Daily Love

By sugarkoovi

406K 39.1K 2.4K

√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35.😂
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
hoseok's
45
Q&A
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

26

6.4K 642 22
By sugarkoovi

Emotions
•﹏•



Di dalam pikiran Jimin, seorang Min Yoongi sudah gila. Lelaki itu menolak pergi dan terus mengekorinya kemana pun. Oke, meski pun Jimin bahkan tidak memiliki tujuan lain selain studio tari di kampusnya. Omong-omong, dia sudah terlambat satu jam yang membuatnya harus menunduk dalam agar Lia Kim –mentornya- tidak mendampratnya saat itu juga. Sedikit bersyukur sebenarnya, sebab Min Yoongi berada bersamanya dan mengatakan dia harus membicarakan soal latihan vokal. Setidaknya Jimin tidak merasa begitu dirugikan dengan keberadaan Yoongi.

Disisi lain, Jimin pun merasa sedikit aneh. Jika ada yang bertanya apakah dia masih memikirkan Yoongi, jawabannya jelas ya. Namun, semakin hari melihat tingkah Yoongi yang seharusnya jauh dari pemikiran Jimin justru membuat lelaki manis itu mulai merasa...  bingung? Ayolah, sejak awal Jimin hanya ingin berbaikan dan kembali menjalin kasih bersama seorang Min Yoongi, bahkan dia sempat sakit hati ketika ada gadis bernama Goowon yang menempeli Yoongi seperti lintah. Sekali lagi dikatakan, Jimin merasa ada yang tidak beres.

Pertama, dia menjadi mudah merasa muak akan tingkah Yoongi.

Kedua, dia menjadi mudah membangkang dan terlalu berani pada Yoongi. Ini luar biasa aneh mengingat dulu dia tidak pernah sekali pun membantah apa pun yang keluar dari mulut Yoongi.

Ketiga, Tuhan, ini yang paling berat! Jimin merasa kesal sekaligus bahagia nyaris disetiap waktu yang dia habiskan bersama Yoongi. Demi boneka beruang hitam favorit mantan kekasih yang masih begitu amat sangat dicintainya, Jimin nyaris gila akan semua perasaan yang mendadak itu.

Dalam benaknya bertanya-tanya, apakah ini efek doktrin dari Baekhyun dan Taehyung yang nyaris setiap hari tidak pernah absen untuk mengingatkannya tentang lelaki kaum bawah yang harus tangguh dan tidak mudah dikalahkan? Atau memang sudah saatnya dia mulai berani bertindak akan sesuatu demi melindungi dirinya sendiri? Mungkin juga karena sifatnya yang memang seperti ini?

Jimin akui ini adalah hal yang baru untuknya. Selama dia hidup nyaris dua puluh tahun, dia tidak pernah sekali pun membantah ucapan orang-orang yang dekat dengannya. Terutama Park Seojoon, keluarga serta kakak satu-satunya yang dia miliki di dunia ini. Apa pun yang dikatakan Seojoon sekali pun Jimin tidak pernah menolak. Seberat apa pun. Mungkin jika Seojoon memintanya menjauh dari Yoongi, Jimin akan melakukannya dengan suka rela. Karena dalam benaknya sudah terpatri jika Seojoon adalah segalanya. Seojoon adalah orang yang paling berharga yang dia miliki, yang menyayanginya dan dia sayangi.

Terlepas dari semua itu, Jimin kembali berterimakasih pada Tuhan karena dia sama sekali tidak hilang fokus dan terganggu pada sesi latihan kali ini. Bukan tanpa alasan Jimin berpikir demikian. Disalah satu sudut sana, ada seonggok manusia pucat duduk tenang dengan segelas Americano dingin di tangan kanan. Sorot matanya yang tajam tidak mau lepas dari gerakan tubuh Jimin yang begitu memukau. Min Yoongi, si lelaki keras kepala yang sudah berhasil memporak porandakan hatinya.


•﹏•


Adalah Min Yoongi, manusia keras kepala yang bisa dikatakan ambisius. Ketika dia menginginkan sesuatu maka dia harus memilikinya. Dengan cara apa pun dia akan bertekad mendapatkannya.

Park Jimin, lelaki mungil nan manis juga menggemaskan adalah target Yoongi entah sejak kapan. Entah saat kali pertama bertemu atau mungkin ketika menjalin kasih, bisa juga setelah mereka berpisah, dan bisa jadi dia baru tahu kalau Jimin adalah salah satu tujuan hidupnya setelah dia disadarkan oleh Namjoon. Hanya Tuhan yang tahu persis. Yoongi hanyalah manusia bodoh yang sering lupa dengan apa yang sudah terjadi dalam hidup.

Bagi Yoongi –dulu- Jimin adalah sosok bocah lugu yang amat manis sekaligus menggoda disaat-saat tertentu. Sikapnya yang ramah dan penurut membuatnya gemas dan ingin melindungi agar Jimin tidak mudah dibodohi juga dimanfaatkan. Selama Yoongi mengenal Jimin, Kim bersaudara dan pemuda Jeon adalah teman terdekat yang dimiliki Jimin. Mantan kekasihnya itu tidak pernah sekalipun pergi bersama orang lain selain ketiga orang tersebut. Sampai pada saat itu, saat Jimin mengenal Hoseok.

