Vampire Wars [Completed]

By Aiolios24

571K 37.9K 3.4K

(18+) BOOK 2 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Berawal dari kehidupan sulit yg di alami kakak dan adik. mereka be... More

Prolog
Chapter 1 : Zee & Zea
Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt
Chapter 3 : Hutan Vampire
Chapter 4 : Penasaran
KARAKTER
Chapter 5 : Kotak Musik
Chapter 6 : Menyelidiki Pergerakan Musuh
Chapter 7 : Berkumpul Bersama
Chapter 8 : Flashback One
Chapter 9 : Flashback Two
Chapter 10 : Pasangan Sempurna
Chapter 11 : Kakak Terhebat
Chapter 12 : Perdebatan Kecil
Chapter 13 : Party Di Castel Del Monte
KARAKTER
Chapter 14 : Penjelasan
Chapter 15 : Bertemu Mate
Chapter 16 : Air Mata
Chapter 17 : Kecerobohan Irish
Chapter 18 : Mencari Keberadaan Irish
Chapter 19 : Tangisan Yang Berakhir Bahagia
Chapter 20 : Langkah Awal
Chapter 21 : Zea & Irish Di Culik
Chapter 22 : Misi Bunuh Diri
Chapter 23 : Bertemu Wanita Iblis
Chapter 24 : Amarah Kebencian
Chapter 25 : Penyesalan
Chapter 26 : Terbangun
Chapter 27 : Mengukir Kehangatan Bersama
Chapter 28 : Gairah Cinta
Chapter 29 : Jeritan Hati Dan Kejujuran
Chapter 30 : Danau Tersembunyi
Chapter 31 : Permainan Gila
Chapter 32 : Rundingan
Chapter 33 : Pergerakan Musuh
Chapter 34 : Wahana Permainan
Chapter 35 : Fighting
Chapter 36 : Pengorbanan
Chapter 37 : Antara Hidup Dan Mati
Chapter 38 : Teka-Teki Petunjuk
Chapter 39 : Pertualangan Di Mulai
Chapter 40 : Penyerangan Musuh
Chapter 41 : Menjalankan Misi
Chapter 42 : Lautan Darah Dan Mantra Terlarang
Chapter 44 : Perubahan Irish
Chapter 45 : Teka-Teki Sialan!
Chapter 46 : Pilihan Sulit
Chapter 47 : Darah Pengganti Dan Munculnya Pohon Kembar.
Chapter 48 : Sebuah Harapan
Chapter 49 : Kembalinya Sean Dan Zea
Chapter 50 : Batu Jiwa Tak Bertuan.
Chapter 51 : Selubung Rindu.
Chapter 52 : Berlebihan.
Q & A
Chapter 53 : Bersamamu!
Chapter 54 : Kehebohan Di Istana Lioncourt.
Chapter 55 : Makhluk Aneh
Chapter 56 : Akankah Semuanya Berakhir?
Chapter 57 : Musuh!!
Chapter 58: Perbedaan Kekuatan
Chapter 59: Tamat

Chapter 43 : Terjebak

5.3K 417 45
By Aiolios24

Sean dan Zea telah memasuki lembah kematian, udara dingin menyeruak masuk menembus kulit mereka seolah-oleh tengah menyambut kedatangan mereka. Zea meneguk ludahnya kaku saat menyadari bahwa lembah kematian bukanlah sekedar nama saja. Sekarang ia mengerti kenapa lembah tersebut di juluki lembah kematian karena memang tempat itu sangat mengerikan bagaikan sebuah pemakaman untuk para makhluk sepertinya. Bahkan ada banyak tulang-belulang di tempat itu yg membuat tempat tersebut semakin terlihat mengerikan.

" Menakutkan! " celetuk Zea lirih membuat Sean terkekeh gemas.

Sean sedari tadi memang selalu terlihat santai bahkan Sean lebih sering bercanda namun meskipun begitu di dalam hatinya saat ini tengah gelisah ketika memikirkan keselamatan gadisnya. Sean takut jika Zea dalam bahaya lagi seperti kejadian sebelumnya. Sejujurnya hampir kehilangan seseorang yg sangat berarti untuknya sungguh membuat Sean hampir mati dan hal itulah yg membuatnya takut, ia takut kehilangan namun Sean sadar diri bahwa ia tak bisa egois.

