Daily Love

By sugarkoovi

406K 39.1K 2.4K

√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin... More

prolog
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35.😂
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
hoseok's
45
Q&A
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

4

11.1K 1K 24
By sugarkoovi


Ill at ease
•﹏•






Jimin tidak mengerti, mau dipikir bagaimana pun dia tidak -sulit- mengerti. Belum ada 60 jam dirinya berpisah dengan Yoongi. Siang ini, tepat pukul sepuluh pagi pada hari Sabtu bertempat di taman sebuah universitas yang cukup ternama, tempat dimana pria kesayangannya menimba ilmu Jimin termangu. Sorot matanya mematai lamat sosok bersurai blonde yang acak-acakan disertai seputung rokok berada diantara jepitan jari.

Kakinya masih terpaku, memilih tetap ditempat meski dia sendiri sadar jika ada mata lain yang menyorot lurus padanya. Bukan, bukan milik si pria blonde, melainkan sorot lain dari orang asing yang tidak dia kenal sebelumnya. Dia yakin belum pernah melihat sosok itu.

"Jim," suara desisan tidak percaya yang seolah mewakili isi kepala Jimin menembus jeda hening sesaat lalu, membuat si pemilik nama sedikit tersentak.

"Ya?" dia menoleh dengan raut kentara tidak kalah terkejut.

"Kita tidak salah alamat 'kan?" Taehyung tanpa sadar meremat jari pendek Jimin yang kebetulan bertaut dengan miliknya. Melirik takut-takut pada sosok diseberang mereka yang masih tampak asyik bercengkerama dengan teman. "Kau apakan dia sampai berubah menyeramkan begitu?"

Jimin meneguk ludah kasar. Lebih-lebih ketika pria blonde yang sejak tadi menjadi topik utama pembicaraan menoleh dan menatapnya terang-terangan. Ada secarik senyum miring tersungging, tampak mengejek namun menggoda sekaligus. Mengundang Jimin dengan lambaian tangan santai yang terlampau pongah, yang mau tidak mau harus dituruti Jimin meski Taehyung nyaris mematahkan jarinya karena terlampau erat meremat.

"Hei, kau yakin mau kesana?" Taehyung bertanya, masih dengan berbisik penuh waspada saat tubuhnya ikut terseret Jimin mendekati si pria blonde. "Jimin, aku pulang saja ya?"

Nada penuh permohonan yang terlontar dari bibir Taehyung diabaikan. Jimin dengan segenap keberanian yang sebenarnya kian lama kian menyurut disetiap langkahnya, tetap teguh berjalan mendekat.

"Wah, siapa ini?" sosok itu bertanya dengan ramah, menanggalkan sikap angkuh yang beberapa saat lalu menempelinya.

"H-Hyung,"

Taehyung meneguk ludah kasar entah untuk yang keberapa kali- karena sungguh dia takut dengan sosok pria blonde yang sedang menyapa sahabat tercintanya dengan cara yang begitu manis, sebuah kecupan hangat dikening dan usakan halus dirambut Jimin.

"Tae, kau baik?"

"Aku baik, Yoongi Hyung. Kelewat baik!" anggukan kepala Taehyung yang terlampau berlebihan tampak lucu dimata kawan Yoongi. Benar, pria blonde itu Yoongi. Min Yoongi kekasih Park Jimin.

Tanpa tahu tempat, Yoongi merangkul bahu Jimin posesif. Membawa si pria manis tercintanya untuk ikut duduk dibangku taman yang tadi dia duduki, berseberangan dengan temannya.

"Kenalkan, dia Namjoon."

"Halo, aku Kim Namjoon, teman Yoongi. Kau boleh memanggilku Hyung. Dilihat dari penampilanmu yang begitu kasual, aku tebak kau pasti lebih muda dari kami, benar?"

