HURT - noren

Oleh bbynoren

8.7K 879 120

Ketika kau mencintai seseorang yang mengharapkan dirimu menghilang dari sisinya - HURT Sahabat yang dahulu se... Lebih Banyak

HRJ
LJN
001
002
004
005
006
007
008

003

707 81 20
Oleh bbynoren

typo everywhere

WARNING! BXB!

.

.

.

Tap tap tap

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang dan menghampiri mereka, Mark dan Haechan telah sampai setelah penerbangan selama 7 jam yang melelahkan 

"Eomma!" Haechan berlari menghampiri Ten dan langsung memeluknya, begitupula dengan Mark yang memeluk Taeyong, setelahnya mereka saling memeluk satu sama lain sebagai tanda rindu, namun saat Haechan memeluk Renjun terdengar isakan kecil dari keduanya

"Yak! kau! Kenapa kau pergi sangat lama eoh? Kau tau aku benar-benar bosan di sekolah saat belajar!" Renjun memukul pelan kepala Haechan membuatnya sedikit meringis kesakitan, membuat yang lain terkekeh.

"Mianhaee Injun-ie, aku ke Sydney juga kan untuk mempeljari fashion disana dan sesuai dengan janji kita dulu, aku mempelajari fashion supaya dapat membuatkan gaun pengantin untuk dirimu yang akan nikah nanti, ah atau kau akan menikah sekarang dengan Jeno?" 

Semua terkekeh berbeda dengan Renjun yang memukul bahu Haechan dengan pipi yang merona, 

"Yak hitam! sembarangan saja kau! Aku masih normal asal kau tau!" Jeno memukul kepala Haechan pelan, 

Sakit, itulah yang kini Renjun rasakan saat mendengar perkataan Jeno, mendengar perkataan Jeno tadi langsung membuat Renjun terdiam, berbeda dengan yang lain, semua hanya terkekeh karena menganggap itu hanyalah candaan, namun siapa yang tahu jika apa yang dikatakan oleh Jeno adalah kenyataan, ia memang masih normal, selama ini ia mengganggap Renjun tidak lebih dari sahabat sedari kecil.

Semua terkekeh namun terdapat dua orang yang hanya berpura-pura terkekeh, mereka menyadari dengan apa yang terjadi kepada Renjun saat ini, mereka tau apa yang disembunyikan dibalik raut wajah Renjun, terlalu kentara bagi mereka, mereka menyadari jika Renjun sakit mendengar perkataan Jeno tersebut, mereka tau Renjun memiliki perasaan yang lebih kepada Jeno.

"Baiklah, demi menebus kesalahanku yang meninggalkanmu selama ini, aku akan membelikanmu ice cream Injun-ie, ayo!" Mendengar hal tersebut membuat mata Renjun berbinar dan tersenyum manis kembali

"daddy, Mommy, eomma dan yang lainnya, kalian tunggu di mobil saja, adakah yang ingin menitip ice cream juga?"

Semua membalas dengan gelengan

"Baiklah, kalau begitu aku dan Injun akan membeli ice cream dulu, kalian tunggu di mobil yaaa" Haechan dengan cerianya merangkul tubuh mungil Renjun dan segera pergi ke stan ice cream di Bandara Incheon ini, Mark dan yang lain pun melangkahkan kakinya ke mobil dengan Mark yang membawakan koper miliknya dan Jeno yang membawakan koper milik Haechan.

.

.

Renjun dan Haechan telah kembali, sekarang mereka melangkahkan kaki mereka ke mobil keluarga Lee dengan Renjun yang memimpin jalan sambil menyantap ice creamnya, namun tiba-tiba ditengah jalan Renjun yang memimpin jalan berhenti, begitu pula dengan Haechan yang mengerutkan alisnya bingung,

"Wae Renjun-ah?" Haechan mendekati Renjun dan memiringkan kepalanya bertanya,

"Ini dimana?" Haechan memajukan wajahnya mendekati Renjun dengan mata yang membulat dan bibi yang terbuka, ia terkejut dengan Renjun yang tiba-tiba menjadi bodoh

"Heol, Yak! Renjun! Kenapa kau menjadi bodoh seperti ini? Wah sepertinya aku yang meninggalkanmu memberikan dampak besar bagi otakmu itu" Haechan menggoyang-goyangkan pundah kecil Renjun dan orang yang di perlakukan seperti itu oleh Haechan hanya menggaruk pelipisnya yang tidak gatal dengan raut wajahnya yang seperti bayi baru dilahrikan, tanpa dosa.