Saat ini yg terpenting bukanlah memikirkan keegoisan dirinya sendiri karena saat ini yg paling penting adalah melindungi gadis yg sangat dia cintai dan mencari dimana letak batu jiwa itu. Bukan waktunya untuk memikirkan hal yg tak penting seperti tadi karena menyelamatkan nyawa seseorang itu jauh lebih penting. Sean telah memantapkan pemikirannya dan saat itulah ia langsung menarik tubuh gadisnya masuk kedalam dekapannya. Sean memeluk gadis yg dia cintai begitu erat seolah ia tak ingin melepaskannya bahkan juga kehilangannya, sesekali Sean mendaratkan sebuah kecupan.

Sedangkan tubuh Zea menegang kaku ketika mendapat serangan tiba-tiba dari Sean, bahkan Zea merasa puncak kepalanya basah. Posisi mereka saat ini membuat Zea tak bisa melihat Sean yg pasti tengah menitihkan air matanya, Zea hanya pasrah dalam dekapan Sean. Lengan kokoh itu memeluk pinggang Zea begitu erat dengan posisi kepala Sean yg bertumpu di atas kepala Zea, membuat momen mereka berdua begitu sempurna.

" Ku mohon, kali ini berjanjilah untuk tak sedikitpun jauh dariku agar aku bisa melindungimu. Aku pasti akan mati jika melihatmu dalam bahaya lagi dan sedangkan aku tak bisa melindungimu, tapi kali ini tidak lagi. Aku bersumpah akan melindungimu semampuku. Sayang, tak tahukah kau bahwa kau adalah jantungku jadi jangan berada jauh-jauh dariku karena aku tak bisa berada jauh darimu. Sebagian pria selalu berkata pada wanitanya bahwa wanita adalah tulang rusuknya tapi itu bukanlah aku karena aku menganggapmu sebagai jantungku, kau bukanlah tulang rusukku melainkan sebagi jantungku. " ucap Sean tanpa ada kebohongan sedikitpun, ia jujur.

Zea yg mendengar perkataan Sean panjang lebar hanya bisa memeluk erat tubuh Sean. Zea terisak dalam pelukan Sean yg selalu membuatnya nyaman. Zea menyukai apapun yg ada dalam diri Sean, baik itu tubuh, tingkah konyol, sentuhan dan paling Zea sukai dari Sean adalah aroma tubuhnya ketika Zea memeluknya erat seperti sekarang ini. Apapun yg ada dalam diri Sean itu hanya untuknya, miliknya seorang dan itu sudah menjadi hak mutlak yg tak bisa di ganggu gugat. Tak ada yg boleh mengambil Sean darinya sekalipun itu Deliora dan ketika ia mengingkat nama wanita licik itu membuat darah Zea langsung mendidih.

Zea melepas pelukannya dan ia sedikit menjauh dari Sean, lalu Zea dengan sengaja mengecup bibir Sean penuh cinta. Setelah itu Za membisikkan sesuatu yg membuat Sean tersenyum senang. " You are mine! Apapun yg sudah menjadi milikku itu berarti hakku dan tak akan aku biarkan wanita iblis itu menyentuh milikku walau hanya seujung rambutpun. Aku bersumpah akan membunuh wanita iblis itu dengan tanganku jika dia berani menyentuhmu dan aku pastikan sumpahku menjadi kenyataan saat setelah aku keluar dari tempat ini! " ucap Zea tegas.

Di tariknya tubuh Zea dan setelah itu Sean menautkan bibir mereka untuk menyesapi momen hari ini. " Yes baby, I'm yours! Lakukan apa yg ingin kau lakukan sayang, kau boleh membunuhnya dan pastikan hama pengganggu itu mati. " bisik Sean tepat di bibir Zea dan dukungan penuh darinya membuat hati Zea bergemuruh. Ia saat ini tengah bersemangat dan itu sungguh membantu Zea untuk tidak lagi takut dengan apapun.

Zea mengangguk mantap dan ia bermaksud membalas perkataan Sean tiba-tiba seseorang datang, membuat Zea mengurungkan niatnya. Sean yg mengetahui ada seseorang datang, langsung saja membalikkan badannya agar bisa melihat siapa orang tersebut tapi ketika ia melihatnya tiba-tiba saja mata Sean membulat sempurna. Sean dengan sigap menarik Zea ke belakang tubuhnya ketika tahu bahwa yg datang bukanlah teman melainkan musuh.