Jimin mengangguk kaku. Melirik Taehyung serta Yoongi bergantian sebelum kembali menatap Namjoon yang tengah menopang dagu menatapnya lembut dengan senyum hangat. Ah, tampan sekali dengan lekuk dipipinya.

"Halo, Namjoon Hyung, aku Jimin. Salam kenal." senyum yang mengembang manis di bibir Jimin terbentuk spontan, tapi hal tersebut nyatanya tidak dianggap baik bagi si pucat Min.

Taehyung nyaris saja kehilangan jantungnya saat Yoongi secara tiba-tiba melempar kumpulan kertas dimeja yang berada ditengah-tengah mereka bertiga. Omong-omong, Taehyung hanya berdiri sedang tiga orang lainnya duduk.

"Ingat Seokjin, sialan!" desis Yoongi. Jika bukan karena Jimin pasti pematik antik milik Namjoon sudah mendarat dikening pemiliknya.

"Kekasihku sedang sibuk di café." jawab Namjoon sinis. Lalu kembali mengabaikan dan menoleh pada Taehyung yang berdiri salah tingkah. "Lalu, kau siapa?"

Taehyung menoleh cepat. "A-aku Taehyung, Kim Taehyung."

"Taehyung?" Namjoon mengerutkan kening dalam, sesaat kemudian dia melebarkan matanya. "Jangan-jangan kau adik Seokjin?!"

Dua langkah mundur sigap diambil Taehyung saat Namjoon tiba-tiba beranjak dan berdiri tepat dihadapannya. Matanya berbinar-binar seolah baru saja menemukan harta karun. "K-kau, ke-kenal kakakku?"

"Oh, Tuhan! Jadi benar kau Kim Taehyung adik Kim Seokjin kekasih manisku itu?"

"Eh? Ke-kekasih?" kepala Taehyung bergerak miring ke kiri, dia memang tidak menyimak ketika Namjoon menyebut nama Seokjin tadi.

"Iya, Kim Seokjin pemilik café di persimpangan jalan tidak jauh dari kawasan sekolahmu. Kau bersekolah di Bighit 'kan? Jin sering bercerita tentangmu tapi belum berniat mengenalkanmu padaku." Namjoon mengulurkan tangan untuk mengusak rambut Taehyung gemas. "Kau manis sekali, persis seperti kakakmu. Nah, adik ipar, ayo kita temui kakakmu. Aku malas berada disini dengan si berandal ini."

Ini tampak jahat, tapi Taehyung tidak mau melepaskan kesempatan emas yang ditawarkan Namjoon. Dia memang mengenal Yoongi, tapi melihat penampilan yang jauh berbeda dari biasanya membuat Taehyung sedikit lebih segan dari biasanya. Maka, pilihan yang diabiat pria berkepala cokelat madu itu adalah menerima ajakan Namjoon dengan suka rela.

"Ayo, Hyung, kita buat kejutan untuk kakakku!"

Namjoon sama sekali tidak curiga dengan nada ceria yang terbilang berlebihan itu, tapi Jimin dan Yoongi paham dan bisa menangkap dengan jelas gestur tidak nyaman dari si bungsu Kim.

"Yoongi, aku pergi menemui permaisuriku dulu. Jangan lupa untuk acara besok. Bye!"

Yoongi tidak terlalu mengindahkan, hanya melambaikan tangan malas sebelum menjatuhkan dagu dibahu sempit kekasihnya yang masih saja menatap kepergian Taehyung. "Kau tidak rela ditinggal Taehyung?"

Jimin meremang mendegar suara berat Yoongi. Dia berdeham sebelum berkata, "Hyung, sebentar."

Si pucat ingin menolak saat tubuhnya sedikit didorong menjauh, dia masih ingin bermanja pada kekasih mungilnya. "Kenapa?"

"Sebentar, Hyung. Aku ingin mengambil sesuatu diransel."
Jimin menarik tas ranselnya ke depan, mengaduknya sebentar dan mengeluarkan satu permen lollipop berperisa lemon pada Yoongi.

