006

850 82 21
                                    

Typo bertebaran!
Warning BXB!
BAGI YANG MEMILIKI HOMOPHOBIC HARAP MENJAUH:)

Renjun tengah terduduk dengan manisnya di atas sofa abu dalam kamar Jeno, ia tengah menonton kartun kesayangannya, apa lagi selain film moomin sang kudanil putih yang melakukan petualangan di dalam moominland, entah sudah keberapa kalinya Renjun m...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renjun tengah terduduk dengan manisnya di atas sofa abu dalam kamar Jeno, ia tengah menonton kartun kesayangannya, apa lagi selain film moomin sang kudanil putih yang melakukan petualangan di dalam moominland, entah sudah keberapa kalinya Renjun mengulang film itu tanpa merasa bosan sekalipun, setiap Renjun menginap di rumah Jeno, selalu film ini yang ia tonton, dengan seri dan episode yang sama. Karena di kamar Jeno hanya terdapat cd film moomin yang satu ini saja, sisanya ya film action ataupun horor yang sering ditonton Jeno.

Renjun menonton dengan duduk diam sambil memeluk bantal, beberapa kali ia ikut menggumamkan lagu backsound dari film yang ia tonton, Renjun sangat fokus menonton kartun itu tanpa terganggu dengan suara desiran air di dalam kamar mandi yang mengalir dikarenakan Jeno yang sedang membersihkan tubuh di dalam sana.

Renjun menunggu Jeno yang masih belum selesai membersihkan dirinya, Renjun memeluk bantal yang berwarna senada dengan sofa itu semakin erat, jujur mata Renjun sudah sangat susah terbuka, ia sudah sangat mengantuk, namun Renjun tidak juga bangkit dari sofa dan membaringkan dirinya di atas kasur berwarna abu tersebut, Renjun hanya memaksakan dirinya tetap terjaga walau sedari tadi kepalanya sudah mengayun tak tentu arah bahkan terkadang kepalanya terjatuh bersender di tangan sofa abu tersebut, sama seperti sekarang, kepala Renjun telah bersender di tangan sofa abu tersebut dengan bibirnya yang sedikit terbuka sambil memeluk bantal hitam milik Jeno dengan erat.
Renjun sudah tidak dapat melawan rasa kantuknya lagi, ia telah kehilangan kesadarannya , rasa kantuknya terlalu kuat apalagi dibantu dengan suasana kamar Jeno dengan angin yang menyejukkan dan dengan suara yang tidak begitu hening dan tidak begitu nyaring disertai dengan sofa yang begitu empuk membuat Renjun menyerah dengan rasa kantuknya.

Cklek

Jeno keluar dari kamar mandi itu setelah kurang lebih 30 menit di dalam ruang tersebut.

Dengan bathdrobe putih yang terikat di pinggang tubuh tegapnya dan handuk kecil yang terkalung di lehernya, Jeno melangkahkan kakinya mendekati Renjun yang sudah tertidur di atas sofanya dengan posisi yang terlihat sedikit tidak nyaman dengan kepalanya yang miring ke arah kanan.

"Aigoo ya, dia bukannya tidur di atas kasur malah tidur di sofa ini. Leher dia akan terasa sakit esok hari jika seperti ini" Jeno tersenyum manis hingga matanya membentuk bulan sabit karena melihat namja didepannya ini terlihat begitu menggemaskan dengan bibir yang sedikit mengerucut karena pipinya terhimpit dengan kursi sofa.

Jeno mengusap rambut hitamnya yang masih meneteskan sedikit air dengan handuk kecil berwarna putih yang terkalung di lehernya, ia menuju ke lemari hitam yang terletak didalam kamarnya dan membuka pintu lemari itu, ia mengambil baju bertangan buntung serta celana panjang abu dengan lambang adidas yang menghiasi sudut kanan atas celana tersebut.

Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Jeno masih mengalungkan handuk kecil putih tersebut di lehernya berniat untuk mengeringkan rambutnya, namun sebelum itu ia akan memindahkan Renjun terlebih dahulu ke posisi yang lebih nyaman.

HURT - norenWhere stories live. Discover now