Zea sama sekali tak takut dengan makhluk aneh di hadapannya tapi ia justru jijik ketika melihat sosok makhluk tersebut. Dalam hati Zea berpikir tentang makhluk apa yg saat ini berada di hadapannya. Ia tak bisa menebak sosok makhluk aneh tersebut karena makhluk itu memiliki wajah manusia namun tubuhnya seperti seekor kelabang. Makhluk itu berukuran besar dan sangat menjijikkan, membuat Zea hampir saja muntah karena mual.

" Oh.. bau kalian begitu menggoda perutku yg kelaparan. Aku jarang mendapatkan santapan dari luar tapi kali ini akulah yg beruntung karena lebih dulu mendapatkan kalian! " makhluk aneh tersebut menyeringai licik namun tak bisa membuat Sean dan Zea ketakutan karena yg ada justru jijik sendiri.

Sean mengeratkan rahangnya dan sorot mata Sean mulai berkilat tajam. " Kau memang beruntung tapi bukan beruntung mendapat mangsa melainkan beruntung mendapatkan kematianmu lebih dulu! " ucap Sean dengan senyum smirk.

●●●●🌷●●●●

Zeana POV

Aku terkejut ketika tiba-tiba saja sesosok makhluk aneh berkepala manusia tapi bertubuh kelabang datang. Jujur saja aku sama sekali tak takut dengan makhluk itu tapi aku hanya jijik. Bagaimana tak jijik jika tubuh makhluk aneh itu banyak di penuhi lendir. Oh tidak, perutku mual.

Ku alihkan pandanganku dari makhluk itu dan melihat wajah Sean yg rahangnnya mengerat dengan tangan terkepal dan sorot matanya yg berkilat tajam. Sudah pasti dia geram dengan makhluk sialan yg seenaknnya berbicara. Aku tak sudi menjadi mangsanya dan sedikit saja dia menyetuhku maka aku akan membunuhnya.

" Kau memang beruntung tapi bukan beruntung mendapat mangsa melainkan beruntung mendapatkan kematianmu lebih dulu! " Sean menggeram keras dan setelah itu aku melihatnya melesat untuk menerjang tubuh makhluk sialan itu. Oh aku harus membantunya tapi sorot mata Sean menatapku tajam dan sudah pasti dia tak butuh bantuanku.

Hei bodoh! Aku ingin membantu juga tapi kenapa Sean bodoh itu juatru menatapku tajam. " SEAN BODOH!! " aku tak peduli dengan kemarahannya nanti tapi yg jelas aku kesal sekali, ingin rasanya ku tarik rambutnnya dan berteriak ' KAU MENYEBALKAN ' tapi kalau saja ada sosok makhluk aneh itu lagi, maksudku yg lain atau juga teman makhluk menjijikkan itu aku pasti akan dengan semangat membunuhnya.

Lihatlah, makluk itu bergerak dengan sangat cepat ke arah Sean dan aku melihat Sean yg ingin menancapkan kukunya di leher makhluk itu tapi pergerakannya sungguh licin, membuat Sean kini kesulitan. Sean melesat, menjauh dari makhluk menjijikkan itu dan aku rasa dia bermaksud mencari kelemahan makhluk menjijikkan itu menggunakan kekuatan mata Sean yg memang mampu melihat kelemahan seseorang.

" Hahaha... kau tak akan bisa membunuhku dan kita sudahi saja pertempuran ini, biarkan aku menikmati dagingmu lalu setelah itu baru gadis cantik itu. " bodoh! Apa dia cari mati, menjadikanku mangsa itu kesalahan besarmu. Tapi baguslah, dengan begitu kau memancing iblis di dalam dirinya.

Ya dengan ini aku bangga untuk mengatakan bahwa aku berharga untuknya, anggap saja aku adalah aksesoris berharga yg selalu setia menempel padanya. Entahlah aku tak bisa mendeskripsikan tentang diriku sendiri untuknya. Mungkin aku bisa memikirkannya kembali nanti tapi sekarang yg terpenting hanyalah menolong Sean karena keributan di antara mereka justru memancing kedatangan makhluk yg lainnya. Oh lihatlah Sean telah berhasil membunuh makhluk itu.