Menggemaskan, sangat menggemaskan, namun tetap saja Haechan sedikit sebal dengan tingkah Renjun yang satu ini, kebodohan dan kepolosan yang tergabung menjadi satu, kan Haechan yang mau marah jadi gak tega ngelihat raut wajahnya yang sangat-sangat menggemaskan ini.

"Jadi sekarang kita harus gimana? lahan parkir mobil disini sangat besar, dan aku kan tidak tau dimana kalian menempatkan mobilnya"

"Hmm, kita keliling saja Chan-ie, nanti juga ketemu"

Haechan mengerutkan alisnya, ia bingung bagaimana bisa Renjun setenang ini, apakah ia tidak tau kini Haechan sudah ketar-ketir? Haechan kan takut jika mereka tersesat lalu bertemu dengan pria bertubuh besar atau pria tua mesum yang menculik mereka, badan dia dan Renjun kan kecil, tidak bertenaga, jadi kalau mereka diculik mereka juga tidak dapat melawan, belum lagi tampang mereka sangat-sangat manis, pasti itu membuat dirinya dan Renjun berpotensi diculik. *pd bngt echan kamu tuh*

Renjun pun kembali melangkahkan kakinya menelusuri lahan parkir di bandara Incheon yang sangat luas, sebenarnya ia sedikit takut, tapi ia merasa tidak apa-apa selama ia bersama Haechan.

Kedua namja manis tersebut berjalan bersama, beriringan, menikmati udara hangat kota Incheon sambil menyantap ice cream yang tadi mereka beli, Haechan yang merasa bosan dengan keheningan pun mengeluarkan suaranya,

"Renjun-ah? Apa ada yang terjadi disini selama aku dan Mark Hyung pergi ke Sydney?" Haechan memalingkan wajahnya, menatap Renjun dalam sambil berjalan

"Eoh? Nggak ada kok, semua baik-baik aja" Renjun tersenyum manis menanggapi pertanyaan Haechan, ia sedikit berbohong kepada sahabatnya ini,

Ya, Renjun berbohong, banyak yang terjadi setelah Haechan dan Mark pergi ke Sydney, banyak yang terjadi dan tidak ada yang mengetahuinya, bahkan Jeno pun tidak mengetahuinya, namun, bukankah Jeno selalu ada bersama Renjun selama 24 jam? Hey tidak setiap hari seperti itu, terkadang Jeno sibuk dengan kegiatan klub basket dan dancenya, belum lagi Jeno yang sebagai ketua dari organisasi perwakilan siswa di Sekolah mereka, dan Jeno yang terkadang sibuk dengan teman-temannya yang lain, setiap Jeno tidak ada di sisinya, tanpa banyak yang mengetahui, Renjun menjadi orang yang terkucilkan, ia dianggap tidak ada, tidak memiliki teman selain Jeno, ia tidak dapat mengeluarkan curahan hatinya ke siapapun, bahkan ke Jeno pun ia tak mampu, Renjun tidak memiliki senderan untuk tangisannya, berbeda dengan dahulu, dua tahun yang lalu dia masih memiliki Haechan disisinya, begitu pula ia masih memiliki Mark hyung yang menjadi tempat curahan hatinya, tempat ia menangis, setelah Haechan dan Mark pergi ke Sydney, hidup Renjun kembali terasa hampa, ia tidak dapat mencurahkan isi hatinya kepada Jeno, bagaimana ia bisa mencurahkannya kepada Jeno jika semua masalah yang ia miliki berhubungan dengan Jeno? Jeno lah yang menjadi inti dari masalah yang ia miliki.

Haechan merasa ada yang telah terjadi selama ia dan Mark pergi ke Sydney, melihat bagaimana Renjun yang kini melamun dengan pandangan kosong yang menjelaskan didalamnya tedapat kesedihan mendalam, Haechan tau bahwa kini Renjun sedang berbohong kepadanya, mereka telah berteman sejak kecil, dan Haechan sudah mengenal segala tingkah Renjun.

Jujur, haechan sangatlah khawatir sekarang. Ia merasa bersalah kepada Renjun, ia sangat takut sekarang, Ia menyesal karena meninggalkan Renjun demi mencapai impiannya sendiri, Haechan sangat khawatir walaupun Renjun bersama Jeno, Haechan khawatir karena ia tau Jeno lah yang menjadi inti permasalahan yang dimiliki Renjun, Haechan tau jika Renjun memiliki perasaan yang lebih kepada Jeno, namun Haechan tau pasti Renjun terkadang tersakiti, karena Jeno yang memang tidak memiliki perasaan apapun kepada Renjun , berbeda dengan perasaan ia dulu yang terbalas, ia dulu juga memiliki perasaan yang lebih kepada Mark, begitu pula Mark, namun ini berbeda dengan Jeno dan Renjun, Renjun yang pemalu dan penakut untuk menyatakan perasaannya kepada Jeno, dan Jeno yang sangat-sangat tidak peka terhadap keadaan sekitar, begitu pula dengan Jeno yang playboy dan masih memiliki ketertarikan kepada perempuan.

