Daily Love

By sugarkoovi

411K 39.2K 2.4K

√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35.😂
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
hoseok's
45
Q&A
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

21

6.6K 695 51
By sugarkoovi


Kim Namjoon
•﹏•













Pada akhirnya latihan ditunda karena Jimin menghabiskan satu jam waktunya untuk menangis dipelukan Yoongi, membuat lelaki pucat itu benar-benar merasa bersalah dan bingung harus bertindak apa. Sebab Jimin yang menangis adalah lukanya. Terlalu lama menangis membuat suara Jimin serak, jadi percuma kalau meneruskan latihan. Maka Yoongi putuskan untuk mengantar Jimin pulang. Itu menjadi alasan lain setelah suasana canggung yang menyergap mereka.

Jimin tidak bersuara sama sekali. Dia bungkam sampai tertidur meringkuk dengan kaki menekuk layaknya bayi. Jangan berpikir jika Jimin tidur dibangku belakang, karena faktanya lelaki mungil itu duduk dibangku depan tepat disamping Yoongi yang nyaris hilang fokus dengan setirnya. Kaki mungilnya terbungkus kaus kaki, menekuk hingga menyentuh dagu, sedang dua lengannya memeluk lutut.

Buntalan mochi yang begitu manis dan menggemaskan.

Yoongi tersenyum tipis, mencoba meredam hatinya yang terlampau bahagia. Namun, lekukan bibir manisnya sempurna hilang saat hatinya pun mendadak goyah disaat yang bersamaan. Dia ragu, benarkah jika Jimin merasa aman bersamanya, jika faktanya dia nyaris selalu membuat lelaki mungil ini menangis ketakutan?

Matanya melirik Jimin, kemudian mengulurkan tangan untuk membenahi jaket miliknya yang dia pinjamkan sebagai selimut sebelum kembali fokus pada jalanan.

Tepat pukul enam lewat tiga puluh tujuh menit, Yoongi mematikan mesin mobil. Dia membuka pintu bersamaan dengan suara yang memanggil namanya.

"Yoongi?" itu Kim Namjoon, baru saja keluar dari pintu rumah Seokjin. Lelaki berlesung pipi tersebut mendekat, tampak penasaran dengan kehadiran Yoongi dirumah kekasihnya. "Kau-"

"Mengantar muridku." potongnya acuh tak acuh. Lalu membuka pintu mobil dan merengkuh Jimin tanpa membangunkannya. Menyelipkan lengan diantara perpotongan lutut dan punggung sempit Jimin.

Namjoon mengerjap, "Oh, aku baru saja akan menjemputnya dan kau sudah disini bersamanya. Dan, hei, bisa jelaskan apa yang terjadi? Bukankah kau-"

"Kalau Jimin sampai bangun, aku pastikan masa depanmu hancur."

Spontan Namjoon menangkup belalai yang menggantung diantara pahanya. Meringis ngilu kemudian. "Uh, kau menyeramkan."

Namjoon mengekori Yoongi, sedikit berlari untuk mencapai pintu dan membukakannya. Satu telunjuk berada di depan bibir saat Seokjin dan Taehyung muncul dengan wajah terkejut, terutama Taehyung. Dia tidak berpikir akan secepat ini progres hubungan Si Monster Pucat dan Si Mochi Manis.

Yoongi berhenti sebentar, sekedar menatap Seokjin sembari menaikkan gendongannya yang sedikit melorot, disana Jimin spontan mengeratkan pelukan dileher Yoongi, mengusal nyaman seperti kucing. Mau tidak mau membuat Yoongi menahan gemas.

"Kamarnya disana, pintu yang ditempeli banyak stiker kartun." Seokjin berkata sambil menunjuk arah dimana kamar Jimin berada.

"Serius yang kulihat ini?" Namjoon bertanya, entah pada siapa.

Kakak beradik itu kompak mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Hari ini, kurasa."

Taehyung yang merasa ditatap oleh Seokjin pun akhirnya berkata, "Jimin belum bercerita apa pun. Tapi kurasa memang terjadi sesuatu."

Namjoon semakin bingung, dia menuntut penjelasan dari kekasihnya. "Jadi?"

Seokjin menatap Namjoon begitu lekat, meski pada akhirnya dia menghembuskan napas dan memilih untuk mengatakannya saja. "Jadi, Jimin itu.."