"Apa?" tanya Yoongi bingung.

"Kau bau rokok, aku tidak suka."

Yoongi tidak langsung menerima. Memilih bersedekap dengan angkuh. Saat Jimin berjalan mendekat tadi dia sudah membuang rokoknya. "Kau mengekangku?"

Sejak awal kenal setahun lalu, Jimin paham jika Yoongi adalah tipe manusia yang tidak mau dikekang, maka dia tidak heran jika hal seperti ini terjadi. Jimin menggeleng, masih bertahan menyodorkan permen pada Yoongi. "Aku tidak melarang karena aku tidak memiliki hak tersebut, aku hanya tidak suka bau rokok dan kau tahu betul soal itu."

Tidak ada jawaban, Yoongi hanya merampas halus permen itu lalu melahapnya. Itu lebih baik dari pada dia harus menjauh dari Jimin.

"Sejak kapan?"

"Apa?" sahut Yoongi sekenanya.

"Merokok. Kenapa tidak jujur?"

Matanya melirik sekilas, "Aku bisa merokok tapi bukan berarti perokok. Aku melakukannya kalau sedang ingin saja. Dan, apa pertanyaan terakhirmu itu kau gunakan untuk balas dendam?"

"Apa maksudmu?" kening Jimin mengerut tidak suka.

"Kau mengatakan aku tidak jujur, bukankah itu sama saja dengan kau menuduhku berbohong?"

Jimin menghela napas. "Tolong bedakan antara bertanya dan menuduh."

"Kau jengah?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Hanya tidak menyangka."

"Kalau aku merokok?"

"Salah satunya."

"Salah lainnya?"

Jimin menoleh, menatap Yoongi yang asyik bertopang dagu dengan lollipop dalam kuluman. Oh, jangan lupakan tatapan yang kelewat lekat itu. Sempurna menciptakan rona merah di kedua pipi Jimin.
"Kau selalu bersih saat menemuiku."

Satu alis Yoongi terangkat naik. "Apa maksudnya itu?"

"Kau tidak bau rokok."

"Oh." memang begini, jangan heran dengan tingkah Yoongi. Dia memang akan terkesan dingin jika berdua ditempat umum. "Lalu salah lainnya apa?"

"Itu.. kupikir kau tidak suka yang aneh-aneh, Hyung. Kau merubah warna rambutmu."

Jari-jarinya menyentuh rambut, sedikit melirik sebelum kembali fokus pada kekasih manisnya. "Kau tidak suka juga?"

"Bukan," Jimin menggeleng pelan, perlahan kepalanya semakin menunduk.

"Katakan. Kau tahu aku tidak suka bermain tebak-tebakkan." jarinya menjepit dagu Jimin agar balas menatapnya.  "Jiminie?"

"Kau tampak semakin pucat, Hyung." aku Jimin takut-takut. "tapi aku suka. Kau tampan dengan gaya rambutmu yang baru."

Ah, Yoongi tidak bisa menahan kekehan gelinya, termasuk kecupan dibibir penuh semanis cerry milik kesayangannya. Semakin membuat Yoongi gemas sebab Jimin menunduk dengan wajah memerah sampai telinga.
"Kalau begini caranya, bisa-bisa aku tidak akan membiarkanmu berkeliaran diluar teritorialku."

"Eh? Apa-" Jimin mendongak, menatap lurus pada kekasih hati dengan mata bulatnya.

"Aku tidak mau milikku diambil oleh orang lain."

Tahu? Jimin hanya bisa melempar tatap kesegala arah kecuali balas menatap Yoongi. Urat malunya tegang hanya karena sederet kalimat sederhana yang Yoongi lontarkan dengan senyum separo serta tatapan mata jahil.

Park Jimin malu, tapi mau.




Fin!
•﹏•





GIGI
AUGUST 14, 2018

Continue Reading

You'll Also Like

127K 9.2K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
46.7K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
62.3K 5.6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
616K 61.2K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...