My Cold Husband (Tahap Revisi)

By Skyli24

675K 24.4K 708

apa salah gue sampe gue harus punya suami kayak dia. More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
Chapter 10
chapter 11
chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
BUKAN UP
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
ATTENTION!!!
ATTENTION!!!
ATTENTION!!!

Chapter 18

15.2K 581 14
By Skyli24

"Hah sepi banget. Sehun sampe kapan sih perginya? Adeknya Megan Thailor merana nih gara-gara kesepian." Lisa menghempaskan tubuhnya diatas sofa lalu melihat sekeliling ruangan yang terlihat sepi. Kemarin Sehun pergi ke luar negri untuk perjalanan bisnis selama seminggu.

Flashback on...

Hosh... Hosh... Hoshh...

"Gila cape banget. Padahal tadi gue lari cuma dari fakultas 1 ke fakultas 2." Lisa menjokkokan badannya tempat parkir, mengatur pernapasannya yamg tadi sempat terguncang.

You can call me monster.... Lisa segera memasukkan tangannya kedalam tas, mencari keberadaan ponselnya. Lisa mengeluarkan ponselnya dari dalamm tas dan melihat siapa yang menelponya, Sehun.

"Iya ada apa?"

"..."

"Hah? Kapan? "

"..."

"Hmm... Oke. Ini juga lagi dijalan."

"..."

"Tenang ga bakal kenapa-napa kok."

"..."

"Iya ini udah pelan-pelan."

"..."

"Iya, ini juga dah hati-hati kok."

"..."

"Oke. Byeee..." Lisa langsung memtusukan panggilannya dengan Sehun dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.

 Lisa segera bangkit dan berjalan menuju mobilnya, ia merutuki kennapa mobilnya harus terparkir diujung, membuatnya harus berjalan lebih lama. Saat sampai didepan mobilnya, Lisa segera memasuki dan menjalankan mobilnya tersebut.

"Yah yah yah kenapa nih? Sial, kenapa lagi sih? Banyak banget cobaannya." Mobil yang dikendarai Lisa tiba-tiba berhenti begitu saja. Lisa segera meminggirkan mobilnya agar tidak menghalangi jalan.

Lisa mencoba menyalakan mobilnya tersebut dan mencari-cari apa yang terjadi sebelum dia melihat bahwa jarum merah itu menunjukkan garis merah, tanda kehabisan bahan bakar. "Hmmm.... Pantesan. Dasar Guanlin sialan, bisanya cuma make gak tanggung jawab. Awas aja nanti kalo dia pinjem gak bakal gue kasih lagi."  

Tidak ingin menunggu terlalu lama, Lisa memutuskan untuk menunggu taksi yang lewat. Sebelumnya ia juga mengirim pesan kepada Kyuhyun untuk, untuk mengambil mobilnya yang mogok ini.

"Ca." Lisa segera menoleh ke arah sumber suara untuk melihat siapa yang memanggilnya. Suaranya cukup familiar untuk di dengar terlebih lagi orang itu memanggilnya dengan panggilan masa kecilnya.

Sudah ia kira seseorang yang memanggilnya itu siapa lagi jika bukan mantannya, Jeon Jungkook. Lisa membalas senyuman pria tersebut dengan indah. Kenapa ia harus bertemu dengan mantannya ini dengan kondisi yang sedikit memalukan.

"Hei Ca, kenapa?"

"Eh? Oh... Gak papa kok cuma lagi nunggu taksi. Lo ngapain ada disini?"Tanya Lisa setelah sugan heart attack nya ilang.

"Oh gue... Kalo gue sih tadi abis makan bareng sama salah kolega dan gak sengaja liat lo disini, ya jadi gue samperin aja. Hehe..." Jungkook terkekeh dan  menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"Oh," jawab Lisa singkat.

"Tumben nyari taksi, mobil lo kemna?"

"Tuh kehabisan bensin." Lisa menggerakkan kepalanya ke belakang seolah memberikan gestur untuk menunjuk ke arah mobil yang berada dibelakangnya.

"Lah kok bisa? Emang lo sebelum pergi gak cek dulu? "

"Bukan gue yang ngabisin bensinnya tapi si Gulali sialan itu yang ngabisin." 

