Vampire Wars [Completed]

By Aiolios24

572K 37.9K 3.4K

(18+) BOOK 2 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Berawal dari kehidupan sulit yg di alami kakak dan adik. mereka be... More

Prolog
Chapter 1 : Zee & Zea
Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt
Chapter 3 : Hutan Vampire
Chapter 4 : Penasaran
KARAKTER
Chapter 5 : Kotak Musik
Chapter 6 : Menyelidiki Pergerakan Musuh
Chapter 7 : Berkumpul Bersama
Chapter 8 : Flashback One
Chapter 9 : Flashback Two
Chapter 10 : Pasangan Sempurna
Chapter 11 : Kakak Terhebat
Chapter 12 : Perdebatan Kecil
Chapter 13 : Party Di Castel Del Monte
KARAKTER
Chapter 14 : Penjelasan
Chapter 15 : Bertemu Mate
Chapter 16 : Air Mata
Chapter 17 : Kecerobohan Irish
Chapter 18 : Mencari Keberadaan Irish
Chapter 19 : Tangisan Yang Berakhir Bahagia
Chapter 20 : Langkah Awal
Chapter 21 : Zea & Irish Di Culik
Chapter 22 : Misi Bunuh Diri
Chapter 23 : Bertemu Wanita Iblis
Chapter 24 : Amarah Kebencian
Chapter 25 : Penyesalan
Chapter 26 : Terbangun
Chapter 27 : Mengukir Kehangatan Bersama
Chapter 28 : Gairah Cinta
Chapter 29 : Jeritan Hati Dan Kejujuran
Chapter 30 : Danau Tersembunyi
Chapter 31 : Permainan Gila
Chapter 32 : Rundingan
Chapter 33 : Pergerakan Musuh
Chapter 34 : Wahana Permainan
Chapter 35 : Fighting
Chapter 36 : Pengorbanan
Chapter 37 : Antara Hidup Dan Mati
Chapter 39 : Pertualangan Di Mulai
Chapter 40 : Penyerangan Musuh
Chapter 41 : Menjalankan Misi
Chapter 42 : Lautan Darah Dan Mantra Terlarang
Chapter 43 : Terjebak
Chapter 44 : Perubahan Irish
Chapter 45 : Teka-Teki Sialan!
Chapter 46 : Pilihan Sulit
Chapter 47 : Darah Pengganti Dan Munculnya Pohon Kembar.
Chapter 48 : Sebuah Harapan
Chapter 49 : Kembalinya Sean Dan Zea
Chapter 50 : Batu Jiwa Tak Bertuan.
Chapter 51 : Selubung Rindu.
Chapter 52 : Berlebihan.
Q & A
Chapter 53 : Bersamamu!
Chapter 54 : Kehebohan Di Istana Lioncourt.
Chapter 55 : Makhluk Aneh
Chapter 56 : Akankah Semuanya Berakhir?
Chapter 57 : Musuh!!
Chapter 58: Perbedaan Kekuatan
Chapter 59: Tamat

Chapter 38 : Teka-Teki Petunjuk

6.5K 497 58
By Aiolios24

Irish tak henti-hentinya menangis di samping ranjang tempat Zee yg terbaring tak sadarkan diri. Irish tak kuasa membendung tangisnya tatkala pria yg di cintainya dalam kondisi seperti sekarang. Ia dalam hati menjerit histeris, mengutuk bahkan mencaci maki masalah yg terus saja datang menghampiri mereka, sedangkan ia tak mampu membantu banyak. Irish merasa bahwa dirinya seakan telah mati dan ia tak mampu lagi menopang tubuhnya yg kian memberat saat menyadari sang pujaan hati telah menjadi korban demi melindungi Zea, adik kandung dari matenya.

" Hiks... ke..napahh.. ka..uuhh... per..giihhh... hiks... " tangis Irish sembari menyandarkan kepala di lengan Zee yg terbaring kaku dan tubuhnya terlihat kian memucat.

Irish tak menyadari bahwa ada seseorang yg berdiri mengusap kepala gadis itu dengan tatapan sendunya. Seorang pria yg sangat mencintainya namun tubuhnya kini bergerak tanpa raga, pria itu hanyalah jiwa yg terperangkap dalam dunia kegelapan tanpa ada seseorang yg mampu melihatnya. Ya, pria itu adalah Zelion Evander Lioncourt, sang pangeran berhati dingin dengan sejuta pesonanya yg mampu meluluhkan hati para wanita hanya dengan tatapan matanya, sang pangeran kerajaan Lioncourt yg kini terbaring lemah di atas ranjang.