Jung Hoseok adalah sahabat sekaligus tetangga apartemen Yoongi. Seperti yang pernah dijelaskan bahwa mereka adalah teman menghabiskan waktu bersama. Yoongi mengakui jika Hoseok adalah sosok yang begitu ramah, baik, ceria, dan selalu diterima dimana pun lelaki Jung itu berada. Dimata Yoongi, Hoseok dan Jimin cocok karena memiliki karakter yang nyaris sama. Mereka bisa saling mengerti, mendukung, dan melengkapi satu sama lain. Apa yang dibutuhkan Jimin sebagai anak bungsu yang kesepian dan manja, Hoseok bisa memberikannya dengan mudah. Maka tidak heran ketika kali pertama bertemu mereka langsung akrab.

Disisi lain dari semua perasaan itu, yang lebih Yoongi takutkan adalah; jika Jimin suatu saat benar-benar jatuh pada Jung Hoseok, sebab bukan suatu hal sulit untuk mencintai lelaki baik seperti sahabatnya tersebut.

Riuh tepukan tangan serta sorak sorai yang menggema di studio tari itu menarik atensi Yoongi yang tanpa sadar sudah melamun. Dia melihat bagaimana Pelatih Kim tersenyum bangga pada Jimin, juga anggota lain yang tidak kalah heboh. Ah, dia datang untuk melihat latihan tapi justru melamun dan melewatkannya dibeberapa sesi.

"Wah, Jiminie memang hebat!!" jelas, teriakan itu muncul dari tenggorokan Jung Hoseok. Anggota klub tari yang cukup disegani karena talentanya. Lelaki itu merangkul bahu sempit Jimin, menepuk-nepuknya penuh kepuasan yang ditanggapi senyum malu dari yang lebih muda.

"Melihat kemampuanmu rasanya kau tidak perlu berlatih setiap hari. Kurasa empat atau tiga hari dalam seminggu pun cukup." wanita berambut bob itu berkata sambil menyeka keringat yang sedikit membanjir di pelipis.

"Terimakasih, Coach. Aku akan berusaha lebih baik lagi." Jimin menundukkan kepala sekilas sebagai bentuk keseganan.

"Aku masih ada keperluan, latihan kalian lanjutkan sendiri dan kau, Jung Hoseok, tolong awasi adik-adikmu."

"Siap, Coach!" Hoseok mengangkat tangan, memberi sikap hormat layaknya tentara militer.

"Tidak salah mereka memilihmu, kau memang hebat!" tiba-tiba Taemin sudah berdiri disamping Jimin, membuat lelaki mungil itu berada diantara keduanya.

Jimin kembali tersenyum malu. "Jangan begitu, Hyung. Aku tidak sehebat itu dan masih harus belajar banyak."

"Omong-omong, aku tadi iseng membuat koreo bersama Pelatih Kim, kau mau coba berduet denganku?"

Hoseok melirik Taemin setelah mendengar ajakan itu, "Hey, apa-apaan kau itu? Jimin harus istirahat." itu bukan alasan utama, Hoseok hanya mencoba mencari celah untuk memberitahu Taemin bahwa ada singa jantan di pojok sana yang mengawasi mereka sedari tadi.

"Kenapa?" Taemin seolah lupa, padahal dia sendiri dan Kai yang berspekulasi tentang cinta segitiga antara Jimin, Hoseok, dan Yoongi. Tidak ada jawaban langsung, Hoseok hanya menggerakan bola matanya ke arah satu sudut dimana Yoongi berada. Spontan saja Taemin meneguk ludah dan mengelus tengkuknya kikuk. "Ah, besok saja kalau kau tidak latihan. Lagi pula ini hanya iseng saja."

Kening Jimin mengerut, menatap Taemin bingung, "Aku tidak lelah kok, Hyung. Aku tertarik untuk-"

"Tapi aku lelah, Jiminie." Taemin berdeham saat sadar jika Yoongi menatapnya sengit. "Aku cari minum dulu."

Jimin mengedikkan bahu tidak peduli, belum sadar dengan apa yang sedang terjadi. Irisnya bergulir menatap Hoseok. Maafkan, Jimin benar-benar lupa jika Yoongi juga berada disana. "Hyung, pulang nanti temani aku makan es krim ya?"

Cukup!

Sampai disini saja kesabaran yang dimiliki Yoongi. Dia tidak mau mendengar atau melihat Jimin bermanja-manja pada Hoseok.

"Jimin," suara Yoongi mengiterupsi, lelaki itu sudah berdiri disamping Jimin untuk mencekal lengannya. "Aku sibuk, jadi kau harus latihan lebih awal."

Jimin menepis tangan Yoongi, menatap kesal lelaki pucat yang terus mengekorinya seharian ini. "Nanti setelah aku makan es krim bersama Hoseokie Hyung."