"Oh gitu... Yaudah bareng aja ntar gue anterin lo sampe rumah. Lumayan udah lama gak ketemu mamih papih lo sama Guanlin. Rumah lo masih sama kan kayak yang dulu?" Lisa membulatkan matanya terkejut, ia merutuki nasibnya hari ini kenapa begitu sial, terlalu banyak masalah yang menimpanya.

"Hmm... Gak usah deh, gue gak mau ngerepotin lo. Lagian mamih sama papih lagi keluar kota, Guanlin juga tadi katanya mau maen sama temennya." Lisatak sepenuhnya berbobong. Kenyataanny memang begitu, orang tuanya sedang ada perjalanan bisnis keluar kota, sedangkan adiknya entahlah mungkin memang ia sedang bermain.

"Yaudah gak..." Jungkook tiba-tiba menghentikan ucapannya saat suara panggilan dari ponselnya berbunyi.

"Eh bentar ya gue mau angkat telpon dulu."  Lisa menganggukkan kepalanya, mempersilahkan mantan kekasihnya itu untuk mengangkat panggilan.

"Eh sorry banget Cha, gue gak bisa anter lo pulang. Ini tiba-tiba papa gue suruh gue  pulang cepetan," sesalnya. Jungkook memasang wajah merasa bersalah karena tak bisa menepati ucapaanya itu. Berbanding terbalik dengan Lisa yang berteriak gembira di dalam hati, ingatkn dia untuk berterimakasih kepada ayah mantan kekasihnya itu.

"Iya gak papa kok. Salam ya buat papa lo."

"Iya. Sorry banget ya. Kalo gitu gue pergi dulu ati-ati ya nunggu taksinya. Bye."

"Bye." Lisa melambaikan tangannya ke arah mobil sedan berwarna hitam itu, sebelum melaju meninggalkannya.

***

Lisa baru saja keluar dari kamar mandi. Ia harus seera bersiap-siap karena sebbentar lagi atau mungkin sekarang Sehun sudah tiba untuk menjemputnya. Untuk pertama kalianya Sehun mengajaknya untuk mennghadiri undangan kolega bisnisnya itu.

Setelah selesai berdandan, Lisa segera turun ke lantai bawah. Dan benar saja, disana sudah terlihat Sehun yang berpakaian rapih sedang terduduk diatas sofa sembari membaca koran.

"Udah selesai?" Tanya Sehun yang menyadari keberadaan istrinya tersebut.

"Udah kok. Sejak kapan dateng?"

"Udah sekitar 10 menitan yang lalu." Lisa merasa sedikit risih saat mendapatkan tatapan intimidasi dari Sehun, suaminya itu menatapnya dari atas sampai bawah seperti predator.

"Kenapa?" Tanya Lisa memberanikan diri.

"Kamu kenapa pake baju yang kayak gini? Emang gak ada yang lebih sopan lagi ya? Ini kan acara nikahan bukan pesta prom night atau pesta remaja yang lainnya." Lisa mendengus mendengar perkataan Sehun, sifat kolotnya mulai muncul pikir Lisa.

"Emang ada yang salah ya?" Tanya Lisa yang masih bingung dimana letak kesalahannya.

"Iya. Ini terlalu terbuka dari lengannya yang transparan, bajunya juga sedikit transparan dan yang terakhir..." Sehun ngeberhentiin ucapannya dan matanya pindah ke arah bawah. " Sehun menghentikkan ucapannya, matanya kini tertuju pada bagian bawahn. "Paha kamu terlalu terekspos sampe atas."

"Sekarang ganti baju kamu. Saya tunggu didalem mobil." Sehun pergi begitu saja meninggalkan Lisa yang merengut sebal. Dengan setengah hati Lisa pergi menuju kamarnya dengan langkah yang dihentakkan.

Setelah lama bergelut dengan beberapa gaun akhirnya Lisa memutuskan pilihannha pada gaun merah panjang dengan lekukan tubuh yang terlihat.  Dia belum pernah memakainya sekalipun, ini adalah hadiah pemberian dari orangtua Kris saat ia pergi berlibur ke Cina beberapa tahun yang lalu.