Aku melihatnya mengoyak perut makhluk itu dan mengambil sesuatu yg mirip seperti jantung tapi itu bukan jantung, entah apa itu yg jelas anggota tubuh yg Sean ambil itu berdetak seperti jantung meskipun bentuknya aneh tapi aku yakin itu adalah jantungnya. Memang tak mirip seperti jantung manusia tapi fungsinya memang sama. Jika makhluk itu memiliki jantung yg berdetak maka yg lain juga pasti memilikinya dan itulah kelemahannya.

Aku melesat menghampiri Sean yg baru selesai menghancurkan jantung makhluk menjijikkan itu. " Ehem.. sayang ijinkan aku untuk membantumu melawan mereka. Lihatlah keributan tadi membuat makhluk lainnya datang dan biar aku tebak, posisi kita sekarang ini sangat memprihatinkan. " kataku.

Oh ayolah Sean bodoh! Ini bukan waktunya untuk tertawa. Tolong ingatkan aku untuk membunuh pria sialan yg ada di belakangku ini. Sungguh posisi kita sekarang sangatlah buruk karena jumlah mereka yg datang begitu banyak, sedangkan kami hanya berdua. Ya kalah jumlah pastinya dan setelah ini aku ingin mandi air bersih.

" Kau benar sayang, posisi kita terjebak! " ucap pria bodoh di sampingku yg tengah terkekeh, dengan kesal ku jitak kepalanya. Sepertinya dia terkena amnesia hingga melupakan fakta bahwa kita sekarang ini tengah terjebak.

Pletak!

" Hei! Sekarang bukan waktunya tertawa, posisi kita sangat buruk. Ohh... aku ingin lari saja, lihatlah mereka sangat menjijikkan. " aku bergidik ngeri melihat banyaknya makhluk aneh yg menjijikkan di hadapanku. Sedangkan si bodoh Sean, sama sekali tak gelisah tapi aku bukanlah dia dan aku sangat jijik apabila bersentuhan dengan makhluk seperti mereka. Sialnya lagi aku tak memiliki pilihan lain, selain melawan.

Dia berhenti terkekeh dan tiba-tiba saja menarikku kedalam pelukannya, lalu dia mengecup bibirku sekilas. " Tenanglah, aku akan melindungimu. " perkataan manisnya memang selalu berhasil meluluhkan hatiku. Huft, baiklah ayo kita bunuh mereka semua.

●●●●🌷●●●●

Zeldric menggeram marah, sudah sekian kalinya ia membunuh para mayat prajurit yg di bangkitkan kembali namun usahanya sia-sia. Para mayat tersebut akan kembali bangun dengan keadaan tubuh yg kembali utuh. Semua yg berada di tempat tersebut terlihat frustasi karena tak tahu harus bagaimana caranya membunuh makhluk yg bahkan sudah mati. Victor, Javier, Luhan, Lorein dan Irish yg memiliki darah penyihir juga tak bisa berkutik. Kali ini mantra yg di gunakan sungguh merepotkan.

" Ck, sial! Meskipun kita telah mengoyak tubuh mereka tapi yg terjadi, mereka akan kembali bangkit dengan tubuh yg utuh. " geram Julius frustasi. Memang terdengar konyol ketika berusaha membunuh makhluk yg bahkan telah mati.

Mereka semua telah berusaha membunuh musuh dan hasilnya sia-sia, sedangkan para makhluk itu dengan tak adilnya menambah jumlah mereka. Para prajurit yg masih hidup kewalahan melawan mereka dan pada akhirnya para prajurit mati, lalu mayat mereka akan kembali di bangkitkan. Cara apapun juga tak mempan, bahkan para penyihir tak bisa membantu.
Ini sama halnya dengan bermimpi buruk yg tak bisa di lawan namun hanya bisa pasrah dan bertahan sampai mimpi buruk itu selesai.

" Ini gila! Bagaimana caranya kita membunuh mayat yg bahkan telah mati, sedangkan prajurit kita juga semakin berkurang. Kita tak mungkin bisa bertahan jika seperti ini. " seru Lynn kepada Leon yg berada di tempat sama.