" Maafkan aku yg telah membuat mata cantikmu mengeluarkan air mata dan larut dalam kesedihan. Percayalah bahwa aku pasti akan kembali, kaulah cahaya yg mampu menerangi kegelapan dalam diriku dan sejauh apapun aku melangkah namun satu hal yg pasti kakiku ini akan selalu membawaku pulang ke tempat dimana dirimu berada. " Zee menumpahkan perasaan yg ia rasakan dalam dirinya, meski Zee mengetahui bahwa Irish tak akan mungkin mendengar pernyataan namun Zee sungguh tak peduli.

Irish meraih tangan Zee lalu gadis itu menautkan jari-jemari mereka sembari memeluk erat tangan itu. " A-aku hiks percaya bahwa kau pasti akan kembali dan aku akan selalu menunggumu. " isak gadis itu dengan bahu bergetar karena tangis yg tak mampu ia bendung.

Zee mengenggam tangan gadis yg di cintainya sembari berkata. " Bersabarlah sebentar lagi sayang dan tunggu kepulanganku, kabut kegelapan yg melingkupiku tak akan mampu memisahkan takdir kita berdua. Hanya kematian yg mampu memisahkan kita namun percayalah bahwa aku masihlah hidup. " Zee berkata penuh derita di setiap kata yg di ucapkannya.

Irish kembali bersandar di tepi ranjang sembari memeluk erat lengan Zee dengan linangan air mata yg tak berhenti membasahi wajah cantiknya. Irish tak peduli jika air matanya akan mengering karena tangis yg tak kunjung berhenti, baginya menangis akan membuatnya melepaskan setiap luka yg ada di hatinya. Tersenyum pun ia tak mampu karena seakan dunianya kini telah lebur menjadi derita yg tak akan pernah reda.

Sedangkan di tempat Sean, pria itu baru saja kembali dari hutan karena menolong gadisnya. Sean masuk ke istana dengan terburu-buru karena keadaan Zea yg tak sadarkan diri membuatnya kalut. Beberapa pelayan dan prajurit yg melihat kedatangan mereka tanpa pikir panjang langsung berlarian untuk segera membantu mereka. Sebaian dari mereka pergi untuk melaporkan kedatangan Sean dan Zea yg kini dalam keadaan miris.

Salah satu prajurit mendatangi Zeldric yg mencoba menenangkan istrinya. Prajurit tersebut segera bersujut di depan Zeldric dengan salah satu kakinya yg tertekuk. " Hormat hamba yang mulia Lord Zeldric? " kata prajurit tersebut yg di balas anggukkan kecil dari pria yg menyandang sebagai sang raja.

" Katakan! "

Zeldric berkata tegas dan prajurit itu segera berkata tanpa berbasa-basi karena takut rajanya marah. Prajurit tersebut menganggukkan kepalanya sembari berkata " Yang mulia hamba hanya memberikan laporan bahwa putri Zeana dan Lord Sean telah kembali namun kondisi putri Zeana sungguh tidak baik! " prajurit tersebut berkata dengan takut-takut karena Zeldric terlihat mengatupkan rahangnya.

Tanpa membalas perkataan prajutir tersebut, Zeldric segera menggendong tubuh istrinya dan secepat mungkin melesat menuju dimana putrinya berada. Mereka semua yg berada disana juga ikut melesat untuk melihat keadaan Zea yg katanya dalam kondisi tak baik. Tak lama kemudian, mereka tiba di ruangan Zea yg terbaring tak sadarkan diri dengan banyak luka di sekujur tubuhnya. Zeldric menatap tajam ke arah Sean, pria itu terlihat dalam keadaan buruk bahkan beberapa kali ia menarik rambutnya sendiri karena marah.

" Apa yg terjadi?! "

Raven bertanya membuat Sean yg kalut dengan pikirannya sendiri tersadar kembali. Sean menghela nafas berat, Sean baru saja ingin membuka suara namun tiba-tiba pria itu terjengkang kebelakang karena pukulan Zeldric yg cukup keras membuat Sean hampir saja terjatuh. Sean menggeram marah sembari mengusap ujung bibirnya yg mengeluarkan darah. Tentunya darah itu bukan berwarna merah seperti manusia karena Sean jelas bukanlah manusia, jadi darah yg keluar dari ujung bibirnya tentu saja berbeda.