Setelah selesai merapikan penampilannya, Lisa segera turun untuk menemui Sehun. Saat memasuki mobil pun Sehun tak langsung melajukan mobilnya, ia menatap Lisa masih dengan tatapan yang sama seperri tadi.

"Kenapa? Salah lagi? "Tanya Lisa lemes.

"Hm. Tapi yaudahlah mau gimana lagi emang kamu menarik dan sekeras-kerasnya saya nutupin juga pasti bakal tetep keliatan menarik." Perkataan Sehun sukses membuat Lisa tersipu malu.

Sehun segera melajukan mobilnya, tak butuh waktu lam untuk mereka sampai ditempat tujuan. Sehun segera menggandeng Lisa menuju ke arah pemilik acara. Sesekali mereka juga akan membalas beberapa sapaan dari kolega Sehun.

"Oh Pak Sehun akhirnya datang juga. Saya kira bapak tidak akan hadir diacara pernikahan anak saya."

"Saya pasti datang. Selamat ya atas pernikahan anaknya semoga anak bapak dan istrinya bisa langgeng dan mempunyai momongan."

"Iya pak sama-sama. Ini istri bapak yang kemaren itukan? Wah ternyata cantiknya luar biasa ya. Saya jadi mengerti kenapa seorang pengusaha muda seperti Oh Sehun bisa bertekuk lutut. Dan kalian pasangan sempurna yang pernah saya kenal. Semoga hubungan kalian langgeng dan cepat mendapatkan momongan serta penerus untuk perusahaan anda."

"Ah anda tidak usah terlalu memuji kami. Kami juga sama seperti anda yang tidak luput dari ke tidak sempurnaan. Dan terima kasih sudah mendoakan kami. Kalo begitu saya dan istri saya permisi dulu."

"Ya mari. Silahkan cicipi hidangan kami." Sehun segera membawa Lisa untuk menyipi beberapa hidangan yang telah disediakan.

Sedari awal mereka masuk, Sehun tak sedikitpun melepaskan tangannya dari pinggang istinya itu. Sehun sangat terlihat posesif membuat Lisa yang baru pertama kali menghadiri undangan resmi seperti ini tersipu malu dan mengurangi rasa gugupnya.

"Hun, aku ke toilet dulu ya," bisik Lisa.

"Kamu taukan toiletnya dimana?" Lisa menjawab pertanyaan Sehun dengan angkukkan. "Yaudah hati-hati dan jangan lama-lama." Setelah itu Sehun melepaskan rangkulannya pada pinggang istrinya itu lalu asik berbincang dengan yang lainnya.

Setelah selesai dari toilet, Lisa jalan ke arah meja yang menyuguhkan banyak hidangan. Lisa hanya mengambil segelas jus jeruk dan memakan satu potong kue. Saat ia akan membalikkan badannya untuk kembali menemui Sehun, ia menemukan seorang pria sedang berdiri dihadapannya. Pria tampan itu menatapnya dengan tajam dan menampilkan smirk yang cukup membuat Lisa merinding.

"Hi baby." Lisa tidak tahu ini adalah karma atau tidak karena dia sering mgejek suaminya itu. Sekarang ia harus berurusan dengan pedofil yang asli.

"Mau kemana sayang? go and play with me. make me satisfied with everything you have." Bulu kuduknya merinding setelah mendengar suara berat pria tersebut. Ia sekarang tahu alasan Sehun yang sangat posesif sedari awal dan Lisa menyesal tak langsung menemui Sehun tadi.

"Permisi saya mau pergi."

"No baby. Don't go. You have to pressure my name when you are under me." Interaksi keduanya tak luput dari mata tajam Oh Sehun. Sedari tadi ia terus memperhatikannya dan tidak ingin membantu, ia ingin lihat seberapa jauh keduaya, apakah Lisa sanggup mengatasinya sendiri atau tidak.

"Please. I'm not bitch."

"It's okay. But i want your body." Pria tersebut semakin mendekat kearahnya. Lisa yang ketakutan memutuskan untuk memejamkan matanya, ia tidak ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya. 

"Hey baby. What happen? Open your eyes." Lisa memberanikan diri untuk membuka matanya dan benar itu Sehun. Tak lama ada tangan kekar yang merangkul pinggangnya, ia mengenali parfum seseorang yang merangkulnya. Pria yang tadi mengganggunya pun sudah hilang tak tahu kemana, ia tidak ingin tahu apapun tentang pria itu.