Yoongi tidak suka, dia tidak suka Jimin yang membantah karena orang lain. Apalagi disini Hoseok sebagai alasan utama. "Kau akan latihan vocal dan kau malah mau makan es krim?!"

"Memangnya kenapa?! Aku setiap hari makan es krim tapi suaraku tetap baik-baik saja kok."

"Kau lupa dengan perjanjian kita? Perlu aku ingatkan jika kau sudah setuju akan menjadi anak baik?"

Hoseok menatap Jimin dan Yoongi bergantian, bingung sendiri dengan perseteruan keduanya. Gemas bukan main, tapi dia tidak mau ikut campur meski pun dia ingin.

"Tidak ada bantahan, Jiminie. Sekarang ambil tasmu dan kita pergi."

"Duluan saja, nanti aku menyusul ke studio." Jimin masih saja berkeras, dia bahkan membuang muka sinis.

"Sekarang atau-"

"Dasar menyebalkan!" potong Jimin lalu menyambar tas dan keluar tanpa pamit. Terlanjur kesal pada Yoongi dan mood-nya benar-benar hancur.

Hoseok ingin mencegah Jimin, tapi tampaknya itu tidak berguna jadi dia hanya menatap punggung sempit itu menjauh sampai menghilang dibalik pintu. Netranya beralih pada Yoongi, "kau keterlaluan."

Yoongi tidak menanggapi, dia hanya menatap Hoseok datar. "Urus saja urusanmu sendiri dan kuperingatkan," telunjuk Yoongi menusuk dada Hoseok. "Jauhi Jimin."

"Kalian adalah pasangan paling menyebalkan di dunia! Dasar menyebalkan!" desis Hoseok, geram juga lama-lama berdiri diantara pasangan Min dan Park.

Di luar, Yoongi melangkah lebar menyusul Jimin. Nyaris saja dia kehilangan jejak lelaki mungil itu, dia menyambar jemari Jimin untuk digenggam. Jangan harap dia melepaskan meski Jimin mencoba meronta. Kalau lelah pun pasti akan diam sendiri.

"Sebenarnya kau ini kenapa, Min Yoongi? Bukankah kau yang pergi meninggalkanku? Kenapa sekarang justru kau yang bersikap seperti ini?" Jimin mencecar setelah mereka berada di dalam mobil, tidak peduli jika Yoongi belum memakai sabuk pengaman sekalipun.

Yoongi bersabar, tapi bukan berarti dia akan membiarkan Jimin berlaku seperti ini selamanya. Lelaki itu beringsut menghadap Jimin, menatap lurus dalam tatap menenggelamkan. "Bukankah seharusnya itu menjadi pertanyaanku? Bukankah kau datang kemari karena kau menginginkanku kembali? Lalu kenapa sikapmu menjadi pembangkang seperti ini? Jika kau bertanya kenapa, maka jawabannya sederhana; aku hanya mengikuti permainanmu."

Saat itu Jimin merasa.. kata apa yang pantas dia gunakan untuk mendeskripsikan keadaan hatinya yang mendengar ucapan Yoongi? Bukankah seharusnya Jimin biasa saja? Bukankah seharusnya Jimin tahu bahwa Yoongi bukanlah manusia yang akan menjilat ludah sendiri, dengan kata lain lelaki itu tidak akan kembali pada masa lalu yang sudah dia tinggalkan? Apakah benar Jimin sedang dipermainkan sekarang?

Ditempatnya, Jimin berusaha sekuat tenaga menahan sesak. Kedua tangannya meremat kuat tas diatas pangkuannya sampai buku tangannya pasi. Bukan hanya itu saja, tenggorokannya juga terasa perih dan mengering tiba-tiba. Kacau, keadaannya benar-benar kacau.

"Katakan," dia meneguk ludahnya susah payah. "apa maumu sekarang?"

Tidak ada reaksi yang timbul, Yoongi masih menghadap lurus pada Jimin yang menatapnya penuh arti. Yoongi tahu tatapan itu jauh dari kata baik, hanya ada istilah buruk yang melintasi kepala Yoongi. "Kau membayar kekalahanmu hari ini."

Jimin tidak menjawab, memilih menunggu Yoongi melanjutkan ucapannya.

"Malam ini," wajah Yoongi mendekat sambil mengapit dagu Jimin, menyisakan jarak sejengkal tangan diantara mereka yang saling menatap lurus. "habiskan malam bersamaku."

Seumur hidup, Jimin tidak pernah merasa segila ini. Baginya, Min Yoongi adalah definisi kegilaan yang sebenarnya.

Fin!
•﹏•

Gue tau part ini ngebosenin, wajar kalo nggak pada komen 😄

Btw, gue mau stop DaiLy update, tapi ada projek baru. Yoonmin juga.

Setuju apa nggak??

Anw, Beneran double up + bonus

Happy satnight 😚😚

GIGI
SEPTEMBER 8, 2018

Continue Reading

You'll Also Like

296K 22.8K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
92.5K 15.9K 24
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
189K 9.2K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
42.4K 4K 41
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...