Haechan tau pasti Renjun tersakiti melihat Jeno bersama wanita lain, Jeno dan Mark sangatlah berbeda, Mark sangat peka dengan keadaan sekitar, Mark juga bukanlah namja yang playboy dan Mark sudah tidak memiliki ketertarikan dengan perempuan sejak kejadian saat itu, berbeda dengan Jeno.

Haechan menggenggam jemari pucat Renjun, dari genggaman tersebut Renjun merasakan ketenangan dan kedamaian di dalamnya, mereka bergenggaman tangan sambil berjalan,

"Renjun-ah, mianhae, aku menyesal meninggalkanmu disini, seharusnya saat itu aku memilih menetap di Seoul menemani dirimu, Jinja Mianhae Injun-ah" Haechan menghela napasnya kasar, dari perkataan yang keluar dari mulut Haechan, kita bisa mengetahui bagaimana perasaan haechan sekarang, menyesal.

"Aigoo, aku memang tidak pandai berbohong ya kepadamu Chan"

Renjun terkekeh, walau didalam kekehan tersebut terdapat kesedihan dan kesepian yang meraung-raung minta diungkapkan, ia tau bahwa ia tidak dapat menyembunyikan apa-apa dari Haechan, kalau sudah seperti ini Renjun kan menceritakan semuanya,

"Aku kembali dibully oleh wanita itu, ia dan teman-temannya membully ku dengan berbagai cara yang membuatku takut, namun entah mengapa aku selalu tidak bisa melawan dan mengadukannya, aku terlalu lemah Haechan-ah, aku juga tidak mau mengadu kepada Jeno, kau tau kan mereka membully ku karna apa? belum lagi wanita itu juga sangat dekat dengan Jeno, dan kau tau perasaan Jeno kepadanya kan? Haha, aku memang terlalu lemah dan bodoh"

Haechan yang mendengar perkataan Renjun merasa marah, sedih, menyesal, semuanya bercampur menjadi satu, belum sempat Haechan mengatakan sesuatu, Renjun sudah kembali mengungkapkan apa yang di hatinya

"Aku menyukai Jeno lebih dari sahabat, dan kau tau itu Chan, kau juga tau kan Jeno tidak tertarik kepada namja, ia masih normal, berbeda dengan diriku, sampai sekarang aku tidak dapat mengungkapkan apa yang ada dihatiku, aku terlalu takut dengan resiko yang terjadi nanti, aku takut jika perasaan yang kumiliki akan menghancurkan persahabatan kami, namun aku selalu merasa sakit setiap melihat Jeno menjalin hubungan dengan yeoja-yeoja diluar sana, aku selalu merasa khawatir setiap Jeno pergi bersama teman-temannya yang lain, aku takut Jeno ikut terjerat dalam kehidupan malam teman-temannya, aku juga selalu merasa kesal saat Jeno yang selalu memberikan ku harapan lebih, membuatku berharap lagi dan lagi, aku kesal dengan perasaan ku ini, perasaan ku terlalu bodoh, walaupun disakiti berkali-kali ia tetap saja menetap pada Jeno, dan satu hal lagi yang sangat-sangat kutakutkan,

Aku takut ia kembali lagi dan menghancurkan semuanya lagi"
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
Hai❤
Oiya mo nanya nih, lebih baik aku update tiap ada waktu atau aku simpan di draf sampe ending dulu baru aku pub semuanya?
NO SIDERS👌


Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

581K 49.8K 31
"Excuse me!! How dare you to talk to me like this?? Do you know who I am?" He roared at Vanika in loud voice pointing his index finger towards her. "...
463K 25.4K 18
๐’๐ก๐ข๐ฏ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ๐ฑ ๐‘๐ฎ๐๐ซ๐š๐ค๐ฌ๐ก ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ~By ๐Š๐š๐ฃ๐ฎ๊จ„๏ธŽ...
341K 1K 10
Fun wlw sex. Different kinks and stuff, all about trying things. May even include potential plot lines and will definitely include some form after ca...
522K 33.2K 38
She was going to marry with her love but just right before getting married(very end moment)she had no other choice and had to marry his childhood acq...