Leon hanya mampu menggeleng lemah, ia juga tak bisa mencari solusi untuk melawan. " Apapun yg kita lakukan, hasilnya pasri akan sama dan untuk sekarang yg bisa kita lakukan hanya bertahan. " balas Leon frustasi, sedangkan yg lainnya juga berpikiran begitu.

Di tempat Ciel yg bertugas untuk melindungi tubuh Zee juga tak jauh berbeda dengan yg di luar. " Jangan bercanda! Mereka tak bisa di musnahkan, lalu apa yg harus kita lakukan kak? " seru Kenzie panik.

Irish yg berada tak jauh dari Ciel terlihat tengah berpikir keras. " Ada satu cara! Ya aku yakin cara ini berhasil. " seruan Irish segera mendapat respon dari Kenzie dan Ciel yg langsung menatapnya. " Kita bakar saja tubuh mereka dan dengan begitu maka mereka pasti tak akan bisa di bangkitkan lagi. "

Sedangkan di tempat Raven yg sedari tadi telah menggunakan kekuatannya untuk membakar tubuh mereka, jelas sekali bahwa usahannya juga berakhir sia-sia. " Sial! Kekuatanku bahkan tak bisa berguna sedikitpun. Aku sungguh terlihat konyol dengan hanya bisa menggunakan kekuatanku untuk membuat pelindung. " ucap Raven tak terima.

" Arrgghh... aku bahkan terlihat seperi orang bodoh yg tak mampu mencari solusi! Sekarang ini kita bagaikan terjebak dalam jaring yg di huni oleh ribuan laba-laba. " gerutuan Javier membuat Raven justru mengumpat kesal, bisakah Javier tak mendeskripsikan keadaan sekarang dengan ribuan laba-laba dan jaringnya karena yg mereka alami ini sungguh nyata.

Dengan kesal Raven menjitak kepala Javier. " Bodoh! Hentikan pemikiran konyolmu. Ck, aku menyesal bertanya padamu dan sepertinya otakmu juga terkena mantra sihir terlarang sehingga perkataanmu mendadak eror. " ejek Raven geram, bisa-bisanya dalam situasi seperti ini Javier justru mengatakan hal konyol.

Berbeda dengan Ethan yg justu terus bertarung bersama pasukan yg di pimpinnya. Mereka semakin ganas bahkan mereka tak peduli akan kenyataan mayat yg kembali bangkit. Chelsea melolong keras seolah-olah mengatakan agar tak menyerah begitu saja dan sedetik kemudian lolongan dua serigala menyahut dari jauh. Lolongan itu berasal dari Ciel dan Elder. Tak menyerah, itulah pantangan bagi bangsa werewolf.

Di saat mereka semua yg sibuk dengan para mayat yg bangkit kembali, Zeldric justru melesat menyerang Escanor yg berniat kabur dari sana untuk mencari tubuh Zee. Zeldric telah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan melingungi keluarganya tapi sialnya pergerakannya langsung di hadang Deliora namun Julius dengan cepat membantu Zeldric umtuk bisa meloloskan diri dari Deliora. Julius memasang wajah datar dengan sorot matanya yg terlihat terluka. Memori dimana ibunya mengatakan kepada Julius bahwa dia harus melindungi dan menjaga adiknya kini mengaing.

" Pergilah selagi aku menahannya disini. " ucap Julius yg matanya terus menatap Deliora tajam. Tak ada kelembutan dan kasih sayang yg terpancar di mata Julius untuk adiknya, saat ini yg ada hanyalah kemarahan seorang Julius kepada adiknya. Zeldric tentu saja segera melesat untuk mengejar Escanor yg melesat ke tempat dimana istri dan putranya berada.

Deliora menatap Julius tak kalah marahnya. Julius tahu, mencegah Deliora itu berarti dia menambah kebencian Deliora kepada dirinya tapi Julius sama sekali tak peduli. " Brengsek!! Menyingkirlah dari jalanku dan jangan mencampuri urusanku. " bentak Deliora marah namun Julius masih tetap terdiam tanpa berniat membalas adiknya.