" Shit! Aku tahu kau marah Ric tapi ku mohon tenangkan dirimu dan biarkan aku menjelaskan apa yg telah terjadi pada GA-DIS-KU. " kata Sean sembari menekankan kata GADISKU, agar mereka tahu bahwa tak hanya mereka saja yg khawatir dengan keadaan Zea yg terlihat mengenaskan.

" Katakan berengsek! " bentak Zeldric marah karena pria itu tak kuasa melihat istrinya yg kembali pingsan karena melihat putra dan putrinya dalam kondisi seperti ini namun Zeldric segera mendekap tubuh istrinya agar tak terjatuh.

Sean mengusap wajahnya gusar, pria itu melirik sekilas gadisnya yg terbaring tak sadarkan diri di ranjang dan disana juga telah ada tabib yg tengah mengobati luka gadisnya. Setelah itu , Sean mulai menceritakan awal mula dimana ia menemukan gadisnya dalam konsisi telungkup di atas rumput dan di kelilingi para vampire liar. Zeldric mengatupkan rahang saat mendengar cerita Sean, sebagai ayah tentu saja Zeldric marah dan seharusnya dialah yg menolong putrinya namun kondisi istrinya tai memungkinkan untuk Zeldric pergi.

" Arrgghh... kenapa jadi begini sih?! Harusnya kita memperkuat penjagaan agar tak terjadi hal yg tak di inginkan seperti ini. Belum lagi kita harus mencari sebuah cara untuk menemukan batu jiwa yg bisa mengembalikan keadaan Zee seperti semula dan kita juga belum mencari siapa yg melukai Zee dengan menggunakan mantra sihir terlarang yg membahayakan makhluk lain! " Lynn menggeram fruatasi, jelas mereka semua juga merasakan hal sama seperti Lynn namun mereka lebih memilih tak memikirkannya dan yg terpenting bagi mereka hanyalah masalah yg kini mereka hadapai.

Javier terlihat menggumamkan sebuah mantra dan tiba-tiba saja di tangannya muncul sebuah buku dengan ukiran aneh. Victor yg berdiri di samping Chelsea kini mengalihkan tatapannya ke arah buku yg di bawa Javier, matanya terlihat menajam tatkala ia tahu buku apa itu. Sebagai ras penyihir ia jelas mengetahui buku tersebut namun tidak bagi yg lain karena mereka jelas bukanlah penyihir. Ethan dan Raven hanya terdiam sembari menunggu penjelasan yg akan di lontarkan Javier. Zeldric tak memperdulikan apa yg tengah mereka bahas, pria itu memilih untuk mengangkat tubuh istrinya ke atas ranjang yg di tempati Zea.

Zeldric menghampiri mereka dan berkata. " Lebih baik membahas masalah ini di ruangan kita biasa berkumpul. " kata Zeldric tanpa menatap teman-temannya dan ia segera melesat menuju ruangan yg ia maksud, mereka semua jelas segera mengikuti langkah Zeldric.

" Jelaskan apa yg kau ketahui?! "

Zeldric berkata memecah suasana hening yg terjadi. Javier langsung saja menatap Zeldric dengan raut wajah gusar, ada hal yg di takuti Javier sehingga membuatnya ragu untuk mengatakan yg ia ketahui . Javier menatap Lorein dan Victor untuk meminta pendapat apakah ia harus mengatakannya, mereka berdua yg mengerti tatapan mata Javier langsung saja mengangguk.
Javier menghela nafas berat, pria itu tentu saja mengerti bahwa tak mudah untuk mencari batu jiwa tak bertuan.

" Kalian tahu bahwa ada banyak penyihir yg telah mencoba untuk mendapatkan batu jiwa tak bertuan itu, tentu salah satunya adalah aku dan Victor yg pernah mencobanya namun kami masih waras untuk tak mencari mati yg hanya akan berujung penyesalan. " jelas Javier, mereka memang mengetahui hal tersebut karena Victor dan Javier dulu mencoba mencari tahu sesuatu yg mereka curigai namun mereka menyadari bahaya yg mengancam mereka dan mereka lebih memilih untuk menghindari bahaya tersebut.

" Dan buku yg berada di tangan Javier itu adalah cara kita agar bisa menemukan batu jiwa tak bertuan, namun ketahuilah ada banyak bahaya yg menanti jika bersikeras untuk mencarinya. Mengertilah kita saat ini dalam kondisi terjepit akan dua pilihan yg menyangkut nyawa! " Victor berkata dengan nada suara putus asa. Pria itu sungguh dalam mood yg buruk untuk membahas cara mendapatkan batu jiwa tersebut.

