipeluk lagi. "Maaf kalau caraku berlebihan. Aku hanya ingin memastikan kau benar-benar sembuh. Tapi sepertinya kau masih perlu berusaha."

Jimin terisak pelan. "Hyung hiks! Hyung membuatku takut hiks!"

"Maaf, maaf, aku tidak akan melakukannya lagi tanpa izinmu." Yoongi berucap halus. "Sudah malam, istirahatlah. Aku akan keluar setelah kau tidur."

Jimin tidak menjawab, bahkan ketika keningnya dicium sekali lagi kemudian Yoongi beranjak pergi ke kamar mandi untuk berganti piyama. Dia menyelimuti tubuhnya sebatas dada, menghapus sisa air matanya. Memang masih ada rasa takut, tapi Jimin lebih takut membuat Yoongi kecewa.

Yoongi selesai berganti, berjalan dan mendudukkan diri di bibir tempat tidur. Mengelus kepala Jimin halus dan lagi-lagi mengecup kening kekasihnya. "Tidurlah."

Menatap lama, Jimin memberanikan diri menggenggam ujung piyama Yoongi. "Apa Hyung marah?" cicitnya.

"Tidak," katanya masih dengan tangan yang mengelus surai Jimin sayang.

"Apa Hyung kecewa?"

"Kecewa atas?"

"Traumaku. Karena aku masih belum bisa melakukannya bersamamu, Hyung." Jimin berucap tidak nyaman. Dia sudah mencoba, tapi sepertinya dia belum bisa melupakan sepenuhnya. Tubuhnya masih menolak sentuhan yang dianggap berlebihan dan menjurus pada kegiatan intim.

Yang tidak diketahui Jimin, Yoongi memang tidak menampik jika dia menginginkan sesuatu dari Jimin tapi Yoongi sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyentuh Jimin sebelum mereka menikah. Benar, sebuah pernikahan. Sudah sejauh itu pemikiran Yoongi.

Bibir tipisnya tersenyum hangat, "maaf karena merusak otak polosmu, dengarkan aku baik-baik." di sana Jimin mengangguk, patuh memperhatikan apa yang akan diucapkan Yoongi. "Maaf jika selama ini membuatmu berpikir begitu jauh, tapi aku sadar jika pemikiran itu semua salah. Cinta bukan melulu tentang bercinta, seks, bercumbu, atau perlakuan intim lainnya. Yah, meski terkadang kau terlalu menggoda untuk diabaikan."

"Hyuuung, serius sedikit!" Jimin memekik pelan, memukul lengan Yoongi main-main.

"Aku serius, Jiminie. Tapi setidaknya aku mau mencoba untuk menahannya. Aku tidak mau seperti keledai bodoh yang rela terjatuh dua kali pada lubang yang sama, aku tidak mau kehilanganmu lagi, Sayang. Jadi mulai sekarang, jangan pernah memendam emosi atau perasaanmu. Kalau menurutmu aku salah kau bebas menegurku. Kau tahu kalau aku terkadang kurang peka dibeberapa hal."

Jimin mengangguk, hatinya menghangat. Tidak menyangka jika Yoongi yang dulu tidak peka, dingin, dan kasar, bisa berubah sedrastis ini. "Sudah malam, sebaiknya Hyung tidur."

"Aku akan keluar setelah kau tidur. Jadi, tutup matamu dan mimpikan aku."

Lagi-lagi Jimin tersenyum. "Selamat malam, Hyung."

"Malam, Jiminie."

Sebuah kecupan entah yang keberapa mendarat di kening Jimin, disusul dipucuk hidung, dan berakhir di bibirnya. Hanya sebuah kecupan ringan pengantar tidur. Jarinya tidak berhenti mengelus kepala blonde itu lembut. Menatap teduh wajah Jimin yang lambat laun tampak terlelap.

"Aku akan membahagiakanmu. Itu adalah janjiku di depan kakakmu sekaligus bayaran yang setimpal untuk kesempatan yang kau berikan untukku. Sekali lagi terimakasih, aku mencintaimu, Jiminie."

Kemudian Yoongi beranjak, keluar kamar setelah mematikan lampu. Meninggalkan Jimin yang tersenyum dalam tidur.

Fin!
=_=

Hari ini YoonMin pegangan tangan
Hari ini Si Tata ciom2 tengkuk Jeka
Hari ini YoonMin update atas bawah dan ngikutin culture nya tetua -Namjin-
Hari ini Jimin nangis, gue ikutan trenyuh
Hari ini Jimin nyepam, dan gue suka foto2nya
Hari ini perform Anpanman bikin ketawa sekaligus gemes juga.
Jin nggak sengaja kena pukul, Tata kepleset dan itu pantat pasti sakit, si Namjoon sebagai bapak yang baik keliatan khawatir, nggak kaya Jin sama Yoongi yang malah ngetawain padahal Jin juga sempet kepleset, Yoongi lupa posisi gegara ketawa. Dan ditambah Jimin yang juga nyaris jatuh.
Hmmmm...
Tidak banyak momen.
Gue bahagiaaaaaaaa 😂

Tatapannyaa

Jimin liatnya malu malu mau

Gue gemes!





GIGI
OCTOBER 7, 2018

Continue Reading

You'll Also Like

422K 4.4K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1M 84K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
612K 61.1K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
62.9K 7.5K 21
Ibarat masuk isekai ala-ala series anime yang sering ia tonton. Cleaire Cornelian tercengang sendiri ketika ia memasuki dunia baru 'Cry Or Better Yet...