Mari kita tinggalkan mereka dan mengintip apa yang dilakukan Yoongi di kamar Jimin.






Tentu saja Yoongi membaringkan lelaki manis itu, melepas kaus kaki karena sepatunya masih berada di mobil kemudian menyelimutinya sampai sebatas dada. Yoongi duduk ditepian, sengaja mencuri waktu lebih sekedar menatap wajah damai kekasih hatinya. Jarinya mengusak rambut Jimin begitu pelan, takut mengganggu.

"Apa kabar, Jiminie?" tatapannya menyendu. "Harusnya itu yang kutanyakan saat pertama kali bertemu 'kan? Maaf sudah membawamu pada masa yang sulit, aku pengecut. Maafkan aku."

Jimin terlelap, maka yang dia lakukan hanya terpejam dan bernapas teratur. Andai saja Jimin tahu, mungkin dia akan menghambur dan memeluk Yoongi sekarang.

"Selamat tidur, sekali lagi aku minta maaf." sebuah kecupan Yoongi berikan dikening Jimin. Yoongi benar-benar rindu, tapi dia pun masih meragu.

Saat keluar dari kamar Jimin, disana tiga orang sudah menunggu. Namun, Yoongi tahu hanya Namjoon yang ingin bertemu.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Yoongi mencoba berbasa-basi. Jujur saja, selama ini yang menjadi partner bicara memang hanya Namjoon. Dan itu tentang apa pun.

Katakanlah Namjoon begitu mengenal Yoongi, bahkan dari wajah saja Namjoon tahu kalau ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya ini. Dia menepuk tempat kosong disebelahnya, membiarkan Seokjin kembali ke dapur bersama Taehyung untuk menyiapkan makan malam.

"Kau tidak -belum mengatakan hal ini padaku. Kenapa?" Namjoon sedang malas berbasa-basi, terlebih setelah mendengar cerita Seokjin dan Taehyung.

Satu alis Yoongi terangkat begitu tinggi. "Kenapa harus? Kau bukan saudara atau pun ayahku."

Sebisa mungkin Namjoon tidak terpancing emosi. Terkadang mulut tajam Yoongi memang perlu ditumpulkan. "Setidaknya Jimin adalah kesayangan kekasihku, maka secara otomatis dia juga menjadi kesayanganku."

"Perhatikan frasa ucapanmu, kau pikir siapa yang kau aku sebagai kesayanganmu?"

"Posesif!" decih Namjoon. "Ingat, dia bukan lagi kekasihmu. Jangan seenaknya melarang sesuatu yang pantas dia terima."

Yoongi total bungkam.

Lagi, Namjoon menatap sinis pada Yoongi. "Jangan menjadi pengecut terlalu lama kalau kau tidak mau kehilangannya. Seharusnya kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan saat melihatnya berada di universitas."

"Aku tahu."

"Lalu? Kenapa kau diam? Kenapa kau bertingkah seolah kalian putus karena salah satu kalian berkhianat?" Namjoon berdecak kecil, nyaris merasa jengah. "Hei, Bung, memang salahnya memiliki trauma? Jika kau memang memiliki perasaan yang orang sebut cinta, seharusnya kau tidak mengambil langkah bodoh dengan pergi meninggalkannya. Seharusnya kau berada disisinya, kalau perlu buat dia sembuh dengan keberadaanmu. Tolong berkaca, kau sendiri pun memiliki trauma. Serius, aku ingin mencekikmu sekarang."

Yoongi merebahkan punggung disandaran sofa, mengambil bantal untuk dia peluk. "Ini sulit, Namjoon. Kau tidak mengerti."

"Aku tahu dan aku mengerti." Namjoon menyahut cepat. Dia bahkan sudah duduk tegak, persis seorang ayah yang kesal pada anaknya yang keras kepala pada hal yang sudah pasti buruk untuk dilakukan. "Kalian butuh waktu, oke, aku tahu. Tapi bisakah kau berpikir luas sedikit? Kalian memiliki trauma dan masing-masing dari kalian seharusnya tahu bagaimana harus menutupi cela tersebut. Jika kau menyayanginya dan takut kehilangannya, kenapa kau meninggalkannya? Jimin pun memiliki trauma, tapi setidaknya dia mau membuka diri dan mencoba menjalin hubungan denganmu. Tidakkah itu cukup?"