" Apakah tak ada cara lain selain mencari batu jiwa tak bertuan? " lirih Chelsea dengan air mata yg telah jatuh membasahi wajahnya.
Ethan memeluk adiknya sembari mengusap-usap punggungnya agar Chelsea berhenti menangis.

" Ada cara selain menggunakan batu jiwa tak bertuan itu dan tentu saja resikonya terlalu berat. Jika kalian memilih cara selain menggunakan batu jiwa tersebut maka kalian bisa memohon pada pria yg telah merapalkan mantra terlarang itu pada Zee, hanya pria itulah yg mampu mengembalikan kondisinya seperti semula! " kata Javier membuat Chelsea semakin menangis. Bukankah sudah Javier katakan bahwa mereka memiliki dua pilihan sulit yg berbahaya.

" Tidak! Kita lebih baik mencari batu jiwa tak bertuan itu dari pada harus memohon kepada pria yg bahkan tak kita ketahui sama sekali, aku yakin pria itu pasti memiliki rencana terselubung. " kata Kimberly menolak pilihan yg di katakan Javier, Kimberly lebih memilih untuk mencari batu jiwa tak bertuan dari pada memohon kepada pria yg mungkin memiliki rencana licik terselubung.

" Namun jika kalian memutuskan mencari keberadaan batu jiwa tak bertuan tersebut maka tentu saja kalian harus mengerti bahaya apa yg telah menanti kalian dan tentu juga mengerti tentang tempat yg menjadi persembunyian batu jiwa tak bertuan itu. Kalian mengerti bukan dimana letak batu jiwa tak bertuan itu bersembunyi? " Javier menjelaskan resiko dan bertanya tentang tempat batu jiwa tersebut berada.

" Lembah kematian! " kata Raven yg duduk di samping Zeldric. Pria itu masih ingat perkataan Javier dan Victor tentang tempat dimana batu jiwa tak bertuan itu berada.

" Bodoh! Tentu saja kami masih mengingat perkataanmu tentang tempat dimana batu jiwa tersebut bersembunyi, lantas katakan apa yg kau ketahui tentang lembah itu dan jangan terus mendongengkan sesuatu yg membuat mataku ini semakin mengantuk! " ketus Leon kesal, sedari tadi pria itu terdiam sembari mendengarkan namun ia semakin kesal tatkala Javier atau Victor tak menjelaskannya secara to the poin.

" Siapa yg sedang mendongeng bodoh! Seharusnya kau diam saja tanpa bersuara karena tak ada yg membutuhkan suaramu di dalam permasalahan ini! " geram Victor marah dan sedangkan Javier telah bersiap melayangkan serangan yg membuat Leon tersenyum kikuk namun sedetik kemudian pria itu menggeram tatkala ia mengingat perkataan Victor yg mengejeknya.

" Haish! Bisakah kalian serius?! Oh ayolah masalah yg kita bahas jauh lebih penting dari masalah kalian. Lebih baik kita lanjutkan membahas masalah batu jiwa tak bertuan dan lembah kematian yg tertuda karena perdebatan konyol kalian bertiga! " kata Lynn kesal sembari memutar bola matanya jengkel. Terlihat guratan amarah yg tercetak di wajah cantik Lynn.

" Berhentilah bercanda bodoh! Kami berada disini bertujuan untuk mendengarkan penjelasan bukan perdebatan. " geram Ethan marah. Pria itu sedari tadi tengah serius mendengarkan penjelasan yg di lontaroan Javier dan Victor namun kedua pria itu kini justru mendebatkan hal yg tak penting bersama Leon. " Lanjutkan! " kata Ethan tegas membuat ketiga pria yg berdebat tadi kembali serius dan sedangkan Zeldric sedari tadi terdiam tanpa mengucapkan satu katapun.

" Ehem! Lembah kematian tentu bukanlah tempat yg cocok untuk makhluk seperti kita, tempat itu adalah tempat yg harus kita jauhi karena ada banyak predator yg berkeliaran disana dan makhluk sepeti kita yg menjadi makanan utama mereka. Kalian tahu bukan ada banyak mitos di dunia penuh teka-teki yg kita tempati ini dan salah satunya adalah lembah itu, katanya ada banyak manusia yg di kutuk menjadi monster dan di buang ke lembah tersebut. " jelas Javier membuat mereka tercekat.