Deliora mencoba menerobos Julius untuk mengejar Zeldric dan Escanor namun wanita licik itu melupakan Ernest yg juga berada disana. Deliora menggeram ketika Ernest menghadang jalannya dan ia tak mungkin bisa kabur karena Julius juga menghadangnya. Kini posisi Deliora terjebak, sedangkan Julius dan Ernest juga terjebak karena banyaknya mayat prajurit yg tengah mengerumuni mereka. Bisa di bilang mayat hidup sialan yg sangat merepotkan dan Julius sungguh benci posisinya saat ini.

" Sadarlah dan buang jauh-jauh balas dendam bodohmu itu, kau hanya akan membuat hidupmu menjadi sia-sia Deliora. " Julius berusaha kembali menyadarkan adiknya namun wanita licik itu masih dengan pilihan bodohnya.

Deliora tertawa mengelegar dan membuat semua yg berada disana mendengar suaranya. " JULIUS VAN DELTON, KAU BUKANLAH SIAPA-SIAPAKU DAN SAMPAI MATIPUN PILIHANKU TETAPLAH SAMA!! " Deliora berteriak dengan tangannya yg terkepal. Kebencian, keputus asaan, kekecewaan dan kehilangan membuat Deliora buta akan segalanya. " Hidupku hanya untuk balas dendam dan aku tak akan pernah berhenti sampai apa yg ku inginkan tercapai! " Deliora berkata tegas, membuat Julius yg sedari tadi terdiam justru kembali emosi.

Tanpa segan, Julius menerjang tubuh Deliora dan melayangkan pukulan tepat di wajah Deliora. Ernest yg sedari tadi menyimak perdebatan mereka langsung saja terkejut bukan main ketika Julius benar-benar akan melawan adik tirinya sendiri. Ernest melihat ke sekelilingnya untuk memastikan pergerakan musuh dan benar saja musuh telah bergerak, membuat Ernest dengan cepat melawannya.
Pertarungan mereka tak dabat di hindari. Kini mereka akan saling menyerang satu sama lain sampai salah satu dari mereka tumbang.

Sedangkan di tempat Ethan juga masih terus melawan namun yg menjadi kesialan pasukan Ethan adalah tahan tubuh pasukannya yg semakin menurun. Ethan tentu berpikir keras agar pasukannya bisa bertahan namun peperangan kali ini memang sungguh sulit. Ethan melolong keras, meluapkan amarah dan frustasinya karena ia tak lagi mampu mencari solusi yg bisa di gunakan untuk melawan.

" Brengsek! Aku tak tahu lagi apa yg harus kita lakukan Rex. Musuh kita semakin bertambah bukannya berkurang. " geram Ethan marah.

" Entahlah, aku juga tak mampu memikirkan solusi untuk melawan musuh. Kau tahu bukan, posisi kita saat ini sungguh memprihatinkan. Kita semua terjebak tanpa mampu melawan musuh dan yg bisa kita lakukan hanya bertahan semampu kita. " balas Rex yg terlihat lelah.

" Kak, bagaimana ini? Jumlah mereka terus bertambah dan kita sama sekali tak bisa mengurangi jumlah mereka sedikitpun. " ucap Chelsea bertanya lewat mindlink.

William yg berada di samping Chelsea, menggeram entah sudah ke berapa kalinya. " Tak ada yg bisa kita lakukan, selain bertahan dan berhentilah memikirkan hal yg tak penting karena itu jelas akan melemahkan fokusmu terhadap musuh. " tegur William membuat Chelsea mendengus kesal namun apa yg di katakan William juga ada benarnya. Chelsea memang sering ceroboh ketika tak fokus dengan sekitarnya maka dari itu Chelsea harus tetap konsentrasi.

Dari arah berlawanan terdengar lolongan serigala. Bukan, itu bukanlah lolongan serigala milik Ciel ataupun putranya namun itu milik kakek dan juga ayahnya yg terdengar tak jauh dari mereka. Mereka langsung mengalihkan pandangan ke sumber lolongan itu berasal dan disanalah berdiri segerombolan werewolf yg telah di pimpin kakeknya. Ethan sontak saja melolong keras sebagai tanda akan pemberitahuan kepada para pasukannya bahwa bantuan telah datang.