"Sehun."

"Hm," gumam Sehun.

"Hm... Sehun pulang. "

"As your wish baby. I miss you my dear, we continued our honeymoon night disturbed." Sehun mengecup singkat bibir istrinya tersebut sebelum pergi meninggalkan gedung. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang selalu mengawasi setiap gerak gerik mereka.

"Soal kata-kata saya yang tadi, saya serius saya gak main-main." Lisa segera menatap Sehun yang masih sibuk menyetir.

"Yang waktu kamu diganggu sama cowok,"  jawab Sehun. Lisa membolakan  matanya terkejut mendengar penjelasan Sehun. Sehun melirik sekilas ke arah istrinya tersebut sebelum menepikan mobilnya dipinggir jalan.

"Iya.. Saya itu cowok normal yang pasti butuh asupan biologis dan sampe sekarang kamu belum pernah ngasih itu ke saya. Ya mungkin kamu belum siap tapi lambat laun kamu harus siap. Walaupun saya bilang saya bakal nunggu kamu sampe kamu siap tapi saya itu cowo yang mungkin susah nahan nafsu."

"Maaf," cicit Lisa.

"Kamu gak perlu minta maaf, kamu gak salah. Yang salah itu saya karna terlalu pengen milikin kamu seutuhnya. Kamu itu milik saya tapi belum sepenuhnya. Kamu sebagai istri belum melakukan kewajiban terbesar kamu sama suami kamu. Saya gak tau harus gimana lagi biar bisa buat kamu percaya sama saya dan nyerahin semua yang kamu punya ke saya. Saya juga tau kalo kamu kayaknya belum nerima saya jadi suami kamu."

"Bu.. Bukan itu." Sehun membenarkan posisi tubuhnya dan menghela nafas.

"Bukan karna itu tapi karna saya takut...," cicit Lisa yang masih terdengar jelas oleh Sehun.

"Kamu takut sama saya?"

"Bukan. Saya cuma takut proses making love nya." Wajahnya berubah merah padam setelah mengatakan hal memalukan tersebut.

Sehun tertawa pelan. "Lisa tatap mata saya." Sehun membenarkan posisinya menjadi saling berhadapan. Sehun menggenggam erat tangan dan menatap intens Lisa yang membuat orang yang ditatapannya semakin salah tingkah, beruntung mereka berhenti di kawasan gelap dan sepi jadi semburat merah itu tak terlihat begitu jelas.

"Tatap dalam mata saya. Apakah disana ada suatu kebohongan?"Lisa menggelengkan kepalanya. "Saya udah lama Cinta sama kamu, saya berharap bisa punya anak sama kamu, saya berharap kamu jadi pendamping saya sampai kita dipisahkan oleh maut."

" Saya cuma takut."

"Kamu harus percaya sama saya. Saya gak akan ngecewain kamu, saya gak akan ngekhianatin kamu. Itu janji saya ke kamu jadi kamu mau?" Lisa meganggukkan kepalanya membuat Sehun tersenyum bahagia. Sehun langsung memeluk istrinya dan menciumi wajahnya bertubi-tubi sebelum kembali menjalankan mobilnya.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang dan bersejarah untuk keduanya. Malam dimana Lisa menyerahkan semuanya kepada Sehun dan malam dimana Sehun mendapatkan penantian yang selama ini ia inginkan.

Flashback off















Tbc....

Chapter terpanjang yang pernah dibuat sama author. Maafkeun author kalo ceritanya garing,ataupun ga seru. Author hanyalah manusia biasa yng tak luput dari doa dan kesalahan.

Continue Reading

You'll Also Like

168K 16.1K 54
Jennie adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan Kim's Company. Jennie tidak menyukai CEO perusahaannya sendiri, yang tak lain Kim taehyung si muk...
3M 124K 86
Dia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika...
1.2M 61.5K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
300K 30K 111
Yakin nih gak penasaran? yuk ikut gabung merasakan perjalanan cinta mereka. Gak usah nanti-nanti, ntar nyesel loh (Based on their real moment) "Juju...