" Karena itulah lembah tersebut di namakan lembah kematian, tak ada makhluk yg mampu membuat mereka takhluk. Makhluk seperti vampire, werewolf, penyihir dan manusia itulah makanan mereka. " Victor berkata sembari bergidik ngeri karena membayangkan hal yg mengerikan. " Ku dengar lembah itu adalah penjara untuk mereka selamanya dan makhluk itu tak akan mampu keluar dari sana namun kita yg berada di luar tempat tersebut mampu masuk. " lanjut Victor sembari memainkan dagunya sendiri.

" Siapa yg telah mengutuk mereka menjadi monster?! " kata Chelsea penuh keingin tahuan. Gadis itu baru saja menangis dan matanya terlihat sembab dengan hidung yg memerah. Victor menepuk kepala istrinya penuh kasih sayang, lalu Victor mengecup bibir Chelsea yg terlihat menggemasakan.

" Sayang, ribuan tahun yg lalu terdapat penyihir yg memiliki batu agung berwarna kehitaman, batu itu adalah batu kegelapan yg mampu meratakan alam semesta. Penyihir itu menggunakan batu hitam tersebut untuk mengutuk manusia yg berani menentang perintahnya namun kejayaan raja kejam tersebut berakhir di tangan istinya sendiri yg tak kuat melihat para manusia di perlakukan keji oleh suaminya. Istri raja tersebut mengambil batu hitam itu untuk membunuh suaminya, setelah itu ia meminta kepada batu itu agar menghilang selamanya dari dunia ini dan kemudian ia bunuh diri. "

Victor menjelaskan tentang mitos yg di dengarnya dari para leluhur terdahulu tentang batu hitam yg mengerikan. Para penyihir tahu akan cerita tersebut san termasuk juga Javier dengan istrinya. Ada beberapa batu penyihir yg sangat berbahaya namun hanya ada satu batu yg tak memiliki tuan dan tak mungkin untuk di dapatkan yaitu batu jiwa tak bertuan, batu jiwa tersebut berwarna hijau terang. Itu hanyalah mitos banyak orang yg belum mengetahui bentuk dari batu jiwa itu yg sebenarnya tapi mereka meyakini bahwa batu itu berwarna hijau.

" Lalu bagaimana caranya agar bisa menemukan batu jiwa itu? " tanya Sean to the poin, pria itu tak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi. Sean hanya ingin mengetahui cara mendapatkan batu jiwa tak bertuan itu agar Zea berhenti bersedih atau bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yg menimpa kakaknya demi melindungi dirinya dari musuh.

Javier menyodorkan buku yg ada di tangannya ke atas meja. Zeldric segera mengambil buku tersebut dan segera membaca isinya tanpa menunggu penjelasan yg mungkin di lontarkan Javier atau bahkan Victor. Zeldric terlihat mengernyit bingung saat pria itu membaca isi tulisan yg ada di buku tersebut. Ia sama sekali tak mengerti karena buku tersebut berisi tentang teka-teki untuk menemukan batu jiwa tak bertuan namun tentu saja tak mudah karena mereka haruslah memecahkan teka-teki dari buku petunjuk tersebut.

" Bacakan isinya untuk kami Ric?! " pinta Raven membuat Zeldric mengangguk mengerti dan segera membaca isi teka-teki yg terdapat di buku tersebut dengan lantang.

" Temukan aku yg bersembunyi di antara kegelapan hati, tunjukan cahaya kecil di hatimu yg akan menunjukkan jalan untuk dapat menemukanku, ikuti kata hatimu dan kendalikan iblis dalam dirimu. Kau pasti akan menemukanku berdiri di antara hitam dan putih yg tercipta dari jiwa para makhluk sepertimu.

Hanya jiwa suci yg tak tersentuh racun iblis mampu memancingku keluar dari persembunyian. Jangan mencariku menggunakan sebilah pedang berlumuran darah, carilah aku menggunakan kepingan kaca yg mampu memantulkan cahaya murni untuk menebas kegelapan.

Aku batu jiwa tak bertuan namun bukan berarti tak ada makhluk yg tak mampu meminta harapan tuk musnahkan kabut kegelapan dari jiwa yg terjebak. Temukan aku dan sebutkan permintaanmu, yg murni adalah kunci utama dari terwujudnya permintaanmu maka berhati-hatilah dalam memilih. "

" Apa maksudnya? " gumam Sean frustasi sembari mengacak-acak rambutnya sendiri, sedangkan yg lainnya hanya terdiam tanpa kata namun sorot mata mereka semua terlihat sama menyedihkannya.