Yoongi menoleh, balas menatap Namjoon yang mencoba mengusik emosinya. "Teori memang selalu lebih mudah dari praktiknya."

"Tapi kau bodoh karena menelan teori tanpa mau mencoba menakhlukkan praktiknya. Semua hal yang ada didunia ini memiliki alasan, Yoongi. Termasuk kau dan Jimin."

Tidak ada jawaban, Yoongi sukses terdiam. "Aku.. kau tahu, aku memang pengecut. Aku takut melukainya. Aku hanya tidak bisa melihatnya menangis dan menatapku ketakutan setiap kali aku coba untuk menyentuhnya. Aku-"

"Maka jangan menyentuhnya." Namjoon berujar serius. Dia menatap lamat sahabatnya yang nyaris menukikkan alis, siap mendebat. Kepala Namjoon menggeleng tegas. "Jika menyentuh yang kau maksud adalah hal yang menjurus pada sesuatu yang intim, maka lebih baik kau pergi sejauh mungkin dari hidup Jimin. Itu obsesi, bukan cinta. Jangan menyela, aku belum selesai bicara."

Bibir tipis itu terpaksa mengatup, Namjoon sepertinya benar-benar serius. Dia seolah sedang disidang oleh ayah kekasihnya karena ketahuan mencuri sesuatu yang berharga dari anaknya.

"Jika kau takut melihatnya menangis, belajar untuk selalu membuatnya tertawa atau setidaknya biarkan dia merasa nyaman berada didekatmu. Kalau kau tidak sanggup melihat dia ketakutan, maka buat dia bahagia menghabiskan waktu bersamamu. Cinta tidak memululu tentang seks, Yoongi. Semua itu butuh proses. Aku tahu orang tuamu mengalami hal semacam itu, mereka sibuk, mereka memiliki kesenjangan yang membuat mereka bercerai. Tapi tidakkah kau sadar bahwa mereka pun masih saling memiliki sampai sekarang? Ada kau diantara mereka. Ada kau diantara perpisahan mereka. Dan percayalah, mereka tidak pernah menyesal tentang keberadaanmu dan tentang kehidupan yang pernah mereka jalani dulu." Namjoon menjeda sejenak, melunakkan tatapannya yang dirasa terlalu menekan Yoongi. "Hal yang perlu kau lakukan sekarang adalah belajar melepaskan. Masa lalu ada bukan untuk membuatmu terpuruk dan jatuh, tapi mereka ada untuk membuatmu lebih tangguh. Ada banyak hal yang bisa kau lakukan untuk membuat hidupmu lebih berarti, salah satunya Jimin. Dan aku percaya jika kau bisa. Kau mampu. Karena kau adalah Min Yoongi."

Dengan ini, Yoongi semakin percaya bahwa Namjoon memang orang yang paling bisa diajak bicara.

Namjoon menunggu was-was, mengira jika ucapannya hanya akan membuat Yoongi semakin ragu. Namun, ketika bibir tipis itu tersenyum tengil, Namjoon tahu jika Min Yoongi tidak akan lagi membuatnya kecewa.







Fin!
•﹏•

Congratulation for our precious boys!!!
Bawa 3 award wedeeeeehhh 👏👏👏

Dan, gue suka banget sama outfitnyaaaaa!!
Merah menyala! Kek nantangin orang!

Asli deh, si Yoongi makan apa sih? Perasaan makin mulus plus putih. PU-TIH-BA-NGET!!!

Kalian bisa liat bedanya sama Namjoon? Woy, ini sama namjoon aja yang bening aja begini apalagi sama gue yang punya kulit super eksotis??!!

Busett!!

Dan, menurut pendapat gue, Yoonmin in red itu astaga jdhgkdksnhdkdmk 😭😭😭
They look so beautiful!

Oke, sekian ocehan gue.

Ada bonus lagi buat kalian. Semoga suka, kuy!

Sorry yg ini terlalu memaksa, efek haus selca mereka

Namjoon itu ganteng, apalagi kalo lagi speak up. Bikin gue meleleh!

Dan, ada Mochi kembar.
Karena dapet award 3, gue kasih bonus 3 juga.

Sekian, ketemu lagi nanti.
Dadaaa 👋👋




GIGI
AUGUST 31, 2018

Continue Reading

You'll Also Like

118K 12K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
766K 57K 52
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
137K 10.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
201K 4.7K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"