Tak hanya bangsa werewolf saja yg datang melainkan bangsa vampire juga yg di pimpin oleh pemimpin mereka masing-masing dan disana pasti ada para orang tua yg berseria membantu. Raven yg hampir saja terkena serangan musuh tiba-tiba saja terkejut saat ketika tubuh musuh terlental jauh sehingga Raven selamat. Raven segera mengalihkan pandangan untuk melihat siapa yg menolong dan benar saja, disana telah ada ayahnya yg tersenyum mengejek Raven.

" Kau payah sekali son, apa tenagamu hanya segitu sehingga musuh hampir saja melukaimu?. " ejek Arhur membuat Raven mendengus kesal. Sebenarnya apa tujuannya datang, apa pria tua itu hanya ingin mengejeknya saja. " Ku tunggu ucapan terimakasihmu son? " celetuk Arthur lagi hingga membuat Raven menggeram kesal namun Raven juga tak menolak.

" Ck, terimakasih karena sudah menolongku tadi old man! " Raven menjawab dengan nada ketus yg membuat tawa Arthur meledak seketika itu juga.

Mereka datang karena khawatir dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka yg tengah berperang. Tak ada satupun dari mereka yg akan membiarkan anggota keluarganya terluka, apalagi mereka kesulitan. Bisa di katakan, peperangan kali ini sungguh sangat sulit karena yg mereka lawan adalah penyihir yg memang sangat kuat. Ada kalanya mereka membantu, itu lebih baik dari pada harus berdiam diri dan menunggu peperangan berakhir.

Dengan ini jumlah pasukan lawan semakin banyak namun semua itu belum tentu menjamin bahwa pasukan musuh akan berkurang karena seiring banyaknya jumlah kematian pasukan lawan maka itu sama saja dengan menambah jumlah pasukan musuh. Apapun yg terjadi, mereka harus bertahan karena jika mereka bertahan jelas jumlah pasukan musuh tak akan bertambah namun itu mustahil.

Di sisi lain, Zeldric yg telah sampai menyusul Escanor yg saat ini tengah bertarung dengan Ciel tiba-tiba saja amarahnya tak bisa terkontrol lagi. " BRENGSEK KAU ESCANOR, MENJAUH DARI ISTRI DAN PUTRAKU!! " teriak Zeldric.

Zeldric menerjang tubuh Escanor dan melemparnya menjauh dari tubuh istrinya yg saat ini tengah terluka akibat hantaman Escanor. Zeldeic marah karena istrinya yg tadinya dalam wujud werewolf kini telah berubah menjari wujud manusia, untung saja Zeldric ada disana sehingga bisa membantu untuk menyelimuti tubuh istrinya yg hampir polos kareba pakaian istrinya terkoyak akibat berubah menjadi werewolf tadi. Zeldric bisa melihat luka lebam di sudut bibir istrinya dan ia juga melihat sorot kemarahan di mata istrinya.

" AKU TAK AKAN MEMBIARKAN BAJINGAN SEPERTIMU HIDUP DAN AKAN AKU PASTIKAN KAU MEMBAYAR SEMUA YG TELAH KAU LAKUKAN PADA PUTRAKU!! " bentak Ciel marah dan sedetik kemudian ia menerjang Escanor.

●●●●🌷●●●●

Gimana nih, siapa yg mau donor ide buat cari solusi untuk membantu mereka? Secara yak musuhnya gak adil banget tuh masak di bunuh tapi idup lagi 😂 udah intinya jangan lupa kasih voment yak, kalau soal Zea dan Sean yg terjebak bisa di tunggu chap selanjutnya jadi nunggu lagi 😅

Continue Reading

You'll Also Like

111K 5.2K 10
Because even every second that I pass, I do always see you. As a man. Always like that. I choose you. And will always choose you for now, tomorrow an...
69.8K 6.9K 76
#1 Tzukook (13-7-2019) #1 bangtwice (25-7-2019) Masih ingat kan kebencian Tzuyu yang malah membawanya pada kebenaran yang begitu mengejutkan untuknya...
171K 8.9K 12
(M/n) komori adalah kakak dari yui komori. Saat yui di kirim kerumah sakamaki bersaudara untuk di jadikan pengantin wanita. (M/n) di suruh ayahnya un...
124K 1.4K 4
"I Samuel Alezzio Blake reject you Anne Clarke Patterson as my Mate and Luna forever!" Anne terduduk..dihadapan semua orang matenya merijectnya..satu...