Zeldric menggeram karena teka-teki petunjuk dari buku tersebut sungguh membuat kepalanya kini semakin pusing. Apa yg harus ia lakukan untuk memecahkan teka-teki dari buku tersebut yg begitu membingungkan. Tanpa mereka sadari seorang gadis sedari tadi menyimak pembicaraan mereka. Mereka semua menatap ke arah Zeldric, menunggu keputusan yg akan di ambil Zeldric namun pria itu tak kunjung mengeluarkan suara hingga membuat Ethan tak tahan lagi dan segera bertanya.

" Lalu apa yg harus kita lakukan dan siapa yg akan mencari batu tersebut? Keputusan berada di tanganmu Ric dan jangan berpikir terlalu lama karena kita semua yg ada disini menunggu jawabanmu. " Ethan berkata agar Zeldric sadar bahwa mereka semua menunggu keputusannya.

" Aku yg akan mencari batu itu dan jangan pernah menentang pilihanku atau aku tak akan sudi menjadi bagian dari keluarga LI-ON-CO-URT!!! " tegas suara gadis yg berdiri di ambang pintu, gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Zea. Gadis itu bersandar di pintu karena tubuhnya yg masih lemah membuatnya kesulitan berdiri. " Ku mohon biarkan aku menebus kesalahanku, dengan begitu aku bisa berhenti menyahkan diriku. "

Zea bersimpuh di hadapan banyak orang untuk memohon agar mereka semua membiarkan gadis itu pergi mencari batu jiwa tak bertuan yg mampu membuat kakaknya bangun. Zeldric dan Sean segera berlari ke arah Zea yg berjongkok dengan berlinangan air mata. Zeldric segera menarik putrinya ke dalam pelukan, pria itu memeluk erat tubuh putrinya sembari mengusap punggungnya agar gadis itu berhenti menangis.
Hatinya sakit melihat putrinya sampai memohon seperti ini agar ia membiarkannya pergi, setetes air mata jatuh membasahi wajah tampannya.

Sean mengusap kepala gadisnya dengan air mata yg tak mampu ia bedung, dunianya seakan runtuh saat melihat gadisnya bersimpuh di lantai, sedangkan yg lain juga menitihkan air matanya tak tega melihat keadaan Zea. Zea terlihat rapuh dan sangat menyedihkan, meski gadis itu dalam kondisi yg terluka namun tak membuatnya mengurungkan niat untuk tetap berusaha mencari cara agar Zee kembali kesedia kala, tak ada yg bisa menghalanginya termasuk Sean ataupun ayah dan ibunya.

" Pergilah bersama Sean mencari batu jiwa tak bertuan dan lekas kembali dalam keadaan selamat. Putri daddy tak boleh menyerah dalam keadaan apapun, berusaha lebih keras dan jangan menyerah itulah putriku yg sesungguhnya. " kata Zeldric membuat Zea terisak di dada bidang ayahnya. Gadis itu menangis histeris tatkala ayahnya memberikan izin untuknya meski Zeldric berat melepaskan putri yg sangat di sayanginya namun pria itu tak tega saat melihat putrinya bersimpuh di lantai hanya karena meminta izin pada dirinya.

●●●●🌷●●●●

Yeay satu chap lagi udah aku selesain, senangnya dan semoga kalian makin cinta sama ceritaku. Buat yg kangen ma bebeb Zee harap sabar yak soalnya masih dalam proses. Kalo baca jangan lupa kasih voment yak, selamat membaca.

Kecup-kecup cinta buat bebeb Zee 😗😍

》 Love You Readers ❤

Continue Reading

You'll Also Like

45.5K 2.9K 31
Musim dingin... aku sangat menyukai saat salju turun... Salju yang dingin membawa ku menemui sesuatu... ini anehh,, Apa Peri itu ada..?? Bagaimana d...
3K 239 20
Han Ji Pyeong Tak selamanya mimpi mu dibangun dengan bingkain kata kata indah. Kim Yoo Na / Lee Ji So Percayalah hanya dirimu tak akan adalah pilaha...
314K 21.7K 34
"Kau bersembunyi , aku akan mencarimu. Kau tersesat , aku akan menemukanmu. Kau pergi , aku akan menunggumu kembali. Saat mereka mencoba mengambil mu...
5.3K 1K 34
Kim Sohyun, pelajar SMA yatim piatu yang bekerja paruh waktu sebagai penjaga minimarket. Kehidupan gadis itu semakin suram dan kesulitan setiap harin...